Anda di halaman 1dari 2

Mencari Kebaikan Hidup

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabil’alamiin Wabinginastanginu ngala umuridunyawadin wassalatu


wassalatu’ala asrofil war mursalin wangalaalihi wassabihi ajmangin amabadu

Pertama-tama , marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang masih
memberi kita nikmat yang banyak sehingga dengan nikmat-nikmat itu kita masih bisa
melaksanakan perintahnya dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa
merasakan manisnya iman dan indahnya islam. Tidak lupa kepada keluarganya, para
sahabatnya dan juga pada para pengikutnya hingga akhir zaman kelak, amiin ya Rabbal
a’lamiin.

Menurut al-Qur’an, manusia telah disematkan fitrah hanif semenjak awal


penciptaannya. Fitrah hanif ini harus dipelihara dan ditumbuhkembangkan supaya fitrah suci
yang baik tersebut mengalami proses perkembangan dan kesempurnaannya. Untuk mencapai
kebaikan yang sempurna tersebut tidak cukup dengan usaha semata, tetapi yang lebih penting
kita harus menggantungkan harapan memperolehnya dengan bersandar kepada doa yang tiada
putus-putusnya ke hadirat Allah Swt. Salah satu doa yang terpenting untuk memperoleh
kebaikan yang sempurna dalam hidup. Doa ini merupakan cita-cita dan visi dalam kehidupan
seorang muslim. Visi kebaikan hidup dunia dan akhirat sangat penting untuk diraih. Banyak
ayat yang memerintahkan kita untuk berupaya memperoleh kebaikan itu, antara lain: “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash, 28: 77)

Dari ayat di atas dapat disarikan bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat, maka seseorang harus berbuat ihsan (kebaikan) dan menjauhkan diri dari perbuatan
yang merusak. Banyak sekali ayat yang memerintahkan kita berbuat ihsan di antaranya “…
Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al-Baqarah, 2: 195)

Ihsan menurut bahasa berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.” Secara istilah ihsan
diartikan sebagai kesadaran seorang manusia bahwa segala hal yang ia lakukan dilihat Allah.
Artinya, ia meletakkan diri di bawah muraqabah (pengawasan) Allah sehingga keyakinan ini
seolah-olah kita selalu melihat-Nya (tanda kebesaran dan eksistensi Allah) di manapun kita
berada sesuai. Bahkan sangkin yakinnya ia dilihat Allah, akhirnya seolah-olah ia seperti
melihat Allah dimanapun ia berada. Hal tersebut berdasarkan hadis nabi, ‘Wahai Rasulullah
apakah Ihsan Itu?’ Beliau menjawab, ‘(Yaitu) engkau menyembah Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya, maka jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguh-Nya Dia melihatmu.”
(HR. Bukhari Muslim)

Ada dua makna yang terkandung dalam ihsan, yaitu: Pertama, ihsan adalah
kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan jujur dalam beramal. Kedua,
ihsan adalah senantiasa memaksimalkan pelaksanaan amalan ibadah untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt. Orang ihsan yakin bahwa hidupnya tidak lepas dari pengawasan Allah.

Keadaan seolah-olah ia melihat Allah berarti apapun aktivitasnya ia menghadirkan


Allah di dalamnya. Ia akan melakukan sesuatu karena Allah dengan keikhlasan yang prima.
Ketika makan ia ingat Allah, makanya ia membaca basmalah dan doa makan. Ketika
berkendaraan ia sadar diawasi Allah, maka ia membaca basmalah dan membaca doa ketika
hendak berkendaraan. Konon lagi dalam ibadah shalat, maka pelaksanaannya akan sangat
khusyu’. Khusyu’ artinya tidak was-was dan membulatkan hati semata-mata untuk Allah.
Penuh kesadaran dan perhatian yang serius terhadap bacaan, gerakan dan ingatan kepada
Allah.

Bagi para muhsinin (orang yang berbuat ihsan), Allah adalah segalanya. Allah tempat
meminta. Allah tempat berlindung. Allah tempat mengadu tentang segala hajat yang
diinginkan. Kemanapun ia pergi, ia melihat Allah di sana.

Sekian kultum dari saya, semoga bermanfaat Wassalamu’alaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai