Disusun Oleh:
Kelompok 01:
1. Munif Akhsan (53010210001)
2. Maftuh Alfan Hidayat (53010210002)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian Ushul Fiqh, Tujuan, Dan
Objeknya”, guna memenuhi tugas mata kuliah ushul fiqh. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Musbihin Sahal, LC, M.A,
selaku dosen mata kuliah ushul fiqh yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini dan pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel-artikel dan
tulisan yang menjadi referensi kami dalam menyusun makalah ini.
Penulis kelompok 01
2|Page
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar belakang masalah..........................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................5
C. Tujuan penulisan....................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
A. Pengertian ushul fiqh.............................................................................................6
B. Objek kajian ushul fiqh...........................................................................................7
C. Tujuan dan urgensi Ushul Fiqh...............................................................................9
BAB III..............................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya, dalil-dalil hukum islam hanya diambil dari al-Quran dan
Hadits saja. Posisi rosulullah dinilai sebagai tokoh sentral untuk menyelesaikan
segala urusan masyarakat dan bahkan semua persoalan diserahkan pada beliau.
Umat Islam pada masa itu hanya mengikuti perintah dan larangan al-quran dan
hadits.
4|Page
hukum secara actual. Dalam memecahkan persoalan, mereka tetap berpedoman
pada Al-Quran dan Hadits sebagai referensi. Sehingga selain Al-Quran dan Hadits,
ada juga sumber hukum Islam ijma` dan qiyas. Dan dalam proses penetapan
hukum fiqh diperlukan ilmu ushul fiqh.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari ilmu ushul fiqh?
2. Apa saja objek kajian dalam ilmu ushul fiqh?
3. Apa tujuan mempelajari ilmu ushul fiqh?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian dari ilmu ushul fiqh.
2. Mengetahui objek kajian dalam ilmu ushul fiqh
3. Mengetahui tujuan dan urgensi ilmu ushul fiqh.
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai nama dari suatu bidang ilmu dalam khazanah studi keislaman, para
ulama mengungkapkan definisi ilmu ushul fiqh dalam berbagai redaksi, yaitu:
6|Page
3. Menurut Al-Amidi, ushul fiqh adalah dalil-dalil fiqh dari segi
penunjukannya kepada hukum-hukum syara’ serta bagaimana orang-
orang yang kompeten menetapkan hukum dari dalil-dalil secara
global, bukan secara spesifik (tafshili).
4. Menurut Abdul Hamid Hakim ushul fiqh adalah dalil fiqh secara
global, seperti ucapan para ulama: suatu yang dikatakan sebagai
perintah adalah menandakan sebuah kewajiban, suatu yang dikatakan
sebagai larangan adalah menandakan sebuah keharaman, dan suatu
yang dikatakan sebagai perbuatan Nabi Muhammad saw., ijma’ dan
qiyas (analogi) adalah sebuah hujjah.
7|Page
1. Hukum-hukum syarak, karena hukum syarak adalah tsamarah
(buah /hasil) yang dicari oleh ushul fiqh.
2. Dalil-dalil hukum syarak, seperti al-Kitab, Sunah dan ijma’,
karena semuanya ini adalah mutsmir (pohon).
3. Sisi penunjukkan dalil-dalil (wujuh dalalah al-adillah), karena
ushul fiqh ini merupakan thariq al-istitsmar (proses produksi).
Penunjukan dalil-dalil ini ada 4, yaitu:
dalalah bil manthuq (tersurat)
dalalah bil mafhum (tersirat)
dalalah bil dharurat (secara pasti)
dalalah bil ma’na al-ma’qul (makna yang rasional).
4. Mustatsmir (produsen) yaitu mujtahid yang menetapkan hukum
berdasarkan dugaan kuatnya (zhan). Lawan kata mujtahid adalah
muqallid yang wajib mengikuti mujtahid.
8|Page
Dengan kata lain, objek kajian ushul fiqh adalah segala metode penetapan
hukum-hukum yang berdasarkan pada dalil-dalil global tersebut yang bermuara
pada dalil syarak ditinjau dari segi hakikatnya, kriterianya dan macam-
macamnya.
Menurut Abdul Wahab Khallaf, tujuan mempelajari ilmu ushul fiqh adalah
untuk mengaplikasikan kaidah-kaidah dan teori-teori ushul fiqh terhadap dalil-
dalil yang spesifik untuk menghasilkan hukum syara’ yang dikehendaki oleh dalil
tersebut. Berdasarkan kaidah-kaidah ushul fiqh dan pembahasannya, maka nash-
nash syara` akan dapat dipahami dan hukum-hukum yang terkandung di
dalamnya dapat diketahui, serta sesuatu yang dapat menghilangkan
ketidakjelasan lafaz yang samar. Di samping itu diketahui pula dalil-dalil yang
dimenangkan ketika terjadi pertentangan antara satu dalil dengan dalil yang
lainnya. Termasuk menetapkan metode yang paling tepat untuk menggali hukum
dari sumbernya terhadap sesuatu kejadian konkrit yang tidak ada nashnya dan
mengetahui dengan sempurna dasar-dasar dan metode yang digunakan para
mujtahid dalam mengambil hukum sehingga terhindar dari taklid.
9|Page
2. Sebagai acuan dalam menentukan dan menetapkan hukum syarak
melalui metode yang dikembangkan oleh para mujtahid, sehinggga dapat
memecahkan berbagai persoalan baru yang muncul.
3. Memelihara agama dari penyimpangan penyalahgunaan sumber dan dalil
hukum. Ushul fiqh menjadi tolok ukur validitas kebenaran sebuah ijtihad.
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan para mujtahid, dilihat dari dalil
yang mereka gunakan.
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu pendapat sejalan dengan
dalil yang digunakan dalam berijtihad, sehingga para pemerhati hukum
Islam dapat melakukan seleksi salah satu dalil atau pendapat tersebut
dengan mengemukakan pendapatnya.
10 | P a g e
Sebagai contoh, dalam permasalahan pernikahan, ditemui kasus-kasus
baru seperti akad nikah lewat telepon, penggunaan alat-alat kontrasepsi KB,
harta pencarian bersama suami istri dan lain sebagainya yang secara tekstual
tidak ditemukan nashnya dalam Alquran maupun Sunah. Di sinilah peran ulama
ushul atau fukaha dan para cendekiawan agar mereka mampu
merepresentasikan Islam untuk semua bidang kehidupan manusia. Mereka
dituntut untuk mencari kepastian itu dengan mengkaji dan meneliti nilai-nilai
normatif yang terkandung dalam Alquran dan Sunah secara cermat dan intens
dengan alat yang digunakan, yakni ilmu ushul fiqh.
Selain dari pada itu, patut juga dipahami bersama bahwa ilmu ushul fiqh
tidak hanya berguna bagi para mujtahid atau ahli hukum saja, akan tetapi bagi
semua orang Islam untuk mencari kepastian hukum bagi setiap masalah yang
mereka hadapi sekalipun tidak sampai ketingkat mujtahid.
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, ushul fiqh bisa dikatakan sebagai
kumpulan kaidah atau metode yang menjelaskan kepada ahli hukum Islam
(fukaha) tentang cara menetapkan, mengeluarkan atau mengambil hukum dari
dalil-dalil syara’, yakni Alquran dan Hadis Nabi atau dalil- dalil yang disepakati
para ulama.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak
kesalahan dari penulis. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika ada kalimat
yang kurang berkenan. Untuk itu, penulis juga memohon kepada para pembaca
atas kritik dan sarannya yang membangun.
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, Moh. 2019. Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: Cv. Aura Utama
Raharja.
Beik, Muhammad Al-Khudhari. 1988. Ushul Fiqh 1. Beirut: Dar Al-Fikr.
Habib, Sa'di Abu. 1988. Al-Qamus Al-Fiqh Lughatan Wa Istilahan. Damaskus: Dar
Al-Fikr.
Hakim, Abdul Hamid. Mabadi Awwaliyah Fi Ushul Al-Fiqhi Wa Al Qawaid Al-
Fiqhiyyah. Jakarta: Maktabah Saadiyah Putra.
Khallaf, Abdul Wahhab. 1978. Ilmu Ushul Al-Fiqh. Kairo: Dar Al-Qalam.
Koto, Alaiddin. 2004. Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh (Sebuah Pengantar). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Razak, Abdul. 2016. Pengantar Fiqh Dan Usul Fiqh. Banda Aceh: Cv. Printing
Tristar Mandiri.
Rohayana, Ade Dedi. 2006. Ilmu Ushul Fiqh. Pekalongan: Stain Press.
Suyatno. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Zahrah, Muhammad Abu. 1958. Ushul Fiqh. Kairo: Darul Fikri Al-Araby.
13 | P a g e