Nama Kelompok :
BEKASI TIMUR
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang .
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah patofisiologi tentang “Proses Degeneratif”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Umum : Dapat mengetahui proses degenerasi
Khusus :
1. Mengetahui pengertian degenerasi
2. Mengetahui penyebab degenerasi
3. Mengetahui manifestasi degenerasi
Untuk memahami lebih jelas dalam penyampaian makalah ini, maka materi-
materi yangdisampaikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II TINJAUAN TEORI
3. BAB III PENUTUP
4. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. DEFINISI
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur
keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan
perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak didalam sitoplasma dan
terjadi karena hipoksia atau bahan toksisk. Perubahan perlemakan dijumpai pada sel
yang tergantung pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard.
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebihan atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Dibawah ini
merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel :
1. Kekurangan oksigen
2. Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3. Infeksi sel
4. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan)
dan kimia (bahan-bahan kimia beracun)
6. Cacat/kegagalan genetic
7. Penuaan
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi dua kategori
utaa,yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel).
Contoh degenerasi sel ialah mola hidatidosa termasuk jejas sel yang reversible yaitu
apabila penyebabnya dihilangkan organ atau jaringan bisa berfungsi normal. Sel
dapat cidera akibat sebagai stressor. Cidera terjadi apabila stressor tersebut melebihi
kapasitas adaptif sel.
Selain jejas sel, proses degenerative ini juga bisa disebabkan karena gaya
hidup yang salah seperti :
1. Merokok
2. Konsumsi alcohol yang berlebih
3. Kurang aktivitas fisik
4. Kurang konsumsi serat
5. Konsumsi padat energy
6. Obesitas
7. Makan makanan yang berlemak, junk foods
1. Pola hidup
2. Pola makan
3. Aktivitas fisik
4. Lingkungan
5. Mutasi gen
6. Keturunan
2.5.1. Stroke
Otak dapat berfungsi dengan baik jika pasokan oksigen dan nutrisi
yang disediakan darah mengalir dengan baik. Jika pasokan darah terhambat,
otak akan rusak, bahkan seseorang yang terkena stroke akan meninggal.
Jenis stroke jika dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan
darah berhenti akibat gumpalan darah dan stroke hemoragik terjadi jika
pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah.
2. Pencegahan
a) Berolahraga secara teratur dan terukur
b) Makan makanan bergizi dan sehat, tidak mengonsumsi minuman keras
secara berlebihan, tidak merokok, dan hindari atau atasi stress.
c) Jaga pola makan
d) Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6gr atau 1 sdt/hari
e) Aktivitas aerobic
f) Tidak merokok
g) Hindari konsumsi minuman keras
3. Komplikasi
1) Aritmia (detak jantung tidak beraturan) dan infark miokardial (kematian
sel-sel jantung)
2) Pneumonia dan edema paru
3) Disfagia (kesulitan menelan)
4) Thrombosis vena
5) Infeksi saluran kemih, tidak dapat menahan kencing (inkontinensia urine),
disfungsi seksual
6) Perdarahan pada saluran cerna
7) Mudah jatuh sehingga berisiko mengalami patah tulang
8) Depresi
4. Metode pengobatan
Pengobatan stroke tergantung dari jenisnya, stroke iskemik atau
hemoragik. Pengobatan juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi.
Pada umumnya, stroke diobati dengan obat-obatan, termasuk obat pencegahan
untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, dan
menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan
untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik atau
menghilangkan lemak di arteri.
5. Patofisiologi
1. Stroke Iskemik
2.Stroke hemoragik
a) Pendarahan Intraserebral
Pada perdarahan intrasebral, perdarahan masuk kedalam parenkim
otak akibat pecahnya arteri penetrans yang merukan cabang dari
pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim
otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat
disebabkan oleh daitheis perdarahan dan penggunaan antikoagulan
seperti heparin, hipertensi kronis, serta aneurisma.
Masuknya darah kedalam parenkim otak menyebabkan terjadinya
penekanan pada bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan
thalamus. Darah mendorong struktur otak dan merembes sekitarnya
melalui ventrikel atau ke rongga subarachnoid yang akan bercampur
dengan serebrosspinal dan akan merangsang meningen. Hal ini
menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang menimbulkan
tanda dan gejala seperti nyeri kepala hebat, papil edema dan mudah
muntah proyektil.
2.5.2 Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis ketika
tekanan pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini
dikenal sebagai pembunuh diam-diam karena jarang memiliki gejala yang
jelas. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
1. Penyebab
a. Usia. Semakin bertambah usia seseorang semakin berkurang elastisitas
pembuluh darahnya sehingga tekanan darah di dalam tubuh akan
mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas normal
b. Keturunan. Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi atau
hipertensi ada kemungkinan dapat menurunkan kepadan anaknya.
c. Jenis kelamin. Pria yang berusia 45 tahun lebih berisiko terkenan darah
tinggi ketimbang wanita. Sementara itu wanita yang berusia diatas 65
tahun lebih berisiko terkena penyakit ini.
d. Olahraga. Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga
e. Pola makan. Seseorang yang sering mengonsumsi makanan-makanan
yang mempunyai kadar lemak tinggi akan berisiko terkena hipertensi.
f. Minum alcohol. Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah.
g. Stress. Orang yang sering mengalami stress biasanya tekanan darahnya
akan menjadi naik.
2. Tanda dan gejala
a. Sakit kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darah naik
melebihi batas normal
b. Wajah akan menjadi kemerahan
c. Detak jantung berdebar-debar
d. Sulit berkonsentrasi
e. Sering mudah mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas
f. Mimisan
g. Gejala hipertensi yang parah dapat menyebabkan seseorang mengalami
vertigo
h. Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitive dan
mudah marah terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya
3. Pencegahan
Untuk menghindari terjadinya hipertensi dapat dilakukan hal-hal seperti :
a. Pola hidup sehat
Dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi. Kurangi asupan
makanan yang banyak mengandung garam, terutama pada seseorang yang
sudah terkena hipertensi.
b. Kurangi garam
Pengurangan konsumsi garam juga dapat menurunkan tekanan darah
hingga 8 mmHg. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
garam dalam makanan sehari-hari.
c. Berhenti merokok
Merokok dapat mempercepat proses pengerasan pembuluh darah. Oleh
Karena itu, berhenti merokok merupakan salah satu upaya untuk mengubah
gaya hidup sehat dan melakukan pencegahan hipertensi.
d. Olahraga
Jika seseorang menderita tekanan darah tinggi, dianjurkan untuk
melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, lari santai, dan
berenang. Lakukan selama 30-45 menit sehari, sebanyak 3 kali seminggu.
4. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
AngiotensinII dari Angiotensin I conferting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung Angiotensinnogen yang diproduklsi di hati. Selanjutnya
hormone renin (diproduksi dalm ginjal akan diubah menjadi Angiotensin I
. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru. Angiotensin I diubah menjadi
Angiotensin II . Angiotensin II inilah memegang peranan penting dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormone antidiuretic (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur osmolaritas dan volume urine. Dengan meningkatnya
ADH sama sedikit urine yg dieksresikan diluar tubuh (Antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ektraselluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraselluler. Akibatnya, volume darah
meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
2.5.3. Osteoporosis
Istilah osteoporosis menjadi terminologi kedokteran pertama kali pada
Abad ke-19 di Prancis dan Jerman. Istilah tersebut mendeskripsikan porositas
penampakan histologis tulang manusia lanjut usia. Sebelumnya, publikasi dari
Sir Astley Cooper meyakinkan bahwa fraktur tipe tertentu terjadi akibat
penurunan massa atau kualitas tulang terkait usia.
Berdasarkan penyebabnya osteoporosis dibagi menjadi osteoporosis primer &
osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer terjadi pada lanjut usia,
penurunan kuantitas hormon seks merupakan salah satu faktor penting
penyebab pengeroposan tulang, osteoporosis sekunder dapat ditemukan pada
usia muda dan tua sebagai konsekuensi penyakit atau efek dari terapi,
penyebab osteoporosis sekunder adalah hiperkortisolisme.
1. Faktor osteoporosis
a. Umur
b. Jenis kelamin wanita
c. Merokok
d. Alcohol
e. Inaktifitas
f. Asupan kalsium rendah
2. Penyebab
a. Osteoporosi primer
Diakibatkan oleh penuaan dan menopause.
b. Osteoporosis sekunder
Diakibatkan oleh penyakit dasar (tuberculosis tulang dan diabetes
mellitus 1) maupun pengguanaan obat-obatan yang berpotensi
meningkatkan kerapuhan tulang (pengguanaan kortikosteroid jangka
panjang dan antikonfulsan.
3. Pencegahan
a. Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalium dan vitamin K
untuk mencegah kalsium dalam tulang tidak berkurang, dan makan
kedelai untuk mempertahankan kepadatan tulang.
b. Konsumsi kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan setiap hari.
Kalsium penting untuk membangun kekuatan tulang.
c. Olahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan tulang,
meningkatkan stamina, kekuatan postur tubuh, mencegah keroposnya
tulang.
4. Patofisiologi
Patofiologi osteoporis berkaitan dengan perubahan kepadatan dan
kekuatan tulang akibat ketidakseimbangan pembentukan dan reabsorbsi. Hal
ini ditentukan oleh aktivitas osteoblast untuk membentuk tulang dan aktivasi
osteoklas untuk resorpsi tulang. Ketidakseimbangan proses berupa
peningkatan resorpsi hingga melebihi pembentukan tulang dalam jangka
panjang akan menyebabkan osteoporosis.
5. Pengobatan osteoporosis
Cara paling efektif untuk mencegah osteoporosis adalah dengan
mengonsumsi obat yang diresepkan seperti obat-obatan seperti :
a. Bifosfat : alendronate, ibandronate, risedronate, zoledronic acid
b. Antibodi : denosumab
1. Penyebab
Terdapat beberapa factor penyebab yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya penyakit ini, diantaranya:
a. Genetika
Oenyakit yang diturunkan dari salah satu atau kedus orang tua,
maupun dari anggota keluarga lainnya. Penyakit jantung bawaan
dialami sejak lahir.
b. Diabetes
Sebanyak 3-6% wanita yang menderita diabetes tipe1 dan 2 lebih
beresiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung, khususnya pada
bagian arteri. Hal ini terjadi dikarenakan terjadinya kadar insulin
dalam darah
c. Alkohol
Wanita hamil yang mengonsumsi minuman alkohol berlebih
berpotensi melahirkan bayi dengan kelainan struktur arteri atau
ventriklel jantung. Selain itu, paparan alkohol yang terdapat pada
kosmetik seperti cat dan pembersih kuku, atau pada lem serta produk
lainnya, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
d. Flu
Meskipun penjelasannya secara medis belum dipastikan, terdapat
beberapa kasus dimana wanita hamil yang mengalami flu pada
trimester pertama, dua kali lebih berisiko melahirkan bayi dengan
kelainan jantung. Dalam hal ini, vaksinasi flu sangat disarankan.
2. Manifestasi klinis
Terdapat berbagai macam gejala yang dapat terlihat atau dirasakan pada
penyakit jantung bawaan, tergantung jenis dan berat ringannya kelainan,
antara lain:
2.6. KESIMPULAN
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia
dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya
kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Misalnya
diabetes militus tipe 2, osteoporosis, dan lain sebagainya.
2.7. SARAN
Degenerasi merupakan suatu bentuk kerusakan sel sebagai akibat dari
adanya kerusakan sel akut atau trauma, di mana kerusakan sel tersebut terjadi
secara tidak terkontrol. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang
akan kita konsumsi, menjaga aktivitas fisik serta selalu mengutamakan prilaku
sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala degenerasi yang dapat
merusak sel dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
DAFTAR PUSTAKA
.
Janti S, Budi K, Andhy H, Bing D. 2003. Ilmu Patologi Buku Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Prof. Dr. dr. ANIES, M.Kes, PKK . 2018. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
www.alodokter.com
doktersehat.com