Dicki firdaus
Intan nurazizah
Gina rahma rianti
Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahirobbi, yang telah memberikan
kenikmatan yang melimpah. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Fiqh. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat merampungkannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenai Sejarah
Perkembangan Ilmu Fiqih yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi dan berita. Makalah ini penulis susun dengan berbagai rintangan baik itu
yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa/i Insitut Agama Islam Cipasung dan umumnya
untuk masyarakat banyak. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah penulis dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi fiqih menurut para ulama
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
Fiqih adalah ilmu tentang hikum-hukum syari’at yang bersifat praktis, yaitu
hokum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan mukallaf.
Ilmu fiqih adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat penting kedudukannya
dalam kehidupan umat islam. Fiqih termasuk ilmu yang muncul pada masa awal
berkembang agama islam. Secara esensial, fiqih sudah ada pada masi Nabi SAW,
walaupun belum menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Karena semua persoalan
keagamaan yang muncul waktu itu, langsung ditanyakan kepada Nabi SAW. Maka
seketika itu solusi permasalahan bisa terobati, dengan bersumber pasa Al-Qur’an sebagai
wahyu al matludan Sunnah sebagai al wahyu ghoiru matlu. Baru sepeninggal Nabi SAW
ilmu fiqih ini mulai muncul, seiring dengan timbulnya permasalahan-permasalahan yang
muncul dan membutuhkan sebuah hukum melalui jalan istimbat.
Penerus Nabi SAW diteruskan oleh sahabat, tabi’in dan ulama sehingga sampai
pada zaman kita sekarang ini. Perkembangan ilmu fiqih bisa kita klasifikasikan secara
periodik menurut masanya, yaitu masa Rasulullah SAW, masa para sahabat, masa tabi’in,
masa imam mujtahid, dan masa kontemporer.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 definisi fiqih menurut para ulama
Imam Abdul Mu’ali al-Juwaini (w. 1085 M), seorang guru besar Madrasah
Nizamiyyah, atau biasa disebut Imam Al-Haramain, dalam Al-Waraqat mendefinisikan
fiqih sebagai berikut, معرفة األحكام الشرعية التي طريقها اإلجتهادArtinya, “Mengetahui hukum-
hukum syari’at melalui metode ijtiad.”
(lihat syarah mahalil atas Al-Waraqat, hal.26)
Lebih detail lagi, Imam Mahalli dalam Syarah Jam’ul Jawai’, mendefinisikan Fiqih
sebagai berikut, (أي بجميع النسب التامة (الشرعية) أي المأخوذة من الشرع المبعوث به )و الفقه العلم باآل حكام
دوبssوتر منssة و أن الssوء واجبssة في الوضssأن النيssالعلم بsالنبي الكريم (العملية) أي المتعلقة بكيفية عمل قلبي أ غيره ك.
(ذلك العلم من أدلنها التفصيلية لألحكام )المكتسب. Artinya, “Fiqih adalah mengetahui hukum-hukum
syari’at Nabi Muhammad saw yang bersifat aplikatif, baik berkaitan dengan pekerjaan
hati atau fisik, seperti mengetahui hukum wajib atas niat wudhu dan hukum sunah atas
shalat witir. Pengetahuan itu harus diusahakan (bukan otomatis) melalui dalil-dalil
parsial” (lihat Syarah Imam Mahalli atas Jam’ul Jawami, hal. 71-74)
Sedangkan Ilmu Fiqh adalah kata yang bersal dari bahasa arab yaitu faqiha,
yafqohu,fiqhan yang bermakan faham atau mengerti akan sesuatu, dan sesuatu yang
dimaksut adalah hukum-hukum syariat Islam.
Dalam perkembangan Ilmu Fiqh disini terdapat beberapa periode yang diantara
seperti: Periode Pertumbuhan, Periode Pembinaan, Periode Perkembangan, Periode
Kemunduran, Periode Kebangkitan.
1. Periode Pertumbuhan
Periode ini berlangsung selama fase kenabian, yang lamanya itu kurang lebih dari
23 tahun,. Yang dimulai sejak turunnya wahyu dan berahir dengan wafatnya Nabi
Muhammad SAW, yaitu pada tahun 11 hijriah. Pada era ini merupakan masa
pertumbuhan dan pembentukan fiqh Islam, dan suatu masa syari'atnya Islam dalam
pengertian yang sesungguhnya.
Turunnya syari'at yaitu dalam arti proses munculmya hukum-hukum sar'iyah yang
hanya terjadi pada masa kenabian ini, sebab syari'at itu turun dari Allah dan berahir
dengan turunnya wahyu setelah Nabi wafat. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak punya
kekuasaan untuk membuat hukum-hukum sar'iyah, karena tugas seorang rosul hanya
menyampaiakn hukum-hukum sar'iyah itu kepada ummatnya.
Jadi sumber fiqh pada periode ini adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah (termasuk
ijtihad Nabi) saja. Sedangkan ijtihad para sahabat belum dapat dianggap sebagai sumber,
walaupun Nabi yang meyuruh sahabat untuk berijtihad, tetapi ijtihad mereka pada
umumnya berkisar pada cara penerapan hukum dalam memberikan keputusan dan
peradilan atau memberi fatwa. Dan apabila mereka berijtihad mengenai suatu hukum,
maka hasilnya ijtihadnya itu dikembalikan kepada Nabi dan diminta pengesahan dari
beliau.
2. Periode pembinaan
Pada periode ini berlangsung selama masa Khulafaur Rosyidin. Bermula sejak
wafatnya Nabi Muhammad, dan berahir ketika Muawwiyah bin Abi Sofyan menjabat
sebagai khalifah pada tahun 41 hijriah (661 M).
Pada periode ini, didaerah Islam semakin bertambah luas sehingga meliputi
Mesir, Syiria, Irak dan yang lainnya. Maka timbullah banyak persoalan hukum baru yang
belum pernah terjadi dimasa Nabi. Dengan demikian Fiqh telah mempunyai dua sumber
utama yaiti al-Qur'an dan As-sunnah, dan satu sumber pelengkap yaitu ijtihad. Karena
ijtihad dan beberapa faktor lain, maka para mujtahidin terbuhul kedalam dua aliran yaitu
aliran Ahlul hadist dan aliran Ahlu Ra'yi.
Aliran ahlul hadist yaitu aliran yang dalam melakukan ijtihad sangat terikat
dengan dengan bukti-bukti nash, mereka tidak mencari illat hukum dan dasar-dasar yang
digunakan syara' dalam menetapkan suatu hukum. Dan aliran ini berkembang diHijaz.
Aliran ahlu Ra'yi yaitu aliran yang mempergunakan pikiran dalam berijtihad , dan
mereka menganalisa illat, maksut ayat syar', dan dasar-dasar penentapan hukum. Dan
aliran ini berkembang dikota Irak.
3. Periode Perkembangan
Dalam periode ini berlangsung sejak masa pemerintahan bani Umayyah dan
Abbasyiah . Yang dimulai pada tahun 41 hijriah (661M) sampai (656 H) (1523 M).
Pada periode ini Ilmu Fiqh mencapai kemajuan yang sangat amat pesat, dan oleh
sebab itu para ulama' giat dalam melakukan ijtihad terhadap berbagai persoalan, sehingga
diantara mereka sering berijtihad dengan menggunakan metode mereka sendiri.
Dalam perkembanga pesat inu terjadi karena besarnya perhatian para khalifah
terhadap Ilmu Fiqh, yaitu adanya kebenasan dalam memberikan pendapat, semakin
banyaknya persoalan yang timbul, dan adanya referensi sumber hukum, karena al-Qur'an
sebagian besar Hadist, fatwa para sahabat dan fatwa para tabi'in yang telah dilakukan.
Dengam fase perkembangan ini, fiqh telah memenuhi syarat menjadi suatu
disiplin Ilmu dan para fuqoha terus menerus mengembangkananya, sehingga Ilmu hukum
syari'atnya ini menjadi 18 mahdzab yaitu, mahdzab Hanafi, Hambali, Maliki, Syi'ah,
Zaidiah, ibadi, Syi'ah Ilmiah, sedangak yang lainnya seperti Auza'i, Tsauri, dan yang
laimnya sudah tidak berpengikut lagi
4. Periode pendalaman dan keminduran
Periode ini dikenal juga dikalangan para penulis dengan periode taklid, jumud,
penutupan pintu ijtihad, abad pertengan dan lain sebagainya. Periode ini berlangsung
sejak rubuhnya daulat Abbasiyah dan leburnya khilafah Utsmainyah. Daulah Abbasiyah
rubuh pada tahun 656 hijriah, yaitu dengan jatuhnya kota Bagdad ke tangan tentara
Mongolia dibawah pimpinan Hulaku. Sesudah itu dunia Islam sudah dalam keadaan
terpecah belah, dan saling merebutkan kekuasaan, sehingga dalam bidang politik dapat
dianggap kemunduran
5. Periode Kembalinya Kebangkitan Fiqh
Pada peeiode ini, para ummat Islam telah menyadari kemunduran dan kelemahaja
mereka yang telah berlangsung semakin lama itu, para ahli sejarah mencatat bahwa
kesandaran muncul ketika seorang Napolion Bonoparte menduduki Mesir pada tahun
1789. Kejatuhan Mesir pada saat itu menginsafkan ummat Islam betapa lemahnya
mereka,.
Sedangkan didunia barat telah timbul perdaban baru yang lebih tinggi yang
merupakan ancaman bagi dunia Islam ini. Para tokoh-tokh Islam sudah berfikir
bagaimana cara meningkatkan mutu dan kekuatan para ummat Islam kembali, termasuk
pembaruan dalam bidang Fiqh.
Dan fenomena-fenomena yang muncul pada ahir abad ke 13 hijriah merupakan
wujud kesadaran dari kembalinya kenagnkitan fiqh Islam. Bagi banyak pengamat, sejarah
pada umumnya dan fiqh pada khususnya adalah sejarah pada dampak barat terhadap
masyarakat Islam, yang khususnya pada masa abad ke 13 hijriah.
Mereka memandang bahwasannya Islam sebagai suatu masa semi mati yang
menerima pukulan-pukulan yang deskruktif terhadap pengaruh yang formatif dari Barat.
Dalam fase merupakan fase meluasnya pengaruh Barat dalam dunia Islam, akibatnya
kekalahan-kekalahan dalam lapangan politik yang diikuti dengan bentuk-bentuk benturan
keagamaan dan intelektual, melalui berbagai saluran yang beraneka ragam tingkat
kelangsungan dan intesintasnga.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Begitu panjang perjalanan ilmu fikih dari kemunculannya hingga sekarang dan mungkin
hingga puluhan tahun ke depan fikih akan selalu berkembang karena memang hukum islam
yang ada di dalam al-qur’an sebagai sumber utama islam dan ilmu fikih dan menjadi tempat
olah berpikir para ahli agama untuk merespon masalah yang muncul sehingga syariat islam akan
selalu relevan sebagai sumber solusi masalah yang muncul sepanjang zaman.
Ketika datang imam-imam yang bermpat ,mereka mengikuti tradisi generasi yang
sebelum mereka .imam-imam itu telah mencurahkan segala kemampuan yang ada pada mereka
untuk memperkenalkan ilmu fikih ini dan membimbing manusia.dan mereka melarang orang
bertaklid atau mengikuti secara membabi buta tanpa mengetahui dalil-dalil atau alasannya.
DAFTAR PUSTAKA