Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN

“NUZULUL QUR’AN”

Dosen Mata Kuliah : Drs. Ahmad Khairul Badri, M.Pd.I

DI SUSUN OLEH :

DHERIL ARIANGGA

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH MALAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami kesehatan dan kelancaran
sehingga makalah ini selesai. Tak lupa sholawat serta salam teriring untuk Nabi
Besar kita yakni Habibana Wanabiana Muhammad SAW. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tahsin Al-quran yang bertema
“Tingkatan Bacaan Al-Qur’an Dan Lahn (Kesalahan)”.

Makalah ini sesungguhnya masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu kami
mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal shalih dan memberi manfaat untuk kita semua. Amin
yarabbal’alamiin.

Binjai, 11 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar .Belakang…........................................................................................1
B. Rumusan Makalah ......................................................................................2
C. Tujuan Makalah...........................................................................................2
BAB II ................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Pengertian Nuzulul Qur’an…………..........................................................2
B. Sejarah Nuzulul Qur’an………………………………..……………...…..4
C. Tahap-tahap proses turunnya Al-Qur’an…………….................................6
D. Hikmah dibalik turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur…………….7

BAB III ................................................................................................................. 11


PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ...........................................................................................11
B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al Quran merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna, terdiri dari 30


juz, 114 surat, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan
pengertian, Al Quran didefinisikan sebagai kalam Allah SWT yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril,
yang merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di
mushaf dan membacanya bernilai ibadah. Dalam memberikan definisi Al Quran ,
sengaja dicantumkan kata “yang merupakan mukjizat”, karena disinilah letak
keunggulan Al Quran dan membedakan dengan kitab-kitab lain yang diturunkan
kepada Nabi-nabi sebelumnya. Kitab suci Al Quran mengalami proses turun yang
disebut nuzulul quran sebanyak dua kali. Pertama, proses turunnya Al Quran dari
lauh mahfudz ke baitul izzah di langit dunia. Dalam proses ini Al Quran turun
secara global tepat pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. Kedua, proses
turunnya Al Quran dari baitul izzah di langit yang diterima Rasulullah SAW
melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari,
atau 23 tahun, 10 di Mekkah dan 13 di Madinah. Al Quran adalah sumber utama
ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al Quran bukan sekedar
memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, akan tetapi mengatur
hubungan manusia dengan manusia, (hablun minallah wahablun minannas) serta
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah)
diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al Quran dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.

Salah satu yang sangat dibanggakan oleh umat Islam dari dahulu hingga
sekarang adalah keontetikan Al Quran yang merupakan warisan islam terpenting
dan paling berharga yang tidak akan berubah dan akan selalu dijaga keasliannya.
Untuk mendapatkan jaminan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup
di dunia maupun di akhirat adalah melalui Al Quran. Oleh karena itu, semua umat
Islam harus berusaha belajar mengenal, membaca, mempelajari, dan
mengamalkan isi kandungan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana
Firman Allah SWT dalam QS. Al Hijr ayat 9: Artinya: “Sesungguhnya kamilah
yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya”.
(QS. Al Hijr: 9) Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk mempelajari Al
Quran dan mempelajarinya kepada generasi muslim selanjutnya. Karena di dalam
Al Quran terdapat kebahagiaan bagi manusia di dunia dan di akhirat, belajar Al

1
Quran dan mengajarkannya. Kaum muslimin, semenjak zaman Rasulullah
SAW, telah mengetahui pentingnya anjuran (mempelajari dan mengajarkan Al
Quran) ini. Maka mereka bersungguh-sungguh dalam membaca, menghafal,
memahami Al Quran dan mempraktikkan hukum-hukum yang dikandungnya.
Kemudian mereka mengajarkannya kepada selain mereka, dari kalangan Arab
ataupun kalangan asing. Dari usia anak-anak hingga dewasa. Di era ini,
masyarakat muslim secara khusus, orang tua, ulama, guru dituntut untuk memiliki
sifat isfag (sikap peduli, khawatir, dan prihatin terhadap kondisi dan dunia anak-
anak) sebagai generasi penerus.

Hal ini bertujuan untuk mengarahkan mereka akan sebuah keyakinan 3 bahwa
Allah SWT adalah Rabb (Tuhan) mereka dan Al Quran adalah
firmanNya,sehingga ruh Al Quran dapat bersemayam pada jiwa mereka,
cahayanya bersinar dalam mereka, indra mereka dan agar mereka menerima
akidah Al Quran sejak kecil dan tumbuh pikiranya, intelektualitas menjadi dewasa
atas kecintaan terhadap Al Quran.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari Nuzulul Qur’an

2. Bagaimana sejarah Nuzulul Qur’an

3. Bagaimana tahap-tahap proses turunnya Al-Qur’an

4. Apa Hikmah dibalik turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan Nuzulul Qur’an

2. Untuk mengetahui sejarah Nuzulul Qur’an

3. Untuk mengetahui tahap-tahap turunnya Al-Qur’an

4. Untuk mengetahui di balik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzulul Qur’an

Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata Nuzul dan Al-
Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan Al-Qur’an yaitu firman
allah yang telah diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW
dan membacanya adalah ibadah.

Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul
berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.1 Sedangkan
ٍّ ُ‫ الهُبُوْ طُ ِم ْن ُعل‬, meluncur
menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti ‫ق اِلَى َس ْف ٍل‬
atau turun dari atas ke bawah.2 Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul di ungkapkan
dalam penuturanya yang lain untuk pengertian perpindahannya sesuatu dari atas
ke bawah.3

Di dalam hubungannya dengan pembahasan Nuzulul Qur’an ini, kata MF. Zenrif
di dalam bukunya yang berjudul sintesis paradigma studi al-Qur’an, ada juga
pendapat yang memberikan alternatif dari problem teologis dengan memberikan
pengertian majaziy dari kata nuzul. Dalam hal ini nuzul diartikan penampakan al-
Qur’an ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu. Memang menurut
pandangan ini al-Qur’an bersifat Qodim, dalam pengertian sudah ada sebelum
adanya tempat dan waktu, akan tetapi keberadaanya ketika itu belum diketahui
atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’an pertama kali diterima Nabi saw,
ketika itu pula al-Qur’an menampakan diri. Oleh karenanya, inna anzalnahu fi
lailat al-qodr mempunyai pengertian: “sesungguhnya kami memulai
memperkenalkan kehadiran al-Qur’an pada malam al-Qodr”4

1
Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-
Malayyin, t.t.), hlm.342. (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).

Al-Raghib sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim (Beirut: Darul-Fikr, 1982),


hlm.824 (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).

Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Beirut: Darul-Fikr,
1988), hlm. 41. (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
2

3
B. Sejarah Nuzulul Qur’an

malam Nuzulul Quran merupakan malam di mana pertama kali kitab suci Alquran
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sejarah Nuzulul Quran ini jatuh pada
malam 17 Ramadan. Di mana, malaikat jibril mengirimkan wahyu kitab suci
Alquran kepada Nabi Muhammad di Gua Hira, ayitu sekitar 5 km dari kota
Makkah. Dikatakan bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu pertama tersebut
saat berusia 40 tahun. Ketika itu, tiba-tiba malaikat Jibril datang, memeluk dan
melepaskan Rasulullah SAW, sambil membawa wahyu yang dititipkan oleh
Allah. Pelukan tersebut dilakukan malaikat Jibril sebanyak tiga kali, sambil
berkata “Iqra!” yang artinya “Bacalah!”
Kemudian Rasulullah menjawab, “Aku tidak mengenal bacaan.”
Lalu malaikat Jibril melanjutkan dengan membaca surat Al Alaq ayat 1-5
yang berbunyi,

ِ ‫بِس ِْم ٱهَّلل ِ ٱلرَّحْ َم ٰـ ِن ٱلر‬


‫َّح ِيم‬
‫ق‬َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ َخل‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
ٍ ۚ َ‫ان ِم ْن َعل‬
‫ق‬ َ ‫ق ااْل ِ ْن َس‬ َ َ‫َخل‬
‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬ َ ُّ‫اِ ْق َرْأ َو َرب‬
‫الَّ ِذيْ َعلَّ َم ِب ْالقَلَ ۙ ِم‬

‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬


َ ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬

1) Mendapatkan Tanda Sebelum Turunnya Wahyu

Dalam sejarah Nuzulul Quran, juga diceritakan bahwa sebelum menerima wahyu
berupa Alquran, Nabi Muhammad SAW telah mendapatkan beberapa tanda atau
petunjuk dari Allah. Di antara tanda tersebut adalah berupa mimpi. Rasulullah

4
bermimpi kemudian terjadi suatu peristiwa di kehidupan nyata yang sama persis
dengan mimpi yang dialami Rasulullah.

Tanda lain sebelum datangnya wahyu Alquran, Rasulullah merasakan kesenangan


uzlah atau kesenangan menyepi. Tanda ini dirasakan menjelang turunnya wahyu
Alquran yang dibawa oleh malaikat Jibril. Penyataan ini didukung oleh riwayat
Imam Bukhari dari sayyidah Aisyah RA. Disebutkan bahwa bulan Ramadan
merupakan waktu turunnya Alquran. Hal ini juga tercantum dalam Surat Al
Baqarah ayat 185. Sementara itu, malaikat yang turun membawa wahyu, adalah
Ruh Amin atau Ruh Kudus, yang tidak lain adalah malaikat Jibril.

2) Turunnya Surat Al Alaq dan Al Muddatstsir

Dalam penjelasan singkat sejarah Nuzulul Quran tersebut, tentu muncul


pertanyaan surat mana yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad. Terdapat beberapa perbedaan pendapat ulama dalam menafsirkan
sejarah turunnya Alquran ini.

Sebagian ulama berpendapat bahwa surat Alquran yang pertama kali turun secara
lengkap adalah Surat Al Muddatstir. Sedangkan ayat yang pertama kali turun
secara lengkap adalah Surat Al Alaq ayat 1 – 5 seperti yang diucapkan malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Meski begitu, terdapat beberapa ulama yang berpendapat lain. Di mana sebagian
ulama meyakini wahyu yang pertama kali turun adalah Surat Al Fatihah yang
didukung dengan riwayat munqathi. Sementara sebagian ulama lainnya
berpendapat bahwa wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, adalah bacaan basmalah (bismillahir rahmanir rahim) karena
basmalah merupakan awal setiap surat Alquran.
Dalam hal ini, adanya perbedaan pendapat ulama memang tak dapat dipungkiri.
Sebab, setiap orang dapat menafsirkan hal yang berbeda sesuai dengan hadist
riwayat dan sumber lain yang dipakai. Sehingga tidak dapat dikatakan, pendapat
mana yang lebih benar dan mana yang salah. Di balik perbedaan pendapat
tersebut, tersirat pesan kebaikan yang didapatkan oleh seluruh umat muslim.
Bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca ayat-ayat dalam
kitab suci Alquran. Dalam kitab ini terdapat berbagai nilai-nilai kehidupan yang

5
bisa menjadi pedoman dan teladan untuk mendapatkan kehidupan dunia dan
akhirat yang baik.

C. Tahap-tahap proses turunnya Al-Quran

Menyambung pengertian tentang nuzulul qur’an diatas dalam


proses turunnya al-Qur’an ini sebenarnya pendapat ulama berbeda-beda,
tapi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

A. Pendapat pertama menyatakan bahwa al-qur’an diturunkan sekeligus.


Pandangan ini berdasarkan dalil-dalil:
“sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam
lailatul qadar” (QS.Al-Qadar: 1).

“sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Qur’an) pada suatu malam


yang diberjahi.” (QS.Al-Dukhan: 3).

B. Pendapat kedua melihat bahwa pendapat pertama ini bertentangan


dengan kenyataan historis yang menunjukan bahwa al-Qur’an
diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, oleh karenanya mayoritas
ulama berpendapat bahwa dua ayat tersebut menjelaskan awal mula
turunya al-Qur’an secara keseluruhan di bulan romadhon ke lauh
mahfudz, kemudian jibril as menurunkan al-Qur’an kepada nabi saw
sesuai kejadian dan peristiwa selama kurang lebih 23 tahun.5
Untuk memperjelas pendapat yang terakhir tadi kami juga
bersependapat bahwa al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur
yang terdiri dari 30 juz 6666 ayat dan 114 suroh, diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui perantaraan malaikat jibril selama 22 tahun 2 bulan
22 hari. Dalam proses pewahyuannya terdapat beberapa cara untuk
menyampaikan wahyu yang dibawa Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad, diantaranya6 :
5
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Hlm 2.

6
http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.

6
 Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini,
Nabi tidak melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah
berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: Ruhul
Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura).
 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi menjadi seorang lelaki yang
mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat
menghafal kata-kata itu.
 Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini
dirasakan paling berat bagi Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat,
meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi
terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika
Nabi sedang mengendarai unta.
 Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-
laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya (QS. an-Najm:13-14).

Adapun tahap tahap turunya al-qur’an ada 3 tahap, yaitu7 :

1. Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh


Mahfudh, yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya
secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-Buruj : 21-22.
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia,
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Penjelasan mengenai sejak kapan Al-Qur’an ditempatkan di Lauh


Mahfudh, dan bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal gaib yang
menjadi bagian keimanan dan tidak ada yang mampu mengetahuinya
selain dari Allah swt. Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan secara
sekaligus maupun secara keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua
argumentasi. Pertama: Karena lahirnya nash pada ayat 21-22 surah al-

7
http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html

7
Buruj tersebut tidak menunjukkan arti berangsur-angsur. Kedua: karena
rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur tidak
cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut. Dengan demikian turunnnya
Al-Qur’an pada tahap awal, yaitu di Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara
sekaligus dan tidak berangsur-angsur.

2. Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di


Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh
Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau
langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya
dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai
berikut dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 :
Artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan,
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar
dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul,
sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Ad-Dukhan 1-6).

Hadis riwayat Hakim dari Sa`id Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari Nabi
Muhammad saw bersabda: Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya
lalu diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, kemudian mulailah
Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw.

Hadis riwayat al-Nasa’i, Hakim dan Baihaki dari Ibnu Abbas ra. Beliau
berkata: Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada
malam Qadar, kemudian setelah itu diturunkan sedikit demi sedikit selama
duapuluh tahun.

3. Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia


langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-
Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya

8
diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-
Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan
melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut
dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32 sebagai berikut:
Artinya : Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke
dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan (Asy-Syu`ara’: 193-194).

Artinya : Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak


diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat
hatimu dengannya dan Kami (menurunkan) dan membacakannya
kelompok demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).

D. Hikmah dibalik turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur

Hikmah diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu


sangat banyak manfaatnya, baik bagi pribadi nabi Muhammad SAW,
masyarakat arab ketika masa Al-qur’an diturunkan maupun bagi umat
setelah masa sahabat8.

Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi


pribadi nabi Muhammad SAW adalah :

1. Menepis keraguan hati nabi Muhammad SAW akan kebenaran wahyu


yang diterimanya (QS.Yunus : 20).
2. Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi nabi Muhammad
SAW ketika lama tidak menerima wahyu.
3. Memberikan kekuatan kepada nabi Muhammad SAW dalam
menghadapi tekanan dan intimidasi orang-orang Quraisy9.
8
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Hlm 8-9.
9
Perhatikan QS. Yasin: 76 .

9
4. Meneguhkan hati nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-
kisah nabi sebelumnya10.
Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa al-Qur’an
diturunkan adalah untuk :

1. Mempermudah sahabat dalam menghafalkan, memamahami, dan


mengamalkan al-Qur’an.
2. Merubah tradisi secara bertahap sehingga tidak terjadi kejutan dan
loncatan tradisi yang dapat mengakibatkan masyarakat antipati
terhadap ajaran al-Qur’an.

Sementara manfaat turunya alqur’an berangsur-angsur bagi umat


setelah masa sahabat adalah untuk :

1. Memermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hukum.


2. Memepermudah mengetahui turunnya ayat al-qur’an sehingga dapat
diketahui mana ayat yang tergolong dalam makiyah dan yang
madaniyah.
3. Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.

10
Lihat QS. Hud: 120.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT


melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat,
pedoman dan petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30 juz 6666
ayat dan 114 suroh, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Adapun tahapannya yaitu : 1.) Al-Qur’an diturunkan atau


ditempatkan di Lauh Mahfudh, 2.) Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke
Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia), 3.) Al-Qur’an turun dari
Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam penurunan al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki


banyak manfaat baik bagi pribadi nabi Muhammad SAW, bagi sahabat dan
masyarakat saat masa al-Qur’an maupun bagi masyarakat setelah al-Qur’an.

B. Saran

11
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih
mengenali al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan kita terhadap al-
Qur’an, Kususnya pada pelajaran ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih
menikmatinya dengan nyaman karna telah berkenalan dengan al-Qur’an.
Demi kesempurnaan makalah ini Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

al-Isfahaniy, Al-Raghib. 1982. al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim. Beirut: Darul-


Fikr.

al-‘Azrqoni, Muhammad ‘Abd. 1988. Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I. Beirut:
Darul-Fikr.

ibn Zakariya, Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris. Maqoyis al-Lughoh. Beirut: Dar al-‘Ilm
Li al-Malayyin, t.t.

Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang Press.

Sumber lain

https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/

http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.

http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai