Disusun oleh
Nama : Lu’luul Khulaela
Nim : 201805290009
Prodi : Ekonomi Syariah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Bab 1 .................................................................................................................... 1
Pendahuluan .......................................................................................... 1
Bab 2 .................................................................................................................... 2
Pembahasan .......................................................................................... 2
Bab 3 .................................................................................................................... 9
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemikiran ilmu kalam kontemporer?
2. Siapakah tokoh- tokoh pemikiran ilmu kalam kontemporer?
3. Apa saja Pendekatan pemikiran ilmu kalam kontemporer ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pemikiran ilmu kalam kontemporer ?
2. Mengetahui tokoh-tokoh pemikiran ilmu kalam kontemporer ?
3. Memahami pendekatan Pemikiran ilmu kalam kontemporer ?
BAB II
PEMBAHASAN
2) Hasan Hanafi
Hanafi dilahirkan pada tanggal 13 Februari 1935 di Kairo. Ia berasal dari keluarga
musisi. Pendidikannya diawali pada tahun 1948 dengan menamatkan pendidikan tingkat
dasar, dan melanjutkan studinya di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha, kairo yang
diselesaikannya selama empat tahun. Semasa di Tsanawiyah, ia aktif mengikuti dislusi
kelompok Ikhwan Al-Muslimin. Oleh karena itu, sejak kecil ia telah mengetahui
pemikiran yang dikembangkan kelompok itu dan aktivitas sosialnya. Hanafi tertarik juga
untuk mempelajari pemikiran Sayyid Qutb tentang keadilan dalam Islam. Ia
berkonsentrasi untuk mendalami pemikiran agama, revolusi, dan perubahan sosial.
Dari sekian banyak tulisan atau karya Hanafi, Kiri Islam (Al-Yasar Al-Islami) merupakan
salah satu puncak sublimasi pemikirannya semenjak revolusi 1952. Kiri Islam, meskipun
baru memuat tema-tema pokok dari proyek besar Hanafi, karya ini telah
memformulasikan satu kecenderungan pemikiran yang ideal tentang bagaimana
seharusnya sumbangan agama bagi kesejahteraan umat manusia.
Pemikiran Kalam Hasan Hanafi
Kritik terhadap teologi Tradisional
Dalam gagasannya tentang rekobstruksi teologi tradisional, Hanafi menegaskan perlunya
mengubah orientasi perangkat konseptual kepercayaan (teologi) sesuai dengan
perubahan konteks politik yang terjadi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa teologi
tradisonal lahir dalam konteks sejarah ketika inti keislaman yang bertujuan untuk
memelihara kemurniannya. Hal ini berbeda dengan kenyataan sekarang bahwa Islam
mengalami kekalahan akibat kolonialisasi sehingga perubahan kerangka konseptal lama
pada masa-masa permulaan yang berasal dari kebudayaan klasik menuju kerangka
konseptual yang baru yang berasal dari kebudayaan modern harus dilakukan.
Hanafi memandang bahwa teologi bukanlah pemikiran murni yang hadir dalam
kehampaan kesejarahan, melainkan merefleksikan konflik sosial politik. Sehingga kritik
teologi memang merupakan tindakan yang sah dan dibenarkan karena sebagai produk
pemikiran manusia yang terbuka untuk dikritik. Hal ini sesuai dengan pendefenisian
beliaun tentang definisi teologi itu sendiri. Menurutnya teologi bukanlah ilmu tentang
Tuhan, karena Tuhan tidak tunduk pada ilmu. Tuhan mengungkaplan diri dalam Sabda-
Nya yang berupa wahyu.
Teologi demikian, lanjut Hanafi, bukanlah ilmu tentang Tuhan, karena Tuhan tidak
tunduk kepada ilmu. Tuhan mengungkapkan diri dalam sabda-Nya yang berupa wahyu.
Ilmu Kalam adalah tafsir yaitu ilmu hermeneutic yang mempelajari analisis percakapan
(discourse analysis), bukan saja dari segi bentuk-bentuk murni ucapan, melainkan juga
dari segi konteksnya, yakni pengertian yang merujuk kepada dunia. Adapun wahyu
sebagai manifestasi kemauan Tuhan, yakni sabda yang dikirim kepada manusia
mempunyai muatan-muatan kemanusiaan.
Rekontruksi Teologi
Melihat sisi-sisi kelemahan teologi tradisional, Hanafi lalu mengajukan saran rekontruksi
teologi. Menurutnya, adalah mungkin untuk memfungsikan teologi menjadi ilmu-ilmu
yang bermanfaat bagi masa kini, yaitu dengan melakukan rekontruksi dan revisi, serta
nenbangun kembali epistemologi lama yang rancu dan palsu menuju epiatemologi baru
yag sahih dan lebih signifikan. Tujuan rekontruksi teologi Hanafi adalah menjadikan
teologi tidak sekedar dogma-dogma keagamaan yang kosong, melainkan menjelma
sebagai ilmu tentang pejuang social, yang menjadikan keimanan-keimanan tradisonal
memiliki fungsi secara actual sebagai landasan etik dan motivasi manusia.
Adapaun langkah untuk melakukan rekonstruksi teologi sekurang-kurangnya
dilatarbelakangi oleh tiga hal yaitu:
1) Kebutuhan akan adanya sebuah ideologi yang jelas di tengah pertarungan global
anatar berbagai ideologi.
2) Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya, tetapi juga terletak
pada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan ideologi gerakan dalam
sejarah. Salah satu kepentingan teologi ini adalah memecahkan problem pendudukan
tanah di Negara-negara muslim.
3) Keperingan teologi yang bersifat praktis (amaliyah fi’liyah) yang secara nyata
diwujudkan dalam realisasi tauhid dalam dunia Islam. Hanafi menghendaki adanya
‘teologi dunia’ yaitu teologi baru yang dapat mempersatukan umat Islam di bawah satu
orde.
Kepentingan rekontruksi itu pertama-tama untuk mentranformasikan teologgi menuju
antropologi, menjadikan teologi sebagai wacana tenntang kemanusiaan, baik secara
eksistensi, kognitif, maupun kesejarahan.
Selanjutnya Hanafi menawarkan dua hal untuk memperoleh kesempurnaan teori ilmu
dalam teologi Islam yaitu:
1) Analisis bahasa. Bahasa serta istilah-istilah dalam teologi tradisonal adalah warisan
nenek moyang di bawah teologi, yang merupakan bahasa khas yang seolah-olah menjadi
ketentuan sejak dulu.
2) Analisis realitas. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang historis-
sosiologis munculnya teologi di masa lalu, mendiskripsikan pengaruh-pengaruh nyata
teologi bagi kehidupan masyarakat. Dan bagaimana ia mempunyai kekuatan
mengarahkan terhadap prilaku para pendukungnya. Analsis realitas ini berguna untuk
menentukan stressing ke arah mana teologi kontemporer harus diorientasikan.
3) H. M Rasyidi
Dalam konteks pertumbuhan kajian akademik Islam di Indonesia, orang akan sulit
mengesampingkan H. M Rasyidi, lembaga lulusan pendidikan Islam di Mesir yang
melanjutkan ke Paris, dan kemudian memperoleh pengalam mengajar di Kanada. Ia adalah
orang Indonesia memperoleh tidak hanya perkenalan, tetapi juga penyerapan ramuan-
ramuan intelektual dari gudang oreantalis. Dialah yang berpengaruh dalam usaha
pengiriman para lulusan IAIN atau sarjana lain ke Montreal sehingga banyak orang yang
benar-benar berterima kasih padanya
Pemikiran Ilmu Kalam H.M Rasyidi
Tentang perbedaan ilmu kalam dan teologi.
Rasyidi menolak pandangan Harun Nasution yang menyamakan pengertian ilmu kalam dan
teologi. Untuk itu Rasyidi berkata, “…Ada kesan bahwa ilmu kalam adalah teologi Islam dan
teologi adalah ilmu kalam Kristen.” Selanjutnya Rasyidi menelurusi sejarah kemunculan
teologi. Menurutnya, orang Barat memakai istilah teologi untuk menunjukkan tauhid atau
kalam karena mereka tak memiliki istilah lain. adapun sebab timbulnya teologi dalam Kristen
adalah ketuhananNabi Isa, sebagai salah satu dari tri-tunggal atau trinitas. Namun kata
teologi kemudian mengandung beberapa aspek agama Kristen, yang di luar kepercayaan
(yang benar), sehingga teologi dalam Kristen tidak sama dengan tauhid atau ilmu kalam.
Tema-tema ilmu kalam
Salah satu tema ilmu kalam Harun Nasution yang dikritik oleh Rasyidi adalah deskripsi aliran-
aliran kalam yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi umat Islam sekarang, khususnya di
Indonesia. Untuk itu, Rasyidi berpendapat bahwa menonjolnya perbedaan pendapat antara
Asy’ariyah dan Mu’tazilah, sebagaimana dilakukan Harun Nasution, akan melemahkan iman
para mahasiswa. Rasyidi mengakui bahwa soal-soal yang pernah diperbincangkan pada dua
belas abad yang lalu, masih ada yang relevan untuk masa sekarang, tetapi ada pula yang
sudah tidak relevan. Pada waktu sekarang, demikian Rasyidi menguraikan, yang masih
dirasakanlah oleh umat Islam pada umumnya adalah keberadaan Syi’ah.
Hakikat iman
Bagian ini merupakan kritikan Rasyidi terhadap deskripsi iman yang diberikan Nurcholis
Madjid Rasyidi mengatakan bahwa iman bukan sekedar menuju bersatunya manusia dengan
Tuhan, tetapi dapat dilihat dalam dimensi konsekuensial atau hubungan dengan manusia
dengan manusia, yakni hidup dalam masyarakat. Bersatunya seseorang dengan Tuhan tidak
merupakan aspek yang mudah dicapai, mungkin hanya seseorang saja dari sejuta orang.
Jadi, yang terpenting dari aspek penyatuan itu adalah kepercayaan, ibadah dan
kemasyarakatan.
4) Harun Nasution
Harun Nasution lahir pada hari selasa 23 september 1919 di Sumatera. Ayahnya, Abdul
Jabar Ahmad, adalah seorang ulama yang mengetahui kitab-kitab Jawi. Pendidikan
formalnya dimulai di sekolah HIS. Setelah tujuh tahun di HIS, ia meneruskan ke MIK (modern
islamietische kweekschool) di Bukittinggi pada tahun 1934. Pendidikannya lalu diteruskan di
Universitas Al-Azhar, Mesir. Sambil kuliah di Al-Azhar, ia kuliah pula di Universitas Amerika di
Mesir. Pendidikannya lalu di lanjutkan di Mc. Gill, Kanada, pada tahun 1962.
Harun Nasution adalah figur sentral dalam semacam jaringan intelektual yang terbentuk
dikawasan IAIN Ciputat sejak paruh kedua dasarwasra 70-an. Sentralitas Harun Nasution
didalam jaringan itu tentu saja banyak ditopang oleh kapasitas intelektualnya, dan kemudian
oleh kedudukan formalnya sebagai rektor sekaligus salah seorang pengajar di IAIN. Dalam
kapasitas akhir ini, ia memegang beberapa mata kuliah terutama menyangkut sejarah
perkembangan pemikiran yang terbukti menjadi salah satu sarana awal menuju
pembentukan jaringan anatara Harun Nasution dan mahasiswa-mahasiswanya.
Pembaharuan Teologi
Pembaharuan teologi Harun Nasution pada dasarnya dibangun di atas asumsi bahwa
keterbelakangan dan kemunduran umat islam disebabkan oleh “adanya kesalahan” dalam
teologi mereka. Teologi umat islam masa kini yang pasrah terhadap nasib telah membawa
umat islam kedalam kesengsaraan dan keterbelakangan. Dengan demikian, jika hendak
mengubah nasib umat islam, menurut Harun Nasution perlu diadakan perubahan teologi
menuju teologi yang berwatak rasional, serta mandiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemikiran kalam kontemporer merupakan gabungan dari pemikiran klasik yang masih
relevansi dan sesuai dengan perkembangan zaman dengan pemikiran modern yang
baru dikemukakan oleh para tokoh-tokoh guna memberikan kontribusi bagi kemajuan
umat Islam yang semakin lemah dan kurang termotivasioleh karena kemunduran yang
dialami umat Islam.
B. SARAN
Adapun saran dalam penulisan makalah ini yaitu agar dapat menggunakan makalah
ini sebagaimana mestinya sehingga dapat memberikan manfaat yang diharapkan. Dan
para pembaca dapat mengetehui penjelasan mengenai perkembangan ilmu kalam
kontemporertersebut. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaannya makalah ini
Daftar Pustaka
Al-Faruqi, Lamya, Allah, Masa Depan Kaum Wanita, Terj. Masyhur Abadi, Surabaya: Al-Fikr, 1991
Al-Faruqi, Ismail Raji Tauhid, terj. Rahmani Astuti, Jakarja: Pustaka, 1988
Kusnadiningrat, E. Teologi dan Pembebasan; Gagasan Islam Kiri Hasan Hanafi, Jakarta:Logos, 1999
Rozak, Abdul dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, bandung: Pustaka Setia, 2006
Ilmu kalam oleh prof. Dr . h .Abdul Rozak M. Ag. Dan prof. Dr. H. Rosihon Anwar M. Ag. , penerbit
pustaka setia 2012.