Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Kholiq Amin

Mapel : Muqoddimah Fi Ilmi Al-Fiqh

A. Apa itu fiqh


Kata Fiqih berasal dari Bahasa arab yang secara bahasa berarti alfahmu atau
pemahaman. Sedangkan secara istilah, arti kata Fiqih adalah ilmu atau pengetahuan
mengenai hukum-hukum syari’ah yang berdasarkan kepada dalil-dalilnya yang terperinci.
Jadi, Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syari’at Islam yang secara khusus
membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik
kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan tuhannya.1
Fiqih atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal
oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena Fiqih terkait langsung dengan kehidupan
masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan meninggal dunia manusia selalu berhubungan
dengan Fiqih. Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum syara yang bersifat amaliyah yang
diperoleh dari dalildalil terperinci.2
Imam Abu Ishak As-Syirazi menerangkan sebagai berikut:

‫والفقه معرفة األحكام الشرعية اليت طريقها االجتهاد‬


Artinya, “Fiqih ialah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat melalui metode ijtihad”3
Dari definisi di atas, Imam Jalaluddin al-Mahalli mencontohkan, diantaranya:
mengetahui hukum wajib dalam niat wudhu, hukum sunah pada shalat witir, niat malam
hari untuk berpuasa Ramadhan adalah syarat wajib, dan lain sebagainya. Semua hukum
tersebut diketahui dengan jalan ijtihad oleh para ulama.
Imam Mahalli dalam Syarah Jam’ul Jawai’, mendefinisikan Fiqih sebagai berikut:4

‫و الفقه العلم ابآل حكام) أي جبميع النسب التامة (الشرعية) أي املأخوذة من الشرع املبعوث به النيب الكرمي‬
)‫ (املكتسب‬.‫(العملية) أي املتعلقة بكيفية عمل قليب أ غريه كالعلم أبن النية يف الوضوء واجبة و أن الوتر مندوب‬
.‫ذلك العلم من أدلنها التفصيلية لألحكام‬
Artinya, “Fiqih adalah mengetahui hukum-hukum syari’at Nabi Muhammad saw yang
bersifat aplikatif, baik berkaitan dengan pekerjaan hati atau fisik, seperti mengetahui
hukum wajib atas niat wudhu dan hukum sunah atas shalat witir. Pengetahuan itu harus
diusahakan (bukan otomatis) melalui dalil-dalil parsial”.

B. Sejarah dan perkembangan fiqh.

1
Fatiha Firdaus, Ilmu Fiqih Dan Ushulu L Fiqh, (Jurnal Academia), h.1.
2
Abdullah Jarir, Ushul Fiqh Perbandingan, (Serang: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan
Maulana Hasanuddin Banten, 2018), h.13.
3
Abu Ishak As-Syirazi, Al-Luma’ fî Ushûlil Fiqh, (Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2010), h.6.
4
Zakariya Al-Anshari ,Syarah Imam Mahalli ‘Ala Jam’ul Jawami, (Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah,
2010) hal.71
Tarikh Tasyrik Islam, atau sejarah fiqh Islam, pada hakikatnya, tumbuh dan
berkembang di masa Nabi.5 karena Nabilah yang berwenang atas dasarwahyu untuk
mentasyri'kan hukum dan berakhir dengan wafatnya Nabi. Pada Masa Rasulullah adalah
masa fiqh Islam mulai tumbuh dan membentuk dirinya menjelma kealam perwujudan
Sumber dasar yang ada pada masa ini adalah Al-quran. Tentang sunna Rasul adalah
berdasarlkan wahyu Ilahi yang diturunkan kepadanya. Demikian jugasegala tindak-tanduk
Nabi SAW. Selalu dibimbing oleh wahyu Ilahi, dan semua hukumdan keputusan hukum
didasark an kepada wahyu juga. Masa ini walaupun usianya tidak panjang, namun masa
inilah yang meninggalkan bekasan-bekasan dan kesan-kesanserta pengaruh yang penting
bagi perkembangan hukum islam dan masa yang kulli yang bersifat keseluruhan dan dasar-
dasar yang umum yang universal untuk dasar penetapan hukum bagi masalah dan peristiwa
yang tidak ada nashnya.6
Periode pertama, adalah pada masa Nabi Muhammad saw masih hidup. Pada
dasarnya, hukum atas suatu perbuatan sudah terbentuk sejak zaman Rasulullah, sejak
pertama kali Islam itu hadir; karena Islam sendiri sejak awal sudah bermuatan akidah,
akhlak, dan hukum atas perbuatan manusia. Pada periode ini, Rasulullah lah yang menjadi
satu-satunya rujukan fatwa umat Islam. Hukum-hukum fiqih saat itu terdiri hari hukum
Allah dan rasul-Nya dengan acuan Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Jadi, tidak mungkin terjadi selisih pendapat hukum saat itu. Karena memang hanya
ada satu pemegang otoritas hukum, yaitu Rasulullah saw.
Periode kedua adalah pada masa sahabat Nabi, Periode kedua ini dimulai pada masa
wafatya Nabi Muhammad SAW. Dan berakhir sejak Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai
kholifah pada tahun 41 H.7 Rasulullah sudah tidak ada. Bagaimanapun, problematika sosial
akan terus berkembang dan, tentu, hukum Islam tidak bisa lepas dari hal ini. Pada periode
ini banyak persoalan-persoalan agama muncul yang tidak ditemui pada saat Nabi hidup
hidup.
Otomatis, para sahabat melakukan ijtihad, memutuskan perkara, memberikan fatwa,
menetapkan hukum syari’at, dengan tetap mengacu pada hukum periode pertama. Sehingga
produk hukum pada saat itu terdiri dari hukum Allah dan Rasul-Nya, serta fatwa sahabat
dan keputusannya yang bersumber dari Al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijtihad sahabat. Pada
periode ini ini juga belum ada kodifikasi fiqih secara khusus.

Periode ketiga, yaitu periode tabi’in, tabi’ tabi’in, dan para imam mujtahid (abad
kedua dan ketiga Hijriyah). Pada periode ini bukan hanya periodisasi yang menjadi faktor
perkembangan hukum fiqih semakin kompleks, tetapi juga karena semakin luasnya
kekuasaan Islam dan banyaknya pemeluk Islam dari penjuru dunia dengan pluralitas sosio
kultur dan geografis.

5
Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu fiqh, (Semarang: PT Pustaka RizkiPutra, 1999),
hlm,31.
6
Ibid, 32
7
Mun'im A. Sir, Sejarah Fiqh Islam, Sebuah Pengantar , (Jakarta : Risalah Gusti 1995) hal 33
Tentu, masalah yang dihadapi umat Muslim, terutama para imam mujtahid, lebih
serius. Pada akhirnya, semua itu mendorong para imam mujtahid untuk memperluas medan
ijtihad dan menetapkan hukum syara’ atas semua peristiwa yurisprudensi Islam serta
membuka bahasan dan pandangan baru bagi mereka. Ketetapan hukum pada periode
sebelumnya tetap menjadi acuan periode ini.

Pada periode ketiga ini, hukum-hukum fiqih terdiri dari hukum Allah dan rasul-Nya,
fatwa dan putusan para sahabat, fatwa imam mujtahid dan hasil ijtihad mereka, yang
bersumber dari al-Qur’an, hadits, ijtihad para sahabat, dan ijtihad para imam mujtahid. 8

Barulah pada periode ini terjadi kodifikasi hukum Islam yang dipelopori oleh Imam
Malik bin Anas (w. 795 M) dalam kitabnya yang berjudul Al-Muwattha atas permintaan
Khalifah al-Manshur (w. 775 M) (khalifah kedua Bani Abbasiyah). Kitab ini berisi hadits-
hadits dan fatwa para sahabat, tabi’in, serta tabi’ tabi’in yang valid (sahih) menurut Imam
Malik. Kitab ini dijadikan landasan hukum fiqih oleh penduduk Hijaz.
Berikutnya, Abu Yusuf (w. 798 M), pengikut mazhab Imam Abu Hanifah (w. 797 M),
menyusun beberapa kitab fiqih yang kemudian menjadi rujukan negeri Irak. Disusul oleh
Imam Muhammad bin al-Hasan as-Syaibani (w. 189 H), yang juga pengikut mazhab Imam
Abu Hanifah, menyusun kitab Zahir ar-Riwayah as-Sittah yang kemudian dikomentari oleh
Imam Syamsul A’immah al-Sarkhusy (w. 490 H) dengan kitabnya Al-Mabsuth, yang
menjadi rujukan fiqih mazhab Hanafi.

Setelah itu disusul oleh Muhammad bin Idris as-Syafi’ (w. 820 M) atau yang dikenal
dengan Imam Syafi’ menulis kitab fiqih yang diberi judul Al-Umm di Mseir. Kitab ini
menjadi pijakan dalam fikih mazhab Syafi’i.9

C. Relevansi Ilmu Fiqh.


Fiqh dalam arti yang luas termasuk ruang lingkup syariah. Oleh karena itu, fiqih dalam
kaitannya yang sangat erat dengan ilmu ilmu lainnya . disamping itu karena ilmu fiqh dalam
arti sempit sebagai hasil dari ijtihad dan berkembang di dalam menghadapi tantangan-
tantangan zamannya, maka erat pula kaitannya dengan ilmu ilmu lainnya .
Guna mengetahui mana yang paling maslihat untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari hari. Dengan adanya hubungan fiqih dengan ilmu ilmu tersebut bahwa ilmu fiqih itu
terdapat banyak relevansi hubungan dengan ilmu ilmu lainnya serta korelasinya dengan
iman dan ikhsan. Diantaranya ilmu fiqh berhubungan dengan ilmu tasawuf, ilmu kalam,
ilmu filsafat, dan ilmu kalam.10

8
Syarifuddin, Amair, Ushul Fiqih (Jakarta: Grup Media Kencana Prenada) hal 240
9
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/sejarah-perkembangan-ilmu-fiqih-imQ0s
10
https://www.kompasiana.com/kadesofficial9734/5fa6d95ad541df4e37498742/hubungan-ilmu-fiqih-
dengan-ilmu-lainya?page=2&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai