ZUHUD
Essay ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen pengampu: Drs, Taufiqul Mu’in, M.Ag.
Disusun Oleh:
Maftuh Alfan Hidayat (53010210002)
1|Page
Di zaman modern, di mana kehidupan dunia semakin maju dan canggih,
banyak orang yang setiap harinya bukan tekun beribadah, tetapi malah sibuk
dengan pekerjaanya tanpa mengenal waktu. Mereka hanya mengejar kemewahan
dunia dan lalai dengan kehidupan akhirat, maka dalam keadaan seperti itulah kita
semua dituntut untuk berlaku zuhud agar terhindar dari godaan-godaan yang
menyesatkan sehingga menyeret manusia ke jalan yang salah. Berdasarkan dalil-
dalil al-Quran dan Hadis, ajaran zuhud dalam tasawuf tidak lepas dari ajaran
Islam. Kedua nilai tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Karena zuhud disini merupakan keharusan yang menentukan bagi kesufian
seseorang, demikian juga sebaliknya ketasawufan merupakan yang menentukan
bagi kezuhudannya seseorang.
2|Page
Zuhud dalam perkembangannya mengalami berbagai bentuk makna dan
penerapannya yang berbeda, dimulai dari gerakan zuhud sebagai bentuk protes
terhadap pelaksanaan ritual beragama yang dianggap belum mampu memuaskan
batiniyah golongan muslim tertentu. Zuhud lebih lanjut diartikan sebagai maqam
untuk mencapai perjumpaan atau makrifat kepada-Nya. Zuhud sebagai moral
Islam yang berusaha untuk mempersenjatai diri dengan nilai-nilai rohaniah yang
baru dan menegakkannya disaat menghadapi problema kehidupan yang serba
materialistis serta berusaha merealisasikan keseimbangan jiwanya.
Maka kesimpulan di atas, zuhud sebagai moral Islam yang berusaha untuk
mempersenjatai diri dengan nilai-nilai bathin yang baru dan menegakkannya
disaat menghadapi masalah kehidupan yang serba materialistis serta berusaha
merealisasikan keseimbangan jiwanya. Dan jangan pernah menganggap dunia ini
penuh kemewahan, semua itu hanya fatamorgana. Maka kita zuhud dengan
meninggalkan semua kesenangan yang ada di dunia, demi di akhirat kelak.
3|Page
Dalam ajaran tasawuf, seseorang yang ingin mencapai mencapai ma'rifat
pada Allah harus melalui tangga atau station, yang dalam istilah tasawuf
dikenal dengan maqomat. Salah satu darinya adalah Zuhud. Dari sekian banyak
Station, yang paling menuai pro dan kontra adalah zuhud. Perbedaan pendapat
ini berawal dari praktek-praktek zuhud yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh sufi
yang dinilai oleh sebagian orang tidak memiliki landasan normatif yang kuat
dalam ajaran Islam.
4|Page