DOSEN PENGAMPU:
Dr. Dr. ABDUL HALIM, M.Ag
Dr. EDY KUSNADI, M.Phil
DISUSUN OLEH:
ADE BASTIA EKA PUTRI
NIM : 801210014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................ 3
A. Biografi Fazlur Rahman .................................................. 3
B. Konsep Pemikiran Fazlur Rahman Mengenai Modrenisasi Islam 5
C. Pengaruh dari Konsep Pemikiran Fazlur Rahman Mengenai
Modrenisasi Islam ....................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................... 13
B. Saran ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fazlur Rahman adalah seorang cendikia muslim yang memposisikan dirinya
pada barisan Neomodernis, mengawali sepak terjangnya dalam bagian pemikiran
Islam di era kontemporer dengan merasakan kegelisahan akademik. Sebagai tokoh
pembaharu Islam, Fazlur Rahman mempunyai gambaran tentang perjalanan sejarah
pendidikan. Ia pun turut serta dalam melihat fenomena kegagalan pemaknaan Al-
Qur’an dan Sunnah oleh sebagian umat Islam. Bersumber dari itu, kritik
tradionalisasi ilmu dalam sejarah Islam ia lantunkan dengan gaya pemikiran
Neomodernisme-nya. Berawal dari pandangan yang demikian, Fazlur Rahman
menekankan pentingnya etika yang dipetik dari Al-Qur’an untuk dijadikan sebagai
landasan pengembangan pemikiran dan praktik pendidikan. Fazlur Rahman juga
berpartisipasi dalam menformat strategi, tujuan, metode dan kurikulum pendidikan
Islam yang up to date.
Kemampuan untuk memadukan hal-hal lama (tradisi) dan bentuk baru dimasa
sekarang (modern) memang menjadi titik terang kemampuan Fazlur Rahman.
Potensi yang dimilikinya ini menjadikannya cukup mudah untuk memberikan
penjelasan tentang pemikiran islam klasik dan modren. Ia juga menggariskan
tentang urgensi jihad intelektual. Jihad atau usaha intelektual, termasuk unsur
intelektual dari kedua hal (yang lampau dan sekarang). Secara teknis disebut ijtihad
yang berarti upaya untuk memahami makna dari suatu teks di masa lampau, yang
mempunyai suatu aturan, dan mengubah aturan tersebut dengan memperluas dan
membatasi ataupun memodifikasinya dengan cara sedemikian rupa hingga situasi
baru dapat dicakup di dalamnya dengan suatu solusi yang baru. Oleh sebab itu, pada
makalah ini penulis akan membahas mengenai modernisme islam (fazlur rahman)
pemikiran serta pengaruhnya.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja isi biografi dari Fazlur Rahman?
2. Bagaimana konsep pemikiran Fazlur Rahman mengenai modrenisasi islam?
3. Bagaimana pengaruhnya dari konsep pemikiran Fazlur Rahman mengenai
modrenisasi islam?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan tentang biografi dari Fazlur Rahman.
2. Menjelaskan tentang konsep pemikiran Fazlur Rahman mengenai modrenisasi
islam.
3. Menjelaskan tentang pengaruhnya dari konsep pemikiran Fazlur Rahman
mengenai modrenisasi islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Fazlur Rahman
Fazlur Rahman dilahirkan Tanggal 21 September 1919 yang letaknya di Hazara
sebelum terpecahnya India, kini merupakan bagian dari Pakistan. Fazlur Rahman
di besarkan dalam mazhab Hanafi. Dengan demikian tidak dapat di pungkiri Fazlur
Rahman juga seorang rasionalis di dalam berfikirnya, meskipun ia mendasarkan
semua pemikirannya pada al-Qur’an dan sunnah. Fazlur Rahman dilahirkan dari
keluarga miskin yang taat pada agama. Ketika hendak mencapai usia 10 tahun ia
sudah hafal al-Qur’an walaupun ia di besarkan dalam keluarga yang mempunyai
pemikiran tradisional akan tetapi ia tidak seperti pemikir tradisional yang menolak
pemikiran modern, bahkan Ayahnya berkeyakinan bahwa Islam harus memandang
modernitas sebagai tantangan dan kesempurnaan1.
Ayahnya Maulana Shihabudin adalah alumni dari sekolah menengah terkemuka
di India, Darul Ulum Deoband. Meskipun Fazlur Rahman tidak belajar di Darul
Ulum, ia menguasai kurikulum Dares Nijami yang di tawarkan di lembaga tersebut
dalam kajian privat dengan Ayahnya, ini melengkapi latar belakangnya dalam
memahami Islam tradisional dengan perhatian khusus pada Fikih, Ilmu Kalam,
Hadits, Tafsir, Mantiq, dan Filsafat. Setelah mempelajari ilmu-ilmu dasar ini, ia
melanjutkan ke Punjab University di Lahore dimana ia lulus dengan penghargaan
untuk bahasa Arabnya dan di sana juga ia mendapatkan gelar MA-nya. Pada tahun
1946 ia pergi ke Oxford dengan mempersiapkan disertasi dengan Psikologi Ibnu
Sina di bawah pengawasan professor Simon Van Den Berg dan di sanalah ia
memperoleh gelar P.hd secara akademis. Setelah di Oxford ia mengajar bahasa
Persia dan Filsafat Islam di Durham University Kanada dari tahun 1950-1958. Ia
meninggalkan Inggris untuk menjadi Associate Professor pada kajian Islam di
Institute Of Islamic Studies Mc. Gill University Kanada di Montreal. Dimana dia
menjabat sebagai Associate Professor Of Philosophy.
1
A Ajahari, Pemikiran Fazlur Rahman Dan Muhammad Arkoun. Jurnal Studi Agama dan
Masyarakat: Volume 12, Nomor 2, Desember 2016. h. 39.
3
4
Pada awal tahun 1960-an Fazlur Rahman kembali ke Pakistan. Pada bulan
Agustus 1946. Rahman kemudian di tunjuk sebagai Direktur Riset Islam, setelah
sebelumnya menjabat sebagai staf lembaga tersebut. Selain menjabat sebagai
Direktur Lembaga Riset Islam, pada tahun 1964 ia di tunjuk sebagai anggota dewan
penasehat Ideologi Pemerintah Pakistan. Namun usaha Fazlur Rahman sebagai
seorang pemikir modern di tentang keras oleh para ulama tradisional-
fundamentalis.
Puncak dari segala kontroversialnya memuncak ketika 2 bab karya
momumentalnya, Islam (1966) yang diterjemahkan dalam bahasa Urdu dan di
publikasikan pada 1967 dalam jurnal bahasa Urdu Lembaga Riset Islam,
FikruNazr, dengan pernyataan Rahman dalam buku tesebut “Bahwa Al-Qur’an itu
secara keseluruhan adalah kalam Allah dan dalam pengertian biasa juga seluruhnya
merupakan perkataan Nabi Muhammad”. sehingga Fazlur Rahman di anggap orang
yang memungkiri Al-Qur’an kemudian pada 5 September 1986 ia mengundurkan
diri dari jabatan Direktur lembaga Riset Islam yang langsung di kabulkan oleh
Ayyub Khan.
Ada beberapa faktor yang secara garis besar yang dapat menjelaskan terjadinya
kontroversi dan beberapa kalangan oposisi terhadap Fazlur Rahman di Pakistan
serta pengunduran dirinya selaku Direktur Lembaga Riset Islam. Para Ulama
tradisionalis dan fundamentalis Pakistan yang sangat setia sepertinya tidak akan
pernah memaafkan Fazlur Rahman karena mendapat pendidikan keislaman di Barat
dan berhubungan dengan Barat. Lantaran alasan ini pulalah, mereka tidak pernah
merestui penunjukan Fazlur Rahman selaku Direktur Lembaga Riset Islam. Bagi
mereka kalangan fundamentalis jabatan itu adalah hak privilese eksklusif seorang
alim yang terdidik secara tradisional. Di samping itu pula gagasan-gagasan
pembaharuan yang di kemukakan Rahman tampak tidak “umum”, serta
menyudutkan kalangan tradisionalis dan fundamentalis Pakistan. Kontroversi-
kontroversi yang muncul dari gagasan Rahman selain telah menimbulkan ketidak
senangan kalangan pemerintahan tertentu yang memandangnya sebagai borok
5
2
Hadi Prayitno, dkk, Konsep Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Modernisasi Pendidikan Islam
dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan
Islam: Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019.h.19.
6
3
Fazlur Rahman, Islam Dan Modernitas Tantangan Trasformasi Intelektual, Bandung:
Pustaka,1985), h. 85.
9
4
Sri Wahyuni, Fazlur Rahman Dan Pembaharuan Pendidikan Islam. Tesis. (Universitas Raden
Lampung: Lampung, 2019),h.29-30.
11
salah satu aspek dari operasionalisasi metode tafsirnya dan juga telah digarapnya
pada masa ini.
Suatu metodologi yang saksama untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur’an
ada beberapa kriteria:
a. Suatu pendekatan historis dan jujur yang serius dan jujur, harus menemukan
makna teks Al-Qur’an. Aspek metafisis yang diajarkan Al-Qur’an mungkin
tidak menyediakan dirinya dengan mudah untuk dikenakan terapi historis.
Tetapi bagian sosiologinya pasti menyediakan dirinya. Al-Qur’an harus
dipahami dalam tatanan kronologisnya. Mengawali dengan pemeriksaan
terhadap bagian-bagian wahyu yang paling awal akan memberikan suatu
persepsi yang cukup akurat tentang dorongan dasar dari gerakan Islam.
Sebagaimana yang dibedakan dari ketetapan-ketetapan dan pranata-pranata
yang dibangun belakangan. Dan demikianlah seseorang harus mengikuti
tentang Al-Qur’an sepanjang karier dan perjuangan Muhammad. Metode
historis ini akan banyak menyelamatkan kita ekstravagan dan artifisial
penafsiran terhadap Al-Qur’an di kalangan kaum modernisme. Di samping
menetapkan makna rincian nya, metode ini juga akan menunjukkan secara jelas
makna keseluruhan dari pesan Al-Qur’an dalam suatu cara yang sistematis dan
koheren.
b. Kemudian orang yang telah siap untuk membedakan ketetapan legal Al-Qur’an
dan saran-saran serta tujuan yang sesuai hukum-hukum ini diharapkan untuk
mengabdi kepadanya. Sekali lagi, seseorang berhadapan dengan bahaya
subyektifitas, tetapi hal ini juga dapat direduksi hingga batas minimum dengan
menggunakan Al-Qur’an. Sudah terlalu sering diabaikan oleh kalangan non
Muslim maupun kaum Muslimin sendiri bahwa Al-Qur’an biasanya
memberikan alasan bagi pernyataan-pernyataan legal yang spesifik.
c. Sasaran-sasaran Al-Qur’an harus dipahami dan ditetapkan, dengan tetap
memberi perhatian sepenuhnya terhadap latar sosiologisnya, yakni lingkungan
di mana Nabi bergerak dan bekerja. Hal ini akan mengakhiri penafsiran-
penafsiran Al-Qur’an yang subyektif. Baik oleh kalangan mufasir abad
pertengahan atau modern, meskipun penafsiran-penafsiran ini tampak koheren
12
13
sendiri, secara yakin terdapat berbagai nuansa dari beberapa pandangan ini, dan
posisi-posisi “tengah”.
Kedua Pandangan akan mendorong suatu sikap yang “dualistik” dan pada
akhirnya akan menghasilkan kondisi pikiran yang “sekuler” yakni suatu dualitas
kepada agama dan urusan dunia. Pendekatan yang pertama diyakini Fazlur Rahman
sebagai jawaban yang tepat problem modernisasi dalam Islam. Kedua pandangan
ini digunakan untuk memutuskan dan memberikan arahan untuk lebih memperjelas
masalah.
Pengaruh dari konsep pemikiran Fazlur Rahman mengenai modrenisasi islam
yaitu modrenisasi islam dibidang pendidikan yaitu membentuk watak pelajar-
pelajar atau mahasiswa-mahasiswa dengan nilai Islam dalam kehidupan individu
dan masyarakat dan untuk memungkinkan para ahli yang berpendidikan modern
memahami bidang kajian masing-masing dengan nilai-nilai Islam pada perangkat
yang lebih tinggi dengan menggunakan perspektif Islam. Hal ini mengandung arti
bahwa pembentukan watak dengan nilai-nilai Islam yang secara wajar dilakukan
terutama pada pendidikan tingkat pertama ketika pelajar-pelajar masih dalam usia
muda dan mudah menerima kesan. Sedangkan pengaruh modrenisasi islam di
bidang metodologi tafsir Fazlur Rahman menyebutkan bawa “ideal moral” yang
ditunjukkan oleh Al-Quran lebih pantas diterapkan ketimbang ketentuan legal
spesifiknya. Misalnya dalam kasus poligami dan perbudakan Fazlur Rahman
mengungkapkan bahwa, “ideal moral” yang dituju Al-Qur’an adalah monogami
dan emansipasi budak, sementara penerimaan Al-Qur’an terhadap kedua pranata
tersebut secara legal dikarenakan “kemustahilan” untuk menghapusnya dalam
seketika. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi selaras dengan situasi kontemporernya sesuai
dengan “ideal moral” yang di tuju kedua sumber ajaran Islam tersebut.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata kesempurnaan, ke depannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah. Untuk itu bisa beri
kritik dan saran yang membangun agar kedepan nya lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua baik penulis maupun pendengar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ajahari, A. 2016. Pemikiran Fazlur Rahman Dan Muhammad Arkoun. Jurnal Studi
Agama dan Masyarakat: Volume 12, Nomor 2, Desember 2016. Diakses
pada tanggal 30 September 2021 melalui https://media.neliti.com.
Prayitno, Hadi, dkk. 2019. Konsep Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Modernisasi
Pendidikan Islam dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Di
Indonesia. Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam: Volume 2 Nomor
2 Agustus 2019 diakses pada tanggal 30 September 2021 melalui
http://jurnal.unissula.ac.id.
Rahman, Fazlur. 1985. Islam Dan Modernitas Tantangan Trasformasi Intelektual.
Bandung: Pustaka.
Wahyuni, Sri. 2019. Fazlur Rahman Dan Pembaharuan Pendidikan Islam. Tesis.
Universitas Raden Lampung: Lampung. Diakses pada tanggal 30
September 2021 melalui http://repository.radenintan.ac.id.
15