Anda di halaman 1dari 14

2.

1 Pengertian

Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif


lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi
(termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan.
Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para
praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah
tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:


Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan
psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika
yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan
pengetahuan. '
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika
yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari
status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan,
mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan
pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2.2 Penggolongan Narkoba

2.2.1 Narkotika
Menurut UU No.22 tahun 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :

Golongan I

1. Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan


2. Tidak digunakan dalam terapi
3. Potensi ketergantungan sangat tinggi
4. Contoh : Heroin (putauw), kokain, ganja

Golongan II

1. Untuk pengobatan pilihan terakhir


2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Potensi ketergantungan sangat tinggi
4. Contoh : fentanil, petidin, morfin

Golongan III

1. Digunakan dalam terapi


2. Potensi ketergantungan ringan
3. Contoh : kodein, difenoksilat

2.2.2 Psikotropika

Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis
bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan :


Golongan I

1. Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan


2. Tidak digunakan dalam terapi
3. Potensi sindrom ketergantungan amat kuat
4. Contoh : LSD, MDMA/ekstasi

Golongan II

1. Untuk pengobatan
2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Potensi sindrom ketergantungan kuat
4. Contoh : metamfetamin (shabu), sekobarbital

Golongan III

1. Untuk pengobatan atau terapi


2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Potensi sindrom ketergantungan sedang
4. Contoh : amobarbital, pentazosine

Golongan IV

1. Untuk pengobatan atau terapi


2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Potensi sindrom ketergantungan ringan
4. Contoh : diazepam, halozepam, triazolam, klordiazepoksida

2.3 Undang-undang 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

A.Bagian Umum
Pasal 35
Peredaran Narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau
penyerahan Narkotika, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan
maupun pemindahtanganan, untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahua dan teknologi.
Pasal 36
(1) Narkotika dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar
dari Menteri.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara perizinan peredaran Narkotika
dalam bentuk obat jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.
(3) Untuk mendapatkan izin edar dari Menteri, Narkotika dalam bentuk obat jadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melalui pendaftaran pada Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pendaftaran Narkotika dalam
bentuk obat jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Pasal 37
Narkotika Golongan II dan Golongan III yang berupa bahan baku, baik alami maupun
sintetis, yang digunakan untuk produksi obat diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 38
Setiap kegiatan peredaran Narkotika wajib dilengkapi dengan dokumen yang sah.

B. Bagian Kedua Penyaluran


Pasal 39
(1) Narkotika hanya dapat disalurkan oleh :Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, dan
sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.
(2) Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, dan sarana penyimpanan sediaan farmasi
pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin khusus penyaluran
Narkotika dari Menteri.
Pasal 40
(1) Industri Farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika kepada:
a. pedagang besar farmasi tertentu;
b. apotek;
c. sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu; dan
d. rumah sakit.
(2) Pedagang besar farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika kepada:
a. pedagang besar farmasi tertentu lainnya;
b. apotek;
c. sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu;
d. rumah sakit; dan
e. lembaga ilmu pengetahuan.
(3) Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu hanya dapat menyalurkan
Narkotika kepada:
a. rumah sakit pemerintah;
b. pusat kesehatan masyarakat; dan
c. balai pengobatan pemerintah tertentu.
Pasal 41
Narkotika Golongan I hanya dapat disalurkan oleh pedagang besar farmasi tertentu kepada
lembaga ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pasal 42
Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara penyaluran Narkotika diatur dengan
Peraturan Menteri.
C. Bagian Ketiga Penyerahan
Pasal 43
(1) Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh:
a. apotek;
b. rumah sakit;
c. pusat kesehatan masyarakat;
d. balai pengobatan; dan
e. dokter.
(2) Apotek hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada:
a. rumah sakit;
b. pusat kesehatan masyarakat;
c. apotek lainnya;
d. balai pengobatan;
e. dokter; dan
f. pasien.
(3) Rumah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balai pengobatan hanya dapat
menyerahkan Narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter.
(4) Penyerahan Narkotika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan untuk:
a. menjalankan praktik dokter dengan memberikan Narkotika melalui suntikan;
b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan Narkotika melalui
suntikan; atau
c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
(5) Narkotika dalam bentuk suntikan dalam jumlah tertentu yang diserahkan oleh dokter
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya dapat diperoleh di apotek.
Pasal 44
Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara penyerahan Narkotika sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 diatur dengan Peraturan Menteri.

2.4 Dampak Buruk Akibat Penyalagunaan Narkoba

2.4.1 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap Kesehatan Fisik

1. Gangguan kesehatan pada system syaraf (neurologis) seperti contohnya : kejang-


kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2. Gangguan kesehatan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti
contohnya : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan kesehatan pada kulit (dermatologis) seperti contohnya : penanahan (abses),
alergi, eksim.
4. Gangguan kesehatan pada paru-paru (pulmoner) seperti contohnya : penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
6. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
pada endokrin, seperti halnya : penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
7. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid).
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya.
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.

2.4.2 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap Psikis Mental Emosional

1. Malas serta lamban dalam bekerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah dalam
menjalankan pekerjaannya.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Hilangnya rasa kepercayaan diri, menjadi lebih apatis, sering berkhayal, penuh
perasaan curiga.
4. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal yang tidak disadarinya.
5. Sulit untuk berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan depresi.
6. Menyebabkan depresi mental.
7. Akan menjadi cenderung untuk menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan
keinginan untuk bunuh diri
8. Menyebabkan melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.

2.4.3 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan kehidupan sosial


masyarakat :

1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan masyarakat


sekitar tempat tinggal.
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarganya itu sendiri.
3. Pendidikan menjadi terganggus erta masa depan suram dan kelam bila tidak segera
dilakukan penanganan pencegahan penyalahgunaan narkoba itu sendiri.

2.5 Jenis-jenis Narkotika Yang Sering Disalahgunakan

Narkotika memiliki banyak jenis dan macamnya yang sering disalah gunakan oleh para
pecandu. Narkotika tersebut antara lain seperti opium/opiat, morfin, heroin, kokain,
mariyuana/kanabis/ganja, kodein dan opiat sintetik. Berikut ini adalah jenis-jenis atau
macam-macam narkitoka-narkotika tersebut disertai pengertian arti definisi.

1. Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang bernama poppy
/ papaver somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat
baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.

2. Morfin

Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia
tertentu untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.
Dampak atau efek dari penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan
morfin diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan yang sama namun ramah
bagi pemakainya.

3. Heroin

Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang
dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan
morfin. Heroin dipakai oleh para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik heroin ke
otot, kulit / sub kutan atau pembuluh vena.

4. Kodein

Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun dapat menyebabkan
ketergantungan / efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.

5. Opiat Sintetik / Sintetis

Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon, petidin dan
dektropropoksiven (distalgesic) yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit.
Metadon berguna untuk menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk
putih. Opiat sintesis dapat memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan
ketagihan / kecanduan. Namun karena pembuatannya sulit, opiat buatan ini jarang beredar
kalangan non medis.

6. Kokain / Cocaine Hydrochloride

Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi daun coca
(erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara /
teknik diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke
pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.

Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu selama 1 sampai 4
menit seperti rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang, menambah tanaga dan
stamina, sukses, dan lain-lain. Setelah 20 menit semua perasaan enak itu hilang seketika
berubah menjadi rasa lelah / capek, depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya
lagi, lagi dan lagi sampai mati.

Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari penggunaan kokain secara
terus menerus adalah :
- Darah tinggi
- Sulit bobo / susah tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya

7. Ganja / Mariyuana / Kanabis

Mariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun,
bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi keracunan ringan (intoksikasi
ringan).

Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol) yang kering bernama hasis, sedangkan
jika dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai
campuran rokok atau lintingan tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx,
joint, spleft, dan sebagainya.

Ganja dapat menimbulkan efek yang menenangkan / relaksasi. Orang yang baru memakai
ganja atau mariyuana memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mabuk / mabok dengan mata merah.
- Tubuh lemas dan lelah.
- Bola mata menjadi besar.

Bagi pengguna ganjo alias mariyuana semua itu tidak masalah walaupun banyak
menimbulkan efek buruk bagi fisik dan mental, yakni antara lain sebagai berikut ini :
- Kemampuan konsentrasi berkurang.
- Daya tangkap syaraf otak berkurang.
- Penglihatan kabur / berkunang-kunang.
- Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.

Yang penting bagi pecandu ganja adalah efek enak dan nikmat dunia yang semu seperti :
- Rasa gembira.
- Percaya diri / PD meningkat pesat.
- Peka pada suara.

2.6 Faktor Yang Mendorong Penyalahgunaan Narkotika

1. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi


yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai
aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
2. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan
kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini
merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja antara lain:

1) Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua
yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
2) Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3) Perubahan teknologi yang cepat.
4) Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu
pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
5) Meningkatnya waktu menganggur.
6) Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno rasial,
kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7) Menjadi manusia untuk orang lain.

2.7 Langkah Mencagah Penyalagunaan Narkotika

Ada beberapa cara kiat tips pencegahan dan menghindari penggunaan dan penyalahgunaan
Narkotika dan Obat Berbahaya serta NAPZA Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif seperti
dilansir dari website BNN antara lain :

Memberikan Menanamkan Sejak Dini Akan Arti Makna Hidup Sehat

Bila seseorang telah terjerumus pada penggunaan narkoba maka akan sulit untuk melepas
dari jeratan narkotika ini. Membutuhkan waktu kesabaran ketekunan dan rehabilitasi yang
baik dan tepat pada korban-korban narkotika.

Contoh perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mempraktekkan hidup sehat
juga perlu dilakukan. Orang tua seyogyanya menjadi role-model bagi anak-anak mereka,
harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik.

Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak kita belajar dari tingkah laku dan perilaku
kita yang mereka lihat dan perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja.

Anak-anak kita belajar, meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan
mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol bila kita tidak
mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan narkoba.

Informasi Yang Benar Tentang Bahaya Narkoba

Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar dan jelas mengenai bahaya
penyalahgunaan narkoba ini kepada anak-anak generasi muda kita sebelum anak-anak
mengetahui dari teman-temannya yang bisa jadi memberikan pengertian yang salah atau
malah sebaliknya.

Seharusnya pemberian informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh sekolah-
sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh setiap anak. Informasi
mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ
tubuh kita serta dampak dari segi hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau
mengedarkan narkoba, Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba.

Peduli Pada Lingkungan Sekitar


Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana anak-anak mereka
tumbuh. Orang tua harus selalu sadar akan perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang
anak.

Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak menjadi remaja, remaja menjadi
dewasa, tidak sama dengan perubahan perilaku seorang anak yang mulai ter ekspos pada
narkoba, atau yang sudah terpengaruh akibat dampak kecanduan narkoba.

Orangtua juga perlu waspada dan mengetahui akan ciri tanda anak mulai menggunakan
narkoba sehingga bisa secara lebih dini diobati dan direhabilitasi secepatnya.

Bekerjasama Dengan Lingkungan Rumah

Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan ketua RT, RW,
dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia atau yang lebih tua dari anak
kita. Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga selalu mendatangkan kenyamanan
dan keamanan bagi kita.

Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya yang juga
melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau bila ada anak-anak di
RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang dibangun bersama para
tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan
terdeteksi dan dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik

Menjalin Hubungan Interpersonal Yang Baik


Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak kita, akan
memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-anak kita.
Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak merasa nyaman dan aman,
menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka nanti.

Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara psikologis.
Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai macam alasan
yang dicarinya sendiri.

Misalnya supaya diperhatikan, sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk mengatasi
kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan yang timbul dari melihat orang tua mereka yang
selalu bertengkar.

Anda mungkin juga menyukai