Anda di halaman 1dari 4

ESSAY I

ZUHUD
Essay ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen pengampu: Drs, Taufiqul Mu’in, M.Ag.

Disusun Oleh:
Maftuh Alfan Hidayat (53010210002)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

1|Page
Di zaman modern, di mana kehidupan dunia semakin maju dan canggih,
banyak orang yang setiap harinya bukan tekun beribadah, tetapi malah sibuk
dengan pekerjaanya tanpa mengenal waktu. Mereka hanya mengejar kemewahan
dunia dan lalai dengan kehidupan akhirat, maka dalam keadaan seperti itulah kita
semua dituntut untuk berlaku zuhud agar terhindar dari godaan-godaan yang
menyesatkan sehingga menyeret manusia ke jalan yang salah. Berdasarkan dalil-
dalil al-Quran dan Hadis, ajaran zuhud dalam tasawuf tidak lepas dari ajaran
Islam. Kedua nilai tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Karena zuhud disini merupakan keharusan yang menentukan bagi kesufian
seseorang, demikian juga sebaliknya ketasawufan merupakan yang menentukan
bagi kezuhudannya seseorang.

Secara bahasa, Zuhud adalah menjauhi, menghindari, dan tidak menyukai.


Sedangkan secara istilah, zuhud adalah pola hidup dalam menjaga diri dari
ketergantungan duniawi, sehingga hanya akan fokus pada akhirat. Orang yang
zuhud akan lebih banyak memfokuskan dirinya untuk ummat. Harta benda hanya
alat yang digunakan untuk mencapai keridhaan Allah yang lebih besar. Harta
adalah perhiasan yang bisa digunakan untuk bekal ketaatan kepada Allah.
Seseorang yang zuhud juga lebih mengutamakan akhirat tak akan gila dunia dan
gila harta. Dirinya akan mampu mengontrol diri untuk tetap beribadah sesuai
dengan syariat islam. Seperti contoh, Seseorang yang membeli barang-barang
untuk dipamerkan atau hanyut dalam fashion perkembangan zaman bukanlah
sikap zuhud serta tidak dianjurkan dalam Islam.

Maka kesimpulan di atas, untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia


dan akhirat adalah yang Pertama, Selalu beribadah kepada Allah SWT meminta
pertolongan kepada-Nya. Kedua, Kita hidup di dunia janganlah menyombongkan
diri atau berfoya-foya. Ketiga, Kita sebagai manusia Jangan gila harta, karena
harta adalah titipan dari Allah SWT.

2|Page
Zuhud dalam perkembangannya mengalami berbagai bentuk makna dan
penerapannya yang berbeda, dimulai dari gerakan zuhud sebagai bentuk protes
terhadap pelaksanaan ritual beragama yang dianggap belum mampu memuaskan
batiniyah golongan muslim tertentu. Zuhud lebih lanjut diartikan sebagai maqam
untuk mencapai perjumpaan atau makrifat kepada-Nya. Zuhud sebagai moral
Islam yang berusaha untuk mempersenjatai diri dengan nilai-nilai rohaniah yang
baru dan menegakkannya disaat menghadapi problema kehidupan yang serba
materialistis serta berusaha merealisasikan keseimbangan jiwanya.

Adapun tingkatan-tingkatan zuhud. Pertama, seseorang yang zuhud


terhadap dunia, meskipun dia menginginkan dan hatinya condong kepadanya, dia
menahan dan memerangi perasaan tersebut. Inilah yang dinamakan mutazahhid
(orang yang berusaha zuhud). Kedua, orang yang meninggalkan dunia dengan
kemauan sendiri (tanpa berperang dengan perasaan cinta dunia) karena dunia
dianggapnya lebih hina dibandingkan dengan sesuatu yang ia inginkan. Ia zuhud
terhadap dunia, karena melihat akhirat seperti seseorang yang meninggalkan
keuntungan satu dirham demi memperoleh yang dua dirham. Ketiga, orang yang
zuhud meninggalkan dunia atas pilihannya sendiri, dan ia tidak menganggap
dirinya telah meninggalkan sesuatu yang berharga. Dia ialah seperti orang yang
meninggalkan tembikar untuk mendapatkan Mutiara.

Maka kesimpulan di atas, zuhud sebagai moral Islam yang berusaha untuk
mempersenjatai diri dengan nilai-nilai bathin yang baru dan menegakkannya
disaat menghadapi masalah kehidupan yang serba materialistis serta berusaha
merealisasikan keseimbangan jiwanya. Dan jangan pernah menganggap dunia ini
penuh kemewahan, semua itu hanya fatamorgana. Maka kita zuhud dengan
meninggalkan semua kesenangan yang ada di dunia, demi di akhirat kelak.

3|Page
Dalam ajaran tasawuf, seseorang yang ingin mencapai mencapai ma'rifat
pada Allah harus melalui tangga atau station, yang dalam istilah tasawuf
dikenal dengan maqomat. Salah satu darinya adalah Zuhud. Dari sekian banyak
Station, yang paling menuai pro dan kontra adalah zuhud. Perbedaan pendapat
ini berawal dari praktek-praktek zuhud yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh sufi
yang dinilai oleh sebagian orang tidak memiliki landasan normatif yang kuat
dalam ajaran Islam.

Adapun manfaat-manfaat zuhud yaitu Pertama, tidak terlena dengan


kemewahan dunia yang fana. Kedua, tidak akan menyombongkan diri karena
zuhud bertujuan untuk semata-mata menyembah Allah SWT. Ketiga, akan
bahagia di dunia maupun akhirat, karena ia tidak neko-neko di dunia dan hanya
focus mencari ridho Allah untuk di Akhirat. Keempat, hidupnya akan tentram dan
terhindar dari kegelisahan. Karena seseorang yang zuhud hanya akan focus
beribadah kepada Allah SWT dan meninggalkan kegiatan yang ada di dunia.
Kelima, seseorang yang zuhud adalah sutu posisi dimana Allah menyukainya.

Maka kesimpulan paragraph di atas, banyak station untuk mencapai


ma’rifat kepada Allah SWT. Di antaranya adalah zuhud. Manfaat zuhud sangalah
banyak, tidak sombong, selalu rendah hati, disukai banyak orang, difikirannya
hanya Allah dan Allah. Tanda seseorang yang memiliki sikap zuhud adalah
menjadikan dunia sebagai sarana untuk meraih akhirat, bukan untuk dinimakti
dan dicintai. Semakin tinggi tingkat kelapangan jiwa untuk melepaskan rasa
kepemilikandunia, maka semakin tinggi pula derajatnya di sisi Allah.

4|Page

Anda mungkin juga menyukai