Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FALSAFAH AL-TAKWIL

Tentang

Fazlur Rahman (Biografi, Karya, Teori Double Movement)

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Siti Nur Adzillah 2115050017

Muhammad Ridho Illahi 2115050036

Shofiyyah Azizah 2115050091

Dosen Pengampu:

Dr. Ilhamni, Lc. MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah ‫ ﷻ‬yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Falsafah al-Takwil ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak dapat menyeleseikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda kita
yaitu Nabi besar Muhammad ‫ ﷺ‬yang kita nanti-nanti syafa’atnya diakhirat nanti.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan


terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan Saran pembaca
demi kesempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, 28 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Fazlur Rahman .................................................................................3


B. Karya-Karya Fazlur Rahman .........................................................................6
C. Teori Double Movement Fazlur Rahman .......................................................7
D. Contoh Teori Double Movement ....................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Kritik dan Saran .............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fazlur Rahman merupakan seorang pemikir neo-modernisme Islam


yang ingin mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam dalam suatu kerangka
yang utuh dan kokoh, dimana antara aspek yang satu dan yang lainnya
saling berkaitan. Melalui pendekatan ini, ia menginginkan agar Al-Quran
dipahami secara integral dan totalitas, sehingga hal-hal yang dianggap
bertentangan tidak ada lagi. Upaya ini merupakan obsesinya agar manusia
bisa menangkap pesan-pesan Al-Qur’an secara holistik. Dari pembedaan
ini, Fazlur Rahman mengadakan rekontruksi terhadap keilmuan Islam
secara menyeluruh. Rekontruksi yang ia lakukan merujuk kepada Islam
yang orisinal dan pasti. Untuk itu, ia menyarankan agar Al-Qur’an sebagai
sumber utama agama Islam perlu ditafsirkan secara menyeluruh dan bukan
menafsirkannya berdasarkan ayat per ayat yaitu penafsiran yang mampu
memahami Al-Qur’an secara utuh, sehingga aspek teologis, hukum, politik
maupun etika dalam ajaran Al-Qur’an menjadi satu keseluruhan yang
padu.
Fazlur Rahman mempunyai gagasan untuk menjadikan al-Qur’an
universal dan fleksibel. Al-Qur’an tidak dipahami secara atomistik atau
parsial, akan tetapi harus dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh
sehingga menghasilkan makna dan penjelasan yang jelas. Untuk mencapai
tujuan tersebut Rahman merumuskan suatu metode logis, kritis dan
komprehensif, yaitu berupa hermeneutika double movement.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Fazlur Rahman?
2. Apa Saja Karya-Karya Fazlur Rahman?
3. Bagaimana Teori Double Movement Fazlur Rahman?
4. Apa Contoh dari Teori Double Movement?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Biografi Fazlur Rahman.
2. Mengetahui Karya-Karya Fazlur Rahman.
3. Menjelaskan Teori Double Movement Fazlur Rahman.
4. Mengetahui Contoh dari Teori Double Movement.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Fazlur Rahman

Fazlur Rahman Malik atau biasa dikenal dengan Fazlur


Rahman lahir di daerah Hazara yang berada di barat laut Pakistan
pada 21 Septembar 1919 dan beliau wafat pada 26 Juli 1988, dia
lahir dan tumbuh besar di daerah Barat Laut Pakistan. Ia
dibesarkan dalam Mazhab Hanafi yang dikenal dengan mazhab
yang mengedepankan rasio. Daerah ini telah melahirkan banyak
pemikir dunia di antaranya Shah Waliyullah al-Dahlawi, Sayyid
Khan, Amir Ali dan dan juga Muhammad Iqbal. Mereka juga ikut
membentuk kepribadian Rahman.1

Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga muslim yang taat


dan mempraktekkan ajaran fundamental islam. Selain itu, keluarga
nya adalah keluarga yang berpendidikan. Ayahnya bernama
Maulana Syahab al-Din adalah seorang ulama tradisional
bermazhab hanafi. Ia dibesarkan dalam sebuah keluarga religius
berbasis madzab hanafi yang merupakan sebuah madzab sunni
yang bercorak lebih rasionalistik dibandingkan tiga madzab sunni
lainnya yaitu Maliki, Syafii, dan Hanbali. Semasa kecilnya, Fazlur
Rahman dikenal memiliki kecerdasan yang luar biasa, bahkan ia
sudah hafal al-Qur’an ketika usianya 10 tahun. Ia juga sudah
terampil dan terbiasa melaksanakan salat, puasa, tanpa pernah
meninggalkannya. Dari ayahnya, Maulana Shihab al-Din, ia
banyak mendapatkan pendidikan kajian bidang tafsir, hadis, fiqh
dan lain sebagainya. Sedangkan bersama ibunya, Fazlur Rahman

1
Muhammad Labib Syauqi, “Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman
Dan Signifikansinya Terhadap Penafsiran Kontekstual Al-Qur'an,” Rausyan Fikr: Jurnal
Ilmu Studi Ushuluddin Dan Filsafat 18, no. 2 (25 Oktober 2022): hlm. 193.

3
mendapatkan pelajaran berharga tentang nilai-nilai kebenaran,
cinta kasih, dan kesetiaan.2

Setelah menamatkan sekolah menengah, pada tahun 1933


M. Rahman mengambil studi bidang sastra Arab di Departemen
Ketimuran pada Universitas Punjab, Lahore. Pada tahun 1940 M.,
Rahman berhasil menyelesaikan studinya dan menyandang gelar
Bachelor of Art. Gelar Master untuk jurusan ketimuran juga
diraihnya di universitas yang sama pada tahun 1942 M.
Selanjutnya pada tahun 1946 M. Rahman melanjutkan studi
doktoralnya ke Oxford University, dan berhasil meraih Philosophy
Doctor (Ph.D) pada tahun 1951 M melalui disertasi tentang Ibn
Sina. Selain itu, Rahman juga giat mempelajari bahasa-bahasa
asing. Setidaknya ia menguasai bahasa Latin, Yunani, Inggris,
Perancis, Jerman, Turki, Persia, Arab dan Urdu. Setelah
menyelesaikan studi doktoralnya, ia mengajar beberapa saat di
Durham University, Inggris, dan kemudian menjabat sebagai
Associate Professor of Philosophy di Islamic Studies, McGill
University, Kanada.

Sekembalinya ke Pakistan, ia diangkat sebagai direktur


pada Institute of Islamic Research pada Agustus 1962 M. Pada
tahun 1964 M, ia juga diangkat sebagai anggota Advisory Council
of Islamic Ideology (Dewan Penasehat Ideologi Islam) pemerintah
Pakistan. Lembaga Islam tersebut bertujuan untuk menafsirkan
Islam dalam term-term rasional dan ilmiah dalam rangka
menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat modern yang
progresif. Sedangkan Dewan Penasehat Ideologi Islam yang
merupakan lembaga pembuat kebijakan tertinggi di Pakistan
bertugas meninjau seluruh hukum baik yang sudah maupun belum
2
Anas Rohman, “Pemikiran Fazlur Rahman Dalam Kajian Qur'an-Hadis (Telaah
Kritis),” Jurnal PROGRESS: Wahana Kreativitas dan Intelektualitas 8, no. 1 (28 Juni
2020): hlm. 125.

4
ditetapkan, dengan tujuan menyelaraskannya dengan al-Qur’an dan
Sunnah. Kedua lembaga ini memiliki hubungan kerja yang erat,
karena Dewan Penasehat bisa meminta lembaga riset untuk
mengumpulkan bahan-bahan dan mengajukan saran mengenai
rancangan undang-undang. Karena tugas yang diemban oleh kedua
lembaga inilah, Rahman intens dalam usaha-usaha menafsirkan
kembali Islam untuk menjawab tantangan-tantangan masa itu.

Sejak menjabat di kedua lembaga tersebut, Rahman mulai


aktif menampilkan pemikirannya dalam pembaruan, yakni
kebangkitan Islam dengan visi al-Qur’an. Ia meniai bahwa
kesenjangan antara Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Islam
dengan realitas sejarah telah melebar terlalu jauh. Oleh karena itu,
perlu digabung kembali dan dijalin dengan erat melalui suatu usaha
yang sistematis dan menyeluruh. Adapun majalah Islamic Studies
milik Lembaga Riset Islam Pakistan ia jadikan sebagai sarana
mempublikasikan gagasannya tersebut.

Pada masa selanjutnya, Rahman dianugerahi gelar sebagai


guru besar untuk pemikiran Islam pada Department of Near
Eastern Language and Civilization di Universitas Chicago. Tempat
ini pula yang akhirnya menjadi tempat persinggahan terakhirnya,
hingga wafat pada 26 Juli 1988 M. Di antara berbagai kehormatan
dan anugerah yang diterimanya, yang paling fenomenal adalah ia
menjadi Muslim pertama penerima medali Giorgio Levi Della
Vida. Medali tersebut melambangkan puncak prestasi dalam
bidang studi peradaban Islam yang diberikan oleh Gustave E. Von
Grunebaum Center for Near Eastern Studies UCLA.3

3
Adib Hamzawi, “Elastisitas Hukum Islam; Kajian Teori Double Movement
Fazlur Rahman,” INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, Dan Kebudayaan 2,
no. 2 (11 September 2016): hlm. 4-5.

5
B. Karya-Karya Fazlur Rahman
Adapun karya-karya yang dicetuskan oleh Fazlur Rahman
diantaranya:
a. Prophecy in Islam: Philosophy and Orthodoxy, yang
diterbitkan oleh George Allen and Unwire Ltd, London pada
tahun 1958. Dalam buku ini, ia membandingkan antara
pandangan kaum filosof dan ahli kalam atau teolog ortodoks
mengenai konsep kenabian dan wahyu.
b. Karya Fazlur Rahman bersifat historis adalah bukunya yang
berjudul Islamic Methodology in History, yang pada mulanya
ditulis dalam bentuk artikel-artikel yang dipublikasikan dalam
jurnal Islamic Studies, mulai bulan Maret 1962 sampai juni
1963 ketika ia di Pakistan. Karya ini bertujuan untuk
memperlihatkan evolusi historis terhadap aplikasi prinsip-
prinsip dasar pemikiran Islam yang empat: al-Qur’an, Sunnah,
ijtihad, dan ijma’ yang menjadi kerangka bagi semua pemikiran
Islam dan untuk menunjukkan peran aktual keempat unsur
tersebut dalam perkembangan Islam.
c. Buku Fazlur Rahman yang lain yang berjudul “Islam”, ia
berusaha menjadikan Islam sebagai agama yang hidup melalui
pembedaan antara yang normatif dan historis. Buku ini
diterbitkan pertama kali tahun 1966 oleh Holt, Rinehart dan
Winson. Pada tahun 1968, kembali diterbitkan pada edisi The
Anchor Book tanpa ada perubahan. Kemudian pada tahun 1979
terbit edisi kedua yang diberi tambahan epilog. Dalam buku ini,
Fazlur Rahman menyajikan perkembangan Islam selama empat
belas abad perjalanan sejarahnya. la mengawali bahasannya
dari sejarah Nabi Muhammad, kemudian dilanjutkan tentang
al-Qur’an, sunnah, hukum, teologi, filsafat, sufisme, sekte-
sekte, pendidikan, serta gerakan pembaharuan, dan kemudian
diakhiri dengan analisis kritis terhadap warisan Islam.

6
d. Setelah menulis tentang Ibn Sina pada awal kehidupan
intelektualnya, Fazlur Rahman kemudian melahirkan karya
berjudul The Philosophy of Mulla Shadra. Melalui buku yang
diterbitkan pertama kali oleh State University of New York
Press pada tahun 1975 itu, dia memperkenalkan secara kritis
dan analitis dari pemikiran religio filosofis Mulla Shadra (w.
1460 M), salah satu tokoh filsafat Islam.
e. Major Themes of the Qur'an, yang edisi pertama diterbitkan
pada tahun 1980 oleh Bibliotheca Islamica, Minneapolia,
Chicago. Dalam setup wacana intelektual Fazlur Rahman, al-
Qur’an selalu dijadikan sebagai sumber rujukan utama. Wacana
ini kembali diagungkannya dalam karya Islam and Modernity.
Transformation of an Intellectual Tradition, yang diterbitkan
pertama kali oleh the University of Chicago Press, 1982.
f. Fazlur Rahman kemudian mengangkat masalah kesehatan dan
pengobatan dalam perspektif Islam melalui karyanya Health
and Medicine in the Islamic Tradition: Change and Identity,
yang diterbitkan pertama kali oleh Crossroad, New York, tahun
1987, sebagai karya terakhir dan lanjutan dari nilai yang
terdapat pada karya-karya sebelumnya. Dalam buku ini ia
menunjukkan sikap dan pandangan positif Islam dalam
menangani masalah-masalah dasar kehidupan umat manusia.
Fokus perhatiannya diletakkan pada bidang kesehatan,
pemeliharaan dan pengobatan.4
C. Teori Double Movement Fazlur Rahman

Teori Double Movement atau yang seringkali disebut


dengan gerakan ganda adalah penafsiran sebuah ayat dengan
melihat kondisi pada saat ini kepada zaman dimana al-Qur’an

4
Ryzka Dwi Kurnia, “Pemikiran Fazlur Rahman Mengenai Politik Islam,”
Politica: Jurnal Hukum Tata Negara Dan Politik Islam 8, no. 2 (1 Desember 2021): hlm.
33-34.

7
diturunkan dan selanjutnya kembali lagi ke masa kini. Teori ini
merupakan metode penafsiran yang diajukan oleh Fazlur Rahman
dalam proses penafsiran al-Qur’an yang memiliki gerakan ganda,
maksudnya adalah dengan memulainya dari melihat masa
kontemporer menuju masa al-Qur’an diturunkan, lalu kembali lagi
ke masa sekarang. Teori ini adalah pola kombinasi penalaran
induksi dan juga deduksi. Penalaran pertama, dimulai dari hal yang
bersifat khusus kepada hal yang bersifat umum, adapun penalaran
kedua sebaliknya, yakni dimulai dari hal yang bersifat umum
menuju hal yang lebih khusus. Dua bentuk penalaran atau gerakan
inilah yang kemudian disebut sebagai gerakan ganda atau double
movement. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa teori
gerakan ganda ini adalah sebuah metode yang menggunakan
pendekatan sosio-historis dalam mengaplikasikan dua gerakannya.5

Gerakan pertama yakni dari situasi sekarang ke masa al-


Qur’an diturunkan. Untuk memahami ini, terdiri dari dua langkah
kerja: Pertama, pemahaman arti atau makna suatu pernyataan
dengan mengkaji situasi atau problem historis dimana pernyataan
al-Qur’an tersebut merupakan jawabannya. Sebelum memahami
ayat-ayat spesifik dalam sinaran situasi-situasi spesifiknya maka
perlu dipahami kehidupan menyeluruh di Arab pada saat turunnya
ayat dalam batasan-batasan agama dan adat istiadat masyarakat
tersebut. Kedua, menggeneralisasikan jawaban-jawaban spesifik
itu dan menyatakan sebagai pernyataan-pernyataan yang memiliki
tujuan- tujuan moral-sosial umum yang dapat disaring dari teks-
teks spesifik dalam sinaran latar belakang sosio historis dan rasio
logis (illat hukum) yang sering dinyatakan.

5
Muhammad Umair dan Hasani Ahmad Said, “Fazlur Rahman Dan Teori
Double Movement: Definisi Dan Aplikasi,” Al-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan
Tafsir 2, no. 1 (30 Maret 2023): hlm. 75.

8
Gerakan kedua, dari masa al-Qur’an diturunkan setelah
menemukan prinsip-prinsip umum, kembali lagi ke masa sekarang.
Dalam pengertian bahwa ajaran-ajaran (prinsip) yang bersifat
umum tersebut harus sesuai dalam konteks sosio historis yang
kongkret di masa sekarang. Untuk itu perlu dikaji secara cermat
situasi sekarang dan dianalisa unsur-unsurnya sehingga situasi
tersebut dapat dinilai dan diubah sejauh yang dibutuhkan serta
ditetapkan prioritas-prioritas baru demi mengimplementasikan
nilai-nilai Al-Qur’an secara baru pula. Gerakan kedua ini juga akan
berfungsi sebagai pengoreksi dari hasil pemahaman dan penafsiran
yang dilakukan pada gerakan pertama.6

Fazlur Rahman selanjutnya meyakinkan bahwa apabila


kedua gerakan ganda ini berhasil diwujudkan. Maka perintah-
perintah al-Qur’an akan menjadi hidup dan efektif kembali. Oleh
karena itu, kelancaran tugas yang pertama sangat bergantung pada
kerja para sejarawan. Sementara tugas yang kedua, meskipun
sangat memerlukan instrumentalitas para saintis sosial (sosiolog
dan antropolog), demi menentukan orientasi efektif dan rekayasa
etis, maka kerja para ulamalah yang diandalkan.7

D. Contoh Penafsiran al-Qur’an Menggunakan Teori Double


Movement.

Tentang Pengharaman Khamr

Kaitannya dengan pengharaman khamr, Rahman


mengatakan bahwa pada periode Makkah. Dalam surat an-Nahl
ayat 66-69, al-Qur’an menyebutnya sebagai salah satu rahmat
Tuhan digandengkan dengan susu dan madu. Ketika kaum

6
Rohman, Op. Cit, hlm. 130–31.
7
N. Nafisatur Rofiah, “Poligami Perspektif Teori Double Movement Fazlur
Rahman,” MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial 4, no. 1 (19
Februari 2020): hlm. 4.

9
muslimin hijrah ke Madinah, ada kabar bahwa ada sekelompok
orang (Umar bin Khattab ada di antara mereka) yang
menginginkan agar al-Qur’an mengumumkan pelarangan khamr.
Dalam QS. Al-Baqarah: 219 dinyatakan bahwa:

ِ ‫ك َع ِن ا ْْلَ ْم ِر َوالْ َمْي ِس ِر ۖ قُ ْل فِي ِه َما إِ ْْثٌ َكبِريٌ َوَمنَافِ ُع لِلن‬


‫َّاس َوإِْْثُُه َما أَ ْكبَ ُر ِم ْن‬ َ َ‫يَ ْسأَلُون‬
ِ ‫اَّلل لَ ُكم ْاْلَي‬ ِ ِ
‫ت‬ َ ُ َُّ ‫ّي‬ َ ‫ك َما َذا يُنْف ُقو َن قُ ِل الْ َع ْف َو ۖ َك ََٰذل‬
ُ ِّ َ‫ك يُب‬ َ َ‫نَ ْفعِ ِه َما ۖ َويَ ْسأَلُون‬
َّ ‫تَتَ َف‬
َ‫كرون‬ ‫لَ َعلَّ ُك ْم‬
ُ
“Orang-orang ini tetap bertanya tentang alkohol dan
permainan undian, katakanlah kepada mereka bahwa
terdapat kejahatan besar dalam keduanya, tetapi juga ada
manfaat-manfaat tertentu didalam keduanya. Namun
kejahatan (dosa) nya lebih besar daripada manfaatnya’’.

Setelah beberapa waktu, ada pesta yang diselenggarakan di


rumah salah seorang sahabat Anshar, di mana beberapa orang
muslim minum alkohol dan karenanya ia mabuk. Ketika salah
seorang di antaranya mengimami shalat malam, ia keliru dalam
membaca al-Qur’an. Ketika peristiwa ini dilaporkan kepada Nabi
‫ﷺ‬, maka turunlah QS. Al-Nisa: 43, yang menyatakan:

َّ ‫َٰيَاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اََٰمنُ ْوا ََل تَ ْقَربُوا‬


‫الص َٰلوَة َواَنْتُ ْم ُس َك َٰارى َح َّٰت تَ ْعلَ ُم ْوا َما تَ ُق ْولُْون‬

“Janganlah dekati shalat ketika kamu mabuk (berada


dibawah pengaruh alkohol), sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan”.

Kemudian, pada suatu hari diadakan pesta lagi, mereka


banyak minum khamr, sehingga terjadi pertengkaran dengan
mengutip syair-syair Arab pra Islam untuk memojokkan suku-suku
lainnya dan terjadilah baku hantam di antara mereka, ketika
peristiwa itu dilaporkan kepada Nabi ‫ﷺ‬, maka turunlah surat al-
Maidah: 90-91, yang menyatakan:

10
‫س ِّم ْن َع َم ِل الشَّْي َٰط ِن‬ ِ ِ ِ ِ
ٌ ‫اب َو ْاَلَْزََل ُم ر ْج‬
ُ ‫ص‬َ ْ‫َٰيَاَيُّ َها الَّذيْ َن اَٰ َمنُ ْوَا اََّّنَا ا ْْلَ ْمُر َوالْ َمْيسُر َو ْاَلَن‬
‫اجتَنِبُ ْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْو َن‬
ْ َ‫ف‬
ِ‫يد ٱلشَّي َٰطَن أَن يوقِع ب ي نَ ُكم ٱلْع ََٰدوَة وٱلْب ْغضآء ِِف ٱ ْْلم ِر وٱلْمي ِس ِر ويص َّد ُكم عن ِذ ْك ِر ٱ ََّّلل‬ َِّ
َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َْ َ َ َ َ َ َ ُ َْ َ ُ ُ ْ ُ ‫إَّنَا يُِر‬
‫لصلَ َٰوِة ۖ فَ َه ْل أَنتُم ُّمنتَ ُهو َن‬
َّ ‫َو َع ِن ٱ‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamr, berjudi,(berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan anak panah adalah termasuk
perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan‛. ‚Sesungguhnya syaitan itu
bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu)”.

Kesimpulan yang didapat dari peristiwa tersebut adalah


tentang pengharaman khamr. Para fuqaha mengatakan bahwa ayat
khamr yang terakhir yaitu QS. Al-Maidah: 90-91 yang harus
menjadi pegangan, sementara ayat-ayat sebelumnya terhapus
(mansukh). Mereka menyeru kepada naskh, yakni penghapusan
aturan-aturan hukum tertentu oleh aturan-aturan lainya. Tetapi
kasus ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan suatu seruan kepada
prinsip naskh.

Oleh karena itu, para fuqaha merasionalisasikan penerapan


prinsip naskh dalam kasus ini dengan menyeru kepada prinsip
lainnya yang disebut hukum graduasi, yang berarti bahwa setidak-
tidaknya dalam kasus tertentu, al-Qur’an dalam rangka
menghentikan kaum muslimin dari adat-istiadat yang sudah
berkembang luas dikalangan mereka sebelum Islam
mempergunakan prinsip graduasi ketimbang penghapusan (naskh)
seketika sebagai suatu prinsip. Jika kasus ini dapat diselesaikan
hanya dengan prinsip graduasi atau naskh, maka al-Qur’an tidak

11
memulainya dengan memuji khamr dan memasukkannya sebagai
di antara rahmat Allah ‫ ﷻ‬dengan kemudian mengumumkannya
sebagai pekerjaan syaitan.8

8
Rudy Irawan, “Metode Kontekstual Penafsiran Al-Qur’an Perspektif Fazlur
Rahman,” Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an Dan al-Hadits 13, no. 2 (24 Januari
2020): hlm. 187-188.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Fazlur Rahman Malik atau biasa dikenal dengan Fazlur


Rahman lahir di daerah Hazara yang berada di barat laut
Pakistan pada 21 Septembar 1919 dan beliau wafat pada 26 Juli
1988.

Teori Double Movement atau yang seringkali disebut


dengan gerakan ganda adalah penafsiran sebuah ayat dengan
melihat kondisi pada saat ini kepada zaman dimana al-Qur’an
diturunkan dan selanjutnya kembali lagi ke masa kini. Teori ini
merupakan metode penafsiran yang diajukan oleh Fazlur
Rahman dalam proses penafsiran al-Quran yang memiliki
gerakan ganda, maksudnya adalah dengan memulainya dari
melihat masa kontemporer menuju masa al-Quran diturunkan,
lalu kembali lagi ke masa sekarang.

B. Kritik dan Saran


Dalam pembahasan makalah ini, penulis menemukan
berbagai referensi terkait materi tentang Fazlur Rahman. Dari
referensi yang didapat, tidak banyak ditemukan bahasannya.
Akan tetapi, penulis berusaha mengumpulkan referensi yang
berbeda dan memadukannya sesuai materi yang dibahas.
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya, baik secara
penulisan maupun dari segi isi. Dari itu, penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca demi kebaikan makalah ini kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamzawi, Adib. “Elastisitas Hukum Islam; Kajian Teori Double Movement


Fazlur Rahman.” INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, Dan
Kebudayaan 2, no. 2 (11 September 2016).
Irawan, Rudy. “Metode Kontekstual Penafsiran Al-Qur’an Perspektif Fazlur
Rahman.” Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an Dan al-Hadits 13, no. 2
(24 Januari 2020).
Kurnia, Ryzka Dwi. “Pemikiran Fazlur Rahman Mengenai Politik Islam.”
Politica: Jurnal Hukum Tata Negara Dan Politik Islam 8, no. 2 (1
Desember 2021).
Rofiah, N. Nafisatur. “Poligami Perspektif Teori Double Movement Fazlur
Rahman.” MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu
Sosial 4, no. 1 (19 Februari 2020).
Rohman, Anas. “Pemikiran Fazlur Rahman Dalam Kajian Qur'an-Hadis (Telaah
Kritis).” Jurnal PROGRESS: Wahana Kreativitas dan Intelektualitas 8,
no. 1 (28 Juni 2020).
Syauqi, Muhammad Labib. “Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman
Dan Signifikansinya Terhadap Penafsiran Kontekstual Al-Qur'an.”
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin Dan Filsafat 18, no. 2 (25
Oktober 2022).
Umair, Muhammad, dan Hasani Ahmad Said. “Fazlur Rahman Dan Teori Double
Movement: Definisi Dan Aplikasi.” Al-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur’an
Dan Tafsir 2, no. 1 (30 Maret 2023).

14

Anda mungkin juga menyukai