Anda di halaman 1dari 14

REFLECTIVE PRACTIVE

PRODI MAGISTER KEPERAWATAN


17-2 SEPTEMBER 2017

Nama : Umi Margi Rahayu


NIM : P.1337420816010
Ruang : Bougenvile
No waktu Rencana Kegiatan kegiatan Respon Pasien Refleksi Praktik TTD TTD
Mhs Pmbg
1. Selasa, Pengukuran Melakukan Pasien dijadwalkan Persiapan Alat:
18 Juli tekanan darah pengukuran dilakukan operasi 1. Spigmomanometer
2017 takanan pemasangan oriff 2. Stetoskop
08.48 darah pada tulang femur 3. Kertas dan pulpen
sinistra yang patah.
Umur pasien 42 Persiapan pasien :
tahun 1. Jaga privasi
Hasil TD : 130/80 2. Lakukan komunikasi terapeutik
mmHg 3. Jelaskan kepada pasien jika akan
dilakukan tindakan pengukuran
tekanan darah.
4. Jelaskan manfaat dari pengukuran
tekanan darah.

Langkah kerja:
Balutkan manset dengan kencang dan
lembut pada lengan atas dan
dikembangkan dengan pompa. Tekanan
dalam manset dinaikkan sampai denyut
radial atau brachial menghilang.
Hilangkan denyutan menunjukkan bahwa
tekanan sistolik darah telah dilampaui
dan arteri brakhialis telah menutup.
Manset dikembangkan lagi sebesar 20
sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya
denyutan radial. Kemudian manset
dikempiskan perlahan, dan dilakukan
pembacaan secara auskultasi maupun
palpasi. Dengan palpasi kita dapat
mengukur tekanan sistolik. Sedangkan
dengan auskultasi kita dapat mengukur
tekanan sistolik dan diastolic dengan
lebih akurat (Lynn S. Bickley, Peter G.
Szilagyi edisi 7, 2017)

Hasil yang didapat 130/80 mmHg

Tekanan darah adalah tekanan yang


ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi
memompa darah keseluruh tubuh disebut
tekanan sistolik, tekanan diastolic adalah
tekanan terendah yang terjadi saat
jantung beristirahat dan merupakan hasil
pengukuran tekanan arteri diantara dua
detak jantung. Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap diastolic, dengan nilai
dewasa normalnya berkisar dari 100/60
sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80 mmHg,
Tekanan darah sistolik akan mengalami
kenaikan secara perlahan seiring
pertambahan umur karena kekakuan
arteri besar serta pembentukan plak
ateroma pada pembuluh darah (Lynn S.
Bickley, Peter G. Szilagyi edisi 7, 2017)

Dapat disimpulkan bahwa tekanan darah


pasien normal.
2. Selasa, Pemberian obat Melakukan Pasien kooperatif, Tahap pre interaksi
18 Juli injeksi IV melalui pemberian tidak ada tanda- 1. Mengecek status pasien dan
2017 selang infus obat injeksi tanda keracunan mengkaji kebutuhan pasien terkait
09.10 IV melalui obat, alegi, dan pemberian obat
selang infus reaksi patologis 2. Menyiapkan alat
Obat yang dari obat yang Bak instrumen :
diberikan : diberikan. a. Obat yang akan diberikan
Ceftriaxone b. Spuit atau disposibel spuit steril
1000 mg c. Desinfektan : Alcohol 70% dan
Ketorolac Povidon iodine 10%
10 mg d. Kapas alcohol atau kassa swap
Ranitidine e. Lidi kapas dan kassa steril pada
Kalnex 50 tempatnya
mg f. Pengalas / perlak
Metronidaz g. Bengkok dan galiot (kom kecil)
ol 500 mg h. Jam tangan yang ada detikan
Paracetamol 3. Alat pelindung diri : sarung tangan
infus 0,5 g 4. Alat tulis, form dokumentasi atau
buku catatan injeksi
5. Menjaga lingkungan : Atur
pencahayaan, jaga privacy klien,
tutup pintu dan jendela/korden

Tahap orientasi
1. Memberikan salam
2. Mengklarifikasi kontrak atau
pemberian obat
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemberian obat
4. Memberi kesempatan klien untuk
bertanya
5. Mendekatkan alat ke klien

Tahap kerja
1. Perawat mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan bersih
3. Menyiapkan obat sesuai dengan
dosis anjuran
4. Mengatur posisi pasien untuk
penyuntikan
5. Memasang perlak dan pengalasnya
pada area dibawah yang terpasang
infus
6. Mengecek kelancaran tetesan infuse
sebelum obat dimasukkan
7. Memastikan tidak ada udara pada
spuit disposibl yang berisi obat
8. Mematikan atau mengklame infuse
9. Melakukan disinfektan pada area
karet saluran infuse set pada saluran
infuse
10. Menusukkan jarum ke bagian karet
saluran infuse dengan hati-hati
degan kemiringan jarum 15-45
derajat
11. Melakukan aspirasi atau menghisap
spuit disposable untuk memastikan
bahwa obat masuk ke saluran vena
dengan baik. Jika saat aspirasi
terlihat darah keluar ke selang infuse
maka obat siap untuk dimasukkan
12. Memasukkan obat secara perlahan
dengan mendorong pegangan
disposable spuit sampai obat habis
13. Mencabut jarum dari bagian karet
saluran infuse dengan mendidih
kapas pada lokasi tusukan jarum tadi
14. Membuka klem cairan infuse dan
mengobservasi kelancaran tetesan
aliran infuse
15. Membuang disposable spuit ke
bengkok
16. Menghitung tetesan infuse sesuai
dengan ketentuan program
pemberian cairan
17. Membereskan pasien
18. Membereskan alat-alat
19. Melepas sarung tangan
20. Mencuci tangan

Tahap terminasi
1. Mengevaluasi respon klien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Memberi pesan (menjaga posisi dan
kelancaran)
4. Melakukan kontrak selanjutnya
(waktu, tempat, topik/kegiatan)

Pendomentasian
1. Nama pasien
2. Jenis obat
3. Jumlah dosis
4. Rute pemberian obat
5. Respon pasien
6. Hari/tanggal/jam pemasangan
7. Tanda tangan perawat

A. Cetriaxone Sodium merupakan salah


satu antibiotik golongan Cefalosporin.
Memiliki aktivitas broad sprektum
yang luas terhadap kuman gram
negative dan gram positif. Ceftriaxone
sodium bekerja dengan menghambat
sintesa dinding bakteri melalui reaksi
asilasi pada enzim transpeptidase pada
ikatan membrane. Hal ini mncegah
terjadinya ikatan silang pada rantai
peptidoglikan yang diperlukan untuk
kekuatan dan kekerasan dinding sel
bakteri. Selain itu dapat menghambat
pembelahan dan pertumbuhan sel
serta meningkatkan kepekaan sel yang
menyebabkan lisis sel.
B. Ketorolac merupakan suatu analgesik
non-narkotik. Obat ini merupakan
obat anti-inflamasi nonsteroid yang
menunjukkan aktivitas antipiretik
yang lemah dan anti-inflamasi.
Ketorolac menghambat sintesis
prostaglandin dan dapat dianggap
sebagai analgesik yang bekerja perifer
karena tidak mempunyai efek
terhadap reseptor opiate.
C. Ranitidine adalah obat untuk saluran
cerna. Termasuk sebagai obat H2
reseptor bloker. Bekerja dengan
Mengurangi produksi asam lambung.
Secara umum penggunaan. Ranitidine
dua kali sehari. Obat ranitidine
diantaranya digunakan untuk
mengatasi ulkus lambung, dyspepsia,
pencegahan ulkus, dan GERD
(gastrointestinal reflux disease).
D. Kalnex merupakan Antifibrinolitik
yang secara kompetitif menghambat
aktivasi plasminogen menjadi
plasmin, dengan berikatan dengan
bagian-bagian spesifik dari
plasminogen dan plasmin
E. Pencegahan infeksi kuman anaerob
pasca operasi.
F. Sebagai salah satu analgesic dan
antipiretik. Paracetamol diindikasikan
untuk pengobatan jangka pendek pada
nyeri sedang, terutama yang
menyertai pembedahan dan untuk
pengobatan demam jangka pendek.

3. Rabu, Mengganti alas Mengganti Pasien dengan post A. Pengertian


19 Juli tempat tidur pasien alas tempat operasi laparatomi Mengganti alas tempat tidur atau
2017 tidur pasien h+4, mampu perbeden Merupakan suatu tindakan
08.00 miring kanan dan menggantikakn alat tenun yang kotor
kiri, pasien tampak dengan yang bersih pada tempat tidur
kesakitan saat pasien dengan pasien di atasnya.
pertama kali miring B. Tujuan
kanan dan kiri, 1. Untuk menciptakan lingkungan
pasien kooperatif. yang bersih, tenang dan nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang
dapat mengiritasi kulit dengan
menciptakan alat tidur dan selimut
yang bebas dari kotoran atau
lipatan
3. Untuk meningkatakn gambaran diri
dan harga diri klien dengan
menciptkan alat tidur ynag bersih,
rapi dan nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab
mikroorganisme
C. Prinsip perbeden
1. Menjaga alat tenun lama agar jauh
dari perawat
2. Jangan mengibaskan alat tenun
lama karena dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara
3. Linen lama jangan diletakan di
lantai untuk mencegah
penyebaran infeksi
4. Bila pasien kurang kooperatif,
gunakan rails.
D. Alat
1. Sprei atau laken
2. Stakelaken
3. Perlak
4. Selimut
5. Sarung bantal
6. Tempat alat tenun kotor
E. Prosedur kerja
1. Menjelaskan kepada pasien
bahwa tempat tidurnya akan
dirapikan
2. Menyiapkan alat secara
ergonomic
3. Mencuci tanan dengan sabun dan
air mengalir, kemudian
membersihkannya dengan
handuk bersih
4. Mengatur posisi pasien untuk
miring membelakangi petugas
5. Mengambil selimut dan bantal
pasien ( lihat keadaan umum
pasien )
6. Melepas perlak, steklaken, laken
atau sprei dari tempat tidur
pasien yang dekat dengan
petugas dan menggulungnya ke
arah tubuh pasien
7. Memasang sprei bersih pada
bagian yang dekat petugas
dengan garis tengah lipatan tepat
di tengah kasur.
8. Memasukan sprei bagian kepala
ke bawah kasur
9. Memasukan sprei bagian kaki ke
bawah kasur
10. Melipat sprei pada sudut sudut
tempat tidur membentuk sudut
45 derajat
11. Memasukan sprei bagian
samping yang dekat petugas ke
bawah kasur
12. Memasang perlak di tengah pada
bagian yang dekat dengan
patugas
13. Memasang steklaken di atas
perlak pada bagian yang dekat
dengan Petugas
14. Memasukan sisi perlak dan
steklaken bagian samping yang
dekat petugas ke bawah kasur
15. Memposisikan pasien miring
kearah petugas
16. Mengambil sprei, steklaken dan
perlak dari tempat tidur dan
memasukan ke tempat alat tenun
kotor
17. Menarik sprei, steklaken yang
bersih ke sisi pasien yang jauh
dari petugas
18. Memasang sarung bantal dan
meletakan di bawah pasien
19. Melipat selimut menjadi empat
bagian secara terbalik
20. Memasukan lipatan teratas ke
bawah lasur
21. Memasang selimut ke pasien
22. Membereskan alat
23. Memcuci tangan dengan sabun
dan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk bersih.
4. Rabu, Perawatan luka Melakukan Pasien kooperatif, A. Persiapan pasien
19 Juli post laparatomi perawatan saat bagian balutan 1. Sapa klien dengan komunikasi
2017 h+4 luka post lukanya dibuka dan teraupetik
09.30 laparatomi dibersihkan pasien 2. Jelaskan prosedur pelaksanaan
h+4 tampak meringis. pada klien
Luka tambah 3. Bersifat kooperatif dengan klien
kering, tidak ada B. Persiapan alat
cairan yang 1. Pinset sirugis
merembes.
2. Pinset anatomis
3. Gunting
4. Handscoen disposable dan steril
5. Larutan NaCl
6. Kasa steril
7. Korentang steril
8. Mikrofor
9. Kantong keresek
10. Nierbekken
11. Was bensin
12. Betadine kompres 3%
13. Kapas lidi

C. Persiapan lingkungan
1. Siapkan limgkungan senyaman
mungkin,lingkungan yang
kondusif.
2. Privacy klien tetap terjaga
D. Langkah kerja
1. Privacy
2. Atur posisi yang nyaman bagi
klien dan tutupi bagian selain
bagian luka denganselimut mandi
3. Letakan kantong sampah pada area
yang mudah dijangkau. Llipat
bagian atasnya membentuk
mangkok
4. Kenakan masker muka atau
pelindung mata (biasanya
diperlukan jika luka mengeluarkan
drainase yang mungkin muncrat
kemuka perawat) dan cuci tangan
secara menyeluruh
5. Kenakan handscoen disposable
bersih sekalli pakai dan lepas
plester, perban, kasa, atau ikatan
6. Lepaskan plester, tarik secara
parallel dari kulit kearah balutan
7. Dengan tangan yang memakai
handscoen,angkat balutan kasa
secara hati-hati, jaga jangan sampai
menekan luka post op
8. Observasi jenis luka, ada tidaknya
komplikasi pasca operasi
9. Lepaskan hanscoen dengan bagian
dalamnya berada diluar. Buang ke
tempat sampah
10. Buka set balutan steril atau
perlengkapan steril yang dibungkus
satu per satu, letakan pada meja
samping tempat tidur
11. Buka botol larutan dan tuangkan
kedalam baskom steril dan
tambahkan kassa yang berserat
halus.
12. Kenakkan handscoen steril.
13. Inspeksi warna luka,jenis jahitan,
dan integritas luka. Hindarkan
kontak dengan bahan yang
teerkontaminasi.
14. Bersihkan luka dengan salin
normal sesuai program. Bersihkan
dari area yang kurang
terkontaminasi ke area yang paling
terkontaminasi.
15. Pasang kasa berserat halus yang
lembab langsung ke permukaan
luka. Apabila luka dalam,
masukkan kassa dengan hati-hati
ke dalam luka dengan
mennggunakan forsep sampai
semuua permukaan luka dapat
kontak dengan kasa yang lembab.
16. Pijat daerah sekitar luka dengan
perlahan, untuk memastikan ada
tidaknya pus.
17. Pasang kasa steril berukuran 4x4
diatas kasa yang basah.
18. Tutupi balutan dengan bantalan
ABD, Surgi-Pad, atau kasa.
19. Pasang plester diatas balutan.
20. Lepas handscoen dan buang ke
kantong sampah.
21. Bantu klien untuk berada dalam
posisi yang nyaman.
22. Buang seluruh perlengkapan dan
cuci tangan.
E. Hal- hal yang perlu diperhatikan :
1. Jaga kesterilan saat merawat luka
2. Bersihkan luka dari area yang
kurang terkontaminasi ke daerah
yang banyak terkontaminasi.
3. Gunakkan swab yang terpisah
untuk setiap usapan.
4. Kaji klien kembali untuk
menentukan respons terhadap
penggantian balutan.
5. Pantau status balutan minimal
setiap jadwal pergantian dinas.
6. Catat penampakkan luka dan
drainase, toleransi klien, dan jenis
balutan yang akan digunakan ke
dalam catatan keperawatan.
7. Catat frekuensi penggantian
balutan dan perlengkapan yang
dibutuhkan kedalam kardeks.

Anda mungkin juga menyukai