BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat adalah ibadah yang dapat membawa manusia sangat dekat kepada Allah. Di
Dalam shalat terjadi dialog antara manusia dan Allah. Dialog itu berlaku antara dua pihak
yang saling berhadapan. Selain itu, shalat adalah ibadah yang dapat mencegah perbuatan
keji dan munkar”. (Q.S Al-Ankabut: 45). Selanjutnya, dalam sebuah hadis dijelaskan:
“Barang siapa yang shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan buruk dan munkar, maka
orang itu tidaklah bertambah dekat dengan Allah melainkan hanya bertambah jauh.” (H.R
Al-Thabarani).
Strategi mencapai sukses yang telah terbukti keberhasilannya oleh para pendahulu yang
telah mengukir tinta emas dalam hidupnya sehingga sampai sekarang begitu banyak cahaya
yang masih menerangi kehidupan. Al-Quran telah memberikan banyak isyarat dan petunjuk.
Bahkan, kata shalat dengan berbagai macam penyebutannya dan berbagai macam isyarat
mengenai fungsinya bagi para pelakunya, disebutkan sebanyak 234 kali. Kemudian saking
pentingnya shalat bagi kaum muslim, perintah untuk mengerjakan shalat disebut dalam al-
Quran sebanyak 67 kali.
Tidak berlebihan jika shalat disebut sebagai mi’raj-Nya orang-orang yang beriman,
karena shalat merupakan ibadah yang menghubungkan hamba kepada Khaliq-Nya. Artinya,
orang yang beriman dapat bertemu dengan Allah dalam shalatnya, sebagaimana Rasulullah
saw. bertemu dengan Allah ketika mi’raj.
Shalat yang dilakukan berulang-ulang, lima kali dalam sehari semalam, mengangkat
kita keluar dari kesibukan kita dan meletakkan kita ke dalam suatu waktu yang suci. Shalat
yang demikian, akan menjadi kekuatan psikologis yang dahsyat, yang akan sanggup
membantu mengatasi segala kelemahan dalam menghadapi berbagai perubahan karena shalat
merupakan gerakan lembut, yang kekuatannya dapat mengembalikan kehidupan kita ke
semula.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Menurut bahasa, shalat artinya adalah doa. Sedangkan menurut istilah syariat, pengertian
shalat adalah ibadah yang terdiriri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir
kepada Alah (takbirah al-ihram) dan diakhiri dengan salam.
Dalam al-Quran sering kali disebut kata shalat. Tentu, hal ini menunjukan betapa
pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan ini. Bahkan, penyebutan kata shalat biasanya
dikaitkan dengan para nabi. Misalnya, doa Nabi Ibrahim a.s. yang dikisahkan di dalam al-
Quran,
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku sebagai orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku.” (Q.S Ibrahim:40)
Dalam ayat yang lain, Allah swt. memuji sikap Nabi Ismail a.s., “Dan ia menyuruh
keluarganya untuk mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang
di ridhoi di sisi Tuhannya.” (Q.S Maryam:55)
Ketika memerintahkan Nabi Musa a.s. untuk mendirikan shalat, Allah swt. berfirman,
“Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
Sesunguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shalat untuk meningatku.” (Q.S Tha Ha: 13-14)
Melalui Nabi Musa a.s., Allah swt. menjelaskan bahwa jika seseorang benar-benar telah
mengenal Allah, maka akal dan pikirannya, jiwa dan hatinya akan terpanggil untuk mendekat
kepada-Nya. Karena itulah, lanjutan ayat di atas mengajak agar beribadah dan menyembah-
Nya dengan menyebutkan bentuk ibadah dan ketundukan yang paling sempurna, yaitu
melaksanakan shalat.
B. Nilai dan kedudukan shalat
Demikian pentingnya kedudukan shalat dalam Islam, sehingga Allah swt. menerangkan
dalam Al-Quran tentang shalat yang harus dikerjakan oleh seseorang dalam segala situasi dan
kondisi tertentu. Sesungguhnya kita semua adalah ciptaan Allah swt. kita tidak pernah tahu
apa yang akan dilakukan Allah terhadap kita. Namun, yakinlah bahwa jika kita berada dalam
situasi dan kondisi yang terimpit dalam kehidupan dunia, kemudian kita bersimpuh di
hadapan-Nya, niscaya Dia akan memberikan ketenangan hati kepada kita. Ketenangan itu ada
karena Allah memiliki kunci segala sesuatu, termasuk kunci dari seluruh permasalahan yang
kita hadapi.
Hubungan dengan menjadikan shalat sebagai penolong adalah karena sesungguhnya
shalat itu merupakan hubungan dan pertemuan antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Hubungan yang akan menguatkan hati, hubungan yang dapat dirasakan oleh ruh, hubungan
yang memberikan bekal kepada jiwa dalam menghadapi realitas kehidupan dunia.
Apabila Rasulullah saw. menghadapi suatu persoalan, beliau segera melakukan shalat,
padahal beliau adalah orang yang sangat erat hubungannya dengan Tuhannya, dan ruhnya
selalu berhubungan dengan wahyu. Sesungguhnya sumber yang memancar itu senantiasa
dapat diperoleh setiap mukmin yang menginginkan bekal di perjalanan.
Shalat juga bisa membentuk kecerdasan sosial ketika berinteraksi dengan sesama,
terutama ketika shalat dilaksanakan secara berjamaah. Khusus untuk shalat berjamaah,
beragam manfaat akan kita dapatkan ketika melaksanakannya. Tidak hanya pahala yang 27
derajat, namun ada hal lain, seperti:
a. Dari aspek demokratis, seseorang bebas memukul beduk, mengumandangkan adzan,
melantunkan iqomah, pengisian barisan, dan pemilihan imam. Setelah duduk mempunyai
kebiasaan bersalaman, setelah selesai membaca Al-Fatihah makmum mengucapkan amin,
dan memanjatkan doa setelah selesai shalat.
b. Dari aspek kebersamaan, shalat dapat menghindarkan dari perasaan rendah diri sebab tidak
ada jarak, karena setiap jamaah harus merapat dan meluruskan barisan. Shalat berjamaah di
masjid diharapkan akan mengalihkan perhatian seseorang dari kesibukan yang menyita segala
energi. Shalat berjamaah akan memunculkan rasa saling membutuhkan di antara sesama
manusia.
Selain manfaat tersebut, shalat juga memberikan energi spiritual sehingga merasakan
kesucian rohani, ketentraman hati, dan kedamaian jiwa. Apa yang dilakukan alam shalat bisa
membangkitkan suasana santai, jiwa yang tenang, dan pikiran yang bebas. Efeknya, shalat
dapat membangkitkan energi yang bisa membebaskan manusia dari belenggu kegelisahan.
Kontak rohani antara manusia dan Tuhan selama shalat memberikan kekuatan spiritual yang
memperbaharui harapan, memperkuat tekad, dan memberi kekuatan luar biasa yang
memungkinkannya menanggung segala kesulitan.
Begitu banyak hikmah atau kandungan manfaat dari gerakan shalat ini. Ekky
Tammarar, membuat karya tulis yang menkajubkan tentang pengaruh rukuk dan sujud
terhadap daya ingat. Menurutnya Ekky Tammarar, dalam tulisnnya, saat melakukan rukuk,
posisi organ jantung dan kepala sejajr. Hal ini menyebabkan tekanan darah dan kecepatan
darah di kepala meningkat dibandingkan saat posisi kepala sejajar dengan jantung dan saat
posisi kepala lebih tinggi daripada jantung.
Pada kedua posisi tersebut, posisi kepala berubah menjadi sejajar atau lebih rendah,
maka sesuai dengan hukum Bernoulli mengenai kekekalan energi, pengurangan ketinggian
tersebut diimbangi dengan peningkatan tekanan dan energi kinetik. Peningkatan energi
kinetik menyebabkan peningkatan laju aliran darah di kepala. Sesuai dengan hukum
kontinuitas, maka peningkatan laju darah di kepala, akan meningkatkan debit darah yang ada
di kepala.
Kerja otak dalam hal ini daya ingat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang dibawa oleh
darah. Kandungan darah terutama oksigen dan glukosa sangat diperlukan setiap sel dalam
tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk berbagai macam aktivitas, dalam hal
ini adalah sel-sel di otak yang terdiri dari banyak saraf. Peningkatan volume dan tekanan
darah di otak atau bisa disebut sebagai peredaran darah yang lebih lancar, menyebabkan kerja
otak menjadi lebih baik. Inilah yang membuat kekuatan otak meningkat ketika dipakai untuk
belajar atau menghafal.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari makalah tentang “Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan Jasmani dan Rohani” ini
dapat disimpulkan.
Menurut bahasa, shalat artinya adalah doa. Sedangkan menurut istilah syariat, pengertian
shalat adalah ibadah yang terdiriri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir
kepada Alah (takbirah al-ihram) dan diakhiri dengan salam.
Demikian pentingnya kedudukan shalat dalam Islam, sehingga Allah swt.
menerangkan dalam Al-Quran tentang shalat yang harus dikerjakan oleh seseorang dalam
segala situasi dan kondisi tertentu.
Nilai-nilai yang terkandung dalam shalat di antaranya sebagai berikut: Media
komunikasi, Pengendalian perilaku dan perbuatan, Cermin perbuatan, Kumpulan semua
ibadah, Karakter mukmin, Cahaya dan pembimbing, dan Menenangkan hati serta
menentramkan jiwa.
Selain itu, pelaksanaan ibadaha shalat juga memiliki banyak manfaat, baik bagi
kesehatan, mental dan kecerdasan. Apalagi jika ibadah shalat dilakukan secara benar bukan
asal-asalan maka akan menambah manfaat. Sehingga dari shalat, dapat menjadikan manusia
sebagai makhluk bertuhan yang taat serta sehat jasmani dan rohaninya.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai sumber wawasan baru
dan semoga pembaca tidak puas dengan ilmu yang ada di dalam makalah ini. Untuk itu,
penulis menyarankan agar pembaca mencari sumber bacaan lain untuk memperkuat ilmu
yang ada di dalam makalah ini dan menambah lagi wawasan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Enjang AS. 2010. Dahsyatnya Shalat: Kunci Sukses Dunia dan Akhirat. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Rachman, M. Fauzi. 2007. Shalat For Character Building: Buat Apa Shalat Kalau
Akhlak Tidak Menjadi Lebih Baik. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Fatikhin., dan Saifudin Muhammad. 2009. Shalat Top: Terjaga Oleh Pengetahuan.
Bandung: Salamadani.
Sholeh, Mohammad., dan Imam Musbikin. 2005. Agama Sebagai Terapi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sholeh, Mohammad. 2008. Terapi Shalat Tahajud: Menyembuhkan Berbagai penyakit.
Jakarta: Hikmah.
Azwar, Bahar. 2004. Ketika Dokter Memaknai Shalat: Manfaat Mendirikannya Dipandang
dari Sudut Ilmu Kesehatan. Depok: PT Kawan Pustaka.
Wratsongko, Madyo., dan Sagiran. 2006. Mukjizat Gerakan Shalat: untuk Pencegahan dan
Perawatan Kesehatan. Depok: Qultum Media.
Sholahudin, wahid. 2007. Sukses Berinvestasi Shalat: Hidup Bahagia Dunia dan
Akhirat. Yogyakarta: Pustaka Marwa.
Tauhid Nur Azhar dan Eman Sulaiman. 2007. Simbol-Simbol Shalat: Anda Tahu Makna
Cintai Shalat. Bandung: MadaniA Prima.
Syaikh Jalal Muhamad Syafi’i. 2006. The Power Of Shalat. Bandung: MQ Publishing