NIM : 200204068
RESUME
KLP 1
Kata tarikh tasyri’/ تاريخ التشر يعmerupakan rangkaian dari dua bahasa: tarikh/
تاريخdan tasyri'/ التشر يع. Tarikh berasal dari bahasa Arab: يو ر خ-ار خarakha:
Tanggal hari, bulan, dan tahun. Tarikh muradhif (sinonim) dengan kata sajarah.
Masa risalah (Nabi Muhammad) atau pada masa-masa setelahnya, dari perspektif
Dan kekosongannya, serta yang terkait dengan para fugaha dan mujtahid yang
Objek kajian Fikih adalah segala hal terkait perbuatan seseorang yang telah mukalaf.
Misalnya bagaimana ketentuan hukum seorang Mukalaf dalam muamalah seperti jual beli,
sewa menyewa, pegadaian, pembunuhan, tuduhan/menuduh orang lain berzina,
pencurian, wakaf, dan lain sebagainya. Termasuk juga ketentuan-ketentuan Ibadah
seperti shalat, puasa, haji dan zakatnya seorang mukalaf. Tujuannya supaya ia mengerti
tentang hukum dalam menjalankan segala perbuatan ini.
Ibadah
Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan Allah. Contohnya shalat,
puasa, haji, dan lain sebagainya
Muamalah
Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan sesama manusia.
Contohnya jual beli, sewa menyewa, pegadaian, pembunuhan,
tuduhan/menuduh orang lain berzina, pencurian, wakaf, dan lain
sebagainya.
Objek kajian Fiqih tentang Muamalah sangat luas. Hal ini karena hubungan
manusia dengan manusia lain mencakup banyak hal. Objek kajian Fiqih
tidak luput dari berbagai aspek ini. Misalnya Fiqh Ahwal as-Syakhsiyah
(Hukum Keluarga), Fiqh Muamalah (Hukum Transaksi), Fiqh Mawaris, Fiqh
Munakahat, Fiqh Jinayah (Hukum Kriminal), Fiqh Murafa’at (Hukum Acara),
Fiqh Siyasah (Politik) dan sebagainya.
1.Pengertian Syariat
Syariat berasal dari kata dasar sya-ra-a (aye - as yang artinya memulai, mengawali,
memasuki, memahami. Atau diartikan juga dengan membuat peraturan, undang-undang
syariat. Syarun (a)dan syiratan (aa) memiliki arti yang sama yaitu ajaran, undang-undang,
hukum, piagam. Menurut KBBI, syariat adalah hukum agama yang menetapkan peraturan
hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia dengan
manusia dan alam sekitar berdasarkan Alquran dan hadis.
KLP 3
Kata prinsip secara etimologi, adalah dasar, permulaan, atau aturan pokok. Juhaya S.
Praja memberikan pengertian prinsip sebagai berikut, bahwa prinsip adalah permulaan;
tempat pemberangkatan; titik tolak; atau al-mabda. Secara terminologi, kata prinsip
adalah kebenaran universal yang inheren di dalam hukum Islam dan menjadi titik tolak
pembinaannya; prinsip yang membentuk hukum dan setiap cabang-cabangnya. Prinsip
hukum Islam meliputi prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip umum ialah
prinsip keseluruhan hukum Islam yang bersifat universal. Adapun prinsip khusus ialah
prinsip-prinsip setiap cabang hukum Islam. Juhaya S. Praja lebih lanjut mengatakan, ada
tujuh prinsip umum hukum Islam; prinsip tauhid, prinsip keadilan, prinsip Amar Ma'ruf Nahi
Mungkar, prinsip kebebasan, persamaan, prinsip Ta'awun dan prinsip toleransi. Ketujuh
prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Prinsip Tauhid
b. Prinsip Keadilan
f. Prinsip at-ta'awun
KLP 4
Al-quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang
mengandung petunjuk kebenaran bagi kebahagiaan ummat manusia. Dalam bahasa
“Fazlurrahman,Al-quran adalah dokumen keagamaan dan etika yang bertujuan praktis
menciptakan masyarakat yang bermoral baik dan adil, yang terdiri dari manusia-manusia
saleh dan religius dengan keadaan yang peka dan nyata akan adanya satu tuhan yng
memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan.
KLP 5
FASE PERKEMBANGAN DAN PENYEMPURNAAN HUKUM SYARIAT ISLAM.
Pada masa rasulullah masih hidup, yang bertindak sebagai pemutus perkara dan
pelerai pertikaian dalam masyarakat adalah beliau sendiri. Beliau sebagai referensi
tertinggi untuk meminta fatwa dan keputusan. Keputusan beliau itu didasarkan atas wahyu
atau sunnah, termasuk musyawarah dengan para sahabat.
Pada masa ini sumber tasyri’ islam adalah alquran dan sunnah rasul. Keduanya
disebut nash atau naql. Apabila ada masalah yang tidak jelas di dalam nash, para sahabat
zamn khulafaurrasyidin memakai ijtihad untuk memperolah hukum yang dicari. Jalan
dalam ijtihadnya adalah berpegang pada ma’quul-annash dan mengeluarkan illah atau
hikmah yang dimaksud dari pada nash itu, kemudian menerapkannya pada semua
masalah yang sesuai illahnya dengan illah yang dinashkan. Hal demikian kemudian
dinamakan qiyash.
b. Ijtihad Shahabat
c. Ijma’
KLP 6
Indikasi kebangkitan fiqh pada zaman ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pembahasan
fiqh Islam, dan kodifikasi fiqh Islam. Dua hal inilah yang akan dibahas sebagai berikut :
· Fiqih Islam
Pada zaman ini para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap fiqih
Islam, baik dengan cara menulis buku ataupun mengkaji. Apabila kita ingin menuliskan
beberapa indikasi kebangkitan fiqih Islam pada zaman ini dari aspek sistem kajian dan
penulisan, dapat dirincikan sebagai berikut:
Sebagai reaksi terhadap sikap taqlid, pada abad ke-14 telah timbul seorang mujtahid
besar yang menghembuskan udara baru dan segar dalam dunia pemikiran agama dan
hukum. Namanya Ibnu Taimiyah (1263-1328) dan muridnya Ibnu Qayyim al-Jauziah
(1292-1356). Kemudian banyak tokoh-tokoh yang mengikuti jejak para pendahulunya
untuk membangkitkan kembali semangat ijtihad dan menolak taqlid, diantaranya :
1. Muhammad Abduh
KLP 7 i
A. i iAl-QUR’AN
i i i i i iKata iAlquran idalam ibahasa iArab iberasal idari ikata iQara'a iartinya i' imembaca.
iBentuk imashdarnya iartinya i' ibacaan' idan i'apa iyang itertulis ipadanya'.Seperti
itertuang idalam iayat iAl-Qur'an i: i-Secara iistilah iAlqur'an iadalah iKalamullah iyang
iditurunkan ikepada iNabi iMuhammad, itertulis idalam imushhaf iberbahasa iArab, iyang
isampai ikepada ikita idengan ijalan imutawatir, ibila imembacanya imengandung inilai
iibadah, idimulai idengan isurat iAl-Fatihah idan idiakhiri idengan isurat iAn-Nas iAl-Jurjani
imendefinisikan iAl-Qur'an: iAl-Qur'an iadalah i(Kalamullah) iyang iditurunkan ikepada
iRasulullah itertulis idalam imushhaf.
B. iSUNNAH
iSunnah isecara ibahasa iberarti i' icara iyang idibiasakan' iatau i' icara iyang iterpuji.
iSunnah ilebih iumum idisebut ihadits, iyang imempunyai ibeberapa iarti: i= idekat, i=
ibaru, i= iberita. iDari iarti-arti idi iatas imaka iyang isesuai iuntuk ipembahasan iini iadalah
ihadits idalam iarti ikhabar,seperti idalam ifirman iAllah iSecara iIstilah imenurut iulama
iushul ifiqh iadalah isemua iyang ibersumber idari iNabi isaw,selain iAl-Qur'an ibaik
iberupa iperkataan, iperbuatan iatau ipersetujuan.
Adapun iHubungan iAl-Sunnah idengan iAlqur'an idilihat idari isisi imateri ihukum iyang
iterkandung idi idalamnya isebagai iberikut i: i
a. iMuaqqid i
KLP 8
C. Pengertian Qiyas
Qiyas secara bahasa adalah ukuran atau mengukur, mengetahui ukuran sesuatu, atau
menyamakan sesuatu dengan yang lain.Qiyas juga bisa berarti menyamakan sesuatu
yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena ada
persamaan illat hukum.
KLP 9
1. Pengertian Istihsan
Adapun pengertian istihsan secara istilah, ada beberapa definisi yang dirumuskan
ulama’ ushul fiqh. Diantara definisi itu da yang berbeda akibat danya perbedaan titik
pandang. Ada juga definisi yang disepakati semua pihak, namun diantarany ada yang
diperselisihkan dalam pengamalannya.
2. Jenis- jenis Istihsan
1. Istihsan Qiyasi
2. Istihsan Istisna'i
1.Maslahah Mursalah tidak boleh bertentangan dengan Maqosid Al Syari’ah, dalil- dalil
kulli’, semangat ajaran islam dan dalil- dalil juz’i yang qathi wurud dan dalalahnya.
Seandainya tidak ada dalil tertentu yang mengakuinya, maka maslahah tersebut tidak
sejalan dengan apa yang telah dituju oleh Islam. Bahkan tidak dapat disebut maslahah.
2. kemaslahatan tersebut harus menyakinkan, dan tidak ada keraguan, dalam arti harus
ada pembahasan dan penilitian yang rasional serta mendalam sehingga kita yakin
menberkan manfaat atau menolak kemudharatan.
3.Maslahah harus bersifat umum dan menyeluruh, tidak khusus untuk orang tertentu
dan tidak khusus untuk beberapa orang dalam jumlah sedikit. Imam- Ghazali
KLP 10
A. Pengertian Al-urf
Urf secara bahasa berarti sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat.
Sedangkan secara istilah ‘urf ialah sesuatu yang telah sering dikenal oleh manusia dan
telah menjadi tradisinya, baik berupa ucapan atau perbuatannya dan atau hal
meninggalkan sesuatu juga disebut adat. Ada juga yang mendefinisikan bahwa ‘urf ialah
sesuatu yang dikenal oleh khalayak ramai di mana mereka bisa melakukannya, baik
perkataan maupun perbuatan.
A. Syarat-syarat Al-Urf
'Urf yang menjadi tempat kembalinya para mujtahid dalam berijtihad dan berfatwa, tidak
lepas dari beberapa syarat yang harus dipenuhi. Maka para ulama ushul fiqh dalam
memutuskan perkara disyaratkan sebagai berikut:
a) 'Urf tersebut tidak bertentangan dalil qath’i, sehingga menyebabkan hukum yang
dikandung dalam nash tidak bisa diterapkan. Urf seperti ini tidak dapat dijadikan dalil
syara’ karena kehujjahan urf baru bisa diterima apabila tidak ada nash yang mengandung
hukum permasalahan yang dihadapi. Apabila urf tersebut bertentangan dengan nash yang
umum yang ditetapkan dengan dalil yang dzanni, baik dalam ketetapan hukumnya
maupun penunjuk dalilnya, maka urf tersebut berfungsi sebagai takhsis daripada dalil
yang dzanni.
b) 'Urf tersebut berlaku secara umum dalam mayoritas kalangan masyarakat dan
keberlakuannya dianut oleh mayoritas tersebut, baik dalam bentuk perkataan maupun
perbuatan.
c) Urf harus berlaku selamanya. Maka tidak dibenarkan urf yang datang kemudian.
KLP 11
A.Pengertian Mazhab
Secara bahasa, mazhab memiliki dua pengertian, pertama kata mazhab berasal dari
kata zahaba-yazhabu yang memiliki arti telah berjalan, telah berlalu, telah mati.Pengertian
kedua yakni, mempunyai arti suatu yang diikuti dalam berbagai masalah disebabkan
adanya pemikiran, oleh karena itu mazhab berarti yang diikuti atau dijadikan pedoman
atau metode.
KLP 12
2. Pendidikan Imam Syafi’i Imam Syafi'i menerima fiqih dan haditsdari banyak guru yang
masing masingnya mempunyai manhaj sendiri dan tinggal di tempattempat berjauhan
bersama lainnya. Imam Syafi'i menerima ilmunya dari ulama - ulama Mekkah, ulama -
ulama Madinah, ulama - ulama Iraq dan ulama - ulama Yaman 9. Ulama Mekkah yang
menjadi gurunya ialah : Sufyan Ibn Uyainah, Muslim ibn Khalid Al - Zanzi, Said ibn Salim
Al – Kaddlah , Daud ibn abd - Rahman Al - Atthar, dan Abdul Hamid ibn Abdul Azizi Ibn
Abi Zuwad. Ulama - ulama Madinah yang menjadi gurunya, ialah: Imam Malik ibn Annas,
Ibrahim ibn Saad al-Anshari Abdul Aziz ibn Muhammad ad - Dahrawardi, Ibrahim ibn Abi
Yahya Al - Asami, Muhammad ibn Said Ibn Abi Fudaik, Abdullah ibn Nafi’ teman ibn Abi
Zuwaib . Ulama - ulama Yaman yang menjadi gurunya ialah10 :
teman Auza’in dan Yahya Ibn Hasan teman Al - Laits. Ulama - ulama Iraq yang menjadi
gurunya ialah :
1. Waki’ ibn Jarrah, 2. Abu Usamah, 3. Hammad ibn Usamah, 4. Dua ulama Kuffah Ismail
ibn ‘Ulaiyah dan Abdul Wahab ibn Abdul Majid, 5. Dua ulama Basrah. 6. Juga menerima
ilmu dari Muhammad ibn Al - Hasan yaitu dengan mempelajari kitab - kitabnya yang
didengar langsung dari padanya. Dari padanyalah dipelajari fiqih Iraqi.
3. Karya-Karyanya Karya
1. Kitab Al – Umm
2. Kitab Al - Risalah.
Imam Ahmad ibn Hanbal adalah imam yang keempat dari fuqoha Islam. Dia memiliki
sifat-sifat yang luhur dan tinggi, imam umat Islam, imam Darussalam, Mufti di Irak, Zahid
dan saleh, sabar menghadapi cobaan, seorang ahli hadits dan contoh teladan bagi orang-
orang yang ahli hadits. Sayyid Rasyid Ridho berpendapat bahwa Ahmad ibn Hanbal
adalah seorang mujaddid (pembaharu) abad ketiga.Bahkan dalam pandangan peneliti
lainnya berpendapat bahwa Imam Ahmad ibn Hanbal lebih utama, dengan gelar tersebut,
dari pa 5. Pendidikan Imam Hambali Ahmad ibn Hanbal atau imam Hambali dibesarkan
di Baghdad dan mendapatkan pendidikan awalnya di kota tersebut hingga usia 19 tahun.
Sejak kecilAhmad disekolahkan kepada seorang ahli Qiroat. Pada umur yang masihrelatif
14 Ahmad ary-Syurbasy, Al-Aimmah al-Arba a’h Terj. Futuhul Arifin, 4 mutiaara Zaman
Biografi empat Imam Madzab. Jakarta Pustaka Qalani, 2003 cet ke-1, hal 168
muda ia sudah menghafalkan al-Quran, sejak usia enam belas tahunAhmad juga belajar
hadits. Karena kecintaan Ahmad terhadap hadits pagi pagi buta dia selalu pergi ke masjid-
masjid hingga ibunya merindukannya Tahun 183 H Ahmad ibn Hanbal pergi ke beberapa
kota dalam rangka mencari ilmu. Dia pergi ke Kuffah pada tahun 183 H, kemudian
keBashrah pada tahun 186, ke Makkah pada tahun 187, dilanjutkan keMadinah, Yaman
(197), Siria dan Mesa Mesopotamia. Ibn Hanbalmempelajari hadits untuk pertama kalinya
dari Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim al-Qodhi15, seorang ahl alra’yi pengikut Abu Hanifah.
Dia belajarfiqih dan hadits dari Abi Yusuf. Karena itulah Abu Yusuf terhitungsebagai guru
pertama bagi Ibn Hanbal. Sebagian peneliti berpendapat bahwa pengaruh Abu
Yusufterhadap Ibn Hanbal tidak begitu kuat. Sehingga ada yang mengatakanbahwa Abu
Yusuf bukan guru pertamanya melainkan Hasyim16 bin Basyirbin Abu Hazim al-Wasithy.
Sesungguhnya dialah yang memberi pengaruhyang jelas pada diri Ibn Hanbal.Ibn Hanbal
berguru pada Hasyim selama 4 tahun dan mengambil hadits dan menulisnya sebanyak
3000 hadits
Imam Syafi’i sebagai salah satu seorang guru dia dikatakan olehsebagian peneliti adalah
sebagai guru yang kedua.Dia bertemu denganImam Syafi’i di musim haji ketika sedang
mengajar di masjidil Haram.Kesempatan kedua kali mereka bertemu di Baghdad. Waktu
akan pindahke Mesir Imam Syafi’i menyarankan supaya mengikuti dia ke Mesir.
Diamenyetujui saran itu, tetapi tidak terlaksana. Ibn Hanbal belajar dari ImamSyafi’i
tentang pemahaman istinbath(pengambilan hukum) ataupenyimpulan sebuah hukum
hingga Muhammad bin Ishak bin Khuzimahberkata : “Ahmad ibn Hanbal adalah murid
imam Syafi’i. Ibn Hanbal juga pernah belajar dari Ibrahim bin Saad, Yahya binAl-Qattan
Waki’ dan lain-lain. Dia pernah bercita-cita hendak menuntutilmu dengan Malik bin Anas,
tetapi Imam Malik meninggal sebelum ia menuntut ilmu padanya. Sebagai gantinya dia
belajar kepada Sufyan binUyainah yang tinggal di Mekkah. Ibn Hanbal menuntut ilmu
sepanjang hayatnya, karena terus menuntut ilmu orang pun bertanya pada dia; “sampai
kapankah engkauhendak menuntut ilmu, padahal engkau sudah mencapai pada
tingkattertinggi dan menjadi imam bagi umat Islam?” dia menjawab, “dari ujungpena
sampai ke pintu kubur.” Jawaban Ibn Hanbal merupakan realisasi dari ajaran agama,
atauucapan-ucapan ahli fikir, atau ahli hadits, karena memang para ahli ilmupengetahuan
bukan saja berpegang pada pendapat dan pemikirannyasendiri, tetapi juga berpegang
kepada pendapat orang- orang lain termasukdalil- dalil nash wahyu. Karena mereka
menyalin pendapat orang laindengan tinta mereka yang dijuluki dengan “Ashabul
Mahabin” da Ibnu Suraij, Syafi’i,Thahawy, al-Khilal dan an-Nasa’i.
6. Karya dan Murid-Murid Ahmad ibn Hanbal adalah seorang ilmuwan yang
produktif.Diabanyak menulis kitab. Salah satu kitabnya yang paling agung
danmonumental adalah kitab yang
15 Ahmad As-Syurbasy, op cit, hal 171 16 Hasym adalah seorang imam Hadis dari
bagdad yang bertaqwa, Wara ( menjauhi barang yang haram). Seorang Tabit – Tabi’in ini
banyak mendengar hadist dari imam imam.
diberi nama Musnad Ahmad ibn Hanbal.Yaitu kitab yang berupa kumpulan hadits
Rasulullah SAW yang berjumlah40.000 hadits. Hadits-hadits tersebut dia kumpulkan dari
perawi-perawi yang dipercayai. Kitab tersebut dijadikan pedoman dalam
menyelidikihadits-hadits. Kitab dia yang lain adalah “Az Zuhdi” yang menjelaskan
sampaikemana kezuhudan Nabi- Nabi, sahabat-sahabat, khalifah- khalifah danimam yang
bersumberkan hadits, atsar dan “akhbar”.
Adapun kitab-kitab yang lainnya adalah17: 1. Kitab al-‘Ilal 2. Kitab al-Tafsir 3. Kitab al-
Nasikh wal Mansukh 4. Kitab Al-Zuhd 5. Kitab Al-Masail 6. Kitab Fadail al-Sahabah 7.
Kitab Al-Faraid 8. Kitab Al-Manasik 9. Kitab Al-Imam 10. Kitab Al-Asyribah 11. Kitab Ta’at
al-Rasul dan 12. Kitab Al-Rad ‘ala al-Jahmiyyah.
KLP 13
MAZHAB ZAHIRIYAH
Inti ajaran dan faham yang berkembang dalam mazhab Zahiriyyah berkisar pada
persoalan sumbe hukum Islam dan pendekatan yang digunakan dalam memahami
sumber tersebut. konsekuensi logis dari perbedaan tersebut adalah adanya perbedaan
pendapat dalam masalah fikihnya, mazhab Zahiriyyah hanya mengenal tiga sumber
hukum Islam, yakni Alquran al-Karim, sunnah Rasulullah saw. dan ijma’. Bagi penganut
mazhab Zahiriyyah, keumuman nash Alquran al-Karim dan sunnah sudah cukup untuk
menjawab semua tantangan dan masalah. Pendirian tersebut beradasarkan firman Allah
swt. dalam surah an-Nahl: 89:
“dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembir bagi orang-orang yang berserah diri.
Adapun ad-dalil dari ijma’ menurut Ibnu Hazm ada empat macam yaitu:
Biografi Pendiri Mazhab Zahiriyah & Prinsip dasar penulisan dan penyebaran