Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERKEMBANGAN USHUL FIQHI

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Ushul
Fiqhi”

Dosen Pengampu : Rachmadan, MH

Disusun Oleh :

Putriyani

Yuyun Anggriani

Dwi Wulan Aprillia.D

Muhammad Nur Khadam Ichsan

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sejarah Perkembangan
Ushul Fiqh" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Ushul Fiqh. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada Rachmadani, MH selaku dosen mata kuliah Ushul
Fiqh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Layar belakang.......................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................

A. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqih.....................................................

B. Tahap-Tahap Perkembangan Ushul Fiqih...........................................

C. Aliran-Aliran Ushul Fiqih........................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. KESIMPULAN.........................................................................................

B. Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana ilmu keagamaan lain dalam Islam, ilmu ushul figh tumbuh dan
berkembang dengan tetap berpijak pada Al-Quran dan Sunnah. Kedua sumber ini
kemudian dirumuskan oleh para ahli menjadi petunjuk pelaksanaan praktis yang
disebut fiqih. Dalam merumuskan hukum dari Al- Qur'an dan Hadis menjadi fiqh atau
hukum islam yang terperinci diperlukan suatu metode dalam berpikir yaitu ushul fiqh

Penggunaan ushul fiqh dalam persoalan hukum islam (Islamic law problem) itu
dapat mengalami perkembangan dan pembaharuan. Karena dalam kehidupan sosial,
sebagian umat islam mengalami kesukaran- kesukaran dalam menjalankan bagian-
bagian tertentu dari fiqh. Sehingga kaji ulang terhadap fiqh pun harus melibatkan
ushul fiqh.

Ushul fiqh tidak timbul dengan sendirinya, tetapi benih-benihnya sudah ada
sejak zaman Rasulullah dan sahabat. Di masa Rasulullah, umat islam tidak
memerlukan kaidah-kaidah tertentu dalam memahami hukum- hukum syar'i, semua
permasalahan dapat langsung merujuk kepada Nabi saw. lewat penjelasan beliau
mengenai al-Qur'an dan sunnahnya.

Namun setelah Rasulullah wafat, umat islam dihadapkan pada masalah


penentuan atau penetapan hukum Islam yang berkenaan dengan problem-problem
yang dihadapi tetapi tidak ditemukan dasar hukumnya secara langsung di dalam al-
Qur'an dan sunnah. Oleh karena itu, para ulama sebagai ahli waris para Nabi saw.,
diberi kewenangan untuk berijtihad guna menentukan dan menetapkan hukum islam.

Secara pasti, lahirnya ilmu Ushul Fiqh bersamaan dengan lahirnya ilmu Fiqih,
meskipun pembukuannya lebih dahul ilmu Fiqh. Sebab tumbuhnya ilmu fiqih tidak
terlepas dari metode yang digunakan dalam penggalian hukum fiqih itu sendiri.
Metode penggalian hukum ini disebut juga dengan ilmu Ushul Fiqh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ushul Fiqh pada Masa Nabi, Sahabat, Tabi'in
dan Imam Mazhab?
2. Bagaimana tahap-tahap Perkembangan Ushul Fiqh?
3. Aliran apa saja yang ada didalam Ushul Fiqh?

C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Perkembangan Ushul Fiqh pada Masa Nabi, Sahabat, Tabi'in
dan Imam Mazhab
2. Mengetahui dan Memahami tahap-tahap Perkembangan Ushul Fiqh
3. Mengetahui Aliran-aliran yang ada didalam Ushul Fiqh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqhi


a. Pada Masa Nabi SAW
Musthafa Said al-Khin memberikan argumentasi bahwa ushul fiqh ada
sebelum fiqh. Alasannya adalah bahwa ushul fiqh merupakan pondasi, sedangkan
fiqh merupakan bangunan yang didirikan di atas pondasi. Karena itulah sudah
tentu ushul fiqh ada mendahului figh Pada zaman Nabi SAW, sumber hukum
islam ada 2 yaitu Al-qur'an dan Sunnah. Namun demikian, juga terdapat usaha
dari beberapa sahabat yang menggunakan pendapatnya dalam menentukan
keputusan hukum. Hal ini didasarkan pada hadis Muadz bin Jabbal sewaktu ia
diutus oleh Rasul untuk menjadi gubernur di Yaman.
Sebelum berangkat, Nabi bertanya kepada Muadz: "Sesungguhnya
Rasulullah SAW mengutus Muadz ke Yaman. Kemudian Nabi bertanya kepada
Muadz bin Jabbal: Bagaimana engkau akan memutuskan persoalan?, ia
menjawab: Akan saya putuskan berdasarkan Kitab Allah. Nabi bertanya: Kalau
tidak engkau temukan dalam Kitab Allah?, ia jawab: Akan saya putuskan
berdasarkan Sunnah Rasul SAW. Nabi bertanya lagi: Kalau tidak engkau
temukan dalam Sunnah Rasul?, ia menjawab: Saya akan berijtihad dengan
penalaranku, maka Nabi bersabda : Segala puji bagi Allah yang telah memberi
Taufiq atas diri utusan Rasulullah SAW". (HR Tirmizi)
Dalam beberapa kasus, Nabi SAW juga mengaplikasikan qiyas ketika
menjawab pertanyaan para sahabat. Cara-cara beliau dalam menetapkan hukum
inilah yang menjadi bibit munculnya ilmu ushul fiqh. Oleh sebab itu, para
ushuliyyin menyatakan bahwa ushul fiqh itu bersamaan hadirnya dengan fiqh,
yakni sejak zaman Nabi SAW.

b. Pada Masa Sahabat


Wafatnya Rasulullah SAW memunculkan tantangan bagi para sahabat
Munculnya kasus-kasus baru yang menuntut sahabat untuk memecahkan hukum
dengan kemampuan mereka atau dengan fasilitas khalifah. Periode ini dimulai
pada tahun 11 H sampai pertengahan abad 1 H (50 H). Pembinaan hukum Islam
dipegang oleh para pembesar sahabat yang memiliki kelebihan di bidang hukum,
seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib dan Abdullah Ibn Mas'ud. Pada
masa ini pintu ijtihad telah mulai dikembangkan, yang pada masa Nabi Saw tidak
pernah mereka gunakan terkecuali dalam permasalahan yang amat sedikit.
Langkah-langkah yang ditempuh para sahabat apabila menghadapi
persoalan hukum ialah menelusuri ayat-ayat Al qur'an yang berbicara tentang
masalah tersebut. Apabila tidak ditemukan hukumnya di dalam Al qur'an maka
mereka mencarinya di dalam sunnah. Apabila di dalam sunnah pun tidak
ditemukan barulah mereka benjtihad
Para sahabat tidak mengalami kesulitan dalam mengambil pelajaran hukum
dari Al-qur'an dan Sunnah. Hal ini dikarenakan para sahabat sangat paham akan
motif dan konteks turunnya wahyu atau munculnya sabda Rasulullah saw (asbab
nuzul al-ayat dan asbab wurud al-ahadits), sahabat mengetahui ayat-ayat nasikh-
mansukh dan lain sebagainya. Di samping itu, para sahabat juga menguasai
bahasa Arab jadi paham kaidah-kaidahnya serta mengetahui penggunaan kosa
kata (lafal) yang digunakan dalam Alquran dan Sunah.
Secara umum, sebagaimana pada masa Rasulullah saw, ushul fiqh pada era
sahabat masih belum menjadi bahan kajian ilmiah Sahabat memang sering
berbeda pandangan dan berargumentasi untuk mengkaji persoalan hukum. Akan
tetapi, dialog semacam itu belum mengarah kepada pembentukan sebuah bidang
kajian khusus tentang metodologi.
Pertukaran pikiran yang dilakukan sahabat lebih bersifat praktis untuk
menjawab permasalahan. Pembahasan hukum yang dilakukan sahabat masih
terbatas kepada pemberian fatwa atas pertanyaan atau permasalahan yang muncul,
belum sampai kepada perluasan kajian hukum Islam kepada masalah metodologi.

c. Pada masa Tabi in


Masa Tabi in adalah masa sesudah masa para sahabat, yang sebelumnya
para Tabi'in ini belajar kepada para sahabat. Pada masa ini Islam sudah mulai
menyebar di berbagai kawasan yang cukup jauh dari wilayah ketika nabi dan para
sahabat menetap diantaranya Iraq, Syam dan Mesir. Luasnya wilayah ini di masa
Tabi in akan menjadi salah satu unsur penting dalam dasar pemikiran penetapan
hukum.
Luasnya wilayah ini juga mempengaruhi pola pemikiran dan penetapan hukum.
Yang akhunya ada beberapa penyimpangan, diantaranya:
1. Pemalsuan Hadits
2. Perbedaan pendapat tentang ra'yu yang melahirkan kelompok Iraq (al-Ra yi)
dan kelompok Madinah (Ahl al-Hadits).

Kelompok iraq menggunakan al-ra'ya, yaitu dalam setiap kasus yang


dihadapi mereka mencari illatnya, sehingga dengan illat ini mereka dapat
menyamakan hukum kasus yang dihadapi dengan kasus yang sudah ada nashnya.
Sedangkan kelompok madinah banyak menggunakan hadits-hadits Rasulullah
SAW, karena mereka dengan mudah melacak sunnah Rasulullah di daerah
tersebut
Selain hal tersebut diatas, lahirnya tokoh hukum baru dari kalangan non
Arab, semakin menambah berbagai pemahaman dasar pemikiran dan perbedaan
pendapat yang cukup tajam yang kemudian memunculkan mazhab-mazhab hukum
Islam, yang masing-masing memiliki metode sendiri yang saling berbeda dengan
yang lainnya. Pada periode ini terdapat pengembangan dari metode yang telah
digunakan para sahabat.
Tokoh-tokoh dan Pembesar tabi 'in yang sering berijtihad dan memberikan
fatwa antara lain: Said bin Musayyab di kawasan Madinah dan Ibrahim al-Nakha'i
di kawasan Iraq. Mereka mengembangkan dan menambah dari berbagai metode
yang pernah dirintis oleh sahabat, seperti Qawl Sohabi (fatwa sahabat). Namun
demikian ilmu Ushul Fiqh pada periode ini juga masih belum terbukukan.

d. Pada masa Imam Mazhab


Pada periode ini, metode penggalian hukum bertambah banyak baik corak
maupun ragamnya. Dengan demikian bertambah banyak pula kaidah-kaidah
istinbath hukum dan teknis penerapannya.
Sebagai contoh Imam Abu Hanifah dalam memutuskan perkara membatasi
ijtihadaya dengan menggunakan al-Quran, Hadis, fatwa- fatwa sahabat yang telah
disepakati dan berijtihad dengan menggunakan penalarannya sendiri, seperti
istihsan Abu Hanifah tidak mau menggunakan fatwa ulama pada zamannya.
Sebab ia berpandangan bahwa mereka sederajat dengan dirinya. Imam Maliki,
setelah al-Quran dan Hadis, beliau lebih banyak menggunakan amal (tradisi) ahli
madinah dalam memutuskan hukum dan maslahah mursalah Demikian pula
imam-imam yang lain
Pada periode inilah ilmu Ushul Fiqih dibukukan. Ulama pertama yang
merintis pembukuan ilmu ini adalah Imam Syafi'i, ilmuan berkebangsaan Quraish.
Ia memulai menyusun metode-metode penggalian hukum Islam, sumber serta
petunjuk Ushul Fiqih Dalam penyusunannya ini. Imam Syafi'i bermodalkan
peninggalan hukum- hukum fiqih yang diwariskan oleh generasi terdahulu, dan
juga rekaman hasil diskusi antara berbagai aliran fiqih yang bermacam- macam
Sehingga ia memperoleh gambaran yang konkrit antara fiqih ahli Madinah dan
fiqih ahli Irak. Beliau pernah menjadi murid Imam Malik (ulama Madinah), Imam
Muhammad bin Hasan (ulama Irak dan salah seorang murid Abu Hanifah) serta
fiqih Makkah yang dipelajarinya ketika berdomisili di Makkah menjadikannya
seorang yang berwawasan luas. Kemudian dengan kecerdasannya, ia menyusun
kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang ijtihad yang benar dan ijtihad yang salah.
Kaidah-kaidah inilah yang di kemudian hari dikenal dengan nama Ushul Fiqh
Oleh sebab itu Imam Syafi'i adalah orang pertama yang membukukan ilmu Ushul
Fiqh, yang diberi nama "al-Risalah".

B. Tahap-tahap Perkembangan Ushul Fiqhi


Secara garis besar, Perkembangan Ushul Fiqh dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Awal (Abad 3 H)
Salah satu hasil dari kebangkitan berpikir dan semangat keilmuwan muslim
ketika itu adalah berkembangnya bidang fiqh, yang pada gilirannya mendorong
untuk disusunnya metode berpikir fiqh yang disebut ushul fiqh.
Seperti yang telah dikemukakan, kitab ushul fiqh yang pertama- tama
tersusun secara utuh dan terpisah dari kitab-kitab fiqh ialah Ar- Risalah, karangan
Asy-Syafi'i Selain kitab Ar-Risalah, pada abad 3 H ini telah tersusun pula
sejumlah kitab Ushul Fiqh lainnya. Namun kitab lainnya itu tidak mencerminkan
pemikiran-pemikiran ushul figh yang utuh dan mencakup segala aspeknya kecuali
kitab Ar-Risalah itu sendiri. Kitab Ar-Risalah-lah yang mencakup permasalahan-
permasalahan ushuliyah yang menjadi pusat perhatian para fuqaha pada zaman
itu.
2. Tahap Perkembangan (Abad 4 H)
Pada abad ke-4 H ini, pemikiran fiqh Islam memiliki karakteristik tersendiri
dalam kerangka sejarah tasyri' Islam Pemikiran liberal Islam berdasarkan ijtihad
berhenti pada abad ini Mereka menganggap para ulama terdahulu suci dari
kesalahan sehingga seorang faqih tidak mau lagi mengeluarkan pemikirannya
yang khas, terkecuali dalam hal-hal kecil saja. Akibatnya aliran aliran fiqh yang
ada semakin mantap eksitensinya, apalagi disertai oleh fanatisme dikalangan
penganutnya. Hal ini ditandai dengan adanya kewajiban menganut suatu mazhab
tertentu dan larangan melakukan perpindahan mazhab sewaktu-waktu.
Ciri khas perkembangan ilmu Ushul Fiqh pada abad 4 H ini, yaitu
munculnya kitab-kitab Ushul Fiqh yang membahas masalah ushul fiqh secara utuh
dan tidak seperti yang terjadi pada masa sebelumnya. Kalaupun ada yang
membahas kitab-kitab tertentu, hal itu semata-mata untuk menolak atau
memperkuat pandangan tertentu dalam masalah itu.

3. Tahap Penyempurnaan (Abad 5 H)


Pelopor keilmuan Islam pada zaman ini, diantaranya yaitu Abd Al-Wahab
Al-Baghdadi, Abu Zayd Ad-Dabusy, Abu Husain Al-Bashri, dan lain-lain Para
pengkaji ilmu keislaman di kemudian hari mengikuti metode dan jejak mereka
untuk mewujudkan aktivitas ilmiah dalam bidang ilmu ushul figh
Dalam sejarah perkembangan ilmu Ushul Fiqh pada abad 5 H ini
merupakan periode penulis kitab ushul figh terpesat, yang diantaranya terdapat
kitab-kitab yang menjadi kitab standar dalam pengkajian ilmu ushul fiqh
selanjutnya.

C. Aliran-aliran Ushul Fiqh


1. Aliran Mutakallimin (Syafi'iyah)
Aliran ini adalah orang-orang penulis yang lebih banyak membahas
masalah teologi, pemikiran deduktif Beberapa tokoh mutakallimin diantaranya
Qadli Abdul Jabbar al-Mutazili, Al-Juwayni al-Syafi'i, Abu Husayn al-Bahri al-
Mu'tazili, dan lainnya. Karena bersifat lintas madzhab, maka aliran ini menjadi
aliran utama ushul figh dan diikuti banyak ulama.
2. Aliran Fuqaha (Hanafiyah)

Aliran ini mengembangkan metode sendiri dalam pemilisan ushul fiqh.


Karakter tersendiri dari aliran ini adalah didalam pembuatan kesimpulan
metodologi, dan dalam pemecahan perkara hukum yang dipenuhi dengan
persoalan hukum nyata.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah Ushul Fiqh sebelum dibukukan terbagi menjadi beberapa masa, yaitu:
masa Rasulullah SAW, masa sahabat dan masa tabi in. Ushul Fiqh dibukukan pada
masa Imam Syafi I (150 H - 204 H). La memulai menyusun metode-metode
penggalian hukum Islam sumber serta petunjuk Ushul Fiqh
Secara garis besarnya, perkembangan ushul fiqh dapat dibagi dalam tiga tahap,
yaitu: tahap awal (abad 3H): tahap perkembangan (abad 4H), dan tahap
penyempurnaan (abad 5H). Dalam sejarah perkembangan ushul fiqh terdapat dua
aliran akibat adanya perbedaan dalam membangun teori ushul fiqh, yaitu Aliran
Syafi'iyah dan Aliran Fuqaha.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Buchori. 2011.Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ushul Fiqh

http://eling-buchoriahmad12.blogspot.com/2011/06/sejarah-pertumbuhan
perkembangan html

Ridwan Wawan 2014. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqih


https://wawannidwan0314.blogspot.com/2014/08/sejarah-perkembangan
ushul-fiqh html

Kristiani Arin dan Asmui 2016. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqih


http://annkristiani.blogspot.com/2016/12/sejarah-perkembangan-ushu
fiqh html (Diakses Tanggal 27 Maret 2021)
Saputra Irwansyah 2018. Perkembangan Ushul Figth. Jurnal Syariah Hukum
Islam, hlm 43-45. dari Institut Agama Islam Al-Mawaddah Warrahmah Kolaka
Atmaja Fatkan Karim 2017. Perkembangan Ushul Fikih Dari Masa Ke Masa .
Jurnal Ilmu Syariah, hlm 25-26 (Diakses Tanggal 26 Maret 2021). dari FSH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai