DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
الحمد هلل الذي انعمنا بنعمت االٌمان واالسالم و الصالة والسالم على
سٍدنا دمحم خٍزاالنام وعلى الو و اصحبو و تابعو على الدوام اشهد ان ال
الو اال هللا وحده ال شزٌك لو و اشهد ان دمحما عبده ورسىلو ال نبً بعده
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sejarah perkembangan Ilmu Ushul Fiqih” dengan tepat waktu. Makalah ini
kami susun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan dalam mata kuliah Ushul Fiqih yang kami tempuh di Universitas
Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Ushul Fiqih, Ustadzah Yunik Rahmiyati, M.Pd, yang telah
memberikan materi selama proses perkuliahan .
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat diterima dengan baik
dan bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan kepada kami.
Kelompok 1
ii
`
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
C. Tokoh -Tokoh dalam Aliran Ushul Fiqih dan Kitab- Kitabnya ............... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran........................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Islam dalam perjalanan panjangnya senantiasa megalami
dinamika. Masa perjalanan hukum Islam sendiri sebenarnya dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa fase, yaitu masa Rasulullah, masa
sahabat dan masa tabi’in, selain itu juga disusul dengan masa tabi’it
tabi’in. Pada masa Rasulullah persoalan hukum yang dihadapi oleh umat
Islam terbilang belum begitu kompleks. Selain itu penetapan suatu
hukum atas persoalan yang terjadi masih diserahkan penuh kepada
Rasulullah SAW. Kemudian pasca beliau wafat, persoalan yang
dihadapi oleh umat Islam semakin komplek, dan terkadang suatu
permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam pada saat itu belum
dijumpai pada zaman Rasulullah. Atas dasar itu lahirlah sebuah ilmu
ushul fiqh sebagai jawaban atas persoalan yang dihadapi oleh umat
Islam. Jika ditilik lebih jauh lagi, sebenarnya embrio ushul fiqh telah ada
sejak Rasulullah masih hidup. Kemudian setelah beliau wafat kajian
mengenai ushul fiqh semakin mendapatkan perhatian yang cukup besar
besar dari kalangan ahli hukum Islam.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai asal dari
ushul fiqh. Secara teoritis, ilmu ushul fiqh lebih dahulu lahir dari ilmu
fiqh, karena ushul fiqh sebagai alat untuk melahirkan fiqh. Akan tetapi,
fakta sejarah menunjukkan, ushul fiqh bersamaan lahirnya fiqh.
Sedangkan dari segi penyusunannya, ilmu fiqh lebih dahulu lahir dari
pada ilmu ushul fiqh. Namun, Terlepas dari hal itu, dalam pembahasan
makalah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai hal ikhwal sejarah
perkembangan ushul fiqh.
1
`
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Ushul Fiqih
dari masa ke masa
b. Apa saja aliran-aliran dalam ilmu Ushul Fiqih
c. Siapa Saja tokoh-tokoh dalam aliran Ushul Fiqih dan Sebutkan
Kitab-Kitabnya.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan ushul
fiqih dari masa ke masa
2. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam ilmu Ushul Fiqih
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam aliran Ushul Fiqih dan kitab-
kitabnya
2
`
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ushul Fiqih dari Masa
ke Masa
Secara Teoritis, ilmu ushul fiqih lebih dahulu lahir dari ilmu fiqih,
karena ushul fiqih alat untuk melahirkan fiqih. Akan tetapi fakta sejarah
menunjukkan, ushul fiqih bersamaan lahirnya dengan fiqih. Sedangkan
dari segi penyusunannya, ilmu fiqih lebih dahullu lahir dari ilmu ushul
fiqih. Berikut ini dijelaskan sejarah dan perkembangan ushul fiqih yang
dibagi dalam beberapa periode.
1. Periode Sahabat
3
`
2. Periode Tabi’in
4
`
5
`
Mujtahid lainnya, Imam Malik bin Anas (w. 179 H), pendiri
madzhab Maliki. Ia tinggal dan berkembang di Madinah. Apabila Imam
Abu Hanifah banyak menggunakan qiyas dan istihsan dalam berjihad,
maka sebaliknya Imam Malik banyak menggunakan mashlahah
mursalah. Belakangan metode mashlahah Imam Malik ini berkembang
sangat jauh, sehingga salah seorang ulama yang bernama Najmuddin
Ath-Thufi (657-716 H) dituduh sesat oleh sebagian ulama lainnya,
karena dipandang telah mengembangkan metode ini dengan cara yang
sangat liberal.2
2
Mustafa Zaid, Al-Mashlahah fi At-Tasyri’ Al-Islami wa Najm Ad-DIn Ath-Thufi, Mesir : Dar Al-
Fikr Al-Arabi, Mishr, 1964, hlm. 23 dst
6
`
tangannya untuk pertama kali ilmu ushul fiqih lahir sebagai ilmu yang
mandiri. 3
3
Abd.Rahman Dahlan, Ushul Fiqh : Penerbit Amzah, 2010
7
`
4
Muin Umar,Ushul fikih I(Jakarta:Departemen Agama Pembangunan lima Tahun,1985),h.16
8
`
tidak terfokus pada masalah fiqh saja.Tokoh dari aliran ini antara lain :
Syafi’iyah,Malikiyah,Hanabilah,dan Jumhur mutakallimin.5
Aliran ini juga disebut aliran fuqaha. Aliran ini disebut dengan
fuqaha karena aliran ini dalam membangun teori ushul fikihnya hanya
dipengaruhi oleh masalah furu’ dalam mazhab mereka.6Oleh sebab itu,
sebelum menyusun setiap teori dalam ushul fiqih, mereka terlebih
dahaulu melakukan analisis mendalam terhadap hukum furu’ yang ada
dalam mazhab mereka. Metode ini dicetuskan oleh Imam Abu Hanifah
dan dikemukakan oleh ulama hanifah. Cara yang digunakan oleh aliran
ini dengan menggunakan istiqra’(induksi), terhadap pendapat –
pendapat imam sebelumnya dan mengumpulkan pengertian makna dan
batasan – batasan yang mereka gunakan.7
Diantara ciri khas aliran hanafiyyah, bahwa kaidah yang disusun dalam
ushul fiqih mereka semuanya dapat diterapkan. Ini logis karena
penyusunan ushul fiqih mereka telah terlebih dahulu disesuaikan
dengan hukum furu’ yang terdapat dalam mazhab mereka. Ini tentu
berbeda dengan aliran syafi’iyah atau mutakallimin yang tidak
berpedoman kepada hukum furu’ dalam menyusun ushul fiqih mereka.
Konsekwensinya, tidak jarang terjadi pertentangan antara kaidah ushul
fiqih Syafi’iyah dengan hukum furu’ dan kadang kala kaidah yang
disusun aliran ini sulit diterapkan.
3. Aliran Muta’akhirin\
9
`
8
Sapiudin Shidiq,Ushul Fikih(Jakarta:Kencana,2011),h. 18
10
`
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah perkembangan Usul Fiqh dimanfaatkan dalam dua fase
utama:
Pada Zaman Sahabat, Tabi'in, dan Mujtahid Sebelum Imam Syafi'I
Sumber hukum pada masa sahabat termasuk Al-Qur'an dan Hadits,
namun ijtihad sahabat juga digunakan
Masa tabi'in melihat pertumbuhan istinbat akibat banyaknya kejadian
Periode Imam Syafi'i dan Berikutnya Imam Syafi'i merilis Kitab Ar-
Risalah, yang menjadi dasar bagi Usul Fiqh Syafi'iyah.
Pada abad IV Hijriyah, Usul Fiqh memiliki karakteristik
tersendiri dalam kerangka sejarah tasyri' Islam, dan pemikiran liberal
Islam berdasarkan ijtihad berhenti. Usul Fiqh membawa kontribusi
penting dalam memfasilitasi penggunaan dalil-dalil syari',
mempertahankan agama Islam dari penyimpangan, dan memantau
perubahan dan penyerapan syari' di dunia yang semakin luas.
Aliran Jumhur : Aliran ini bersifat teoritis tanpa contoh konkret,
fokus pada kaidah-kaidah untuk mengetahui cara penggunaannya dan
mengeluarkan hukum amali dari dalil secara terperinci.
Aliran Muta'akhirin : Aliran ini berusaha menjadikan ushul fiqh
sebagai teori independen yang dapat diaplikasikan pada berbagai
permasalahan, tidak hanya terfokus pada masalah fiqh saja. Tokoh-tokoh
dari aliran ini antara lain Syafi'iyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Jumhur
mutakallimin.
Aliran Mutakallimin : Aliran ini muncul setelah aliran Syafi'iyah
dan Hanafiyah, tekanan pada formulasi kaidah hukum, aplikasi qiyas
dengan penalaran rasional, serta konstruksi isu fundamental teori hukum
tanpa terikat pada fakta hukum kasuistis.
Aliran-aliran dalam ilmu ushul fiqh meliputi berbagai tokoh dan
kitab penting, seperti:
11
`
1. Aliran Muta'akhirin :
Tokoh : Imam al-Syathibi.
Kitab-kitab: Al-Jam'u al-Jawami' oleh Taju al-Din Abd
Wahab bin Ali al-Subki. Al-Tahrir oleh Kamal Bin Hamam
Kamal Al-Din Muhammad Bin Abd Wahid Al-Hanafi.
Irsyad Al-Fuhul Ila Tahqiq Al-Haq Min Ilmi Al-Ushul .
Tahmid al-Fushul fi al-Wushul oleh Syamsu al-Aimah
Muhammad bin Ahmad al-Sarakhsi. Ushul oleh Fakhri al-
Islam Ali Muhammad al-Bazdawi.
Al-Manar oleh Hafiz al-Din al-Nasafi
2. Aliran Ushul Fiqih :
Tokoh : Syafi'iyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Jumhur
mutakallimin.
Kitab-kitab: Al-Mustashfa min 'Ilm al-Ushul karya al-
Ghazali. Al-Mahsul karya Fakhr al-Din Muhammad bin
Umar al-Razi
3. Tokoh Lain dan Kitab-kitab Penting:
Imam Abu Zayd al-Dabbusi ( Taqwim al-Adillah ).
Fakhr al-Islam al-Bazdawi ( Kanz al-Wushul ila Ma'rifat al-
Ushul ). Imam al-Sarakhsi ( Ushul Fiqh ).
Dengan demikian, tokoh-tokoh dan kitab-kitab tersebut
memainkan peran penting dalam pengembangan dan pemahaman ilmu
ushul fiqh.
12
`
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan karena kurangnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki
penulis, sehingga penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut dan
meminta kritik dan saran dari pembaca agar dapat menjadi motivasi bagi
penyusun untuk lebih baik lagi kedepannya.
13
`
DAFTAR PUSTAKA
14