Anda di halaman 1dari 12

KKPMT BIOMEDIK V

KELAINAN RETROGESIF
DISUSUN OLEH:

AULIA RAHMAH

DEWI AGUSTIN

NISA DESTIYANA WIDYA

SITI FATIMAH
KELAINAN RETROGRESIF

Kelainan retrogresif adalah proses terjadinya kemunduran


(degenerasi atau kembali ke arah yang kurang kompleks) atau
kemerosotan keadaan suatu sel, jaringan, organ, organisme
yang sebelumnya telah tumbuh mencapai batas normal,
menuju keadaan yang lebih primitif (menjadi lebih jelek
dengan organisasi yang lebih rendah tingkatannya), kehilangan
kompleksitasnya termasuk metabolisme, deferensiasi dan
spesialisasinya.
YANG TERMASUK KELAINAN RETROGRESIF

ATROFI

DEGENERASI DAN INFILTRASI

GANGGUAN METABOLIK

NEKROSIS

APOPTOSIS

POSTMORTAL

PENIMBUNAN PIGMEN

DEFISIENSI
ATROFI

ATROFI
Atrofi adalah berkurangnya ukuran
suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat menjadi
suatu respons yang adaptif yang timbul
sewaktu terjadi penurunan beban kerja sel
atau jaringan. Atrofi dapat terjadi akibat
sel/jaringan tidak digunakan.
atrofi dibagi menjadi dua yaitu :
• Atrofi fisiologik
atrofi yang bersifat normal atau alami
Beberapa alat tubuh dapat mengecil atau
menghilang sama sekali selama masa
perkembangan kehidupan.
• Atrofi patologik
Atrofi yang terjadi diluar proses normal atau
alami. alat tubuh terentu tidak menghilang
pada usia tertentu.
DEGENERASI DAN INFILTRASI

DEGRENERASI
Adalah keadaan jadinya perubahan biokimia
dan morfologi (tampilan) akibat cedera yang
tidak fatal pada sel tersebut sehingga mash
dapat pulih kembali (vesible) , contoh
degenerasi sel akibat anoxia. Tetapi apabila
berjalan lama dan derajatnya berlebih
akhirnya mengakibatkan kematian sel atau
yang disebut nekrosis. Beberapa degenerasi
masih dapat pulih, sedangkan pada nekrosis
tidak dapat pulih (irreversible).

INFILTRASI
Infiltrasi adalah gangguan yang sifatnya sitemik dan kemudian mengenai sel-sel yang
semula sehat akibat adanya metabolit-metabolit yang menumpuk dalam jumlah
berlebihan. Infiltrasi dapat terjadi akibat penumpukan glikogen didalam sel, karena itu
disebut infiltrasi glikogen.
GANGGUAN METABOLIK

GANGGUAN METABOLISME
Gangguan metabolisme adalah kelainan yang mempengaruhi produksi energi di
dalam sel akibat defisiensi hormon atau enzim. Memang setiap sel selalu terancam
mengalami kerusakan, tetapi sel hidup mempunyai kemampuan untuk coba
menanggulanginya. Jejas ini kemudian mengakibatkan gangguan dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak pada sel. Gangguan metabolisme intraseluler ini
akhirnya mengakibatkan perubahan pada struktur sel.
NEKROSIS

NEKROSIS
Nekrosis adalah kematian sel dan kematian jaringan pada tubuh yang hidup.
Terjadi apabila suatu rangsangan yang menyebabkan cedera pada sel terlalu kuat
atau berkepanjangan.
Perubahan nekrosis. Memiliki tiga pola, yaitu:
• Psikonosis yaitu pengerutan inti, merupakan homogenisasi sitoplasma dan
peningkatan eosinofil, DNA berkondensasi menjadi massa yang melisut padat.
• Karioreksis yaitu Inti terfragmentasi (terbagi atas fragmen-fragmen) yang
piknotik.
• Kariolisis yaitu Pemudaran kromatin basofil akibat aktivitas DNA-ase.

Macam-macam nekrosis :
• Nekrosis koagulatif (disebabkan oleh hambatan kerja sebagian besar enzim)
• Nekrosis likuefaktif (Perlunakan jaringan nekrotik disertai pencairan)
• Nekrosis kaseosa (Bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan likuefaktif)
• Nekrosis lemak (traumatik/ enzimatik)
• Nekrosis fibrinoid (akibat penyakit autoimun atau hipertensi maligna)
Penyebab nekrosis :
• Iskemia  akibat anoksia (hambatan total pasokan oksigen) atau hipoksia
(kekurangan oksigen pada sel).
• Agen biologikToksin bakteri mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh
darah dan trombosis.
• Agen kimia konsentrasinya tinggi Natrium dan glukosa mengakibatkan
gangguan keseimbangan osmotik sel.
• Agen fisikTrauma, suhu yang ekstrim, tenaga listrik, cahaya matahari, dan
radiasi menimbulkan kerusakan inti .
• HipersensitivitasHipersensitivitas (kerentanan) pada beberapa zat.
APOPTOSIS

APOPTOSIS
Apoptosis, yaitu kematian sel yang diprogram. Apoptosis tidak ditandai dengan adanya
pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan mati menyusut dengan sendirinya
dan dimakan oleh sel disebelahnya. Apoptosis berperan dalam menjaga jumlah sel relatif
konstan dan merupakan suatu mekanisme yang dapat mengeliminasi sel yang tidak
diinginkan, sel yang menua, sel berbahaya, atau sel pembawa transkripsi DNA yang salah.

Penyebab Apoptosis :
Kematian sel terprogram di mulai selama
embriogenesis dan terus berlanjut sepanjang
waktu hidup organisme. Rangsang yang
menimbulkan apoptosis meliputi isyarat
hormon, rangsangan antigen, peptida imun,
dan sinyal membran yang mengidentifikasi sel
yang menua atau bermutasi.
POSTMORTAL
POSTMORTAL
postmortal adalah kematian tubuh.Serangkaian perubahan
yang terjadi setelah kematian tubuh antara lain :
• Autolisis  jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim-
enzim . Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika
dicegah dengan pengawetan atau pendinginan.
• Algor Mortis suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu
lingkungan . Suhu tubuh menjadi dingin karena proses
metabolisme terhenti.
• Rigor Mortis (kaku mayat)timbul setelah 2 s/d 4 jam
setelah kematian. Mencapai puncak setelah 48 jam dan
kemudian menghilang selama 3 sampai 4 hari.
• Livor Mortis (lebam mayat) Nampak setelah 30 menit
kematian dan mencapai puncaknya setelah 6 hingga 10
jam.
• Pembekuan Darah postmortal beku darah post mortal
berkonsistensi lunak, elastic dan seperti gel, berbeda
dengan thrombus yang konsistensinya keras dan kering.
• Jejas postmortal enzim dalam tubuh masih aktif untuk
beberapa waktu setelah kematian.
• Pembusukan hancurnya tubuh yang mati karena invasi
bakteri.
PENIMBUNAN PIGMEN

PENIMBUNAN PIGMEN
Pigmentasi disebabkan penimbunan pigmen di dalam sel. Pigmentasi lipofuscin pada kulit
umum terjadi pada lansia. Juga pada otak, hati, jantung, dan ovarium. Pada lansia, melanosit
berkurang, sehingga kulit pada orang ini tampak lebih pucat. Pigmen hemosiderin, turunan
hemoglobin, adalah pigmen yang dibentuk karena akumulasi timbunan besi yang berlebihan.
Dalam organ disebut hemosiderosis.
DEFISIENSI

DEFISIENSI
Ketidak seimbangan nutrisi merupakan penyebab utama jejas sel antara lain
defisiensi protein, vitamin dan mineral. Jumlah lipid yang berlebihan merupakan
faktor pendukung terjadinya arteriosklerosis yang dapat menyebabkan sel/jaringan
mengalami defisiensi oksigen dan makanan. Jejas yang disebabkan oleh defisiensi
nutrisi antara lain Starvation, marasmus, kwashiorkor atau yang lebih dikenal
gangguan nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai