Oleh:
JURUSAN EKONOMIISLAM
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat persuasif agar ke depannya makalah yang penulis
buat dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................6
BAB II...................................................................................................................8
PEMBAHASAN...................................................................................................8
C. Masa Penyempurnaan..................................................................................17
BAB III................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
jelas mengarah pada dua fokus yaitu untuk membenahi akidah ummat dan
masyarakat dapat terjawab dengan jelas dan sempurna oleh wahyu dan
hadist Nabi. Pada masa ini belum nampak spesialisasi bidang ilmu tertentu
yang dikaji dari Alquran dan Hadist karena sepenuhnya semangat sahabat
Nabi terfokus pada jihad dan mempublikasikan pesan yang diperoleh dari
Qawaid Fiqhiyyah ini sudah ada sejak zaman Nabi karena banyak kata-
Fiqhiyyah sebagai ilmu yang sistematis baru terjadi pada abad ke-III
4
Salah satu kekayaan peradaban Islam di dalam bidang hukum yang
diperkenalkan antara lain tafsir, hadis, ushul fiqih dan fiqih, ilmu kalam
menerapkan fiqih dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk kasus,
keadaan dan adat kebiasaan yang berlainan. Selain itu juga akan lebih
figih
dalam Islam yang biasa disebut Ilmu Qawaid Al-Fiqhiyyah atau dalam
teori seperti pada khasanah keilmuan pada umumnya serta ruang lingkup
5
memahami dan mendalami hukum syariah, adapula metodologi
fiqh yang ada yang berarti ia disusun melalui metode induktif dan
menurut para fuqha : telah banyak pula kitab yang ditulis oleh para
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penulisan
Qawa’id al-Fiqhiyyah.
Fiqhiyyah.
7
BAB II
PEMBAHASAN
muasal berkembang ilmu qawaid fiqhiyyah ini. Meskipun tidak banyak kitab-
detail hingga posisinya dalam hukum Islam, setidaknya dengan adanya kitab
qawaid dari masa ke masa sudah bisa menjadi acuan bagi para ulama era
3. Fase Pensistematisan/Penyempurnaan
Pada fase pertama ini, para ulama mengatakan bahwa embrio ilmu
qawaid sudah ada sejak 3 periode awal Islam, yaitu periode Rasulullah SAW,
8
Dalam periode ini diyakini bahwa ternyata benih- benih qawaid al
fiqhiyyah telah ada sejak zaman risalah Nabi Muhammad SAW. Sekalipun
dalam era ini Rasulullah SAW dan para sahabat tidak pernah menakaman hal
bahwa Rasulpun mengeluarkan kaidah bahkan dari matan hadist yang beliau
ucapkan.
الخراج بالضمان
9
Tidak boleh berbahaya dan tidak membahayakan
2. Periode Sahabat
maka itu adalah berkonotasi pilihan, dan segala ayat dalam quran yang
10
Perkataan Ibnu Abbas RA di atas dikategorikan sebagai qaidah
Ada juga atsar dari Ali RA yang diriwayatkan oleh Abdul Razaq
menerima kerugian”
Beberapa ulama dalam lingkup tabi’in dan tabiu tabi’in juga telah
keuntungannya”.
11
Imam Muhammad Bin Hasan al-Syaibani (189 H), dari kalangan
pembesar mazhab Hanafi yang juga hidup se-era dengan imam Abu
yaitu :
atau belum, dan keraguan ini lebih besar dalam pikirannya; lebih baik
ia mengulangi wudhunya.
Dari ulama di era ini juga, Khair bin Nu’aim (137 H) juga berkata :
12
sesuatu itu pada dirinya”.
Abu yusuf ya’qub bin Ibrahim (182 H) , dimana beliau menulis kitab
“al Kharraj”.
Dapat disimpulkan bahwa pada fase ini beberapa poin penting yaitu
mutaakhirin.
qawaid fiqhiyah.
13
B. Perkembangan dan Kodefikasi Qowa’id Fiqhiyyah.
fiqh.
Ijtihad telah melemah sementara taqlid terus mewabah karena saat itu
Era ini juga menjadi awal masa di mana bidang fiqh mulai
azhab tertentu dirasa cukup menjadi penenang bagi setiap orang saat itu
Seolah-olah era Ijtihad sudah mati secara total pada masa itu.
diharapkan dapat menjaga hukum dan fatwa ulama dari teori yang
salah.
14
fiqih setiap imam menjadi disiplin ilmu khusus bagi pengikutnya, dan
fiqhiyyah adalah :
Karakhi
Nadhar
kitab.
15
dari ulama Hanafi, maka di abad ini yang lebih pesat menyebarkan
wa nadzoir
Qawaid
16
al a’lai, as subuky, dan az- zarkasyi bahkan dengan nama kitab yang
C. Masa Penyempurnaan
Setelah melewati masa pertumbuhan, masa perkembangan dan
Fuqaha pada masa Sultan al- Ghazi Abdul Azis Khan al-Utsmani (1861-
17
penyeleksian terhadap kitab-kitab fiqh, btu mengkonstruknya dalam
tersebar luas dan menduduki posisi yang sangat penting dalam proses
dinyatakan sempurna.
Sultan al- Ghazi Abdul Azis Khan al-Utsmani (1861-1876 M) pada akhir
indikasi pada kebangkitan fiqh pada waktu itu. Para tim penyusun kitab
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saw. Jika pada masa Nabi suatu masalah yang terjadi waktu itu,
20
setelah beliau wafat, banyak bermunculan persoalan-persoalan baru
Sunnah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Qalam.
Rohim, M. (2019). Buku Ajar Qawa’id Fiqhiyyah (Inspirasi dan Dasar Penetapan
Hukum).
22