: Wiwin Agustin
Kelas
: PAI-3
Semester : I (ganjil)
Hubungan ilmu Ushul Fiqh dengan Fiqh adalah seperti hubungan ilmu mathiq (logika)
dengan filsafat, bahwa mantiq merupakan kaedah berfikir yang memelihara akal agar tidak
ada kerancuan dalam berfikir. Juga seperti hubungan antara ilmu nahwu dalam bahasa arab,
dimana ilmu nahwu merupakan gramatikal yang menghindarkan kesalahan seseorang di
dalam menulis dan mengucapkan bahasa arab. Demikian juga Ushul Fiqh adalah merupakan
kaidah yang memelihara fuqaha agar tidak terjadi kesalahan di dalam mengistimbatkan
(menggali) hukum.
Periode pertama, adalah merupakan periode pertumbuhan yaitu pada mas rasul dalam
kurun waktu 22 tahun dan beberapa bulan sejak dari 13 sebelum hijriyah hingga tahun 11
setelah Hijriyah, atau 611-632 M. Periode kedua ialah periode sahabat dan tabiin.
Berlangsung dari tahun 11-101 H/632-720 M. Periode ketiga ialah merupakan periode
kesempurnaan yang dibawahi mujtahidin atau pada masa daulah abasiyah. Periode ini
berlangsung sekitar 250 tahun dari 101 H. Periode keempat ialah periode kemunduran dan
periode taqlid (jumud) yaitu sejak pertengahan abad ke 4 H yang sampai sekarangpun masih
banyak berkembang dalam masyarakat. Yang terakhir,periode kelima yaitu periode
kebangkitan atau renaisance. Yang sebenarnya tidak begitu menunjukkan perkembangan yang
signifikan bagi perkembangan ilmu fiqih.
Menurut penelitian Ibnu Qayyim, tidak kurang dari 130 orang faqih dari pria dan
wanita memberikan fatwa, yang merupakan pendapat faqih tentang hukum.
3. Masa Tabiin
Pada masa tabiin, penggunaan ushul al-fiqh ini lebih luas. Periode awal pertumbuhan
fiqh. Masa ini dimulai pada pertengahan abad ke-1 sampai awal abad ke-2 H. Periode ketiga
ini merupakan titik awal pertumbuhan fiqh sebagai salah satu disiplin ilmu dalam Islam.
Dengan bertebarannya para sahabat ke berbagai daerah semenjak masa al-Khulafaur Rasyidin
(terutama sejak Usman bin Affan menduduki jabatan Khalifah, 33 H./644 M.), munculnya
berbagai fatwa dan ijtihad hukum yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat daerah tersebut.
Mulailah muncul perpecahan antara umat Islam menjadi tiga golongan
yaitu Sunni, Syiah, dan Khawarij. Perpecahan ini berpengaruh besar pada ilmu fiqih, karena
akan muncul banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda dari setiap faqih dari
golongan tersebut. Masa ini juga diwarnai dengan munculnya hadis-hadis palsu yang
menyuburkan perbedaan pendapat antara faqih.
4. Masa keemasan (kesempurnaan)
Periode keemasan. Periode ini dimulai dari awal abad ke-2 sampai pada pertengahan
abad ke-4 H. Dalam periode sejarah peradaban Islam, periode ini termasuk dalam periode
Kemajuan Islam Pertama (700-1000). Seperti periode sebelumnya, ciri khas yang menonjol
pada periode ini adalah semangat ijtihad yang tinggi dikalangan ulama, sehingga berbagai
pemikiran tentang ilmu pengetahuan berkembang.
Perkembangan pemikiran ini tidak saja dalam bidang ilmu agama, tetapi juga dalam
bidang-bidang ilmu pengetahuan umum lainnya. Semangat para fuqaha melakukan ijtihad
dalam periode ini juga mengawali munculnya mazhab-mazhab fiqh, yaitu Mazhab Hanafi,
Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Periode keemasan ini juga ditandai dengan dimulainya
penyusunan kitab fiqh dan usul fiqh. Diantara kitab fiqh yang paling awal disusun pada
periode ini adalah al-Muwaththa' oleh Imam Malik, al-Umm oleh Imam asy-Syafi'i, dan
Zahir ar-Riwayah dan an-Nawadir oleh Imam asy-Syaibani. Kitab usul fiqh pertama yang
muncul pada periode ini adalah ar-Risalah oleh Imam asy-Syafi'i.