DISUSUN OLEH
JULEHA 0204212164
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Ushul Fiqih yang
berjudul SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU FIQIH DAN USHUL
FIQIH Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Peradilan
Agama di Indonesia.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Ushul fiqh adalah ilmu untuk berijtihad dalam beberapa masalah yang
hadir silih berganti pada setiap zaman, terkadang kasus-kasus itu timbul
yang belum pernah ada dalam kata lain yaitu masalah baru yang belum
ada hukumnya di dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. Setiap orang mampu
berijtihad, tentulah berbeda antara ijtihad para sahabat dan ijtihad para
tabi’in begitupun seterusnya. Kadar keilmuanlah yang mampu memberi
bobot pendapat yang didirikannya untuk dipertanggungjawabkan, jika
dalam seseorang berijtihad benar maka mendapatkan dua kebaikan.
Artinya islam adalah agama yang penuh rahmat bagi ummat Nabi
Muhammad saw.
Ilmu Ushul fiqh selalu berkembang disetiap zaman, mulai dari zaman
para sahabat sampai saat ini. Para mujtahid saling mengedepankan
argument kuat selama tidak bertentangan syari’ah. Ada penambahan
bahkan penyempurnaan ilmu ushul fiqih pada ijtihad para sahabat sampai
dengan para mujtahid setelah sahabat terutama pada masa imam Syafi’I
mulai membukukan kitab ushul fiqih yang terkenal dengan nama Ar-
risalah ini sebagai acuan para ulama fiqih berlomba-lomba untuk
membukukan pemikiran ushul fiqih mulai dari perkara yang diajarkan
guru Madzhab sampai kepada kasus-kasus masyarakat.
PEMBAHASAN
Dalam sejarah Islam, fiqh sebagai hasil ijtihad para ulama lebih
dahulu populer di kalangan umat Islam dan dibukukan dalam sistem
tertentu dibandingkan dengan ushul fiqih Perumusan fiqh dilakukan
setelah Nabi saw, wafat, yaitu periode sahabat Sementara ushul fiqh
sebagai sebuah metode istinbath, baru tersusun sebagai salah satu bidang
ilmu pada abad ke 2 Hijriah. Namun, para ahli hukum Islam mengakui
dalam prakteknya ushul fiqih muncul berbarengan dengan lahirnya fiqh
Pendapat ini cukup logis mengingat secara metodologis,fiqh tidak akan
lahir tanpa ada metode istinbath dan metode istinbath ini yang menjadi
inti dari apa yang dinamakan dengan ushul fiqh
Suatu hal yang nyata terjadi adalah bahwa Nabi telah berbuat
sehubungan dengan turunnya ayat-ayat Qur'an yang mengandung hukum
(ayat-ayat hukum). Tidak semua ayat hukum itu memberikan penjelasan yang
mudah dipahami untuk kemudian dilaksanakan secara praktis sesuai dengan
kehendak Allah
Masa sahabat sebenarnya adalah masa transisi dari masa hidup dan
adanya bimbingan Rasulullah saw. kepada masa Rasulullah saw. tidak lagi
mendampingi umat Islam. Ketika Rasulullah saw. masih hidup, sahabat
menggunakan tiga sumber penting dalam pemecahan hukum, yaitu al-
Qur’an, sunnah, dan ra’yu (nalar).
Pada era sahabat ini digunakan beberapa cara baru untuk pemecahan
hukum, para sahabat telah mempraktikkan ijma’ , qiyas, dan istishlah
(maslahah mursalah) bilamana hukum suatu masalah tidak ditemukan secara
tertulis dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Pertama, khalifah biasa melakukan
musyawarah untuk mencari kesepakatan bersama tentang persoalan hukum.
Kedua, sahabat mempergunakan pertimbangan akal (ra’yu), yang berupa
qiyas dan maslahah.
Ketika Abu Bakar baru saja dilantik menjadi Khalifah pertama, para
sahabat meminta beliau meninggalkankan profesi pedagangnya dan fokus
menjadi Khalifah. Abu Bakar menyetujui sebagai upaya mewujudkan
kemaslahatan umum di atas kemaslahatan yang harus didahulukan dari
kepentingan pribadinya. Metodologi ushul fikih yang digunakan Abu Bakar
ini berdasarkan maslahah mursalah.
Umar Ibn Khattab juga melakukan pemikiran yang sama tentang harta
ghanimah (harta rampasan perang). Pada masa Nabi, 4/5 dari ha rampasan
perang dibagikan kepada prajurit yang terlibat dalam peperangan dan 1/5 lagi
untuk kesejahteraan lain seperti disebutkan Alquran.
3.Masa Tabi’in
Pada masa periode ini metode ijtihad menjadi lebih jelas dan
systematis periode dimana sebelm imam syafi’i merumuskan dan
menyesuaikan ushul fiqih.
Kemudian pulak imam imam malik bin anas, pendiri mazhab maliki
dalam berijtihad melakukan metode yang cukup jelas ,seperti tergambar
dalam sifatnya dalam mempertahankan praktik penduduk Madinah dalam
sumber hukum.
Kata " faqaha" (az) atau yang berakar kepada kata itu dalam Al-
Qur'an disebut dalam 20 ayat, 19 di antaranya berarti bentuk tertentu dari
kedalaman paham dan kedalaman ilmu yang menyebabkan dapat diambil
manfaat darinya.1
1
Amir syarifuddin,ushul fiqih,h.2
Arti fiqh dari segi istilah hukum sebenarnya tidak jauh berbeda dari
artian etimologi sebagaimana disebutkan di atas, yaitu: "Ilmu tentang hukum-
hukum syara' yang bersifat amaliah yang digali dan dirumuskan dari dalil-
dalil tafsili".
Dari arti fiqh secara istilah tersebut dapat dipahami dua bahasan
pokok dari ilmu fiqh, yaitu bahasan tentang hukum-hukum syara' yang
bersifat 'amali dan kedua tentang dalil-dalil tafsili.
definisi ini ilmu digunakan juga untuk fiqh. Dalam definisi di atas terdapat
batasan atau pasal yang di samping menjelaskan hakikat dari fiqh itu,
sekaligus juga memisahkan arti kata fiqh itu dari yang bukan fiqh.
2
Ibid h.3
seperti Ibnu Subki dan al- Gazali. Abu Husein al-Bashriy dari ahli ushul
Fiqh ulama kalam Mu'tazilah melihat ushul fiqh itu bukan dari sumber fiqh
tetapi dari segi cara mendapatkan fiqh itu. Oleh karena itu, dia mengartikan
ushul fiqh itu dengan thurg al-fiqh yang diartikannya dengan pemikiran sahih
yang membawa kepada fiqh".
Pengertian ini diikuti oleh ulama dan penulis ushul fiqh kontemporer yang
mengartikan ushul fiqh dengan metodologi fiqh
Menurut para ahli ushul fiqh, kegunaan utama ilmu ini adalah untuk
mengetahui kaidah-kaidah yang bersifat kulli (umum) dan teori-teori yang
terkait dengannya untuk diterapkan pada dalil-dalil tafsili (terperinci)
sehingga dapat diistinbathkan hukum syara' yang ditunjukkannya. Melalui
kaidah-kaidah ushul Fiqh diketahui nash-nash syara' dan hukum-hukum yang
ditunjukkannya. Dengan ushul fiqh dapat dicarikan jalan keluar
menyelesaikan dalil-dalil yang kelihatan bertentangan satu sama lain. Melalui
dalil-dalil yang ada dalam kajian ushul fiqh, seperti qiyas, istihsan, istishab,
urf dapat dijadikan landasan menetapkan persoalan yang hukumnya tidak
dijelaskan langsung oleh nash.
Tujuan yang hendak dicapai oleh ilmu Ushul Fiqh ialah untuk dapat
3
Syu‟ban, Zakiyy Al-Din, Ushul al-Fiqh., 19.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Arti fiqh dari segi istilah hukum sebenarnya tidak jauh berbeda dari
artian etimologi sebagaimana disebutkan di atas, yaitu: "Ilmu tentang
hukum-hukum syara' yang bersifat amaliah yang digali dan dirumuskan
dari dalil-dalil tafsili
Tujuan yang hendak dicapai oleh ilmu Ushul Fiqh ialah untuk dapat
menerapkan kaidah-kaidah terhadap dalil-dalil syara’ yang terperinci agar
sampai kepada hukum- hukum syara’ yang bersifat amali, yang ditunjuk
oleh dalil-dalil itu
SARAN
Objek pembahasan diatas mengkaji dalil yang masih bersifat umum
dilihat dari ketetapan hukum yang umum pula puncak tujuan
mempelajarinya adalah untuk memelihara agama Islam dari
penyimpangan dan penyalahgunaan dalil-dalil syara’, hingga terhindar
dari kecerobohan yang menyesatkan maka dari itu kami berharap kepada
seluruh mahasiswa agar lebih memahami dan mendalami ilmu fiqih serta
asal fiqih
DAFTAR PUSTAKA
karim, f. (2017). perkembangan ushul fiqh . mizan jurnal ilmu syariah, 16.
rana, M. (2017). sejarah dan perkembangan ushul fiqih. pertemuan 3IAIN, 1-9.