Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

Dosen : Dr. Sri Endang Pujiastuti, SKM, MNS

Nama : Umi Margi Rahayu


NIM : P1337420816010

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
PRODI KEPERAWATAN
2017
Pertanyaan :

1. Apa pendapat mahasiswa tentang pentingnya belajar science dalam keperawatan ?


2. Implementasi pembelajaran patofis sebagai salah satu science menjadi dasar
mengetahui masalah keperawatan klien ?
3. Berikan contoh bahwa pemahaman science menjadi bagian penting dalam
keperawatan ?

Jawaban :

1. Apa pendapat mahasiswa tentang pentingnya belajar science dalam


keperawatan ?
Science atau ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan
memperoleh pengetahuan secara ilmiah dan terdiri dari kebenaran, fakta, logika, dan
konfirmasi. Selain itu ilmu dapat juga diartikan sebagai kumpulan prinsip yang
membimbing tindakan profesional seseorang dan bertujuan menghasilkan pemikiran
tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan. Ilmu ini dapat diterapkan di berbagai
aspek kehidupan dan profesi. Salah satu profesi yang membutuhkan sicence adalah
keperawatan.
Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh
mother instinctnaluri keibuan kini mengalami perubahan atau pergeseran paradigma
yang sangat mendasar atas konsep dan proses menuju keperawatan sebagai profesi.
Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi
keperawatan sendiri. Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan
yang jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara
rasionaletis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan
perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan
sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan
keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta
lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif
setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi
acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia
dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya.
Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para
profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis
terhadap fenomena yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap
tanggap atau peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Dasar dari
semua itu adalah ilmu yang harus dikuasai oleh perawat.

2. Implementasi pembelajaran patofis sebagai salah satu science menjadi dasar


mengetahui masalah keperawatan klien ?
Ilmu yang mempelajari proses dasar penyakit dinamakan patologi umum.
Dalam arti yang paling luas, patologi pada hakeketnya merupakan pelajaran tentang
biologi yang abnormal, pelajaran mengenai keadaan sakit atau gangguan hidup.
Patofisiologi adalah studi mengenai fungsi-fungsi yang mengalami gangguan atau
fungsi-fungsi yang berubah akibat proses penyakit. Patofisiologi merupakan ilmu
yang bersifat integratif yang menggambarkan konsep-konsep dari banyak ilmu dasar
dan klinis, termasuk anatomi, fisiologi, biokimia, biologi sel dan molekuler, genetika,
farmakologi dan patologi. Patofisiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran
yang sangat penting manfaatnya bagi perawat dalam menjalankan tugasnya, karena di
dalam ilmu patologi atau patofisiologi penyakit terdapat sebuah runtutan cerita yang
menggambarkan proses terjadinya penyakit dan bagian organ organ mana saja
mengalami gangguan.
Peran dan fungsi perawat pada hakekatnya adalah membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu akibat ketidakmampuan, ketidakmauan,
atau ketidaktahuan. Berbagai masalah pemenuhan kebutuhan dasar klien mengalami
gangguan karena adanya proses patofisiologi penyakit yang terjadi pada diri klien
tersebut. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seringkali terjadi karena
ketidakmampuan secara fisik, misalnya seorang klien dengan gagal jantung kongestif
tidak dapat memenuhi kebutuhan mobilisasi, ambulasi, dan pemenuhan kebutuhan
sehari hari, hal ini terjadi karena adanya kegagalan jantung untuk memompa darah
keseluruh tubuh, yang mana darah tersebut berisi oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel
dalam tubuh tidak dapat melakukan proses metabolism secara efektif yang berakibat
kepada fungsi organ-organ tubuh lainnya sehingga terjadilah gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar sehari-hari pada pasien gagal jantung kongestif.
Analisis dampak penyakit terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang
dipelajari dalam patofisiologi keperawatan menjadi sangat penting dalam
menganalisa masalah keperawatan yang muncul sebagai akibat penyakit dan
mengidentifikasi penyebabnya sehingga dapat memberikan intervensi keperawatan
yang tepat. Dalam memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat juga harus
memandang klien secara utuh (holistic), hal ini menuntut perawat untuk bisa
memahami keadaan klien secara keseluruhan. Akibat atau dampak penyakit yang
dijelaskan dalam patofisiologis penyakit bagi klien berbeda-beda, misalnya ambang
nyeri antara klien A dan klien B berbeda, batasan keadaan normal setiap manusia juga
berbeda-beda. Keadaan normal sulit dijelaskan secara absolut karena keadaan normal
merupakan sebuah kontinum yang selalu bergerak antara keadaan normal dan
abnormal. Keadaan normal pada setiap individu dapat berbeda-beda mengingat
bahwa setiap individu adalah unik dan utuh. Namun keadaan normal dapat dijelaskan
sebagai sebuah nilai rata-rata dari berbagai variasi pengukuran.
Perbedaan atau variasi keadaan normal pada setiap individu disebabkan
karena :
a. Setiap individu mempunyai susunan genetic yang berbeda.
b. Setiap individu mempunyai pengalaman yang berbeda dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
c. Setiap individu mempunyai parameter fisiologis yang berbeda.

Dilihat dari sifat manusia yang unik dan berbeda satu dengan yang lain,
menjelaskan bahwa seorang klien membutuhkan pengertian dan pelayanan secara
holistic dengan dasar perjalanan penyakit (patofisiologis) yang terjadi. Dengan
mempelajari ilmu patologi/patofisiologis, analisis dampak penyakit terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar menjadi lebih jelas dan spesifik, sehingga dalam
memberikan asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal dan tepat.

3. Berikan contoh bahwa pemahaman science menjadi bagian penting dalam


keperawatan ?
Sebagaimana kita ketahui bahwa science merupakan pengetahuan secara
ilmiah yang terdiri dari kebenaran, fakta, logika, dan konfirmasi hal penting yang
dapat dijadikan pedoman bagi setiap perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.
Salah satu penerapan science di keperawatan adalah adanya teori dasar keperawatan.
Sampai saat ini sudah banyak teori dasar keperawatan, baik yang membahas secara
spesifik mengenai kebutuhan self care manusia, hubungan manusia dengan
lingkungan dan kesehatan, maupun hubungan perawat dan klien dalam asuhan
keperawatan, dan lain sebagainya dari grand theory sampai praktis teori. Teori
keperawatan tersebut menjadi bukti bahwa pemahaman mengenai science merupakan
hal penting dalam keperawatan, karena pada hakikatnya science memberikan alasan-
alasan secara empiris dan dapat dipertanggung jawabkan, dan dengan science
membuat profesi keperawatan pantas disebut sebagai mitra kerja profesi kesehatan
lain. Sebagai contoh, teori keperawatan yang dikenalkan oleh Lydia. E. Hall yang
memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan yaitu care, cure, dan core.
Jika pada umumnya tugas perawat adalah care sedangkan cure biasanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan lain, namun pada teori Lydia. E. Hall cure juga
termasuk bagian dari perawat. Cure menurut Lydia. E. Hall adalah kepedulian
perawat terhadap klien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, dan cara pengobatan
suaty penyakit sehingga perawat tidak hanya merawat dan melakukan delegasi
ataupun perintah dari tenaga kesehatan lain namun perawat sebagai profesional
mampu membantu klien untuk sembuh dari penyakitnya berdasarkan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki.
Contohnya pada klien dengan penyakit asma, mengalami masalah dengan
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh yang dikarenakan bersihan jalan napas yang
kurang efektif akibat meningkatnya produksi secret/mucus. Selain intervensi
kolaboratif perawat dengan dokter dengan pemberian brooncodilator untuk
meningkatkan ukuran lumen percabangan trakeobronkial sehingga tahanan terhadap
aliran udara menurun, ada intervensi mandiri oleh keperawatan, seperti auskultasi
bunyi napas tambahan dan memposisikan klien dengan posisi semi fowler. Alasan
dari intervensi tersebut dijelaskan dengan science, yaitu auskultasi bunyi napas
tambahan untuk mendengar dan menemukan bunyi napas lain, apabila didapatkan
bunyi napas ronchi menandakan terdapat penumpukkan secret di jalan napas, dengan
mengetahui keadaan ini pada pasien memberikan alasan yang sangat tepat bagi
perawat untuk melakukan intervensi lain (bila klien sadar maka dilakukan suction)
dan mengkomunikasikan keadaan klien dengan dokter. Posisi semi fowler
merupakan posisi maksimal ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan,
ventilasi maksimal membuka area ateletaksis dan meningkatkan gerakan secret ke
jalan napas besar untuk dikeluarkan, sehingga serangan asma dapat berkurang.
Dengan pemahamana science, perawat dapat mempertanggung jawabkan
setiap intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan secara empiris dan rasional.
Selain itu pemahaman mengenai science juga membuat profesi keperawatan tidak
dianggap sebelah mata oleh profesi kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai