Anda di halaman 1dari 5

ESSAY II

TAUBAT
Essay ini disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen pengampu: Drs, Taufiqul Mu’in, M.Ag.

Disusun Oleh:
Maftuh Alfan Hidayat (53010210002)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

1|Page
Maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam, yang secara bahasa
berarti pangkat atau derajat. Menurut istilah, maqamat adalah kedudukan seorang
hamba di hadapan Allah, yang diperoleh dengan melalui peribadatan, mujahadat
dan lain-lain, latihan spritual serta (berhubungan) yang tidak putus-putusnya
dengan Allah swt. Tempat seorang calon sufi atau orang yang mempelajari ilmu
tasawuf yaitu. menunggu sambil berusaha keras untuk membersihkan diri agar
dapat melanjutkan perjalan ke stasion berikutnya. Penyucian diri diusahakan
melalui ibadat, terutama puasa, shalat, membaca Alquran, dan dzikir. Tujuan
semua ibadat dalam Islam ialah mendekatkan diri. Oleh karena itu, terjadilah
penyucian diri calon sufi berangsur-angsur. Salah satu maqamat ilmu tasawuf
yaitu Taubat.

Taubat secara bahasa berarti ”kembali”. Secara istilah, taubat berarti


kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati
untuk tidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.
tobat adalah maqam pertama yang harus dilalui setiap salik. Maqam al-taubat
menempati posisi paling depan bagi seseorang salik maupun thalib, meski secara
sesungguhnya merupakan perintah agama Islam secara umum. Namun yang
membedakan antara tobat dalam syariat biasa dengan maqam tobat dalam tasawuf
diperdalam dan dibedakan antara tobatnya orang awam dengan tobatnya orang
khawas (Semata-mata karena Allah SWT).

Jadi dapat disimpulkan, Taubat adalah perbuatan terpuji yang sangat


dianjurkan dalam agama. Taubat menjadi sarana untuk memohon ampun kepada
Allah Swt. Dan menjadi media untuk kembali ke jalan Allah. Taubat dapat
dilakukan kapan saja, tidak hanya karena melakukan dosa, tetapi juga harus
dilakukan sekalipun tidak memiliki dosa. Oleh karena itu, gunakanlah sarana
taubat ini untuk selalu dekat kepada Allah dan kembali ke jalan-Nya. Kita harus
selalu optimis bahwa taubat itu pasti diterima Allah Swt. Insya Allah.

2|Page
Dalam perspektif sufistik atau tasawuf, makna taubat yang mendasar
adalah yang dilakukan secara istimrar (berkelanjutan) serta diikuti oleh amal
saleh. Taubat seperti ini yang dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. Taubat
juga harus diiringi dengan amal saleh yang dapat disaksikan orang lain. Maka kita
harus mengetahui apa itu hakikat taubat didalam tasawuf.

Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang
sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya
serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan
adalah wujud nyata dari taubat. Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba
kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allâh Azza wa Jalla dan konsisten
menjalankan ketaatan kepada Allâh. Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan dosa,
namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allâh Azza wa Jalla , maka itu
belum dianggap bertaubat. Manfaat taubat itu sangat banyak sekali. Taubat bisa
menghapus semua dosa-dosa, hidup kita menjadi lebih baik, mensucikan diri dan
taubat bisa mendatangkan rezeki dan kekuatan.

dapat disimpulkan bahwa, hakikat taubat adalah kembali kepada Allâh


Azza wa Jalla dan melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya terus-
menerus melakukan dosa. Harus ditanamkan kedalam dalam hatinya sebelum
diucapkan lisannya, agar senantiasa mengingat apa yang disebutkan Allâh Azza
wa Jalla berupa keterangan terperinci tentang surga yang dijanjikan bagi orang-
orang yang taat, dan mengingat siksa neraka yang ancamkan bagi pendosa.
Setelah melaksanakan taubat kita mendapat banyak sekali manfaat, yaitu bisa
menhapus dosa dan merubah hidup menjadi lebih baik

3|Page
Taubat adalah insyaf atau sadar terhadap perbuatan dosa dan tidak
mengulangi kesalahan lagi. Selain itu, bertaubat juga sarana memohon ampun
kepada Allah agar dosa-dosanya diampuni. Bertaubat juga membutuhkan bukti
dalam bentuk perbuatan. Setelah melaksanakan sholat taubat dan berdzikir serta
berdoa, umat Muslim juga harus berikhtiar menjauhi dosa tersebut dan tidak
mengulanginya lagi. Terdapat istilah taubatan nasuha yang memiliki makna taubat
sesungguhnya. Dalam taubat nasuha, umat Muslim harus melibatkan hati, lisan,
dan juga tindakan secara berkesinambungan. Merasakan penyesalan dengan hati,
beristighfar dengan lisan, menghindar serta menjauhi dosa, dan ketenangan hati
untuk tidak mengulang kembali dosa di masa lalu.

Pada zaman Nabi Daud AS, ada seseorang Wanita yang Bernama Nasuha.
Ia adalah seorang wanita yang kaya raya. Memiliki perkebunan luas dan tempat
yang strategis. Nabi Daud berandai-andai kalau tanah tersebut bisa dibangun
masjid untuk beribada kepada Allah. Kemudian Nabi Daud menemui Nasuha dan
membujuk nasuha agar tanahnya diwaqafkan untuk masjid. Tetapi dengan angkuh
dan sombongnya dia tidak mau. Kalau ingin memiliki tanah tersebut harus
membeli dengan sejauh dinar mengelilingi tanah tersebut. Di malam harinya,
Allah memperlihatkan kepada Nasuha sekilas kebun-kebun surga lewat mimpi.
Maka Nasuha terbangun sambal menangis, karena kebun yang ia miliki tidak ada
apa-apanya dibandingkan kebun surga milik Allah SWT. Kemudian Nasuha
bertemu Nabi Daud untuk membimbingnya bertaubat kepada Allah SWT dan
tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Nasuha pun taubat, kemudian tanahnya
diwaqafkan untuk membangun masjid yang di beri nama Baitul Maqdis,

Jadi dapat disimpulkan, bahwa kita sebagai manusia selalu harus rukun
kepada tetangga. Bila ada seseorang yang membutuhkan kita, bila kita mampu,

4|Page
kita harus menolongnya. Kita harus sadar kalau kita melakukan kesalah atau
perbuatan dosa. Maka kita harus bertaubat kepada Allah dan mendekatkan diri
kepada-Nya.

5|Page

Anda mungkin juga menyukai