Anda di halaman 1dari 8

Nama : Bryant rantung

Nirm : 1901017
Kelas : 3A Keperawatan

Rangkuman

A. Perkembangan Sistem Informasi Dan Teknologi Kesehatan

1. Pengertian

Perkembangan Teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan berkerja.perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke berbagai sector. Seiring
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat kita juga dituntut untuk dapat memanfatkan
perkembangan teknologi tersebut
Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information system, sistem
informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem
kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang
efektif bagi manajemen.
Penggunaan informasi kesehatan dilaksanakan untuk memperoleh manfaat langsung atau tidak
langsung sebagai pengetahuan untuk mendukung pengelolaan, pelaksanaan, dan pengembangan
pembangunan kesehatan dan informasi yang didapat harus bersumber dari informasi yang akurat
yang dilaksanakan untuk penyusunan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan kesehatan.

2. Konsep-konsep Pengembangan SIK

a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.

b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

c. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.

d. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.
e. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk
pengembangan sistem tersebut.

f. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan
secara menyeluruh.

g. Informasi telah menjadi aset organisasi.

h. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah


dipahami.

3. Tujuan SIK

a. Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap informasi kesehatan yang bernilai
pengetahuan serta dapat dipertanggungjawabkan.

b. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam penyelenggaraan


sistem informasi kesehatan.

c. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam ruang lingkup sistem kesehatan
nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.

4. Kondisi SIK di Indonesia

Saat ini kebutuhan data informasi yang akurat makin meningkat, namun sistem informasi
masih belum menghasilkan data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan masih belum efisien, terjadi redundant data dan duplikasi kegiatan, dan kualitas
data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ketepatan
waktu juga masih rendah, sistem umpan balik tidak optimal, pemanfaatan data informasi di tingkat
daerah untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan manajemen masih rendah serta tidak
efisiennya penggunaan sumber daya, juga pengelolaan data informasi belum terintegrasi dan
terkoordinasi dengan baik.

5. SIK Nasional
Departemen Kesehatan telah membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS
(sistem informasi kesehatan nasional) yang melingkupi sistem informasi kesehatan mulai dari
kabupaten sampai ke pusat. Sistem yang dibangun adalah sistem informasi kesehatan yang
terintegrasi, baik di dalam sektor kesehatan, dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem
jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.

B. Sistem Informasi Kesehatan Nasional

a. Pengertian
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terrintegasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b. Manfaat SIK

- Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan,


memantau perkembangan dan meningkatkannya

- Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan
berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

c. Peran SIK dlm sistem

- Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( Service delivery )

- .Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan ( Medical product, vaccine, and technologies )

- Tenaga medis ( Health worksforce )

- .Sistem pembiayaan kesehatan ( Health system financing )

- .Sistem informasi kesehatan ( Health information system )

- Kepemimpinan dan pemerintah ( Leadership and governance )

 Sejarah SIK
Perkembangan sistem informasi Kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem informasi
Rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System). Dan yang
menginovatori hal ini adalah Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80’ an. Beriringan dengan hal
itu rupanya Departemen Kesehatan juga mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis
komputer dengan dibantu oleh proyek luar negri dengan bantuan beberapa tenaga ahli dari
universitas gadjah mada. Namun perjuanagan diawal ini mengalami kemerosotan, hal ini dilihat darei
segi perencanaan yang tidak tersusun dengan baik dimana identifikasi faktor penentu keberhasilan
masih sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh.

1. Era Manual (sebelum 2005)

Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual Aliran data terfragmentasi. Aliran
data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi
dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan. Bentuk data nya agregat.
Kelemahan nya adalah Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data dan Sangat beragamnya
bentuk laporan. Kemudian Validitas nya masih diragukan. Data yang ada sulit diakses.

2. Era Transisi (2005 – 2011)

Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 Komunikasi data sudah mulai
terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi). Peresebaran data
Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.

3. Era Komputerisasi (mulai 2012)

Baru pada 2012 era komputerisasi dimulai , pada era ini Pemanfaatan data menjadi satu pintu
(terintegrasi). Data yang ada adalah individual (disagregat). Data dari Unit Pelayanan Kesehatan
langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di pusat (e-Helath).

URGENSI SISTEM INFORMASI KESEHATAN Telah jelas bahwasannya perkembangan
tekhnologi saat ini sudah sangat pesat, berkembangnya sistem informasi kesehatan suatu
Negara dipengaruhi juga oleh perkembangan tekhnologi nya. Sistem informasi kesehatan adalah hal
yang sangat urgen yang dibutuhkan setiap Negara dalam upaya peningkatan derajat kesehatannya.
C. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEPERAWATAN

Pengertian

Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan beberapa hasil riset dapat dijadikan
salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada klien dan juga dapat meningkatkan komunikasi
keperawatan dan pendokumentas.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam memberikan
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan perkembangan teknologi dan
informasi seakan telah membuat standar baru yang harus dipenuhi. Hal tersebut membuat
keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan
keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Kondisi demikian, tidak dipungkiri bahwa masih
banyak kendala dalam penerapan teknologi untuk pelayanan keperawatan di tatanan rumah sakit
ataupun komunitas. Persoalan tentang kesiapan sumberdaya manusia dan ketersediaan sarana
(peralatan) seringkali menjadi penghambat pemanfaatan teknologi tersebut.
Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman yang sangat modern ini.
Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Berkat teknologi berbagai
kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginanan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya kemajuan
teknologi. Dengan demimikian perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang holistik tentunya
harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut dengan kemajuan teknologi yang ada.
Dalam era revolusi digital, suara, data, dan gambar yang dapat dikirim dalam berbagai bentuk
menuntut kita untuk selalu meningkatkan perkembangan teknologi dengan percepatan informasi.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yagn berperan aktif dalam merawat pasien memiliki
kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi informasi diharapakan pelayanan akan
lebih praktis dan mudah bagi pasien dan juga perawat.
Perawat adalah seorang informasi yang intensif. Perawat menangani informasi perawatan pasien
selama setiap dinas. Namun sebagian besar NIS (Nursing Information System) yang konvensional
ditempatkan di dekat nurse station. Sementara memberikan perawatan kepada pasien mereka,
perawat biasanya merekam
informasi pengolahan secara manual di atas kertas. Jika perawat perlu untuk memasukkan atau
mengambil informasi dari catatan perawatan dalam pengambilan keputusan, mereka harus
menghentikan proses pelayanan keperawatan dan kembali ke nurse station. Oleh karena itu jenis
offline layanan komputer yang disediakan oleh NIS konvensional tidak memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan rawat inap.

b. Pemanfaatan Teknologi Kesehatan Dalam Keperawatan


Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio,
optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.

c. Teknologi Proses Asuhan Keperawatan


Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan, mengingat
standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang baru,
belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam. Pendokumentasian
keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasis komputer, walaupun perawat
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini
sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah
tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul
adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia.
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain
itu pendokumentasian secara
tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan.
Daftar Pustaka

1. Brubaker, C., Ruthman, J., & Walloch, J. (2009). The Usefulness of Personal Digital Assistants
(PDAs) to Nursing Students in the Clinical Setting: A Pilot Study. Nursing Education Perspectives.

2. Darren Liu, DrPH . (2009). Health Information Technology and nursing Homes. ProQuest LLC

3. Gregory L. Alexander, PhD, RN. (2008). Analysis of an Integrated Clinical Decision Support
System in Nursing Home Clinical. Information Systems Journal of Gerontological Nursing.

4. Karen Jeffrey RN, BNurs (Hons) & Sharon Bourgeois RN, PhD, FCN, FRCNA2 (2011). The
Effect Of Personal Digital Assistants In Supporting The Development Of Clinical Reasoning in
Undergraduate Nursing Students: A Systematic Review. JBI Library of Systematic Reviews.

5. Latour. M kathleen, (2002). Health Information Management : concept priciple and practice,
American Health Information Managegement Information Association. Chicago Perry, Potter.
(2000). Buku Ajar: Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta. EGC

6. Rebecca Koeniger-Donohue, PhD, APRN, RNC (2006). Handheld Computers in Nursing


Education: A PDA Pilot Project. Journal of Nursing Education.

7. Schulteis Robert, (1998). Management information system. Mc Graw-Hill Companies. North


America.

Anda mungkin juga menyukai