Anda di halaman 1dari 14

SISTEM BUFFER TUBUH

Disusun Oleh Kelompok 11 Keperawatan (A) :

Muhammad Wahyu Wicaksana (1901022)

Rahmawati Inggrit Yunus (1901023)

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil„Alamin segala Puji dan Syukur

Penulis Panjatkan kepada Allah SWTyang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada
penulis sehingga penulis dapatmenyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari
makalah ini belum dapat dikatakansempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-
kesalahan. Shalawat serta salam semogaselalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua
habibana wanabiana Muhammad SAW,kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selakuumatnya.

Makalah ini penulis membahas mengenai “Sistem Buffer Tubuh”, dengan makalah ini

penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan


terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Manado, 16 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Buffer Tubuh...................................................................................5

2.2 Penyangga Hemoglobin................................................................................................6

2.3 Penyangga Karbonat.....................................................................................................7

2.4 Penyangga Fosfat..........................................................................................................7

2.5 Fungsi Sistem Buffer Tubuh.........................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12

3.2 Saran............................................................................................................................12

Daftar Pustaka..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buffer adalah suatu substansi atau sekelompok substansi yang dapat mengabsorps,
atau melepaskan ion-ion hidrogen untuk memperbaiki adanya ketidakseimbangan asam-
basa.Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen
kekompartemen lain untuk memfasilitasi proses – proses yang terjadi di dalam tubuh,
sepertioksigenasi jaringan, respons terhadap penyakit, keseimbangan asam-basa, dan
respons terhadapterapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi,
osmosis, transportasi aktif, ataufiltrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada
permeabilitas membrane sel atau kemampuanmembrane untuk ditembus cairan dan
elektrolit. Untuk mempertahankan kesehatandibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit
dan asam-basa di dalam tubuh. Banyak factor yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan salah satunyakarena penyakit.Larutan penyangga, larutan dapar, atau
buffer adalah larutanyang digunakan untukmempertahankan nilai pHtertentu agar tidak
banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga
ini adalah pH-nya hanya berubah sedikitdengan pemberian sedikit asam kuat atau basa
kuat.Dalam hal ini kami ingin melakukan suatu pengamatan pada beberapa zat kimia
yang bisadikatakan larutan penyangga. Selain itu kami juga ingin membuktikan larutan
penyangga itu benar-benar bisa mempertahankan pH-nya atau tidak dengan
menggunakan alat pengukur pHyaitu dengan Indikator Universal. Karena dasar itulah
kami melakukan pratikum larutan penyangga dengan mengambil sampel yaitu larutan
asam lemah dengan basa konjugasinya(CH3COOH + CH3COONa) dan larutan basa
lemah dengan asam konjugasinnya (NH3+ NH4Cl) dengan cara menambahkan larutan
HCl , NaOH dan Air suling .

1.2 Rumusan Makalah

1. Apa pengertian sistem buffer tubuh?

2. Apa yang dimaksud hemoglobin, karbonat, fosfat, dan fungsi sistem buffer tubuh?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian buffer tubuh

2. Untuk mengetahui hemoglobin, karbonat, fosfat, dan fungsi sistem buffer tubuh
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Buffer Tubuh

Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa
atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau
basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak
memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami
asidosis ( pH darah asam ) (Anonim, 2008).

Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamnya.
Asam lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah
HCO3-. Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35 – 7,45 dengan
reaksi sebagai berikut :

H2CO3 + OH- => HCO3- + H2OHCO3- + H+ => H2CO3

Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalah asam
lemah (asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah
garamnya.

Ketika masuk zat asam

Ketika hal ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi
si asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral
dan menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang banyak. Garam ini sebagain disimpan
dan jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi kalo banyak makan atau minum yang asam
asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karena asam karbonat bereaksi dengan asam
untuk menetralkan tadi, maka jumlah asam karbonat akan berkurang sehingga kita perlu
mempeorlhnya dari pernafasan CO2.

Ketika masuk zat basa

Ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si basa
ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan
menghasilkan hasil reaksi berupa asam karbonat yang banyak. Asam karbonat ini
sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui nafas (CO2). Jadi kalo banyak
makan atau minum yang basa basa, kita akan banyak menghasilkan CO2.

Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat


berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan
penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan
normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah
besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang
harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini
disebabkan karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit.

pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari
7,0 dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang
paling berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana
pH darah kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kondisi asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare
yang terus-menerus. Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut
alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika
bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH
darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan penyangga alami.

2.2 Penyangga hemoglobin

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2
sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut.

HHb+ + O2⇄ H+ + HbO2

Produk buangan dari tubuh adalah CO2-yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H 2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+
dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2
dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin(HHb+).
2.3 Penyangga karbonat

Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi


kesetimbangannya adalah:

H+(aq) + HCO3-(aq)⇄ H2CO3(aq)⇄ H2O(aq) + CO2(aq)

Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk


mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3

- yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang
diterima darah lebih banyak bersifat asam.

2.4 Penyangga fosfat

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika
dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera
bereaksi dengan ion HPO42-HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)

Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion
OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga
fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.

Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama
sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal,
diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar
protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena
olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat
terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan,
kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian
yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m)
tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8.
Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira
43 mmHg) di tempat setinggi itu.

2. 5 Fungsi Sistem Buffer Tubuh

 Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari


 Fungsi Larutan dalam tubuh manusia

Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu
reaski yang melibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja
dengan baik pada pH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara
optimum, diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka
diperlukan larutan penyangga.

Didalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi
sebagai larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai cairan intra sel (dalam sel) dan
cairan ekstra sel (luar sel) memerlukan system penyangga tersebut unutk
mempertahankan harga pH cairan tersebut. System penyangga ekstra sel yang penting
adalah penyangga karbonat ( H2CO3/HCO3-) yang berperan dalam menjaga pH darah,
dan system penyangga fosfat (H2PO4-/HPO42-) yang berperan menjaga pH cairan intra
sel.

 Fungsi Larutan penyangga dalam industri

Dalam indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-


obatan agar zat aktif dari obat tersebut mempunya pH tertentu. Selain itu larutan
penyangga juga digunakan unutk industri makanan dan minuman ringan seperti yang
sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat.

Contohnya pada asam sitrat :

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara
dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga
ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai
zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan
pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan
limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).

Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya,
asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman
asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton
dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat
baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat
dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat
dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai
pengawet dan penghilang kesadahan air

 Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis


kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang
biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45,
dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia
dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya


penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

A. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan


basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) –> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah.


Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang
disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar
oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat,
sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut
dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan,
kadang-kadang karena cemas dan histeris).

B. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk


selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan
penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H


+, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan
asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

C. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam
mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4
- ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) –> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) –> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel


hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Air Ludah sebagai Larutan Penyangga

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan
pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

Menjaga keseimbangan pH tanaman.

Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar
kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan
hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.

Larutan Penyangga pada Obat-Obatan

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH
pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa
atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau
basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak
memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami
asidosis ( pH darah asam ) (Anonim, 2008).

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat
sensitif terhadap pH.

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika
dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera
bereaksi dengan ion HPO42-HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)

Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu
reaski yang melibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja
dengan baik pada pH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara
optimum, diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka
diperlukan larutan penyangga. Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan;
misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri
kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat
sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35
sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh
manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Sistem Buffer Tubuh.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik
atau saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mangihut. S.T. 2009. Kimia Dasar. PT Grafinda Persada. Jakarta.

Muliyasa. 2009. Larutan Buffer. http://www.scribd.com.

Pujianti, S. 2008 Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum. Jakarta.

Girindra, A. 1993. Biokimia 1.Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai