Anda di halaman 1dari 13

HAKEKAT IBADAH

Disusun Oleh :

MUHAMMAD WAHYU WICAKSANA (1901022)

KEPERAWATAN (A)

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

T.A 2019-2020

1
1. Hakekat Shalat

Hakikat shalat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah dengan cara yang dapat
mendatangkan perasaan takut dan cinta kepada-Nya, serta menumbuhkan dalam jiwa akan
kebesaran-Nya. Sedangkan jiwa shalat adalah menghadap Allah dengan khusyu’, ikhlas dan
kesadaran hati baik dalam berdzikir maupun memuji.

Shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem
keagamaan Islam. Kitab Suci banyak memuat perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat
al-shalah, yakni menjalankannya dengan penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa
kebahagiaan kaum beriman adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan
penuh kekhusyukan.

 Sebuah hadits Nabi saw. menegaskan,"Yang pertama kali akan diperhitungkan tentang
seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik, maka baik pulalah seluruh amalnya;
dan jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya." Dan sabda beliau lagi,"Pangkal segala
perkara ialah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah),tiang penyangganya shalat, dan puncak
tertingginya ialah perjuangan di jalan Allah.

"Shalat menurut istilah adalah do’a. Sedangkan menurut syara’ adalah suatu ucapan-
ucapan dan amalan-amalan yang khusus dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Ibadah shalat adalah kewajiban bagi orang-orang yang beriman dengan waktu yang
telah ditentukan. Hal ini tercantum dalam al-Qur’an surat An- Nisa’ ayat 103 yang artinya ”
Sesungguhnya shalat itu diwajibkan kepada orang-orang mukmin dengan waktu yang telah
ditentukan”

Ketentuan Shalat :

1. Syarat wajib shalat :

a. Islam c. Berakal

b. Baligh/dewasa

2
2. Adapun syarat sahnya shalat adalah :

a. Suci badan dari hadas dan najisb

b. Suci pakaian dan tempat shalat dari najis

c. Menutup aurat

d. Sudah masuk waktu shalat

e. Menghadap kiblat

3.  Rukun shalat adalah :

a.  Niat

b.  Takbiratul Ihram

c.  Berdiri tegak

d.  Membaca surah al- fatihah pada setiap rakaat

e.  Ruku’

f.  I’tidal

g. Sujud

h. Duduk antara dua sujud

i.  Duduk tasyahud akhir

j.  Membaca do’a tasyahud akhir

k. Membaca shalawat Nabi Saw

l.  Salam.  Tertib

3
 4.  Tata cara shalat

a. Berdiri

b. Takbiratul ihram (sambil mengangkat kedua tangan)

c. Do’a iftitah

d. Membaca al-fatihah

e. Membaca surah salah satu dari al-qur’an

f. Ruku’ dengan tumakninah

g. I’tidal (seraya mengucap sami’allahu liman hamidah)

h. Sujud dengan tuma’ninah

i. Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah

j. Sujud ke dua dengan tuma’ninah

k.Tahiyat akhir dan membaca Tasyahud

l. Mengucap Salam sambil menoleh ke kanan kemudian kiri

2. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat

Sesungguhnya Allah Swt adalah Tuhan yang maha Rahman dan maha rohim,yang maha
tahu akan segala apa yang ada di bumi, sehingga setiap apapun yang diperintahkan dan
dilarang olehnya benar – benar menunjukan kasih sayang dan cintanya kepada setiap mahluk
di muka bumi.

Allah Swt berfirman dalam surat Al-kautsar ayat 2, “ Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Ayat tersebut menunjukan betapa pentingnya menjalankan
ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengancam manusia yang lalai dalam mengerjakan sholat
dengan ancaman yang keras dalam surat al-maun ayat 4-5 “maka kecelakaanlah bagi orang-
orang yang sholat yaitu orang-orang yang lalai dengan sholatnya”.

4
Apa sebenarrnya yang terkandung dalam sholat sehingga Allah Swt begitu
memerintahkannya bahkan mengancam orang-orang yang lalai dengan ancaman yang keras
apalagi orang yang meninggalkannya.Allah Swt memerintahkan untuk sholat sebagai
pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu sholat juga ibadah yang membuat kita
lebih dekat dengan Allah, dalam sebuah hadits qudsy dikatakan “kedekatan seorang hamba
kepada-ku,seperti sesuatu yang aku fardukan (wajibkan ) padanya.

Dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-
amalan sunat ,sehingga aku mencintainya,maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk
mendengar,menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat.jika ia meminta padaku sungguh
aku akan memberinya dan bila ia berdoa kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.

3. Tujuan dan Fungsi Shalat

Semua perbuatan yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan hamba-Nya, pasti memiliki
fungsi dan peranan yang penting serta tujuan, termasuk di dalamnya perintah ibadah shalat.
Adapun mengenai fungsi, peran dan tujuan shalat, diantaranya sbb.:

1. Agar Tergolong Orang Yang Bertaqwa : Ini sangat urgen, karena dengan menjalankan
shalat, dia masuk kategori orang taqwa. Al Quran surat al-Baqarah 2-3 menyebutkan
yang artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; (sebagai) petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa; (yakni) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka ”

2. Untuk Mencegah Timbulnya Munkar :Dasarya adalah Al Quran surat Al Ankabut 45


yang artinya: “Sesungguhnya shalat itu mencegah pemuatan keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya dzikrullah itu paling besar. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu
perbuat” (QS. Al-Ankabut [29] : 45)”

3. Agar Bisa Meraih Keberuntungan Yang Benar Yakni Surga : Al Quran surat Al-
Mu’minun 1-2 menyebutkan yang artinya : “ Sungguh beruntung orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya”.Ayat itu dikuatkan dengan
sebuah hadits dari sahabat ‘Ubbadah bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Lima shalat

5
telah diwajibkan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Barang siapa meninggalkan
kewajiban shalat dengan sengaja, sungguh ia benar-benar telah kafir.” (H.R. Ibnu
Hibban).

4. Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya :Al Quran surat Al
Muddatstsir menyebutkan yang artinya : “Apakah yang memasukkan kalian ke dalam
Saqar (neraka)?”  Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat”

5. Agar terhindar dari predikat Kafir : Sebuah hadits menyebutkan : “Perjanjian antara
kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang
meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi)

6. Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT : Hal ini karena Allah tidak sudi
menerima amal saleh dari mereka yang meninggalkan shalat. Sebuah hadits riwayat Ath
Thabrani menyebutkan yang artinya : “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba
pada hari qiamat, shalatnya, maka jika shalatnya baik, baik pula (diterima) semua amal
kebaikannya yang lain, tetapi jika shalatnya rusak, rusak pula (ditolak) semua
kebaikannya yang lain. ”

7.  Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar : Dengan melaksanakan shalat dan menjaganya


dengan baik, sejak dari menjaga waktu, kesucian, keikhlasan hingga kekhusyu’annya,
maka seseorang akan memperoleh lima hadiah yang amat menggembirakan baginya
dunia akhirat.

8.  Agar Tubuh Tetap Sehat Ditinjau dari segi kesehatan : gerakan-gerakan shalat
ternyata masing-masing membawa dampak positif terhadap kesehatan bagi
pelakunya.Prof.Dr.H.A.Saboe dalam bukunya “Hikmah Kesehatan dalam Shalat” telah
menguraikan paniang lebar pendapat-pendapat para ahli kesehatan dan masing masing
gerakan.

9. Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah : Melalui shalat inilah
manusia menghadapkan diri kepada Sang Pencipta dengan mengungkapkan pernyataan
sumpah setianya, mengingat dan memuji Allah dan memohon atas segala hajat yang

6
dibutuhkan. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan (kekhusyu’an) hati, bukan hanya sekedar
menghafal doa-doa.

10. Agar Kita Menjadi Orang Disiplin : Rasul SAW telah memberikan contoh bagaimana
seseorang melakukan shalat, dengan sabdanya : “ Shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihat aku shalat. ” (HR. Bukhari Muslim ). Di sini Rasul mendidik ummatnya untuk
berdisiplin, sejak disiplin waktu, sampai dengan sikap hati pada setiap melakukan shalat.

11. Didalam Shalat Berjama’ah Terkandung Falsafah Kepemimpinan yang Tinggi


Betapa banyak falsafah kepemimpinan yang terkandung di dalamnya, misalnya:
Menentukan siapa yang pantas dijadikan imam (pemimpin). Sebelum shalat dimulai
imam perlu menata shaf. Imam agar membaca ayat disesuaikan dengan jamaah,
barangkali ada yang tidak kuat berdiri lama, atau memiliki kesibukan lain. Ma’mum
harus mengikuti imam dalam segala Gerakan. Bila imamnya salah, hendaknya diingatkan
oleh ma’mum dengan cara bijak, cukup dengan mengucapkan Subhanallah.

4. Akhlak Dalam Shalat

1. Gerakan berdiri :Berdiri ketika melaksanakan sholat adalah lambang masa kejayaan,
masa yang sangat membahagiakan karena bisa berkarir dan memiliki segalanya seperti;
uang, jabatan, harta benda yang melimpah dan lain-lain. Atas anugerah nikmat inilah
maka sudah sewajarnya manusia harus memiliki sifat syukur kepada Allah, mensyukuri
nikmat dapat dilakukan dengan hati, mulut, atau anggota badan lainnya. Dengan
demikian gerakan berdiri ketika sholat diharapkan dapat member pengajaran kepada umat
Islam agar menghindari diri dari sifat tidak bersyukur.

2.  Gerakan Takbir Mengangkat tangan adalah cara untuk menghilangkan sifat-sifat


agung untuk selain Allah, sedangkan takbir adalah menegaskan keagungan Allah SWT.
(Syafi’I Jalal Muhamad, 2006, h.69).Bacaan takbir disertai dengan gerakan mengangkat
kedua tangan ketika shalat merupakan salah satu tanda penghormatan kepada Allah SWT,
ketika shalat seseorang harus ikhlas mengangkat kedua belah tangan ini menandakan
bahwa seseorang itu harus menunjukkan sikap hormat yang lebih pada sang pencipta.
Gerakan takbir memberikan pengajaran bahwa sikap saling menghormati antar sesama.

7
 3. Gerakan bersedekap/meletakkan tangan didada : Para ulama mengatakan meletakkan
kedua tangan didada adalah salah satu cara mendapatkan kekhusukan (ketenangan) ketika
shalat. Shalat merupakan cara untuk menjadikan hati tenang dan ketentraman
seabagimana firman Allah : Artinya : orang-orang yang bermain dan mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah. hati menjadi
tentram (Q.S.Ar. Ra’d : 28)

4. Gerakan Ruku’Posisi ruku adalah posisi tengah-tengah antara berdiri tegak dengan
sujud. Bila posisi tegak melambangkan kejayaan (dewasa), maka posisi ruku’
melambangkan masa-masa umur setengah baya, sedangkan sujud mengandung makna
umur telah uzur (tua renta), semua sikap dan gerakan shalat seakan-akan menggambarkan
perjalanan hidup dan masa dewasa disusul dengan usia setegah baya kemudian memasuki
usia senja dan diakhir dengan salam berarti meninggalkan dunia.Keseimbangan posisi
tubuh dalam gerakan ruku’ dihadapkan dapat memberikan pengajaran kepada umat Islam
agar selalu istiqomah, sabar dan tidak mudah putus asa menghadapi berbagai cobaan
yang diberikan oleh Allah SWT.

5. Gerakan I’tidal Sikap I’tidal artinya adalah berprilaku sedang artinya tidak berlebihan
baik dalam makan, minum, berpakaian dan berbelanja. Sebagaimana firman Allah
SWT :Artinya : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syetan dan syetan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (Q.S.Al.Isra:27)Dengan demikian gerakan
i’tidal mengajarkan kepada kita agar terhindar dari sifat berlebihan dalam sesuatu karena
sifat berlebihan itu akan banyak memberikan mudharat.

6. Gerakan Sujud Gerakan sujud : ini melambangkan ketidakmampuan manusia


dihadapan Tuhannya. Karena wajah yang dikagumi setiap bercermin sebagai simbol
kemuliaan harus pasrahGerakan sujud dapat menghilangkan egoisme, dan kesombongan
meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kepada Allah. Menaikan kestabilan rohani dan
menghasilkan energi batin yang tinggi diseluruh tubuh. Faktor ini menunjukkan
ketundukan dan kerendahan hati yang tinggi. (Haryanto, h.70).

8
7. Gerakan Duduk Diantara Dua Sujud : Gerakan duduk diantara dua sujud merupakan
salah satu bentuk ketaatan dan bukti rasa cinta kepada Allah karena seseorang mengaku
akan kelemahannya yaitu duduk bersimpuh tidak berdaya dihadapan Allah.

8. Gerakan Duduk Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir : Posisi ini memberikan
pengajaran kepada kita bahwa anggota tubuh bagian kanan lebih sesuai untuk melakukan
perbuatan yang baik. Apabila seseorang memberikan sesuatu atau menolong orang lain
dengan tangan kiri menurut pandangan tidak mempunyai tatacara atau etika, walaupun
secara hukum tidak ada dalil yang mengharamkan memberi atau menolong menggunakan
tangan kiri.

9. Gerakan Salam di dalam sholat diakhiri dengan salam sambil menoleh ke kanan
dan ke kiri : mengandung arti seolah-olah seseorang berjanji dihadapan Allah bahwa
bersedia untuk selalu melakukan sesuatu yang membuat keselamatan, kedamaian, dan
ketenteraman terhadap orang lain dan lingkungan termpat dimanapun berada. (Sayuti,
h.99).Gerakan salam yang dilakukan menoleh ke kanan dan ke kiri, pada saat mengakhiri
sholat memberikan pengajaran kepada umat Islam untuk senantiasa menumbuhkan rasa
saling peduli terhadap orang yang membutuhkan bantuan dan bisa membuat keselamatan.

 5. Makna Spiritual Shalat

“Shalat adalah mi’ rajnya orang beriman”, demikian sabda Rasul saw. Alangkah agung
makna sabda tersebut bagi para pecinta. Dalam setiap shalatnya, seorang pecinta akan
bercengkerama dengan Zat yang dicintainya. Sehingga tidaklah heran apabila banyak riwayat
yang menyebutkan bahwa baginda Rasul saw dan para sahabatnya selalu menanti-nantikan
tibanya waktu pelaksanaan shalat.

Ibadah shalat merupakan ajang bagi seorang pecintauntuk secara langsung berkeluh
kesah dan menyampaikan kerinduannya kepada Zat yang dicintainya. Setiap pecinta yang
hendak menunaikan shalat akan mempersiapkan betul keadaan dirinya dengan berhias sebaik
mungkin. Sebabnya, pada saat itu dirinya akan berjumpa dengan kekasihnya, Allah swt.
Ibadah shalat juga merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah swt. Bahkan,

9
boleh dibilang sebgai sarana terbaik. Karena itulah, dalam berbagai riwayat, disebutkan
bahwa shalat merupakan tonggak agama.

6. Ancaman Bagi Orang yang Meninggalkan Shalat

Meninggalkan shalat adalah perkara yang teramat bahaya. Di dalam berbagai dalil
disebutkan berbagai ancaman yang sudah sepatutnya membuat seseorang khawatir jika
sampai lalai memperhatikan rukun Islam yang mulia ini. berikut ini akan diutarakan bahaya
meninggalkan shalat menurut dalil-dalil Al Qur’an secara khusus.

Dalil Pertama Firman Allah Ta’ala,“Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang


Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ?” (Q.S. Al Qalam [68] :
35)“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak
kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi
kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka
dalam keadaan sejahtera.” (Q.S. Al Qalam [68] : 43)Dari ayat di atas,
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak menjadikan orang muslim seperti
orang mujrim(orang yang berbuat dosa). Tidaklah pantas menyamakan orang muslim dan
orang mujrim dilihat dari hikmah Allah dan hukum-Nya.

Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang mujrim yang merupakan lawan dari


orang muslim. AllahTa’ala berfirman (yang artinya),”Pada hari betis disingkapkan”. Yaitu
mereka (orang-orang mujrim) diajak untuk bersujud kepada Rabb mereka, namun antara
mereka dan Allah terdapat penghalang. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana orang-
orang muslim sebagai hukuman karena mereka tidak mau bersujud kepada-Nya bersama
orang-orang yang shalat di dunia.

Dalil Kedua Firman Allah Ta’ala,“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar
(neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan
yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami

10
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”.” (QS. Al Mudatstsir
[74] : 38-47)

 Dalil Ketiga Firman Allah Ta’ala, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah


kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. An Nur [24] : 56)Pada ayat di atas,
Allah Ta’ala mengaitkan adanya rahmat bagi mereka dengan mengerjakan perkara-perkara
pada ayat tersebut. Seandainya orang yang meninggalkan shalat tidak dikatakan kafir dan
tidak kekal dalam neraka, tentu mereka akan mendapatkan rahmat tanpa mengerjakan shalat.
Namun, dalam ayat ini Allah menjadikan mereka bisa mendapatkan rahmat jika mereka
mengerjakan shalat.

Dalil Keempat Allah Ta’ala berfirman, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang


shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)Sa’ad bin
Abi Waqash, Masyruq bin Al Ajda’, dan selainnya mengatakan, ”Orang tersebut adalah orang
yang meninggalkannya sampai keluar waktunya.”

Dalil Kelima Firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti
(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka
mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal
saleh.” (QS. Maryam : 59)Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,”kecuali orang
yang bertaubat, beriman dan beramal saleh”. Maka seandainya orang yang menyiakan shalat
adalah mu’min, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.

Dalil Keenam Firman Allah Ta’ala,“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan


menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah
[9] : 11)Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengaitkan persaudaraan seiman dengan mengerjakan
shalat. Jika shalat tidak dikerjakan, bukanlah saudara seiman. Mereka bukanlah mu’min
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.”
(QS. Al Hujurat [49] : 10)

 Ketika Malaikat Jbril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, Ia berkata, “ Wahai
Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal shaleh
seseorang yang meninggalkan shalat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.

11
Demi Allah yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang
yang meninggalkan shalat, setiap hari mendapat laknat dan murka. Para Malaikat
melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh.

Orang yang meninggalkan shalat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat
siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci
Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke
neraka Hawwiyah.” Lalu Rasullulah SAW bersabda,”Barangsiapa meninggalkan shalat
hingga terlewat waktunya, lalu mengqadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80
tahun). Sedangkan ukuran satu haru di akhirat adalah tahun di dunia.”

12
Daftar Pustaka

https://slideplayer.info/slide/5316626/

13

Anda mungkin juga menyukai