“TAUBAT”
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segal rahmatNya hingga hari ini,
sehingga makalah ini dapat tersususn seperti yang pembaca dapat menikmatinya. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap ibu Andy Nuraeni selaku guru Mata
Pelajaran Akidah Akhlak. sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan tugas
ujian praktik Akidah Akhlak yang bertemakan TAUBAT. Sholawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkam syafaatnya kelak di
hari kiamat.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini tidak lah mudah
dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan makalah ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan-kekurangannya. Dengan rendah hati,
penyusun sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki
makalah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari berbagai pihak Akhlak
demi terwujudnya makalah ini. Untuk itu, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Semoga segala Do’a dan motiasi dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian
tugas ini mendapat ridho dari Allah SWT, Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sifat taubat ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian perilaku tobat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAUBAT
1. Pengertian
Taubat berasal dari kata “taba” yang berarti kembali, sedangkan menurut istilah taubat
artinya kembali mendekatkan diri kepada allah setelah menjauh darinya. Adalah sebuah
keinginan, kegandrungan, kebutuhan akan Allah SWT. Maupun segala yang dapat membuat
kita lebih mengenalnya Oleh karena itu, landasan bertaubat adalah mencari Allah
Singkatnya bahwa bertaubat adalah kembalinya seorang hambaa dari kemaksiatan menuju
ketaatan kepada Allah SWT., dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi
apa yang dibenci-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata bertaubat dan beristigfar.
Untuk mengetahui pengertian bertaubat, maka perhatikan firman Allah SWT
Yang Artinya : “karena itu mohonlah ampun kepada-Nya, kemudian bertaubatlah,
sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa Hamba-
Nya).”( QS.Hud/11 : 2)
Bertaubat sesungguhnya merupakan panggilan Allah SWT. Allah yang menumbuhkan
keinginan bertaubat didalam hati manusia. Allah memerintahkan manusia untuk bertaubat
didalam al-qur’an sebanyak 87 kali. Allah juga memerintahkan nabi Muhammad SAW.
Untuk bertaubat.
Bertaubat sangat penting bagi manusia karena kalau tidak bertaubat berarti mereka
sudah menzalimi dirinya sendiri. Selain itu bertaubat juga merupakan ibadah yang utama
dan yang disukai Allah SWT. Perhatikan firman Allah berikut ini :
2. Syarat-syarat Taubat
Banyak manusia yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya. Oleh
karena itu,banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan hati mereka kosong,
sehingga mereka tidak berhenti melakukan maksiat. Artinya bahwa tidak semua taubat dapat
diterima, tentu terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar taubat diterima oleh
Allah.
Supaya taubat kita diterima oleh Allah SWT., maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
1. Meninggalkan dosa tersebut.
Ibnu Qayyim berkata: “Tobat mustahil terjadi, sementara dosa tetap dilakukan.”
2. Menyesali perbuatan tersebut.
Rasulullah SAW. Bersabda : “menyesal adalah taubat.”
3. Berjanji.
(berazzam) untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu mas’ud berkata bahwa taubat yang benar
adalah taubat dari kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan air susu yang
tidak mungkin kembali kekantong susunya lagi.
4. Mengembalikan kezaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk dihalalkan.
Imam Nawawi berkata bahwa diantara syarat taubat adalah mengembalikan
kedzaliman atau meminta untuk dihalalkan
5. Ikhlas.
Ibnu hajar berkata, “Tobat tidak akan sah kecuali dengan ikhlas
6. Tobat dilaksanakan pada waktu masih hidup ( sebelum sakaraul maut )
Hal ini disandarkan pada firman Allah SWT., yang artinya : ”Dan tobat itu tidaklah
dierima Allah dari merekayang melakukan kejahatan hingga ajal kepada seorang
diantara mereka, barulah dia mengataka, “saya benar-benar bertaubat sekarang.”
3. Faidah Bertaubat
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang ditemukan bahwa untukmelakukan tobat
agak sulit. Oleh karena itu, untuk menggerakkan hati kita agar setiap saat bergerak untuk
bertaubat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya adalah :
a. Mengetahui hakikat taubat
b. Merasakan akibat dosa yang dilakukan
c. Menghindar dari lingkungan yang kurang baik
d. Membaca dan mengkaji al-qur’an dan hadits, terutama yang berkaitan dengan dosa.
e. Berdoa
f. Mengetahui keagungan Allah yang maha pencipta
g. Mengingat kematian yang tidak diketahui kapan, dimana, dan datangnya tiba-tiba
h. Membaca sejarah atau kisah-kisah orang yang bertaubat.
Setelah kita mengetahui syarat dan hal-hal yang dapat menggerakkan hati untuk
bertaubat, maka kita dapat mengetahui manfaat taubat diantarnya adalah :
Tobat itu jalan menuju keberuntungan
Malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat
Mendapat kemudahan hidup daan rezeki yang luas
Menghapus kesalahan dan pengampunan dosa
Hati menjadi bersih dan bersinar
Dicintai Allah SWT.
4. Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat.
a. Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya.
Artinya :“Selain orang-orang yang tobat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan
perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang.” (QS Ali
Imran : 89)
b. Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah tidak dapat
diterima lihat Al-qur,an on line di gogle
c. Artinya : “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara
mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak
pula (diterima tobat) orang- orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.” (QS An Nisa : 18
d. Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang
dinilai paling tinggi (lihat Al Qur’an aurah At Tahrim :
Tobat nasuha dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut.
1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl : 53)
2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan makhluk
lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98)
3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai
keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS Al
A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ : 17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta
sadar karena tidak semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25)
4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS Yunus : 100)
dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan
Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam semesta Al Qur’an (QS Ali
Imran : 190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az
Zumar : 18), dan bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl :
43)
5) Bersabar (QS Al Baqarah :155-157) karena kalau tidak sabar orang beriman dan
bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30)
6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut : 45)
dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk mencari karunia Allah
dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al Jumuah : 9-10)
7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf : 22, Al
Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7)
Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi tiga syarat
sebagai berikut :
1) Harus menghentikan perbuatan dosanya
2) Harus menyesalai perbuatannya
3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan
mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak
orang lain, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan taubat masa sekarang: meninggalkan secara langsung dosa
yang sedang dilakukan. Adapun taubat masa yang akan datang: bertekad untuk tidak
melakukan kembali .
Taubat ada tiga macam:
a. Taubat umum ('Am), taubat khusus Khâsh, dan taubat paling khusus (khawwâshul
khawwâsh) Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang yang
bermaksiat.
b. Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para Nabi
terdahulu
Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini adalah
taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali kepada Allah
dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk.
sedangkan Roja' berarti mengharapkan sesuatu dari Allah swt. Ketika berdo’a maka kita
harus penuh harap bahwa do’a kita akan dikabul oleh Allah Swt.
B. SARAN
Drs. H. Thoyyib Sah Saputra, M.Pd, Drs. H. Wahyudin, M.Pd, 2009, aqidah akhlaqPT.Toha
Putra, Semarang.
: www.harunyahya.com
Halim Abdul Nipan m 2000, menghias diri dari akhlak terpuji, mitra pustaka, Yogyakarta.
Ibrhim Mahyudin , 2000, 180 sifat tercela dan terpuji, Restu Agung, Jakarta
Daud Ma’mur , 1938, terjemahan hadis shahih muslim , jilid I-IV, Widjaya, Jakarta.