Disusun Oleh:
Melani 0102.2301.010
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu
wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya. Shalawat serta salam selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.
Berkat segala nikmat yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan, Alhamdulillah kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Kemunculan dan
Perkembangan Ushul Fikih”. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas
Pengantar Ilmu Fiqih dan Pranata Sosial dengan Dosen Pengampu kami Bapak Abdul Rahmat,
Drs., MA.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar kami
bisa menjadi lebih baik lagi dan kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang
berguna untuk mahasiswa dalam memahami Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Ushul
Fikih. Demikian yang dapat kami sampaikan, dengan ini penulis mengucapkan segala hormat
kepada pihak dosen pengampu mata kuliah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa, kata fiqh merupakan bentuk masdar dari kata faqiha yang artinya
sama dengan al-’ilmu (pengetahuan) dan al-fahmu (pemahaman), sehingga secara
etimologi fiqh diartikan sebagai pengetahuan atau pemahaman yang mendalam (benar)
terhadap sesuatu. Salah satu contoh penerapan makna ini terdapat dalam Hadis Nabi yang
berbunyi:
”Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik, maka Dia memberikan
pemahaman yang benar tentang agama kepadanya”.
Di kalangan fuqaha (ulama fiqh), fiqh didefinisikan sebagai ilmu yang menerangkan
hukum-hukum syara‟ yang amali yang diambil dari dalil-dalilnya yang rinci. Arti terakhir
inilah yang kemudian umum dipahami oleh umat Islam sebagai arti fiqh dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga secara teknis istilah fiqh berarti ilmu tentang deduksi
hukum-hukum Islam dari dalil-dalil yang ditemukan dalam sumber-sumber hukum Islam.
Secara bahasa ushul fiqh berasal dari dua kata, yaitu usul dan al-fiqh . Kata
usul adalah bentuk jamak dari kata aslun bermakna sumber, asal, dasar, kaidah, atau
fondasi, sedangkan kata fiqh berarti pemahaman. Dengan demikian secara etimologi
ushul fiqh artinya dasar-dasar pemahaman. Secara terminologi (istilah), ushul fiqh adalah
ilmu yang mempelajari dasar, kaidah, metode yang digunakan untuk mengistimbatkan
hukum syara‟. Dengan demikian ushul fiqh adalah ilmu yang membahas tentang metode
penggalian dan penetapan (istimbath) hukum Islam (fiqh). Oleh karena itu dalam kajian
ushul fiqh dijelaskan tentang dasar, kaidah, dan metode yang digunakan untuk
menetapkan sebuah hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kemunculan fikih dan ushul fikih?
2. Bagaimana Perkembangan fikih dan ushul fikih?
BAB II
PEMBAHASAN
Kebangkitan fiqh dan ushul fiqh berkaitan dengan kebangkitan umat Islam di
bidang politik. Di beberapa wilayah umat Islam mulai berusaha melepaskan diri
dari kolonialisme. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor, yaitu:
Secara umum sikap umat Islam terhadap kemajuan Barat dapat dibagi dua:
pertama, Zealotisme, yaitu menutup diri secara fanatik terhadap Barat dan ingin
kembali secara introvert kepada praktek Islam masa lalu. Sikap ini menimbulkan
adanya gerakan pemurnian Islam (puritanisme), seperti gerakan Wahabiyah, yang
dipimpin oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) di Arabia. Kedua,
Herodianisme yaitu membuka pintu secara selektif terhadap pengaruh Barat,
mengambil yang baik dan menolak yang buruk. Sikap ini berdampak pada
munculnya gerakan-gerakan pembaruan dalam Islam. Gerakan pembaruan yang
muncul pada saat itu adalah:
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pembaharu yang menjadi tanda awal
kebangkitan Islam adalah: Muhammad Abduh (1849-1905 M), Muhammad Rasyid Ridha
(w. 1935 M), Hassan al-Banna (w. 1949 M), Abul A‟la Al-Maududi (1903-1979 M), dan
lain-lain. Para pembaharu ini berusaha mengembalikan watak asli fiqh yang dinamis,
meskipun tidak sepenuhnya mampu memberantas fanatisme mazhab.
Di bidang fiqh ushul fiqh mulai ada upaya untuk mempelajari karya ulama
sebelumnya. Seleksi kitab-kitab fiqh ini dilakukan untuk memilih mana yang paling valid
dan membandingkannya dengan hukum positif. Kebangkitan lain adalah adanya upaya
mengkodifikasikan fiqh menjadi qanun (undang-undang). Hal ini sebagaimana yang
dilakukan oleh Kekhalifahan Turki Usmani. Kodifikasi hukum ini bernama Majallah al-
Ahkam al-‟Adilah (Kitab UndangUndang Keadilan) yang selesai tahun 1876 M.
Kandungan materi undang-undang ini mengacu pada fiqh mazhab Hanafi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memahami sejarah fiqh dan ushul fiqh memiliki urgensi yang signifikan bagi umat Islam.
Pengetahuan historis atas kedua ilmu ini memberikan satu kejelasan tentang kedudukannya
dalam agama Islam, sehingga dapat menghindarkan umat Islam dari misinterpretasi (salah
penafsiran) terhadap ketetapan hukumnya. Sesuai dengan sifatnya, kedua ilmu ini bersifat relatif,
terbentuk karena adanya kepentingan kondisional terkait dengan pelaksanaan ijtihad para ulama
pada masanya. Dengan demikian ketetapan dan rumusannya bukan bersifat mutlak, tidak final,
tetapi memungkinkan terjadi perubahan, rekonstruksi, bahkan dekonstruksi.
Kepentingan lain dari kajian historis fiqh dan ushul fiqh adalah menghindarkan adanya
konflik yang tidak perlu akibat perbedaan praktek atau pemikiran keagamaan. Selama perbedaan
tersebut dalam ranah fiqh dan ushul fiqh, maka harus diterima sebagai bagian dari toleransi
berpendapat. Satu kelompok tidak dapat memaksakan keyakinannya terhadap kelompok lain,
apalagi dengan jalan kekerasan. Oleh karena itu, setiap perbedaan pendapat harus dilihat, apakah
perbedaan tersebut dalam hal cabang (furu‟) atau dalam hal pokok (usul). Jika perbedaan terjadi
dalam hal furu‟ maka terbuka ruang untuk menafsirkan berbeda, tetapi jika dalam hal usul maka
hal itu dianggap menyimpang dari mainstream Islam. Berdasarkan alasan inilah pengetahuan
tentang sejarah perkembangan fiqh dan ushul fiqh menjadi penting, agar ketetapan hukum dalam
Islam tidak tercerabut dari masa lalunya.
DAFTAR PUSTAKA
Tibi, Bassam. Islam and the cultural accommodation of social change. Routledge, 2020.
Sodiqin, Ali. "FIQH, DAN USHUL FIQH Sejarah, Metodologi dan Implementasinya di Indonesia." (2012).