Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEMA-TEMA POKOK AL-QURAN


(KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. D.I ANSUSA PUTRA, LC, M.Hum

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD SUBHAN (804202003)

JURUSAN PEMIKIRAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


KONSENTRASI STUDI QUR’ANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kedudukan Al-Qur’an Dalam Kehidupan” dengan baik tanpa suatu
kendala apapun. Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal dengan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah
ini.
Meski saya telah menyus ] un makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan kritik dan saran yang konstruktif dari segenap pihak agar saya dapat
memperbaiki makalah selanjutnya. Demikian apa yang bisa dapat saya sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun yang mendengarnya.

Jambi, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Al-Qur’an ......................................................................... 3
B. Kedudukan dan Posisi Al-Qur’an dalam Kehidupan............................ 6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 9
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah
kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Di antara tujuan
utama diturunkannya Alquran adalah untuk menjadi pedoman manusia dalam
menata kehidupan mereka agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia maka Alquran
datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan, aturan-aturan,
prinsip- prinsip dan konsep- konsep, baik yang bersifat global maupun yang
terinci, yang ekplisit maupun yang implisit dalam berbagai persoalan
kehidupan.
Secara harfiah Qur’an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk
ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk AlQur’an sendiri lebih pada
kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil
cetakan. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada
Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara
bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-
Qur’an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan
banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-
batu dan dedaunan. AlQur‟an memiliki 114 surah dan sejumlah 6.236 ayat
(terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).
Jadi meskipun Alquran pada dasarnya adalah kitab keagamaan namun
pembicaraan- pembicaraannya dan kandungan isinya tidak terbatas pada
bidangbidang keagamaan semata. Ia meliputi berbagai aspek kehidupan
manusia. Alquran bukanlah kitab filsafat dan ilmu pengetahuan tetapi di
dalamnya dijumpai bahasan-bahasan mengenai persoalan filsafat dan ilmu
pengetahuan.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkana latar belakang diatas maka rumusan pada makalah ini
yaitu “Bagaimana Kedudukan Al-Qur’an dalam Kehidupan?”

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkana rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan pada
makalah ini yaitu “Untuk Mengetahui Bagaimana Kedudukan Al-Qur’an
dalam Kehidupan.”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an dari segi bahasa merupakan bentuk mashdar dari kata qaraa,
yang terambil dari wazan fu’lan, yang berarti “bacaan” atau apa yang tertulis
padanya, maqru, seperti terungkap dalam surah al-Qiyaamah (75) ayat 17-18.1
Abdul Wahab Khallaf menyatakan bahwa Al-Qur’anadalah Kalamullah yang
diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah SAW,
Muhammad ibn Abdullah, dalam bahasa Arab berikut maknanya yang benar,
untuk menjadi hujah (dalil) bagi Rasulullah, bahwa beliau itu utusan-Nya,
sebagai undangundang manusia, sebagai petunjuuk, sebagai pendekatan diri
kepada Allah dengan membacanya, dan dikodifikasi dalam satu mushaf,
dimulai dari surah Al-Faatihah dan diakhiri dengan surah An-Naas,
diriwayatkan secara mutawatir, secara tulisan, maupun lisan, terjaga dari
perubahan dan pergantian, dan sebagai pembenar.2
Al-Zarqani mendefinisikan Al-Qur’an adalah kalam yang bersifat
mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis dalam
mushaf, yang dinukilkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan
ibadah. Jadi, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril dan dituliskan di dalam
mushaf, dimulai dari surah alFaatihah dan diakhiri dengan surah an-naas serta
berniali ibadah membacanya. Al-Qur’an dalam kajian Ushul Fiqh merupakan
objek pertama dan utama pada kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu
hukum.
Karena kedudukan Al-Qur’an merupakan sumber utama dan pertama
bagi penetapan hukum dan merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Seseorang yang ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian, tindakan
pertama yang harus ia lakukan adalah mencari jawaban penyelesaiannya dari

1
Abdul Wahab Khallaf, Ilm Ushulal-Fiqh, (Jakarta: Maktabah al-Da‟wah al-Islamiyah Syabab al-
Azhar, 1990), hlm. 23
2
Muhammad Abdul Azhim al-Zarqani, Manahil al-„Irfan fi Ulum Al-Qur‟an, (Mesir: Isa al-Bab al-
Halabi) Juz I, hlm. 20

3
4

Al-Qur’an. Selama hukumnya dapat diselesaikan dengan AlQur’an, maka ia


tidak boleh mencari jawaban lain di luar Al-Qur’an. Selain itu, sesuai
Dengan kedudukan Al-Qur’ansebagai sumber utama atau pokok hukum
Islam, berarti Al-Qur’anitu menjadi sumber dari segala sumber hukum.
Karena itu, jika akan menggunakan sumber hukum lain di luar Al-Qur‟an,
maka harus sesuai dengan petunjuk Al-Qur’andan tidak boleh melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan AlQur‟an. Hal ini berarti bahwa sumber-
sumber hukum selain Al-Qur’antidak boleh menyalahi apa-apa yang telah
ditetapkan Al-Qur‟an.
Ayat pertama yang diturunkan adalah ayat 1-5 surah al-„Alaq. Adapun
ayat yang terakhir diturunkan ulama berbeda pendapat, dan dari sekian
pendapat ulama, pendapat yang lebih dipilih oleh Jalaluddin al-Suyuti (w. 911
H) seorag ahli ilmu AlQur‟an, dalam kitabnya al-Itqan fi Ulum Al-
Qur’anyang dinukilkan dari Ibn Abbas adalah ayat 281 surah al-Baqarah.3
Al-Qur’anditurunkan di Mekkah, tepatnya di Gua Hira pada 611 M, dan
berakhir di Madinah pada 633 M, dalam waktu yang cukup panjang, yaitu
selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Ada dua maksud turunnya Al-
Qur’ansecara berangsur yaitu:
1. Untuk kemantapan hati (tatsbit al-fuad), yaitu ketenangan dan kepuasan
rohani dalam menerima dan menjalankan Al-Qur‟an, baik bagi Nabi
pribadi maupun bagi umatnya. Kemantapan hati bagi Nabi ialah bahwa
turunnya Al-Qur’anitu merupakan hubungan langsung antara Nabi
dengan Tuhan. Selama peristiwa turunnya Al-Qur’anitu berlangsung
komunikasi langsung. Hal ini berarti bahwa sampai akhir hayatnya Nabi
selalu dalam komunikasi dengan Tuhan sehingga hatinya menjadi
mantap. Seandainya keseluruhan wahyu itu diturunkan sekaligus dalam
satu masa tertentu dalam masa hidup Nabi, maka komunikasi hanya
berlangsung dalam masa tertentu itu. Sedangkan kemantapan hati umat
dengan turunnya Al-Qur’ansecara berangsur dapat dilihat dari segi
bahwa hukum-hukum Allah yang ada dalam Al-Qur’anmeruapakan

3
Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Gramedia Digital, 2017) hlm. 79-80
5

sesuatu yang sudah membudaya dan meliputi semua bidang kehidupan,


maka tidak mudah melakukannya. Usaha mengubah suatu budaya
mungkin berjalan dengan baik bila dilakukan secara berangsur-angsur.
2. Dengan tujuan untuk tartil. Secara harfiah, tartil berarti membaca dengan
baik dan mudah. Prinsip tartil ini adalah bahwa Al-Qur’anturun kepada
suatu kaum yang pada umumnya adalah ummi atau tidak mampu
membaca dan menulis. Allah menghendaki ayat-ayat Al-Qur’an dapat
dihafal oleh umat dengan baik secara menyeluruh sehingga autentisitas
Al-Qur’andapat terjamin. Untuk memudahkan umat dalam menghafal
Al-Qur‟an, Allah menurunkan Al-Qur’ansedikit demi sedikit, secara
bertahap. Setiap kali ayat Al-Qur’anturun dalam jumlah tertentu, maka
umat mudah untuk menghafal dan membacanya.4
Secara garis besar hukum-hukum dalam Al-Qur’anitu dapat dibagi tiga
macam: Pertama, hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah SWT mengenai apa-apa yang harus diyakini dan yang harus dihindari
sehubungan dengan keyakinannya, seperti keharusan mengesakan Allah dan
larangan mempersekutukanNya. Hukum yang menyangkut keyakinan ini
disebut hukum i‟tikadiyah yang dikaji dalam “Ilmu Tauhid” atau
“Ushuluddin”. Kedua, hukum-hukum yang mengatur hubungan pergaulan
manusia mengenai sifat-sifat baik yang harus dimiliki dan sifat-sifat buruk
yang harus dijauhi dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum dalam bentuk ini
disebut hukum khuluqiyah yang kemudian dikembangkan dalam “Ilmu
Akhlak”. Ketiga, hukum-hukum yang menyangkut tindak-tanduk manusia
dan tingkah laku lahirnya dalam hubungan dengan Allah SWT dalam
hubungan dengan sesama manusia, dan dalam bentuk apaapa yang harus
dilakuka atau harus dijauhi. Hukum ini disebut hukum amaliyah yang
pembahasannya dikembangkan dalam “Ilmu Syariah”. Hukum amaliyah
tersebut, secara garis besar terbagi dua:
1. Hukum yang mengatur tingkah laku dan perbuatan lahiriah manusia
dalam hubungannya dengan Allah SWT. Seperti shalat, puasa, zakat, dan

4
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Yogyakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 59-61
6

haji. Hukum ini disebut hukum “ibadah dalam arti khusus‟, karena
muamalah pun sebenarnya termasuk ke dalam perbuatan ibadah bila
dilaksanakan sesuai dengan kehendak Allah.
2. Hukum-hukum yang mengatur tingkah laku lahiriah manusia dalam
hubungannya dengan manusia atau alam sekitarnya. Seperti jual-beli,
kawin, pembunuhan, dan lainnya. Hukum-hukum ini disebut hukum
“muamalah dalam arti umum‟, karena mencakup semua bentuk
pergaulan manusia dalam kehidupan bermayarakat.5

B. Kedudukan dan Posisi Al-Qur’an dalam Kehidupan


Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Qur‟an memuat informasi dasar
berbagai masalah termasuk informasi mengenai hukum, etika, science,
antariksa, kedokteran dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti
bahwa kandungan AlQur‟an bersifat luas dan luwes. Mayoritas kandungan
Al-Qur‟an merupakan dasar-dasar hukum dan pengetahuan, manusialah yang
berperan sekaligus bertugas menganalisa, merinci, dan membuat garis besar
kebenaran Al-Qur‟an agar dapat dijadikan sumber penyelesaian masalah
kehidupan manusia.
Pada zaman Rasulullah, sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-Qur‟an
dan As-Sunnah. Rasulullah selalu menunggu wahyu untuk menjelaskan
sebuah kasus tertentu, namun apabila wahyu tidak turun, maka beliau
menetapkan hukum tersebut melalui sabdanya, yang kemudian dikenal
dengan Hadits. Sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama, Al-
Qur‟an berperan penting dalam rangka penetapan hukum Islam terutama
setelah meninggalnya Rasulullah SAW. Seperti kita ketahui bahwa Al-
Qur‟an merupakan buku petunjuk (hidayah) bagi orang-orang yang bertakwa
yaitu orang-orang yang percaya kepada hal ghaib, yang mendirikan shalat,
yang menginfakkan sebagian rizki mereka, dan yang meyakini adanya
akhirat.
Selain itu kedudukan islam dalam kehidupan adalah sebagai berikut:

5
Ibid., hlm. 71
7

1. Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman


Disiplin ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:
a. Ilmu Tauhid (Teologi)
b. Ilmu Hukum
c. Ilmu Tasawuf
d. Ilmu Filasafat Islam
e. Ilmu Sejarah Islam
f. Ilmu Pendidikan Islam
2. Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT  yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah
wahyu  Allah; tidak ada satu kata pun yang  datang dari perkataan atau
pikiran Nabi.
3. Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar) arinya, Al-Qur’an merupakan
khabar yang di bawah nabi yang datang dari Allah dan di sebarkan kepada
manusia.
4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup), sudah seharusnya setiap Muslim
menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang di
hadapi.
5. Sebagai salah satu sebab masuknya orang arab ke agama Islam pada
zaman rasulallah dan masuknya orang-orang sekarang dan yang akan
datang.
6. Al-Quran sebagai suatu yang bersifat Abadi artinya, Al-Qur’an itu tidak
akan terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat baik itu sebagai
sumber hukum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.
7. 7. Al-Qur’an di nukil secara mutawattir artinya,  Al-Qur’an disampaikan
kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok   orang yang
tidak mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang
dan berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.
8. Al-Qur’an sebagai sumber hukum, seluruh mazhab sepakat Al-Qur’an
sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum, dalam kata lain bahwa
Al-Qur’an menempati posisi awal dari tertib sumber hukum dalam
berhujjah.
8

9. Al-Qur’an di sampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan artinya, baik


lafaz ataupun maknanya dari Allah SWT.
10. Al-Qur’an termaktub dalam Mushaf, artinya bahwa setiap wahyu Allah
yang lafaz dan maknanya berasal dari-Nya itu termaktub dalam Mushaf
(telah di bukukan).
11. Agama islam datang dengan al qur'annya membuka lebar-lebar mata
manusia agar mereka manyadari jati diri dan hakikat hidup di muka bumi.6

6
Talib, Safi Hasan Abu, Tatbiq al-Syari’ah al-Islamiyah fi al-Bilad al-Arabiyah, (Kairo : Dar al-
Nahdah al-Arabiyah. 1990) hlm. 63-64
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an dari segi bahasa merupakan bentuk mashdar dari kata qaraa,
yang terambil dari wazan fu’lan, yang berarti “bacaan” atau apa yang tertulis
padanya, maqru, seperti terungkap dalam surah al-Qiyaamah (75) ayat 17-18.
Al-Zarqani mendefinisikan Al-Qur’an adalah kalam yang bersifat mukjizat,
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis dalam mushaf,
yang dinukilkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah. Jadi,
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril dan dituliskan di dalam mushaf,
dimulai dari surah alFaatihah dan diakhiri dengan surah an-naas serta berniali
ibadah membacanya.
Sedangkan kedudukan al-Quran dalam kehidupan Sebagai sumber
hukum Islam yang pertama dan utama, Al-Qur‟an berperan penting dalam
rangka penetapan hukum Islam terutama setelah meninggalnya Rasulullah
SAW. Seperti kita ketahui bahwa Al-Qur‟an merupakan buku petunjuk
(hidayah) bagi orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang percaya
kepada hal ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rizki
mereka, dan yang meyakini adanya akhirat.

B. Saran
1. Bagi mahasiawa pascasarjana UIN STS Jambi
Diharapkan bagi mahasiawa pascasarjana UIN STS Jambi untuk dapat
memberikan kritik dan saran kepada penulis agar bisa memperbaiki
makalah ini kedepannya.
2. Bagi Perapustakaan UIN STS Jambi
Diharapkan agar dapat menambah lebih banyak referensi atau sumber
bacaan mengenai Kedudukan Al-Qur’an dalam Kehidupan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Khallaf ‘Ilm Ushulal-Fiqh, (Jakarta: Maktabah al-Da‟wah al-
Islamiyah Syabab al-Azhar, 1990)

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Yogyakarta: Kencana Prenada Media Group,


2011)

Muhammad, Abdul A, Manahil al-„Irfan fi Ulum Al-Qur‟an, (Mesir: Isa al-Bab


al-Halabi)

Muhammad, Zein S, Ushul Fiqh, (Jakarta: Gramedia Digital, 2017)

Abu, Talib S, Tatbiq al-Syari’ah al-Islamiyah fi al-Bilad al-Arabiyah, (Kairo :


Dar al-Nahdah al-Arabiyah. 1990)

10

Anda mungkin juga menyukai