Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PUK

NARKOTIKA
Anggota Kelompok

-Catarina
-Cinthia
-Diva
-Eva
Pengertian Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat baik


yang bersifat alamiah, sintetis, maupun
semi sintetis yang menimbulkan efek
penurunan kesadaran, halusinasi, serta
daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika
pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
narkotika merupakan zat buatan atau
pun
yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran,
UUD Tentang Narkotika

- Dasar hukum undang-undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1) dan


Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1976 tentang
Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta Protokol
Tahun 1972 yang Mengubahnya; dan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1997 tentang Pengesahan United Nations Convention
Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic
Substances, 1988 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan
Psikotropika, 1988).
Berikut golongan narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35
Tahun 2009 tentang narkotika:
 Narkotika Golongan I
Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Penggolongan
Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon,
MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
Narkotika
 Narkotika Golongan II
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai
pilihan terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan. Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon.
 Narkotika Golongan III
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan
ada tiga belas macam termasuk beberapa campuran lainnya.
Pengelolaan
Pengelolaan Narkotika

Narkotika
Pengelolaan narkotika diatur secara khusus untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat
tersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek meliputi :
a. Pemesanan Narkotika
b. Penerimaan Narkotika
c. Penyimpanan Narkotika
d. Pelayanan Narkotika
e. Pelaporan Narkotika
f. Pemusnahan Narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut :
1) APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang berisi jenis dan jumlah
narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
2) Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan akan menetapkan waktu dan tempat pemusnahan.
3) Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker, Petugas Balai POM, dan
Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabutapten/Kota setempat.
4) Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang berisi :
a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan
b) Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan
c) Cara pemusnahan
d) Petugas yang melakukan pemusnahan
e) Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek
Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan :
a) Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b) Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta.
c) Arsip apotek.
Penyimpanan Narkotika
Penyimpanan Narkotika Obat-obat yang
termasuk golongan narkotika di Apotek
disimpan pada lemari khusus yang terbuat
dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan
kuat) yang ditempel pada dinding,
memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari
2 pintu, satu untuk pemakaian sehari hari
seperti kodein, dan satu lagi berisi
pethidin, morfin dan garam garamannya.
Lemari tersebut terletak di tempat yang
tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat
diawasi langsung oleh Asisten Apoteker
yang bertugas dan penanggung jawab
Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya.


Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya,
disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul.
penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain.
yaitu:
1) Kurangnya pengendalian diri;
2) Konflik individu/Emosi yang belum stabil:
3) Terbiasa hidup senang /mewah:
4) Faktor keluarga dan masyarakat:
5) Faktor kepribadian:
6) Faktor fisik dari individu yang menyalahgunakannya.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja pelajar antara lain adalah sebagai
berikut:
Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian
Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
Sering menguap, mengantuk, dan malas. Tidak memedulikan kesehatan diri.
Suka mencuri untuk membeli narkoba.
Pendistribusian
Narkotika Khusus untuk sediaan farmasi berupa
narkotika dan psikotropika memiliki jalur
distribusi khusus. Untuk narkotika hanya
bisa disalurkan dari Industri Farmasi
kepada Pedagang Besar Farmasi tertentu,
Apotek, sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah tertentu, dan Rumah
Sakit. Kemudian dilanjutkan dari PBF
disalurkan kepada PBF tertentu lainnya,
apotek, dan lembaga ilmu pengetahuan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai