Anda di halaman 1dari 469

1

INCLUDEPICTURE No. No. Revisi Halaman


"http://brawijayahospita Dokumen 00 1/2
l.com/assets/img/logo/L 001/5.1/04/
ogo.png" \* 08/08
MERGEFORMATINE

T
Jalan Duren Tiga Raya No. 5
Pancoran, Jakarta 12780
Ditetapkan,
Tanggal Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur
Terbit
Operasional
21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah pasien.

Tujuan Didapat hasil pengukuran tekanan darah yang akurat.

Kebijakan 1. Pelaksana pengukuran tekanan darah adalah


Perawat/Bidan, Dokter
2. Prosedur ini digunakan sebagai pedoman kerja bagi
tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan
pengukuran tekanan darah di lingkungan RSBDT
3. Pengkajian tekanan darah dilakukan bagi semua
pasien pada waktu awal untuk mengetahui tekanan
darah dasar dan selanjutnya dilakukan sesuai dengan
kondisi penyakit atau perubahan status kesehatan
pasien. Tekanan darah normal adalah 100/60mmHg –
140/90 mmHg.
4. Yang boleh melakukan prosedur ini adalah perawat
atau bidan

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Sphygmomanometer air raksa
b. Stetoskop.
c. Alat tulis
d. Catatan keperawatan
e. Kain kasa desinfektans, misalnya: pastik
f. Tempat kain kasa kotor

2. Pelaksanaan
a. Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
b. Mencuci tangan secara prosedural
c. Menganjurkan atau membantu mengatur posisi
tidur atau duduk.dengan lengan atas sejajar dengan
jantung dan telapak tangan pasien mengarah
keatas.
d. Meletakkan sphignomanometer sejajar dengan
jantung pasien
e. Menyingsingkan lengan baju pasien 3-5 cm diatas

2
siku poplitea.
f. Memasang manset 2,5 cm di atas ante cubiti
dengan tidak terlalu kencang dan tidak terlalu
longgar.
g. Melakukan palpasi arteri branchialis dengan 3 jari
tengah.

RSIA Brawijaya Duren


Tiga MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/5.1/04/08/ 00 2/2
08
Jalan Duren Tiga Raya No.
5 Pancoran, Jakarta 12780
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur
21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur h. Meletakkan bel stetoskop di atas fossa antecubiti tempat
arteri branchialis.
i. Menaruh daun stetoskop di telinga.

2. Pelaksanaan
a. Menutup sekrup balon karet dan membuka kunci reservoir.
b. Memompa balon karet, tangan kiri meraba arteri radialis
sampai air raksa naik setinggi 20–30 mmHg setelah arteri
radialis tidak teraba.
c. Membuka sekrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan
2–3 mmHg/detik dengan mata tetap sejajar dengan tingkat
air raksa dan membaca skala, bunyi detak yang pertama
terdengar adalah korotkoff I sebagai sistolik dan saat bunyi
menghilang adalah korotkoff IV sebagai diastolik. Pada
pasien dengan detak yang tetap terdengar sampai dengan
skala nol, diastolik ditentukan dengan korotkoff IV, yaitu
pada saat bunyi detak melemah.
d. Menurunkan air raksa hingga nol dan mengunci reservoir.
e. Mengulangi pengukuran setelah 30 detik (bila hasil
meragukan).

3. Menyelesaikan
a. Melepas dan menggulung manset dan memasukkan ke
dalam sphignomanometer
b. Membersihkan bel dan bagian telinga (earpieces)
stetoskop dengan kasa desinfektan
c. Merapikan pasien
d. Mencuci tangan secara procedural
e. Mencatat hasil pada catatan keperawatan: tanggal, waktu
dan posisi waktu pengukuran.

3
Perhatian: Bila ada perubahan tekanan darah yang bermakna
segera laporkan kepada perawat penanggungjawab

Unit terkait 1. Unit Rawat Inap Ibu


2. Unit OK/VK
3. UGD
4. Rawat jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHITUNG NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/5.1/04/08/08 00 1/1

Jalan Duren Tiga Raya


No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan menghitung nadi selama satu menit penuh

Tujuan 1. Mengetahui keadaan pasien


2. Mengetahui adanya shock pada pasien

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

4
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Arloji yang ada jarum detiknya
2. Formulir/buku catatan TTV
3. Alat tulis

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Memberi pasien posisi tidur terlentang dengan 1 bantal atau
bersandar dengan nyaman
3. Jika pasien tidur terlentang, posisikan tangan pasien dibawah
dada atau disisi badan dengan telapak menghadap ke bawah
agak fleksi
4. Jika pasien duduk, lengan bawah bersandar pada lengan
kursi atau disangga dengan bantal, telapak tangan
menghadap ke bawah atau fleksi
5. Meletakkan tiga jari tengah diatas arteri radial dalam
pergelangan tangan atau siku bagian dalam
6. Menghitung jumlah denyut nadi 1 menit penuh
7. Mengamati volume (keras/lemahnya denyutan)
8. Mengamati irama (teratur/tidak)
9. Mencatat jumlah denyut nadi dalam buku/formulir catatan
10. Mencuci tangan
11. Membuat grafik/kurve pada status pasien dengan tepat dan
benar

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. UGD
4. Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHITUNG PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


003/5.1/04/08/08 00 1/1

Jalan Duren Tiga Raya


No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan menghitung pernapasan pasien selama 1 menit
penuh.

Tujuan 1. Mengetahui adanya sesak napas atau tidak.


2. Mengetahui adanya shock.

5
Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan
maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Arloji yang ada jarum detiknya.
2. Formulir/buku pencatatan TTV.
3. Alat tulis.

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan efektif.
2. Meletakkan tangan pada dada.
3. Menghitung pernapasan waktu inspirasi pada atau perut
selama 1 menit.
4. Pasien tidak diajak bicara.
5. Mengamati kedalaman pernapasan.
6. Mengamati irama pernapasan.
7. Mengamati bunyi pernapasan.
8. Mencuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. UGD
4. Kamar Bedah

6
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR SUHU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


004/5.1/04/08/08 00 1/1

Jalan Duren Tiga Raya


No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan pada pasien hipertermi dengan
menggunakan alat termometer diletakkan pada ketiak

Tujuan 1. Mengetahui suhu tubuh pasien


2. Mengetahui adanya infeksi

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Termometer dalam larutan disinfektans
2. Bengkok
3. Buku catatan
4. Mencuci termometer dan mengeringkan
5. Memeriksa termometer dan menurunkan air raksa sampai
35ºC
6. Meletakkan termometer dalam bengkok yang sudah diberi
alas kain bersih/tissue

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan efektif
2. Membuka pakaian pasien bagian atas bila perlu
mengeringkan ketiak dengan handuk
3. Pasien tidur terlentang atau duduk dengan nyaman
4. Memasang termometer sehingga bagian reservoir tepat di
tengah ketiak
5. Tidak memasang termometer pada ketiak yang baru
dikompres atau pada ketiak yang luka
6. Memastikan termometer menempel di permukaan kulit
7. Menyilangkan tangan pasien diatas abdomen
8. Mengangkat termometer selama 10 menit
9. Membaca hasil ditempat yang cukup penyinarannya
10. Membereskan alat
11. Mencuci tangan

7
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. UGD

8
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN OBAT PER ORAL
INCLUDEPICTUR
E No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 005/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/img/
logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan pemberian obat pada pasien yang dilakukan melalui
mulut.

Tujuan 1. Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara


aman, nyaman dan benar.
2. Memberikan pengobatan dengan proses yang lambat.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

9
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Obat-obatan
2. Daftar obat
3. Tempat obat
4. Air minum di dalam gelas

B. Persiapan Pasien
1. Memberitahu pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Jaga privacy pasien

C. Pelaksanaan
1. Membagi obat ke tempat obat
a. Mencuci tangan dengan efektif
b. Membaca instruksi pada daftar obat
c. Mengambil obat-obat ke apotik
d. Menyiapkan obat dengan tepat menurutdaftar obat
( obat masih dalam pembungkus/kemasan )
e. Menyiapkan obat cair

2. Membagi obat ke pasien :


a. Mencuci tangan
b. Mengambil daftar obat dan obat kemudian diteliti
kembali
c. Membawa obat dan daftar obat ke pasien sambil
mencocokkan nama pasien dengan nama pada daftar
obat
d. Memberikan obat satu persatu kepada pasien sambil
menunggu sampai pasien selesai minum

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAMUSKULER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 006/5.1/04/08/08 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

10
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan otot dilakukan
pada otot pangkal lengan, otot paha pada bagian luar yaitu 1/3 tengah
paha sebelah luar, atau pada otot bokong 1/3 bagian dari spina illiaca
anterior atau sias.

Tujuan Memasukkan obat melalui suntikan sebagai pengobatan pada pasien


yang tidak memungkinkan cara lain dan tidak bisa pemberian secara
peroral.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang diberi wewenang
untuk melakukan penyuntikan dan dilakukan pada pasien yang
memerlukan pengobatan dengan pemberian injeksi secara
intramuskuler.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Spuit dan jarum steril dari bermacam ukuran sesuai kebutuhan.
2. Obat-obatan yang diperlukan.
3. Sarung tangan disposible.
4. Alkohol swab.
5. Cairan pelarut.
6. Bak spuit steril yang tertutup, dan didalamnya telah diberi alas
kain kasa steril.
7. Bengkok untuk tempat spuit dan jarum bekas pakai.

B. Persiapan pasien
1. Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan intruksi
penyuntikan.
2. Beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa akan disuntik,
dan tenangkan pasien.
3. Cek ulang riwayat alergi.
4. Cek ulang kesesuaian obat dengan prinsip 7 benar : benar
obat, benar dosis, benar pasien, benar waktu dan frekuensi
pemberian, benar cara pemberian, benar cairan pelarut obat,
benar kecepatan injeksi.
5. Siapkan lingkungan (jaga privacy pasien : pasang
skerem/sampiran).

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAMUSKULER

11
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 006/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur C. Pelaksanaan
1. Perawat/bidan cuci tangan, pasang sarung tangan.
2. Tentukan lokasi penyuntikan, pada 1/3 lateral garis sias
coccygis pada bokong, pada paha atau pangkal lengan
/deltoid.
3. Lakukan tindakan aseptik antiseptic.
4. Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada
lokasi suntikan dengan cubitan ringan. Untuk pasien gemuk
dengan lapisan lemak subkutis tebal tidak perlu dilakukan.
5. Tusukkan jarum pada lokasi suntikan hingga pada kira-kira 3/4
panjang jarum, arah tegak lurus dengan sudut 900.
6. Aspirasi, bila masuk darah, maka jarum ditarik sedikit. Aspirasi
ulang untuk memastikan tidak ada darah yang keluar,
menandakan jarum tidak masuk pembuluh darah
7. Suntikkan obat secara perlahan-lahan.
8. Cabut jarum, tekan lokasi injeksi dengan kapas alkohol,
massage lokasi suntikan dengan kapas tadi.
9. Syringe dibuang pada tempat sampah medis.
10. Sarung tangan dibuka.
11. Perawat/bidan cuci tangan.
12. Alat-alat dikembalikan pada tempatnya.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
2. OK/VK
3. Rawat jalan
4. UGD

12
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAVENA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 007/5.1/04/08/08 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena.

Tujuan Memasukkan obat melalui suntikan sebagai pengobatan pada pasien


yang tidak memungkinkan cara lain dan tidak bisa pemberian secara
peroral.

Kebijakan Pelaksana penyuntikan bisa : Dokter, bidan atau perawat yang diberi
wewenang untuk melakukan penyuntikan.
Dilakukan pada pasien yang memerlukan pengobatan dengan
pemberian injeksi secara intravena.

13
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Daftar obat dan obat (sesuai rencana asuhan medik).
2. Tempat obat.
3. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan.
4. Kapas/kassa alcohol 70 %.
5. Alas kedap air.
6. Piala ginjal.
7. Tourniquet/tali pembendung yang telah diberi alas kain kasa
steril.
8. Bengkok untuk tempat spuit dan jarum bekas dipakai.
9. Perlak/alas yang tahan air.

B. Persiapan pasien
1. Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan intruksi
penyuntikan.
2. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Jelaskan fungsi obat kepada pasien.
4. Cek ulang riwayat alergi.
5. Cek ulang kesesuaian obat dengan prinsip 7 benar : benar
obat, benar dosis, benar pasien, benar waktu dan frekuensi
pemberian, benar cara pemberian, benar cairan pelarut obat,
benar kecepatan injeksi

C. Pelaksanaan
1. Memasukkan jarum kedalam vena dengan sudut 15, kemudian
melakukan aspirasi (perhatian : apabila vena kecil
menggunakan jarum no. 26G) ulangi pada vena yang lain,
apabila penusukan tidak tepat

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAVENA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 007/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2. Membuka pembendung dan memasukkan obat, lihat jarum jam

14
sesuaikan suntikan dengan Mencabut jarum dan bekas
tusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai darah tidak
keluar dari vena.
3. Mengobservasi reaksi pasien
4. Memberi posisi pasien senyaman mungkin
5. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula
6. Mencuci tangan
7. Mendokumentasikan pada daftar obat periode waktu yang telah
ditentukan

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
2. Ruang rawat jalan
3. OK/VK
4. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN SUBCUTAN

15
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 008/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan obat melalui suntikan- subcutis pada lengan atas
sebelah luar, pada bagian luar daerah paha, dan sekitar umbilicus.

Tujuan Sebagai pengobatan, pencegahan penyakit dengan jalan memberi


kekebalan/imunisasi.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang diberi wewenang
untuk melakukan penyuntikan dan dilakukan pada pasien yang
memerlukan pengobatan/kekebalan dengan pemberian injeksi secara
subcutan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Spuit dan jarum steril dari bermacam ukuran sesuai kebutuhan.
2. Obat-obat yang diperlukan.
3. Sarung tangan disposable.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut (misalnya NaCl, Aquades dan lain-lain).
6. Bak spuit steril yang tertutup, dan didalamnya telah diberi alas
kain kasa steril.
7. Bengkok berisi larutan desinfektan, untuk tempat spuit dan
jarum bekas dipakai.

B. Persiapan Pasien
Cek ulang kesesuaian obat dengan prinsip 7 benar: benar obat,
benar dosis, benar pasien, benar waktu dan frekuensi pemberian,
benar cara pemberian, benar cairan pelarut obat, benar kecepatan
injeksi.

C. Pelaksanaan:
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
2. Menghisap obat dari ampul/flakon, tempatkan pada bak injeksi.
3. Tentukan lokasi penyuntikan, 1/3 lateral bagian tengah, lengan
atas, 1/3 tengah paha bagian luar sekitar umbilicus.

16
4. Lakukan tindakan aseptik antiseptic.
5. Angkat sedikit kulit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri.
6. Tusukan jarum pada lokasi jarum mengarah keatas sudut
suntikan 45 derajat.
7. Aspirasi, pastikan tak ada darah yang keluar.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN SUBCUTAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 008/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 8. Masukkan obat perlahan lahan.
9. Cabut jarum, lalu tekan lokasi insersi dengan kapas alkohol,
Syringe dibuang pada tempat medis.
10. Sarung tangan dibuka.
11. Perawat/bidan cuci tangan.
12. Alat-alat dirapihkan dan dikembalikan pada tempatnya.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Ruang Rawat Inap Bayi.
3. Ruang rawat jalan.
4. UGD.
5. OK/VK.

17
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRACUTAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 009/5.1/04/08/08 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang
dilakukan pada lengan bawah bagian dalam.

Tujuan 1. Melaksanankan uji coba obat tertentu (skin test).


2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat
dilakukan dengan cara suntikan intracutan.
3. Membantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu
(tuberculin test).

Kebijakan Pelaksana tindakan adalah dokter, perawat/bidan yang diberi


kewenangan untuk melakukan tindakan.

18
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Spuit dan jarum steril dari bermacam ukuran sesuai
kebutuhan.
2. Obat-obat yang diperlukan.
3. Sarung tangan disposable.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut (misalnya NaCl, Aquades dan lain-lain).
6. Bak spuit steril yang tertutup, dan didalamnya telah diberi alas
kain kasa steril.
7. Bengkok berisi larutan desinfektan, untuk tempat spuit dan
jarum bekas dipakai.

B. Persiapan pasien
Cek ulang kesesuaian obat dengan prinsip 7 benar : benar obat,
benar dosis, benar pasien, benar waktu dan frekuensi pemberian,
benar cara pemberian, benar cairan pelarut obat, benar kecepatan
injeksi.

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Tentukan lokasi penyuntikan, 1/3 tengah volar lengan kanan
deltoid.
3. Lakukan tindakan aseptik antiseptik, gunakan jarum no. 27.
4. Tegangkan kulit dengan tangan kiri, tusukkan jarum dengan
perlahan, lubang jarum mengarah keatas. Dengan sudut jarum
15–20 derajat.
5. Suntikkan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada
lokasi suntikan menggelembung putih.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN INTRACUTAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 009/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

19
Prosedur 6. Cabut jarum dengan tidak dilakukan apusan dengan kapas
alkohol.
7. Sarung tangan dilepas.
8. Perawat cuci tangan.
9. Perhatikan reaksi setelah penyuntikan :
b. Perhatikan adakah keluhan/gejala gatal-gatal bercak
merah, bulat bulat kulit, pusing, jantung berdebar,
berkeringat banyak.
c. Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin/hangat.
10. Laporkan pada dokter bila dicurigai ada komplikasi.
11. Catat tindakan dalam lembar observasi, catat alat, obat dan
pelaksana dalam perincian harian.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. Kmar Bedah
5. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN DENGAN DRIP INTRAVENA

20
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 010/5.1/04/08/08 00 1/3
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan suntikan secara drip melalui cairan infus atau campuran
obat dengan cairan intravena yang bersifat isotonis maupun hipotonik
dalam periode tertentu.

Tujuan 1. Memberikan terapi atau pengobatan.


2. Memberikan cairan dalam dosis kecil memerlukan waktu yang
lama.
3. Mengencerkan obat yang terlalu pekat.
4. Memberikan terapi cairan yang bersifat hipertonik sehingga
masuk dalam vena bersifat isotonic.

Kebijakan Pelaksana pemasangan bisa Dokter, perawat/bidan yang diberikan


kewenangan melakukan tindakan.
Sebelum melakukan prosedur harus memahami dan mengecek
kembali 8 benar : benar obat, benar dosis, benar pasien, benar waktu
dan frekuensi pemberian, benar cara pemberian, benar cairan pelarut
obat, benar kecepatan injeksi.

21
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Daftar obat dan obat (sesuai rencana asuhan medik)
2. Tempat obat
3. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
4. Kapas/kassa alcohol 70 %
5. Alas kedap air
6. Piala ginjal
7. Tourniquet / tali pembendung ya telah diberi alas kain kasa
steril
8. Bengkok untuk tempat spuit dan jarum bekas dipakai
9. Perlak/alas yang tahan air
10. Set infus untuk bayi/anak/dewasa
11. Cairan infuse (NaCl 0,9 %, Dextrose 5 % in water, RL)
12. Kateter intravena dengan nomor yang sesuai dengan pasien
13. Standar infuse
B. Langkah-langkah
1. Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan intruksi
penyuntikan
2. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Jelaskan fungsi obat kepada pasien.

22
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN DENGAN DRIP INTRAVENA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 010/5.1/04/08/08 00 2/3
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 4. Cek ulang riwayat alergi .
5. Cek ulang kesesuaian obat dengan prinsip 8 benar: benar obat,
benar dosis, benar pasien, benar waktu dan frekuensi
pemberian, benar cara pemberian, benar cairan pelarut obat,
benar kecepatan injeksi.

A. Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Mencampur cairan infus dengan obat dengan cara membuka
penutup cairan infus di swab dengan alkohol
3. Membuka ampul,atau buka penutup flakon dan diswab dengan
alkohol
4. Dihisap obat ke dalam spuit sesuai dengan dosis dan
dimasukkan ke dalam cairan infus
5. Menggantung cairan infus ke standar infus
6. Membuka set infus steril
7. Mengatur klem pengatur cairan, 5-10 cm di bawah reservoir
dalam posisi tertutup
8. Menghubungkan selang infus dengan cairan
9. Mengisi penuh selang dengan cairan, membuka dan
mematikan klem pengatur tetesan, memastikan bahwa tidak
ada udara di dalam selang infus
10. Mencari vena yang tepat/yang teraba dimulai dari vena yang
paling distal terlebih
11. Meletakkan alas karet dibawahnya, kalau perlu menggunting
rambut/bulu atau menjepitnya
12. Memakai sarung tangan
13. Memasang tourniket 10-15 cm diatas daerah yang akan
diinsersi selama 1-2 menit
14. Mendesinfeksi daerah yang akan diinsersi dengan alkohol 70%
dengan gerakan melingkar dari dalam keluar
15. Memasukkan cateter dengan: Menggunakan wing needle
(untuk pasien bayi dan anak)
16. Memasukkan jarum dengan sudut 15˚-30˚, 0.5-1 cm bagian
distal dari vena yang ditusuk sampai menembus dinding depan
vena
17. Memperhatikan 23darah yang keluar dari jarum ke selang
18. Menekan jarum menelusuri vena sampai ke pangkalnya
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERIAN SUNTIKAN DENGAN DRIP INTRAVENA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 010/5.1/04/08/08 00 3/3
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

24
Prosedur 1. Memasukkan cateter dengan: menggunakan kateter iv (untuk
pasien dewasa)
2. Membuka penutup kateter i.v dengan hati-hati dan
memegang pangkal kateter i.v dengan menyusut ke atas
3. Meletakkan ibu jari pada bagian vena dan tekan hingga vena
timbul
4. Menusukkan 0.5-1 cm kateter i.v dengan sudut 15˚-30˚ sampai
menembus dinding depan vena
5. Memperhatikan darah yang keluar, menarik sedikit demi
sedikit sampai jarum terlepas dari kateter dan memasukkan
kateter menelusuri vena sampai pangkal (jangan memasukkan
jarum ke dalam kateter bila tusukan tidak tepat mengenai
vena)
6. Membuka tourniquet
7. Menghubungkan jarum/kateter i.v dengan selang infus,
membuka pengatur dan memperhatikan ada tidaknya
pembengkakan
8. Memfiksasi jarum dengan plester, bila perlu tutup kassa dan
menggunakan bidai
9. Membubuhkan tanggal pemasangan pada selang infus dan
pada plester penutup insersi
10. Mengatur tetesan infus sesuai dengan dosis tetes/menit atau
cc/jam
11. Membuka sarung tangan
12. Mencuci tangan
13. Merapikan alat-alat dan mengembalikan ke tempatnya
14. Mendokumentasikan tindakan dan reaksi pasien dalam
catatan pelaksanaan keperawatan, tanggal pemasangan,
cairan yang digunakan, jumlah tetesan permenit dan nama
perawat yang melakukan

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. UGD

RSIA Brawijaya MEMASANG INFUS


Duren Tiga

25
INCLUDEPIC No. Dokumen No. Revisi Halaman
TURE 011/5.1/04/08/08 00 1/3
"http://brawijay
ahospital.com/a
ssets/img/logo/L
ogo.png" \*
MERGEFORM
ATINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Pengertian Tata cara pemasangan jalur pemberian cairan infus melalui


pembuluh vena perifer.

Tujuan Didapatkan jalur pemberian cairan infus yang aman,aseptik dan


benar.

Kebijakan Pelaksana pemasangan bisa dokter, perawat/bidan yang diberikan


kewenangan melakukan tindakan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Set infus untuk bayi/anak/dewasa.
2. Cairan infus dan atau obat yang dibutuhkan.
3. Kateter intravena dengan nomor yang sesuai dengan
pasien.
4. Standar infus.
5. Plester transparan dan bila perlu kassa steril.
6. Sarung tangan 1 pasang.
7. Tourniquet.
8. Kapas/kassa alkohol 70%.
9. Gunting.
10. Piala ginjal.
11. Kalau perlu kassa hidrofile/perlakkecil/bidai/spalk.
12. Jam tangan dan jarum detik.

B. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan.

C. Pelaksanaan
1. Alat-alat yang akan digunakan disiapkan dan didekatkan ke
pasien
2. Cuci tangan

26
3. Swab bagian karet atau akses yang akan ditusuk dengan
alkohol swab
4. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke
bagian karet atau akses selang ke botol infus
5. Tutup klem slang dan tusuk selang ke botol infus
6. Isi cairan ke dalam set infus dengan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan
memenuhi selang dan udara selang keluar

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMASANG INFUS
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
011/5.1/04/08/08 00 2/3
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar
Tanggal Terbit
Prosedur
21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Prosedur 7. Meletakkan alas karet dibawahnya, kalau perlu


menggunting rambut/bulu atau menjepitnya.
8. Memakai sarung tangan.
9. Memasang tourniket 10-15 cm diatas daerah yang akan
ditusuk selama 1-2 menit.
10. Mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan alkohol
70% dengan gerakan melingkar dari dalam keluar.
Memasukkan cateter dengan: Menggunakan wing needle
(untuk pasien bayi dan anak).
11. Memegang jarum bagian atas dengan mengatupkan
sayap jarum, menyerong dan melepaskan plastik penutup
jarum.
12. Memasukkan jarum dengan sudut 15˚-30˚, 0.5-1 cm
bagian distal dari vena yang ditusuk sampai menembus
dinding depan vena.
13. Memperhatikan darah yang keluar dari jarum ke selang.
14. Menekan jarum menelusuri vena sampai ke pangkalnya.
15. Memasukkan cateter dengan: menggunakan kateter IV

27
(untuk pasien dewasa).
16. Membuka penutup kateter I.V dengan hati-hati dan
memegang pangkal kateter I.V dengan menyusut ke atas.
17. Meletakkan ibu jari pada bagian vena dan tekan hingga
vena timbul.
18. Menusukkan 0.5-1 cm kateter I.V dengan sudut 15˚-30˚
sampai menembus dinding depan vena.
19. Memperhatikan darah yang keluar, menarik sedikit demi
sedikit sampai jarum terlepas dari kateter dan
memasukkan kateter menelusuri vena sampai
pangkal(jangan memasukkan jarum ke dalam kateter bila
tusukan tidak tepat mengenai vena).
20. Membuka tourniquet.
21. Menghubungkan jarum/kateter I.V dengan selang infus,
membuka pengatur dan memperhatikan ada tidaknya
pembengkakan.
22. Memfiksasi jarum dengan plester, bila perlu tutup kassa
dan menggunakan bidai.
23. Membuka sarung tangan.
24. Mencuci tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMASANG INFUS
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 011/5.1/04/08/08 00 3/3
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Prosedur 25. Merapikan alat-alat dan mengembalikan ke tempatnya.


26. Mendokumentasikan tindakan dan reaksi pasien dalam
catatan pelaksanaan keperawatan, tanggal pemasangan,
cairan yang digunakan, jumlah tetesan permenit dan
nama perawat yang melakukan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu

28
2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. UGD
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELEPAS INFUS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 012/5.1/04/08/08 00 1 /2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

29
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melepas jarum dan selang infus karena tidak di perlukan lagi .

Tujuan 1. Mencegah infeksi nosokomial.


2. Terapi intravena tidak diperlukan lagi.

Kebijakan Harus dilakukan pada pasien yang terF sudah lebih dari 3 hari,
pelepasan infus di lakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Alkohol swab 1 buah.
2. Kasa/tufer steril.
3. Sarung tangan.
4. Plester sesuai kebutuhan.
5. Piala ginjal/bengkok 1 buah.
6. Tempat sampah medis.

B. Pelaksanaan
1. Beritahukan pasien dan jelaskan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Alat alat disiapkan,letakkan di trolley.
3. Perawat cuci tangan.
4. Perawat memakai sarung tangan.
5. Selang infus di klem.
6. Plester di buka secara berlahan jangan sampai rambut tangan
tercabut.
7. Dengan tangan kiri perawat, jarum di tekan dengan kapas
alkohol sementara tangan kanan perawat mencabut jarum
infus perlahan lahan.
8. Luka bekas tusukan jarum ditutup kasa steril kemudian di
plester.
9. Selang infus dicabut dari botol, kemudian selang dimasukkan
ke dalam sampah medis tajam, botol dibuang ke tempat
sampah medis.
10. Alat alat di bereskan,dikembalikan ke tempatnya.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELEPAS INFUS

30
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 012/5.1/04/08/08 00 2 /2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur B. Pelaksanaan
11. Alat alat di bereskan,dikembalikan ke tempatnya.
12. Membuka sarung tangan.
13. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Kamar Bedah
3. Ruang Rawat Inap Ibu
4. Ruang Rwat Inap Bayi
5. UGD

31
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENIMBANG BERAT BADAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 013/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui berat badan pasien.

Tujuan 1. Untuk mengetahui berat badan pasien.


2. Untuk mengetahui naik/turun berat badan pasien .
3. Untuk membantu menemukan diagnosa.
4. Untuk menentukan dosis pengobatan, diit.

Kebijakan 1. Setiap pasien harus dilakukan penimbangan berat badan bila


tidak ada kontra indikasi.
2. Pada saat menimbang harus berdiri tegak lurus di depan
timbangan, harus berhadapan dengan pasien.

32
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Timbangan badan.
2. Buku catatan dan alat tulis.

B. Pelaksanaan :
1. Meletakkan timbangan pada tempat yang datar/rata dan
ditempatkan di ruangan yang terang.
2. Timbangan harus dalam keadaan baik dan di stel sebelum
dipakai, pastikan timbangan menunjukkan angka 0.
3. Bila pasien dapat berjalan anjurkan naik sendiri keatas
timbangan.
4. Untuk pasien anak yang tidak dapat berdiri di gendong,setelah
selesai yang menggendong ditimbang sendiri.
5. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat hasilnya
dicatat.
6. Dokumentasikan BB, nama perawat dan tanda tangan.

Unit Terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan

33
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR TINGGI BADAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 014/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan pasien.

Tujuan 1. Untuk mengetahui tinggi badan pasien


2. Untuk membantu menemukan diagnosa
3. Untuk menentukan dosis pengobatan dan diit

Kebijakan Setiap pasien harus dilakukan pengukuran tinggi badan bila tidak ada
kontra indikasi

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Buku catatan, alat tulis.
2. Pengukuran tinggi badan.

B. Pelaksanaan :
1. Pasien di beritahu tindakan yang akan dilakukan.
2. Meletakkan pengukur tinggi badan di dinding.
3. Pengukuran tinggi badan tanpa memakai alas kaki dan topi.
4. Pasien di anjurkan merapat ke dinding,dengan posisi tegak
lurus tumit merapat ke dinding pada lokasi pengukuran.
5. Turunkan pengukur sampai menyentuh kepala pasien.
6. Baca hasil pengukuran.
7. Beritahukan hasil kepada pasien.
8. Dokumentasikan TB, nama perawat dan tanda tangan.

Unit Terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan

34
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMASANG URINE CATHETER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 015/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur
21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara memasang urine catheter.

Tujuan Terpasang urine catheter dengan aman, tanpa komplikasi.

Kebijakan Pelaksana tindakan adalah dokter, perawat/bidan yang diberi


kewenangan untuk melakukan tindakan

Prosedur 1. Persiapkan alat-alat : Urine catheter dengan diameter yang


diinginkan Jelly, urine bag, Syringe 5 cc, Aquabidestilata, lidocaine
injeksi bila dibutuhkan, persiapkan mandrin, bougie.
2. Persiapkan pasien, beritahukan akan dipasang urine catheter dan
tenangkan pasien.
3. Cara : Tanpa lidocain tanpa mandrin.
a. Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
b. Pasang Duk steril.
c. Lebarkan vulva dengan tangan kiri.
d. Tangan kanan memegang urine catheter, beri jelly secukupnya.
e. Masukkan urine catheter kedalam meatus uretra perlahan
lahan sampai keluar urine.
f. Hubungkan urine catheter dengan urine bag.
g. Isi balon dengan larutan NaCL 0,9% atau aquabidest sesuai
kebutuhan pasien.

35
4. Bila kesulitan dalam pemasangan ,jangan ragu ragu konsultasi
dengan yang lebih ahli.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah

36
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELEPAS KATETER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 016/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tindakan melepaskan kateter pada pasien yang terpasang kateter
khususnya pada pasien post operasi.

Tujuan 1. Memberikan kenyamanan pada pasien


2. Membantu pasien untuk BAK secara mandiri

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

37
Prosedur A. Persiapan Alat
a. Sarung tangan
b. Bak instrumen
c. Spuit 10 cc
d. Gelas ukur urine
e. Bengkok

B. Langkah-langkah
1. Perawat/bidan cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Membuka penutup urine bag dan membuang urine ke dalam
gelas ukur
4. Menutup kembali penutup urine bag
5. Membuka pakaian bawah/celana dalam pasien
6. Mengambil spuit 10 cc di dalam bak instrumen dan
memasukkan spuit 10 cc tanpa jarumnya ke dalam
percabangan selang kateter dan mengaspirasi aquabidest
yang ada di dalam selang
7. Melepas kateter dengan cara menarik selang kateter secara
perlahan-lahan dan menganjurkan pasien tarik nafas panjang
untuk relaksasi
8. Membuang urine bag beserta selang kateter dan spuit ke
dalam tempat sampah medis
9. Merapikan dan membereskan alat
10. Perawat/bidan cuci tangan

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. UGD
5. Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHITUNG BALANCE CAIRAN TUBUH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 017/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

38
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menghitung jumlah cairan yang masuk dan keluar dari dalam tubuh
dalam 24 jam.

Tujuan 1. Mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar.


2. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh pasien.

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang mempunyai gangguan keseimbangan


cairan dan memerlukan perawatan.

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Formulir khusus .
b. Alat tulis.

2. Pelaksanaan
a. Mencatat jumlah cairan yang masuk melalui oral dan atau
infus setiap jam atau dalam kurun waku observasi sewaktu-
waktu.
b. Mencatat jumlah cairan yang keluar melalui muntah, diare
drain, urine, cairan pipa lambung dan setiap jam atau dalam
kurun waku observasi sewaktu-waktu.
c. Hitung jumlah cairan yang keluar melalui insensible water loss
(IWL) tiap shift atau 24 jam ( 12-15 cc/kgBB/24
jamBandingkan jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran
untuk menentukan keseimbangan cairan apakah (-) atau (+)
d. Mendokumentasikan hasil dalam dokumentasi keperawatan
e. Menginformasikan segera kepada dokter apabila hasil yang
mencolok.

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Kamar Bedah
3. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga DESINFEKSI

39
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 018/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen
tetapi tidak termasuk sporanya pada peralatan perawatan dan
kedokteran,dengan menggunakan bahan desinfeksi.

Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang.


2. Memelihara peralatan dalam keadaan

Kebijakan Dilakukan pada permukaan jaringan tubuh pasien atau perawatan


peralatan untuk mencegah terjadinya infeksi.

40
Prosedur Pelaksanaan
1. Desinfeksi dengan cara mencuci, misalnya :
a. Mencuci tangan dengan sabun,dibersihkan dan di siram atau
di basahi alkohol 70%
b. Mencuci luka kotor dengan H2O2,bethadin,dll
c. Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan di operasi
dengan larutan bethadin 3% dan di lanjutkan dengan alkohol
70%.
d. Mencuci vulva dengan bethadin yang di encerkan 1:1.

2. Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya :


a. Bethadin pada luka
b. Alkohol 70%

3. Desinfeksi dengan cara merendam,misalnya


a. Merendam alat perawatan /kedokteran setelah pakai dalam
larutan lysol 3% - 5% sekurang kurang nya 2 jam
b. Merendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien berpenyakit
menular dalam larutan lysol 3% -5% sekurang nya 24 jam.

4. Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari


a. Menjemur kasur, bantal, tempat tidur sekurang nya 2 jam.
b. Menjemur peralatan perawatan misalnya, urinal, pispot.

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Kamar Bedah
3. Ruang Rawat Inap Ibu
4. Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga STERILISASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 019/5.1/04/08/08 00 3 /1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

41
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk memproses alat-alat yang tidak
steril menjadi steril dan siap dipakai

Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang


2. Memelihara peralatan dalam keadaan steril

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat pada alat-alat yang telah dipakai
dalam melakukan suatu tindakan medis

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Sterilisator
2. Sarung tangan
3. Alat-alat logam
4. Alat-alat karet
5. Kain bersih

B. Pelaksanaaan
1. Perawat/bidan mencuci tangan
2. Perawat memakai sarung tangan
3. Alat-alat yang telah dipakai dicuci dengan sabun sampai bersih
4. Mengeringkan alat-alat yang telah dicuci
5. Membungkus alat-alat yang sudah kering dengan kain bersih
6. Memasukkan alat-alat yang telah dibungkaus ke dalam
sterilisator
7. Menyalakan sterilisator dan mengatur waktu sesuai dengan
alat-alat yang akan disterilkan (alat logam 45 menit, alat karet
30 menit)
8. Menyiapkan alat-alat yang sudah steril dalam keadaan siap
pakai
9. Perawat/bidan mencuci tangan

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Ruang Rawat Inap Ibu
3. Rawat Jalan
4. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIAN OKSIGEN

42
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 020/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat bantu oksigen.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen.


2. Mencegah terjadinya hipoksia.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan harus


sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier.
2. Kanula nasal.
3. Vaselin/jeli.

B. Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
2. Perawat/bidan cuci tangan.
3. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. Kemudian observasi
humidifire pada tabung dengan adanya gelembung air
4. Memasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
5. Memeriksa kanula tiap 6-8 jam.
6. Mengkaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam.
7. Mencatat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan
respons pasien.
8. Perawat/bidan cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan.

43
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Bedah
5. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN NASAGASTRIC TUBE (NGT)
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayah 021/5.1/04/08/08 00 1/2
ospital.com/assets
/img/logo/Logo.p
ng" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara pemasangan nasagastric atau feeding tube pada pasien
Untuk keperluan dekompresi atau nutrisi.

Tujuan Terpasang NGT/Feeding tube secara aman tanpa komplikasi.

Kebijakan Pelaksana adalah dokter, perawat/bidan yang diberi wewenang untuk


melakukan tindakan.

Prosedur 1. Persiapkan peralatan : NGT/Feeding Tube dengan ukuran yang di


Butuhkan ,O2 lembab, kanul, section pump, stetoskop, spuit 20 cc
Duk steril,jelly.
2. Persiapkan pasien : beritahukan/jelaskan kepada pasien tentang
tujuan tindakan, tentang resiko tindakan, tenangkan pasien, tanda
tangan persetujuan tindakan medik, posisi ½ duduk.
3. Pasang O2 pada salah satu lobang hidung pasien, gelar duk pada
dada pasien.
4. Buka NGT, buka urine bag, letakkan pada duk, ukur jarak
Epigastrium–bregma–telinga dengan NGT sesuaikan dengan
Pertanda pada NGT.

44
5. Bila pasien sadar memulailah memasukkan NGT yang sudah diberi
jelly melalui lubang hidung perlahan-lahan. Bila pasien ingin muntah
hentikan dulu dorongan. Pasien diminta tenang dan mencoba
menelan sedikit dikit sambil NGT didorong. Pada pasien anak bisa
dibantu dengan meminum air sedikit sambil NGT didorong.
6. Bila pasien tidak sadar, dorongan NGT harus hati hati dan perlahan
karena pasien tidak bisa diminta menelan dan ada resiko masuk ke
trackea atau timbul reflex vagal yang fatal.
7. Ujung bebas NGT direndam air ,sebagai petunjuk bila keluar
gelembung udara dan pasien batuk-batuk berarti NGT masuk
trachea sehingga NGT harus ditarik sedikit dan dimulai lagi.
8. NGT terus didorong sampai mencapai pertanda NGT terletak pada
lubang hidung.
9. Lakukan test dengan cara menyuntikkan sejumlah udara dengan
spuit 20cc, sambil stetoskop diletakkan pada epigastrum, bila
terdengar bunyi semprotan udara berarti NGT masuk lambung
lakukan pengisapan dengan spuit yang sama, bila keluar cairan
lambung yang merubah kertas jadi merah berarti NGT masuk
kedalam lambung. Hubungkan NGT dengan urine bag.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijayah
ospital.com/assets
/img/logo/Logo.p
ng" \*
MERGEFORMA PEMASANGAN NASAGASTRIC TUBE (NGT)
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
021/5.1/04/08/08 00 2/2

Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 10. Perhatikan keadaan pasien, tenangkan pasien, bersihkan seluruh
kotoran akibat batuk/muntah.
11. Lakukan fixsasi luar dengan plester pada hidung.

45
12. Catat semua tindakan dalam lembaran rekam medik.
13. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Bedah
5. UGD

RSIA Brawijaya MENGATASI KOMPLIKASI PADA TRANFUSI DARAH


Duren Tiga

46
INCLUDEPICT No. Dokumen No. Revisi Halaman
URE 022/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayah
ospital.com/assets
/img/logo/Logo.p
ng" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemberian tranfusi darah lengkap (whole blood) atau substansi darah
lainnya untuk melakukan koreksi atau sebagai terapi pada keadaan
klinik yang abnormal

Tujuan 1. Menjamin bahwa darah atau substansi darah lainnya seperti : sel
darah merah, trombosit. Protein darah lainnya dan plasma sesuai
bagi pasien yang membutuhkannya
2. Memastikan cocok (sesuai) antara darah pasien dengan darah/
substansi darah yang lain yang akan ditranfusikan
3. Segera monitor adanya komplikasi potensial selama tranfusi

Hasil yang diharapkan darah dan atau substansi darah yang


ditranfusikan tidak merugikan pasien.

Kebijakan 1. Setiap pasien yang anemis boleh mendapatkan transfusi.


2. Tranfusi ditentukan oleh dokter.
3. Tranfusi diberikan/dikontrol oleh perawat.
4. Inform consent.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Formulir permintaan darah.
2. Darah/substansi darah yang dimaksud.
3. Normal saline (500).
4. Set IV untuk pemberian darah.
5. Venflon no. G 18-G 20.
6. Alkohol swabs.
7. Plester Standar infus.

B. Pelaksanaan
1. Apabila menurut observasi yang dilakukan perawat terjadi
reaksi tranfusi darah pada pasien, maka tranfusi harus
dihentikan segera.

47
2. Ganti infuse set dan pasang normal saline, alirkan infuse normal
saline secara perlahan untuk mempertahankan agar vena tetap
terbuka.
3. Observasi dan catat vital sign setiap 5 menit.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATASI KOMPLIKASI PADA TRANFUSI DARAH
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayah 022/5.1/04/08/08 00 2/2
ospital.com/assets
/img/logo/Logo.p
ng" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 4. Cek kembali identitas pasien, bandingkan dengan catatan
pemberian tranfusi darah dan nomor unti untuk menghindari
kekeliruan
5. Beritahukan kepada petugas medic yang berwenang
6. Hubungi laboratorioum untuk pengambilan darah
7. Selanjutnya dikirim ke bagian patologi

C. Perhatian
1. Pada umumnya reaksi tranfusi terjadi pada saat tranfusi,
termasuk reaksi panas dan alergi (pruritus dan urtikaria) yaitu
tampka bintik-bintik/becak-bercak merah pada kulit dan gatal-
gatal. Perawat haarus menunggu pasien untuk 15 menit
pertama waktu tranfusi di berikan
2. Reaksi yang paling dikhawatirkasn adalah gejala-gejala klinik
terburuk yang timbul tiba-tiba seperti reaksi intra vena hemolitik,
biasanya dimulai dengan pasien menggigil dan panas. Reaksi
intravaskuler hemolitik terjadi karena keadaan tubuh pasien
sendiri

48
3. Reaksi-reaksi serius lainnya, misalnya oedema pasu yang
bukan disebabkan karena panyakit jantung, nafilaksis dll harus
segera ditangani

D. Berikut ini gejala-gejala reaksi tranfusi:


1. Ketika masuk sedikit panas/menggigil, nyeri pada daerah
penusukan jaarum infus, nyeri dada lumbar, hipotensi dan shok,
kulit kemerahan, urtikaria atau gatal-gatal, gelisah, sesak nafas,
perdarahan, ada darah dalam urine atau urine berwarna merah
atau hitam.
2. Kalau ada reaksi hemolitik, situaasi ini darurat, dan perawat
harus segera memanggil code blue.
3. Setelah tranfusi darah selesai, bilas dengan cairan normal
saline, jika masih harus dilanjutkan dengan pemberian tranfusi
darah lagi, harus ganti set infus.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENANGANAN PASIEN DENGAN SHOCK ANAFILAKTIK
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 023/5.1/04/08/08 00 1/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Shock anafilaktik merupakan kasus gawat darurat, sebab dalam
beberapa menit saja antigen dalam tubuh dapat menyebabkan
kolapsnya pembuluh darah.

Anamesis:
1. Baru mendapatkan zat-zat yang merupakan antigen, seperti
obat-obatan, racun serangga, makanan dan anti serum.

49
2. Timbul urtikaria, suara parau serta kesukaran nafas.

Tanda dan gejala :


1. Urtikaria.
2. Bisa terdapat sumbatan jalan nafas. Terdapat stridor dan
spasme bronkus yan diffus.
3. Hipotensi.
4. Kolaps vaskuler.

Tujuan Menanggulangi dengan segera shock anafilaktik.

Kebijakan Semua bidan / perawat dengan pengawasan dan instruksi dokter.

Prosedur A. Persiapan
Baringkan pasien dengan posisi trendelenburg.

B. Persiapan Alat
1. Injeksi adrenalin beberapa ampul.
2. Alat-alat infus: jarum infus, blood set, NaCL 0,9%.
3. Tensimeter.

C. Pelaksanaan
1. Tirah baring denga posisi trendelenburg.
2. Pasang infus bila belum terpasang.
3. Pantau tekanan darah.
4. Bila tekanann darah tidak teratur beri injeksi adrenalin 0,3
cc subcutan.
5. Ulangi setiap 7-17 menit sampai tekanan darah sistolik
telah mencapai 90-100 mmHg dan frekuensi jantung
90x/menit.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENANGANAN PASIEN DENGAN SHOCK ANAFILAKTIK
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 023/5.1/04/08/08 00 2/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780

50
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar
21-08-2008
Prosedur
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)
Prosedur D. Pelaksanaan
1. Suntikan adrenalin 1/10000 sebanyak 0,25-0,30 cc.
2. Bla tekanan darah sistolik telah mencapai 90-100 mmHg
penyuntikan ulang adrenalin tiadak perlu dilakukan terlalu
cepat, tetapi sebaiknya di observasi dulu.
3. Hidrokortison IM, Dexamethason IM/IV boleh diberikan,
namun manfaatnya tidak dapat digantikan oleh adrenalin.
4. Pemberian antihistamin tidak dianjurkan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Apotik
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Bedah
5. UGD

51
RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \* PERAWATAN PASIEN PRE OPERASI SECARA UMUM
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
024/5.1/04/08/0 00 1/2
8

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur
21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mempersiapkan dan memberikan perawatan kepada pasien yang
akan menjalani operasi, baik fisik maupun mental sesuai dengan
prosedur tindakan operasi di RS Bersalin Duren Tiga.

Tujuan 1. Pasien dan keluarga memahami tentang prosedur tindakan


operasi di RS Bersalin Duren Tiga.
2. Pasien dan keluarga memahami aturan-aturan yang berlaku di
RS Bersalin Duren Tiga.
3. Pasien siap fisik dan mental dalam menghadapi operasi.
4. Memberikan rasa aman terhadap pasien dan keluarga.

Kebijakan 1. Setiap pasien yang akan di operasi harus menjalani perawatan


pre operasi.
2. Tindakan dilakukan oleh perawat yang terlatih.

Prosedur A. Persiapan Pasien


1. Orientasikan pasien dengan ruangan yang ada di bangsal dan
teman sekamar
2. Jelaskan tentang keadaan ruang operasi dan ruang pulih.
Hindari perkataan klise pada pasien dan keluarga yang akan
menjalani operasi, seperti kata-kata jangan takut, semua akan
beres.
3. Keluarga atau pasien diminta untuk menandatangani surat
pernyataan persetujuan tindakan medis, dan menandatangani
ijin perawatan serta kesediaan mentaati peraturan Rumah
Sakit.
4. Pasien atau keluarga diminta untuk mengurus surat jaminan

52
rawat bila ada.

B. Persiapan Alat
1. Termometer.
2. Tensimeter.
3. Timbangan badan.
4. Infus set dan abocat.
5. Kapas alcohol.
6. Obat oral dan injeksi atau suppositoria sesuai program.
7. Peneng/tanda pengenal.
8. Baju khusus untuk kamar operasi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERAWATAN PASIEN PRE OPERASI SECARA UMUM
INCLUDEPICTURE
"http://brawijayahospi No. Dokumen No. Revisi Halaman
tal.com/assets/img/lo 024/5.1/04/08/ 00 2/2
go/Logo.png" \* 08
MERGEFORMATIN

ET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur
21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

53
Prosedur C. Pelaksanaan
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan.
2. Mengukur tanda-tanda vital serta menimbang BB bila
pasien bisa berdiri. Bila pasien tidak bisa berdiri tanyakan
pada pasien BB sebelum sakit.
3. Cek kelengkapan hasil pemeriksaan laboratorium, EKG,
CTG, instruksi pre operasi dari dokter serta hasil-hasil
konsultasi anestesi, jantung, penyakit dalam dan lain-lain.
4. Persiapan darah bila diperlukan.
5. Pencukuran bulu-bulu sesuai kebutuhan.
6. Lakukan ekstra personal hygiene.
7. Memberi obat-obat injeksi sesuai program.
8. Puasakan pasien 6-8 jam sebelum operasi.
9. Mintalah pasien menanggalkan gigi palsu, lensa kontak,
make up dan perhiasan sebelum berangkat ke kamar
operasi.
10. Mengecek dan mencatat obat-obat dan alat kesehatan
sesuai resep dokter untuk keperluan operasi.
11. Pagi hari menjelang operasi ukur kembali tanda-tanda vital.
12. Pastikan bahwa persiapan operasi sudah lengkap.
13. Anjurkan pasien untuk berdoa sesuai agamanya.
14. Dokumentasikan sesuai tindakan yang telah dilakukan
kedalam catatan rekaman asuhan keperawatan.
15. Pasien diantar ke kamar operasi setengan jam sebelum
operasi.
16. Serah terima antar buku ekspedisi serta check list. Tulis
nama jelas petugas kamar operasi yang mengantar pasien
serta tenaga non perawat yang mengantar pasien

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. Apotik

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERAWATAN PASIEN POST OPERASI DI KAMAR BEDAH

54
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 025/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk memberikan
perawatan sesudah pasien menjalani pembedahan.

Tujuan Agar pasien merasa nyaman setelah dilakukan tindakan


pembedahan.

Kebijakan Dilakukan perawat / bidan pada pasien post op SC.

55
Prosedur A. Perlengkapan
1. Washlap
2. Air di dalam kom
3. Pembalut wanita untuk pasien post section

B. Langkah-langkah
1. Buka penutup duk tubuh pasien
2. Membasuh daerah sekitar luka yang sudah ditutup dengan
opsite atau hypafik dengan waslap basah
3. Memiringkan tubuh pasien untuk membasuh bagian belakang
tubuh pasien
4. Membasuh bagian-bagian tubuh pasien yang terkena darah
atau desinfektan
5. Memasang pembalut wanita untuk pesian post operasi sectio
6. Mengembalikan tangan,kaki dan kepala pada posisi normal
7. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard,dengnan
cara :
a. Yakinkan bahwa pasien sudah dapat dipindahkan sesuai
anjuran ahli anestesi
b. Dekatkan kereta dorong tanpa alas dengan meja operasi
c. Perhatikan pemasangan : Drain,kateter,NGT atau ETT
d. Mengangkat pasien dengan cara menarik alas brancard
yang dilakukan bersama-sama (minimal 3 orang),2 orang
menarik dari arah brancard/strethcer sambil
memperhatikan kepala dan kaki serta luka operasi,1
orang menahan alas brancard dari arah meja operasi dan
mendorong kearah brancard.
e. Beri selimut pasien
f. Perhatikan posisi kepala dari pasien,ditahan keatas
(exstensi)atau mirinng kesalah satu sisi (bila bius umum).
g. Membawa pasien ke ruang pulih

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERAWATAN PASIEN POST OPERASI DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 025/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

56
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur B. Langkah-langkah
7. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard,dengnan
cara :
h. Memberi selimut hangat jika pasien kedinginan
i. Mengobservasi selama pasien di rung pulih

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERSIHKAN MULUT DAN BIBIR

57
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 026/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan rongga mulut, lidah, gigi dari semua kotoran sisa
makanan.

Tujuan 1. Menjaga kebersihan gigi dan mulut.


2. Mencegah timbulnya infeksi pada mulut.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
4. Meningkatkan rasapercaya diri pada pasien.

Kebijakan Harus dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan oral
hygiene sendiri.

58
Prosedur A. Dilakukan pada :
1. Pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi.
2. Pasien yang parah atau tidak sadar.
3. Pasien sesudah operasi mulut/patah tulang rahang.

B. Persiapan alat :
1. Handuk/pengalas.
2. Gelas berisi air hangat.
3. Borax glyserin.
4. Gentian violet.
5. Sudip lidah yang telah di bungkus kain kasa.
6. Lidi waten.
7. Bengkok.
8. Pinset.
9. Tissue.
10. Depper.

C. Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien di beritahu, kepala di miringkan.
3. Handuk di letakkan di bawah dagu dan pipi dan bengkok di
letakkan di bawah pipi.
4. Ambil depper dengan pinset dan di basahi dengan air garam
atau obat kumur.
5. Dengan sudip lidah, lidah di tekan sehingga mulut terbuka
kemudian dibersihkan.
6. Mula mula gusi dan lidah di bersihkan kemudian dinding dalam
dan terakhir gigi dan bibir.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERSIHKAN MULUT DAN BIBIR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 026/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

59
7. Depper yang kotor di buang di bengkok
8. Ambil depper baru celupkan dalam air garam/obat kumur dan
diulangi pembersihannya
9. Selnjutnya bibir diolesi borak glyserin
10. Bila ada stomatitis olesi dengan gentian violet
11. Pasien dikembalikan pada posisi semula
12. Alat alat di bereskan dan dibersihkan
13. Perawat cuci tangan

Unit Terkait 1. Kama Bersalin


2. Kamar Bedah
3. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMELIHARA GIGI PALSU

60
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 027/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan dan merawat gigi palsu yang dapat dilepas.

Tujuan Mempertahankan kebersihan gigi palsu.

Kebijakan Perawat harus membersihkan dan merawat gigi palsu untuk


memberikan rasa nyaman pada pasien.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Gelas berisi air bersih 1 buah
2. Sikat gigi dan pasta gigi
3. Bengkok untuk air bekas kumur
4. Sarung tangan

B. Pelaksanaan
1. Memakai sarung tangan
2. Pasien diminta melepaskan giginya kemudian dimasukkan ke
dalam gelas berisi air putih,berikan air bersih untuk kumur dan
berikan bengkok untuk menampung bekas kumur
3. Gigi palsu dibilas dibawah air mengalir disikat dengan pasta
gigi,dibilas sampai bersih
4. Menyikat gigi palsu harus hati hati supaya tidak rusak
5. Bila tidak digunakan,malam hari gigi palsu yang bersih
dimasukkan kedalam gelas yang berisi air bersih
6. Bila akan di pasang kembali,perawat membantu pasien
memasang gigi palsu dengan memakai kain kasa
7. Peralatan dibersihkan dan dibereskan
8. Melepas sarung tangan
9. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

61
62
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIKAT GIGI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 028/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan gigi, rongga mulut, lidah, bibir dan gusi dari sisa sisa
makanan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.

Tujuan 1. Mencegah timbulnya karang gigi atau penyakit lain pada gigi.
2. Melaksanakan kebersihan gigi pasien.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
4. Meningkatkan rasa percaya diri pasien.

Kebijakan Harus dilakukan pada setiap pasien yang tidak mampu melakukan
oral hygiene secara mandiri setiap hari.

63
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Handuk alas
b. Sikat gigi
c. Odol
d. Gelas kumur berisi air bersih
e. Bengkok
f. Tissue

2. Pelaksanaan
a. Pasien diberitahu
b. Perawat cuci tangan
c. Kepala dimiringkan dan handuk di letakkan di bawah dagu
dan pipi
d. Bengkok diletakkan dibawah dagu sehingga air bekas kumur
dapat ditampung
e. Menganjurkan pasien untuk berkumur.
f. Melakukan penggosokan gigi dengan cara gerakan dari
pangkal gigi ke mahkota gigi
g. Membantu pasien kumur kumur sampai bersih
h. Gelas dan bengkok diangkat,bibir pasien dikeringkan dengan
tissu
i. Handuk dan alas diangkat
j. Alat alat dibereskan
k. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMOTONG KUKU
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 029/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

64
Pengertian Memotong kuku pasien yang panjang karena pasien tidak dapat
melakukan sendiri.

Tujuan 1. Menjaga kebersihan kuku.


2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi.

Kebijakan Harus dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan secara
mandiri sehingga tidak menimbulkan infeksi yang baru.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Pemotong kuku
2. handuk
3. bengkok
4. Waskom berisi air hangat
5. Sabun
6. Sikat kuku
7. Kapas
8. Aceton

B. Pelaksanaan
1. Memotong kuku jari tangan
a. Tangan direndam didalam air hangat selama 2 menit untuk
melunakkan kuku,bila kuku sangat kotor harus disikat
dengan sikat tangan dan sabun,lalu dibilas dengan air
hangat dan dikeringkan
b. Tangan diletakkan diatas bengkok supaya potongan kuku
tidak berserakan,cara memotong kuku jari tangan harus di
sesuaikan dengan lengkungan kuku
2. Memotong kuku jari kaki
a. Kaki direndam didalam air hangat selama 2 menit sampai 3
menit lebih lama dari kuku tangan karena kuku kaki lebih
keras
b. Bila kuku kaki sangat kotor kuku harus disikat dengan
sabun lalu dibilas air hangat dan dikeringkan
c. Kuku kaki dipotong lurus lalu dibersihkan memotong kuku
jangan terlalu dalam dan pendek karna dapat menimbulkan
luka dan infeksi
d. Peralatan dibersihkan dirapikan
e. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

65
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYISIR RAMBUT PASIEN
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayah 030/5.1/04/08/08 00 1/1
ospital.com/assets
/img/logo/Logo.p
ng" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur
21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Pengertian Tata cara menyisirkan rambut pasien.

Tujuan 1. Membersihkan kulit kepala dan menghilangkan bau.


2. Memberikan rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan pada pasien yang tidak mampu


menyisir rambutnya.

Prosedur A. Persiapan Alat:


1. Sisir.
2. Kain penahan atau handuk.
3. Karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.
4. Air.
5. Kertas untuk membungkus kotoran atau rambut rontok.
6. Bengkok berisi larutan disinfektan, khusus untuk pasien yang
berkutu/kelainan kulit.
7. Pasien diberi penjelasan.
B. Persiapan pasien
Pasien diberitahu dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
C. Pelaksanaan :
1. Menyisir rambut dapat dilakukan pada pasien dalam posisi
duduk atau berbaring.
2. Kain penahan atau handuk diletakkan pada bahu atau
dibawah belikat.
3. Rambut panjang dan kusut diberi air dan dibelah dua,
kemudian disisir secara bertahap dimulai dari bagian bawah
( ujung rambut ) setelah rapi rambut dijalin.
4. Rambut yang pendek disisir dari pangkal ke ujung.

66
5. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan
kertas, kemudian dibuang ke tempat yang tersedia.
6. Rambut berkutu/dengan kelainan kulit dimasukkan ke dalam
larutan disinfektan pada bengkok.
7. Observasi respon pasien.
8. Catat kelainan pada kulit kepala.
9. Alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
10. Perawat cuci tangan

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENCUCI RAMBUT
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
031/5.1/04/08/08 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampo.

Tujuan 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut.


2. Menghilangkan bau dan memberi rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah.

Kebijakan Harus dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan secara
mandiri dan rambut dalm keadaan kotor.

67
Prosedur A. Persiapan alat
1. Handuk 2 buah.
2. Perlak panjang sebagai alas.
3. Waskom berisi air hangat.
4. Gayung.
5. Shampo .
6. Sisir.
7. Kain kasa.
8. Ember kosong.
9. Bengkok.
10. Celemek.
11. Sampiran.
12. Alat pengering rambut.

B. Pelaksanaan
1. Perhatikan keadaan umum pasien,sampiran di pasang.
2. Mengatur posisi tidur dengan kepala dipinggir tempat tidur .
3. Ember di letakkan dibawah tempat tidur dibagian kepala .
4. Perawat cuci tangan.
5. Perlak di pasang dibawah kepala dengan sisi kanan dan kirinya
digulung sedikit kedalam dan ujungnya berada di dalam ember.
6. Lubang telinga di tutup dengan kapas dan mata ditutup dengan
kain kasa.
7. Dada di tutup dengan handuk sampai leher.
8. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat selanjut
nya rambut di cuci dengan shampo,rambut dibilas beberapa
kali dan bersamaan dengan itu kepala di pijit pijit.
9. Kepala di angkat dan diberi alas handuk selanjutnya rambut
dikeringkan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENCUCI RAMBUT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 031/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

68
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian 10. Kapas dan kasa penutup di buang dalam bengkok.
11. Rambut dikeringkan dengan handuk, bila perlu memakai hair
dryer.
12. Rambut di sisir rapi.
13. Posisi pasien di atur kembali.
14. Peralatan di bereskan.
15. Cuci tangan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

69
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 032/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membantu pasien dalam memenuhi hygiene perseorangan dengan
memandikan pasien di tempat tidur menggunakan sabun dan air
hangat/air dingin.

Tujuan 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.


2. Memberikan perasaan segar.
3. Mencegah infeksi kulit.
4. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
5. Meningkatkan rasa percaya diri pasien.

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan personal


hygiene mandiri pagi dan sore hari.

70
Prosedur A. Persiapan alat
1. Satu stel pakaian bersih.
2. Waskom mandi 2 buah yang berisi air hangat.
3. Sabun di tempatnya.
4. Waslap 3 buah.
5. Handuk mandi 2 buah.
6. Tempat pakaian kotor.
7. Sarung tangan.

B. Pelaksanaan
1. Pasien dibertahu dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Lingkungan disiapkan : pintu, jendela, gorden ditutup .
3. Selimut dan bantal di pindahkan dari tempat tidur.
4. Perawat cuci tangan, beritahu pasien pakaian atas di buka lalu
bagian yang terbuka di tutup dengan selimut dan tanyakan
apakah ingin BAB/BAK.
5. Perawat memakai sarung tangan.
6. Mencuci muka.
7. Handuk di bentangkan di bawah kepala, muka, leher, telinga
dibasahi dengan waslap kemudian di keringkan dengan
handuk. Tanyakan apakah pasien ingin pakai sabun atau tidak.
8. Mencuci lengan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMANDIKAN PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 032/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

71
Prosedur B. Pelaksanaan :
9. Selimut mandi di turunkan, kedua tangan dikeataskan, letakkan
handuk diatas dada dan dilebarkan kesamping kiri dan kanan
sehingga kedua tangan dapat di letakkan diatas handuk.
10. Lengan dibasahi dan disabuni, di mulai dari bagian yang
terjauh, bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk.
11. Membersihkan dada dan perut.
12. Pakaian pasien bagian bawah di tanggalkan, selimut mandi di
turunkan sampai perut bagian bawah, ketiak dada dan perut di
basahi, di sabun, di bilas sampai bersih lalu dikeringkan.
13. Membersihkan punggung.
14. Pasien di miringkan handuk di bentangkan di bawah punggung
sampai bokong, di basahi, disabun, dikeringkan dengan
handuk.
15. Diberi talk yang tipis pasien diterlentangkan pakaian atas
dipakaikan dengan rapi.
16. Mencuci kaki.
17. Kaki yang terjauh duku, handuk di bentangkan di bawahnya,
lutut di tekuk di sabun, di bilas dan di keringkan, kemudian kaki
yang satunya dengan cara yang sama.
18. Membersihkan lipat paha dan genitalia.
19. Handuk dibentangkan di bawah bokong lipatan paha dan
genitalia dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan.
20. Pakaian bawah dipakaikan selimut dan bantal di pasang,
pasian dirapikan kembali.
21. Alat tenun kotor di bereskan.
22. Membuka sarung tangan.
23. Perawat mencuci tangan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMASANG GURITA PADA PASIEN POST PARTUM

72
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 033/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses memasang gurita pada pasien setelah melahirkan untuk
membantu pemulihan fungsi uterus.

Tujuan 1. Memberikan kenyamanan kepada pasien setelah melahirkan.


2. Mempercepat penurunan fundus uteri.
3. Mencegah perdarahan nifas.
4. Mempercepat mobilisasi.

Kebijakan Dilakukan pada pasien post persalinan normal maupun tindakan (SC,
Vacum, Forcep).

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Gurita.
b. Softex dan celana dalam jika dibutuhkan.

2. Pelaksanaan
a. Menutup korden tempat tidur.
b. Perawat mencuci tangan terlebih dahulu.
c. Memberitahukan/meminta ijin kepada pasien untuk
memasang gurita.
d. Mengganti softex lama dengan softex steril.
e. Memakaikan gurita yang didahului dengan mencari fundus
uteri dan mengikatnya tepat diatas fundus uteri lalu kearah
paling bawah dan menuju keatas lagi.
f. Memakaikan celana dalam dan jika dibutuhkan
menggantinya.
g. Membuka korden tempat tidur.
h. Perawat mencuci tangan kembali.

Unit Terkait 1. Kamar Bersalin


2. Kamar Bedah
3. Ruang Rawat Inap Ibu

73
74
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMELIHARA KEBERSIHAN VULVA DAN PERINEUM
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 034/5.1/04/08/08 00 ½
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan alat kelamin bagian luar dan sekitarnya pada
pasien nifas dan pasien yang tidak dapat melakukankannya
sendiri.

Tujuan Menjaga kebersihan, mencegah infeksi, dan memberikan rasa


nyaman pada pasien.
Hasil yang diharapkan:
1. Vulva bersih.
2. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada vulva.
3. Pasien merasa nyaman.

Kebijakan 1. Setiap pasien nifas harus dibersihkan vulva dan perineumnya.


2. Pembersihan vulva dan perineum dapat dilakukan oleh
perawat atau pasien yang mandiri.

Prosedur A. Persiapan Alat


Meja dorong berisi:
1. Kapas desinfektan/kapas sublimat dalam kom secukupnya.
2. Sarung tangan steril 1 pasang.
3. Botol berisi larutan desinfektan.
4. Bengkok Pispot.
5. Pengalas/perlak.
6. Bethadine dalam tempatnya.

B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang manfaat dari tindakan
vulva hygiene.
2. Pasien diberitahu tentang posisi dan sikap yang harus
dilakukan selama tindakan.

75
C. Pelaksanaan
1. Tutup pintu/pasang sampiran.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pakaian pasien bagian bawah dibuka, posisi kaki ditekuk.
4. Pasang perlak di bawah bokong, kemudian pasang pispot.
5. Pasang sarung tangan, kiri lebih dahulu.
6. Tangan kiri membuka vulva, tangan kanan menyiram
dengan desinfektan.
7. Sarung tangan kanan dipasang.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMELIHARA KEBERSIHAN VULVA DAN PERINEUM
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 034/5.1/04/08/08 00 2/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur C. Pelaksanaan
8. Ambil kapas desinfektan dengan tangan kanan kemudian
bersihkan vulva satu arah dari klitoris menuju anus. Kapas
kotor dibuang ke dalam bengkok, satu kapas satu kali
pakai.
9. Bersihkan labia minora kiri kearah anus, buang kapas.
Kemudian bersihkan labia minora kanan kearah anus.
Lakukan beberapa kali dengan cara yang sama samp[ai
vulva bersih.
10. Perhatikan reaksi pasien bila ada luka/jahitan perineum
beri kompres bethadine.
11. Pispot dan alas bokong diangkat.
12. Rapikan pasien dan beritahu bahwa tindakan sudah
selesai.
13. Bereskan alat–alat yang telah dipakai.

76
14. Perawat cuci tangan.

Catat hal–hal penting misalnya respon nyeri, pengeluaran


pervaginam.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERAPIHKAN TEMPAT TIDUR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 035/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Merapikan tempat tidur pada waktu tertentu dan sewaktu waktu
diperlukan khususnya selama pasien masih dirawat.

Tujuan Mempertahankan kebersihan dan kerapihan tempat tidur sehingga


memberikan rasa nyaman.

77
Kebijakan Setiap perawat harus merapihkan tempat tidur untuk memberikan
rasa nyaman bagi pasien.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Tempat tidur, kasur, bantal.
2. Seprei besar.
3. Sarung bantal.
4. Perlak.
5. Selimut.

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Bantal dan barang lain diletakkan di atas kursi atau meja.
3. Semua alat dikeluarkan dari bawah kasur lalu di bersihkan dan
dilipat terbalik satu persatu,selanjutnya di letakkan di atas kursi.
4. Kasur dibalik dengan cara melipat bagian kepala ke bagian kaki
selanjutnya di tarik ke tengah dan dibentangkan.
5. Seprei di pasang dengan ketentuan,garis tengah lipatan nya
harus di tengah kasur,bagian atas sprei di masukkan rata di
bawah kasur,pada ujung tiap sisi kasur di buat sudut setinggi
45 derajat lalu seluruh tepi seprei besar dimasukkan ke bawah
kasur dengan rapi dan tegang.
6. Perlak di pasang sekurang kurang nya 30 cm dari sisi tempat
tidur bagian kepala.
7. Selimut dilipat 4 secara terbalik dan di pasang pada kasur
bagian kaki sedangkan bagian atas yang terbalik dimasukkan
ke bawah kasur, sekurang kurang nya 10 cm, ujung sisi kedua
selimut dimasukkkan ke bawah kasur.
8. Bantal di pasang sarung nya dengan sudut bantal dimasukkan
ke dalam sarung nya bagian sarung bantal yang terbuka tidak
menghadap ke arah pintu.
9. Peralatan dibereskan.
10. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 036/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

78
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyiapkan tempat tidur dengan segala peralatannya agar siap pakai
untuk pasien.

Tujuan Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai.

Kebijakan Semua perawat harus menyiapkan tempat tidur setiap menerima


pasien baru setelah pasien pulang.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Tempat tidur, kasur, bantal.
2. Seprei besar.
3. Sarung bantal.
4. Perlak.
5. Selimut.

B. Pelaksanaan
1. Kasur diratakan.
2. Seprei di pasang dengan ketentuan,garis tengah lipatan nya
harus di tengah kasur,bagian atas sprei di masukkan rata di
bawah kasur,pada ujung tiap sisi kasur di buat sudut setinggi 45
derajat lalu seluruh tepi seprei besar dimasukkan ke bawah
kasur dengan rapi dan tegang.
3. Perlak di pasang sekurang kurang nya 30 cm dari sisi tempat
tidur bagian kepala.
4. Selimut dilipat 4 secara terbalik dan di pasang pada kasur
bagian kaki sedangkan bagian atas yang terbalik dimasukkan
ke bawah kasur,sekurang kurang nya 10 cm,ujung sisi kedua
selimut dimasukkkan ke bawah kasur.
5. Bantal di pasang sarung nya dengan sudut bantal dimasukkan
ke dalam sarung nya bagian sarung bantal yang terbuka tidak
menghadap ke arah pintu.
6. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENOLONG PASIEN TURUN DARI TEMPAT TIDUR

79
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 037/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk di kursi bagi
yang tidak dapat berjalan sendiri tapi sudah boleh duduk.

Tujuan 1. Membantu mobilisasi pasien untuk melatih dan melemaskan otot.


2. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
3. Mempermudah merapikan tempat tidur.

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat berjalan sendiri.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Kursi.
2. Selimut.
3. Bantal bila perlu.

B. Pelaksanaan
1. Kursi diletakkkan dekat tempat tidur,sepatu,sendal pasien
disiapkan.
2. Pasien di dudukkan dan di bantu bergeser kepinggir tempat
tidur,kemudian kedua kakinya diletakkan di atas kursi.
3. Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi,kemudian
perawat membantu pasien berdiri dan melangkah perlahan
sesuai kebutuhan.
4. Pasien di dudukkan di kursi jika perlu diberi banta,selimut untuk
bersandar.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

80
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU MOBILISASI PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 038/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melatih pasien berjalan dengan atau tanpa bantuan dalam upaya
memulihkan kembali aktifitas yang biasa mereka lakukan.

Tujuan 1. Untuk meningkatkan stamina fisik pasien dalam persiapan dan


post operasi atau pengobatan.
2. Untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Meningkatkan sirkulasi.
4. Membantu relaksasi otot-otot.

Kebijakan Pasien dalam tahap pemulihan aktifitas dapat dibantu untuk


mobilisasi, dilakukan oleh perawat.

81
Prosedur 1. Berikan posisi pasien duduk di tempat tidur.
2. Jelaskan pada pasien untuk merelaksasi otot otot sesuai dengan
kemampuan.
3. Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang.
4. Bantu pasien untuk bergeser duduk di sisi tempat tidur, kaki di
juntai ke lantai sehingga ia dapat memperoleh keseimbangan.
5. Bantu pasien berdiri secara bertahap.
6. Kaji secara continue respon pasien terhadap latihan, langkah,
nadi, pernafasan.
7. Mengembalikan pasien ketempat tidurnya dan diskusikan
rencana latihan yang lebih berat dari latihan yang baru saja di
lakukan.
8. Cuci tangan.
9. Catat hasil ambulasi.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMINDAHKAN PASIEN
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 039/5.1/04/08/08 00 1/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

82
Pengertian Memindahkan pasien dari satu tempat ketempat lain dengan
menggunakan alat Bantu maupun tanpa alat bantu.

Tujuan 1. Untuk mengurangi / menghindarkan pergerakan pasien sesuai


dengan keadaan fisiknya, sehingga pasien dapat langsung
istirahat untuk mendapatkan perawatan,pengobatan dan lain-
lain.
2. Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien.
3. Untuk konsul atau pindah ruangan.
4. Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
berjalan

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak bisa berjalan sendiri atau ada
gangguan fisik/aktifitas, untuk memberi rasa aman dan nyaman.

Prosedur A. Persiapan alat:


1. Tempat tidur
2. Selimut
3. Bantal
4. Kursi roda/brankar

B. Persiapan pasien
Pasien dirapikan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan

C. Pelaksanaan
1. Memindahkan pasien dari brankar ketempat tidur atau
sebaliknya. Pasien diangkat oleh tiga tenaga perawat atau
lebih.
a. Perawat I (paling tinggi) berdiri dibagian kepala.
b. Perawat II berdiri dibagian pinggang.
c. Perawat III berdiri dibagian kaki (ketiga perawat ini
berdiri pada sisi kanan pasien)

RSIA Brawijaya MEMINDAHKAN PASIEN


Duren Tiga

83
INCLUDEPICT No. Dokumen No. Revisi Halaman
URE 039/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan
Standar Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2. Lengan kiri perawat I dibawah kepala dan pangkal lengan
pasien dan lengan kanan dibawah punggung pasien (bila
pasien gemuk, lengan kanan perawat I melalui badan
pasien kebawah pinggang sehingga berpegangan dengan
pergelangan tangan kiri perawat II).
3. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien lengan
kanan dibawah bokong pasien.
4. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai
pasien.
5. Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba
untuk bersama-sama mengangkat pasien.
6. Dengan langkah bersamaan para perawat berjalan menuju
ketempat tidur atau brankar yang telah disediakan.
7. Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau kereta
dorong posisinya diatur, dan selimut dipasang dan
dirapihkan.
8. Perawat cuci tangan.

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. UGD
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Operasi

84
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN MAKANAN DAN MINUMAN PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 040/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan makanan dan
minuman pada pasien sesuai dengan diitnya.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.


2. Memberikan pelayanan terhadap pasien.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

85
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki.
2. Piring.
3. Gelas dengan alas dan tutupnya.
4. Sendok garpu.
5. Tempat sayur.
6. Tempat lauk.
7. Sedotan.

B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Mengambil makanan dari kereta makan.
3. Mengatur makanan di tempat yang sudah disiapkan sesuai
diitnya.
4. Memberikan kepada pasien.
5. Mempersilahkan pasien untuk memakannya.
6. Mencuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHIDANGKAN MAKANAN PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 041/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

86
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyiapkan dan memberikan makanan kepada pasien sesuai diitnya
serta mempersilahkan pasien untuk memakannya.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Kebijakan Semua perawat/bidan yang bertugas dan dilakukan kepada semua


pasien yang dirawat di RSIA Brawijaya Duren Tiga.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Nampan.
2. Piring.
3. Sendok.
4. Garpu.
5. Gelas.

B. Pelaksanaan
1. Perawat/bidan mencuci tangan.
2. Petugas dapur mengantarkan makanan ke pasien.
3. Perawat/bidan mempersilahkan pasien untuk memakan
makanan yang sudah disediakan.
4. Merapikan semua peralatan makan setelah pasien selesai
makan .
5. Petugas dapur membawa dan membersihkan peralatan makan
yang kotor ke dapur.
6. Perawat/bidan cuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMELIHARA TEMPAT TIDUR SETELAH PASIEN PULANG

87
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 042/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan tempat tidur setelah pasien yang dirawat pulang atau
meninggalkan RS dan menyiapkan lagi tempat tidur untuk digunakan
pada waktu pasien dirawat di RS.

Tujuan 1. Menjaga kebersihan kamar pasien dan lingkungan sekitarnya.


2. Memberikan kenyamanan pada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan pada waktu pasien pulang atau


meninggalkan RS.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Sarung bantal.
2. Sarung guling.
3. Selimut.
4. Linen/sprei.

B. Pelaksanaan
1. Perawat/bidan mencuci tangan.
2. Mengambil sarung bantal, guling, linen, dan selimut setelah
pasien pulang dan membersihkannya.
3. Merapikan kembali tempat tidur dengan memakaikan sarung
bantal, sarung guling, selimut, dan linen untuk persiapan
pasien yang akan dirawat.
4. Merapikan kembali sarung bantal, sarung guling, linen yang
telah dipakai dan ditempatkan ke panel untuk dikirimkan ke
laundry.
5. Perawat/bidan mencuci tangan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Kamar Bersalin.

88
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENOLONG PASIEN BAB
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 043/5.1/04/08/08 00 1/1
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur
21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Pengertian Tata cara membantu pasien buang air besar di tempat tidur.

Tujuan Pasien dapat BAB dan terlayani dengan baik.

Kebijakan Pelaksana adalah paramedis dan pos yang sudah dilatih.

Prosedur A. Persiapan alat:


1. Alas bokong
2. Pispot
3. Gayung
4. Tissue
5. Tutup ruangan pasien.
6. Sarung tangan.

B. Persiapan pasien
1. posisi terlentang
2. pakaian bawah dilepaskan.

C. Pelaksanaan
1. Petugas memakai sarung tangan.
2. Tutup gorden.
3. Pasang pispot dibawah bokong.
4. Setelah proses BAB selesai anus dan sekitar genitalia
dibersihkan dengan air dan kertas tisue toilet lalu dibuang
kedalam pispot, diulang sampai bersih.

89
5. Pispot diangkat, amati faeces bila ada kelainan segera
laporkan.
6. Bokong pasien dikeringkan.
7. Bersihkan dan rapikan pasien dan tempat tidurnya.
8. Petugas membuka sarung tangan.
9. Petugas cuci tangan.
10. Catat kegiatan dalam form pelaksanaan keperawatan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA MENOLONG PASIEN BAK
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
044/5.1/04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Standar
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur
21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Pengertian Tata cara membantu pasien BAK di tempat tidur.

Tujuan Pasien dapat BAK dan terlayani dengan baik.

Kebijakan Pelaksana adalah paramedis dan non paramedis.

Prosedur A. Persiapan alat:


1. Alas bokong.
2. Pispot.
3. Gayung.

90
4. Tissue.
5. Tutup ruangan pasien.
6. Sarung tangan.

B. Persiapan pasien
1. Posisi terlentang.
2. Pakaian bawah dilepaskan.

C. Pelaksanaan
1. Petugas pakai sarung tangan.
2. Pasang pispot dibawah bokong.
3. Setelah proses BAK selesai daerah sekitar genitalia
dibersihkan dengan air dan kertas tisue toilet lalu dibuang
kedalam pispot, diulang sampai bersih.
4. Pispot diangkat, amati warna urine bila ada kelainan
segera laporkan.
5. Bokong pasien dikeringkan.
6. Bersihkan dan rapikan pasien dan tempat tidurnya.
7. Petugas membuka sarung tangan.
8. Petugas mencuci tangan.
9. Catat kegiatan dalam form pelaksanaan perawatan.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu.


2. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIKAN KLISMA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 045/5.1/04/08/08 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

91
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan memberikan semprot gliserin dicampur dengan air
hangat pada pasien inpartu dan pre op SC melalui anus.

Tujuan 1. Membantu pasien memperlancar BAB


2. Mengosongkan perut

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien inpartu dan pre op
SC.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Sarung tangan sekali pakai.
2. Semprot gliserin logam.
3. Campuran gliserin dan air hangat untuk dewasa 15-20 cc.
4. Kom sedang.
5. Underpad / perlak.
6. Pispot.
7. Alat pembersih bokong / washlap.

B. Pelaksanaan
1. Bidan/perawat mencuci tangan .
2. Menutup tirai/korden tempat tidur.
3. Menanggalkan pakaian bawah pasien dan dialasi dengan
underpad/perlak.
4. Memakai sarung tangan .
5. Membantu pasien dalam posisi miring ke kiri.
6. Mengisi semprot gliserin dan air hangat diletakkan di kom
sedang.
7. Memasukkan canule, dengan kom sedang diletakkan dibawah
bokong diatas underpad/perlak.
8. Udara dalam canule dikeluarkan, canule dimasukkan dengan
hati-hati, penderita dianjurkan menarik nafas dalam.
9. Gliserin disemprotkan secara perlahan-lahan.
10. Mengeluarkan canule perlahan-lahan dari dalam rectum,
kemudian semprot diletakkan di kom sedang.
11. Membersihkan bokong dengan washlap yang dibasahi air.
12. Setelah pasien merasa mulas mempersilahkan pasien ke
kamar mandi atau dibantu dengan pispot.
13. Memakaikan kembali pakaian bawah pasien.
14. Membuka tirai/korden tempat tidur.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIKAN KLISMA

92
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 045/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 15. Canule dilepaskan dari semprotnya, dibersihkan dari faeces,
kemudian direndam dengan alkohol dalam kom kemudian
dicuci dengan sabun
16. Membuka dan membuang sarung tangan
17. Bidan/perawat mencuci tangan

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin

93
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERSIAPAN PASIEN PULANG
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
046/5.1 /04/08/08 00 1/1

Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Persiapan pasien pulang dari perawatan Rumah Sakit kepada
perawatan kesehatan di masyarakat (luar rumah sakit).

Tujuan 1. Keluarga siap menerima kepulangan pasien


2. Keluarga siap melanjutkan perawatan di rumah setelah pasien
pulang.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan pada pasien yang akan pulang.

Prosedur 1. Bantu pasien/keluarga untuk menyiapkan kepulangan pasien


2. Koordinasi dengan unit terkait lain yang terlibat dalam
perawatan untuk menentukan waktu pulang.
3. Identifikasi pengertian pasien/keluarga tentang pengetahuan atau
ketrampilan yang diperlukan setelah pulang.
4. Tentukan kebutuhan pengetahuan pasien untuk perawatan post
pulang.
5. Monitor kesiapan untuk pulang (administrasi, obat-obatan,
dokumen yang diperlukan)
6. Komunikasikan rencana pulang pasien dengan tepat.

94
7. Dokumentasikan rencana pulang pasien dalam catatan
perawatan.
8. Tentukan perlunya follow-up setelah pulang.
9. Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri.

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Ruang Rawat Inap Bayi
3. Kamar Bersalin

95
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PASIEN PINDAH KELAS / RUANG
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 047/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara perpindahan kelas dari kelas yang lebih rendah ke kelas
yang lebih tinggi atau sebalikny.

Tujuan 1. Memfasilitasi keinginan pasien sesuai dengan kemampuannya


2. Memberikan kenyamanan pada pasien

Kebijakan 1. Dilakukan oleh perawat/bidan sesuai dengan permintaan dan


kemauan pasien dan dikonfirmasikan ke bagian pendaftaran
2. Perpindahan ke kelas yang lebih tinggi setelah diadakan tindakan
akan mengakibatkan semua biaya sebelumnya disesuaikan
berdasarkan kelas perawatan tertinggi yang telah dipilih oleh
pasien, kecuali harga kamar akan dihitung sesuai pemakaian.

96
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Kamar yang dipilih
2. Seluruh peralatan kamar yang di pesan
3. Form lembar masuk dan keluar

B. Penatalaksanaan:
1. Saat pasien /keluarga pasien memberikan informasi akan
pindah kelas, keluarga dianjurkan ke bagian pendaftaran
untuk menanyakan biaya kamar yang akan diambil.
2. Bila perpindahan dilakukan sebelum jam 20.00, pada hari
tersebut sudah dihitung biaya sehari (24jam).
3. Bila informasi pindah kelas disampaikan setelah tindakan
maka tindakan tetap mengikuti kelas yang lebih tinggi.
4. Sebaliknya bila informasi disampaikan sebelum tindakan
maka tindakan akan disesuaikan dengan kelas yang diambil
5. Konfirmasi ke bagian pendaftaran apakah pasien jadi pindah
kelas.
6. Catat perpindahan kelas pada lembar masuk dan keluar,
yaitu tanggal dan jam pindah pasien.
7. Informasikan ke bagian OK/VK bahwa pasien pindah kelas
8. Informasikan ke bagian dapur.
9. Persiapkan kamar sesuai yang dipesan pasien dan cek
semua kelengkapan fasilitasnya serta fungsinya.
10. Pindahkan pasien bila ruangan sudah siap.
11. Perawat cuci tangan.

97
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PASIEN PINDAH KELAS / RUANG
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 047/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu
2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. Bagian pendaftaran
5. UGD
6. Rawat Jalan

98
99
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PASIEN PINDAH KE RUMAH SAKIT LAIN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 048/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara perpindahan pasien dari RSBDT ke RS lain.
Tujuan Memberikan kenyamanan pada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan dengan persetujuan DJPJ.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Lembar perincian
2. Surat Pengantar
3. Kursi roda/kereta dorong

B. Penatalaksanaan:
1. Laporkan ke DPJP bahwa pasien ingin pindah ke RS lain
serta keadaan umum pasien
2. Siapkan Surat pengantar yang dibuatkan oleh DPJP
3. Siapkan perincian pasien, kirimkan ke kasir
4. Bila rincian sudah siap, sampaikan ke keluarga pasien untuk
melunasi semua pembayaran
5. Bila pasien sudah memberikan tanda lunas (kertas berwarna
hijau), persiapkan pasien dan semua obat-obatnya.
6. Ambil kereta dorong/kursi roda sesuai dengan keadaan
pasien.
7. Dokumentasikan di status, jam berapa pasien keluar dari RS.

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Ibu


2. Kamar Bersalin
3. Kamar Bedah
4. UGD
5. Rawat Jalan

100
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PASIEN DIRUJUK KE RUMAH SAKIT LAIN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 049/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pengiriman pasien atau pemindahan pasien untuk perawatan atau
pemeriksaan penunjang yang tidak tersedia di RS Bersaln Duren
Tiga.
Tujuan Untuk memberikan pelayanan dan tindakan selanjutnya ke dokter
yang lebih ahli agar pasien tetap mendapatkan pelayanan medis dan
pelayanan perawatan dengan cepat. Sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Kebijakan 1. Pasien harus mendapatkan pelayanan yang tepat sesuai dengan
diagnosa penyakitnya.
2. Pasien dengan kasus yang membutuhkan isolasi.
3. Pasien dengan kasus yang tidak dapat ditangani di RSBDT.
4. Atas permintaan pasien sendiri atau keluarga.
5. Ruang rawat di RSBDT penuh.
6. (Rujukan Diagnostik) rujukan bagi pasien yang memerlukan
pemeriksaan penunjang dengan alat yang tidak dimiliki RS
Bersalin Duren Tiga

101
Prosedur 1. Anamnesa.
2. Ukur tanda-tanda vital pasien dan catat tingkat kesadaran serta
lakukan tindakan pertolongan pertama.
3. Dokter memeriksa dan memberikan penjelasan kepada pasien
dan keluarga alasan pasien harus di rujuk.
4. Buat surat rujukan yang diisi dan ditanda tangani oleh dokter jaga
atau dokter penanggungjawab pasien.
5. Keluarga melunasi seluruh biaya perawatan di RS Bersalin Duren
Tiga dengan memberikan kwitansi pelunasan dari kasir kepada
petugas.
6. Pasien yang terpasang infus, NGT, oksigen dan lain-lain dirujuk
dengan menggunakan ambulans dan disertai seorang perawat.
7. Sebelum mengirim pasien terlebih dahulu petugas di RS Bersalin
Duren Tiga menghubungi RS tempat pasien akan dirujuk.
8. Cek seluruh kelengkapan yang dibutuhkan untuk merujuk seperti
surat pengantar, hasil pemeriksaan penunjang dan lain-lain.
9. Melakukan serah terima kepada rumah sakit yang dituju.
Unit Terkait 1. UGD
2. Ruang Rawat Inap Ibu
3. Ruang Rawat Inap Bayi
4. Kamar Bersalin
5. Kamar Bedah
6. Kasir
7. Rekam Medis

102
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERSIAPAN PEMERIKSAAN PASIEN KE RS LAIN / KONSUL
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 050/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
untuk konsul ke RS lain.

Tujuan Melengkapi pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan sesuai dengan instruksi dari DPJP.

Prosedur A. Persiapan Alat


10. Surat pengantar konsul dari DPJP
11. Kursi roda/kereta dorong

B. Persiapan Pasien:
Pasien diberitahu bahwa akan dilakukan
pemeriksaan/dikonsulkan ke RS lain

C. Penatalaksanaan:
12. Persiapkan surat pengantar konsul yang ditanda tangani oleh
DPJP .
13. Persiapkan pasien
14. Komunikasikan pada pasien untuk transportasi ke RS
tersebut dengan menggunakan kendaraan pribadi atau yang
lain.
15. Informasikan ke pasien bila pemeriksaan sudah selesai
segera kembali ke RSBDT dengan membawa hasil
pemeriksaan.
16. Bila pasien sudah datang segera laporkan hasil pemeriksaan
ke DPJP dan dokumentasikan semua instruksi yang
diberikan.

103
Unit terkait a. Ruang Rawat Inap Ibu
b. Ruang Rawat Inap Bayi
c. Rawat Jalan

104
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMAKAI TELEPHON
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
051/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Operasional Tanggal Terbit
21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Pengertian Tata cara memakai telephon yang baik.

Tujuan Adanya keseragaman bahasa dalam menerima dan memakai


telephon.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan.

Prosedur d. Persiapan Alat:


17. Pesawat Telephon.
18. Teks catatan yang di pakai.

a. Pelaksanaan
19. Memakai telephon
20. Gunakan telephon sesuai dengan kebutuhan dan
berhubungan dengan pekerjaan.
21. Telephon jangan dipakai bila sedang menunggu sambungan.
22. Gunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas.
23. Setelah pemakaian letakkan gagang telephon pada posisi
yang benar.

24. Menerima Telephon


25. Angkat telephon bila ada suara.
26. Perhatikan bunyi deringan (bila dering berbunyi pendek
berarti telephon dari dalam, bila deringan berbunyi
panjang bearti telephon dari luar).
27. Gunakan bahasa yang sudah dicatat sesuai dengan
darimana telphon masuk.
28. Catat semua informasi yang didapat.

105
Unit Terkait 29. Ruang Rawat Inap Ibu
30. Ruang Rawat Bayi
31. Kamar Bersalin
32. Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA PASIEN BARU DI RUANG RAWAT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 052/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menerima pasien baru masuk ke rumah sakit untuk di rawat sesuai
peraturan yang berlaku

Tujuan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai


kebutuhannya

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang baru masuk ke ruang rawat

106
Prosedur A. Persiapan
33. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai
34. Meja pasien dan kursi
35. Berkas catatan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :
a. Termometer
b. Tensi meter
c. Timbangan berat badan
d. Pengukur tinggi badan
e. Pispot
f. Urinal
g. Bengkok
h. Alat tulis menulis

B. Pelaksanaan
36. Pasien dan keluarga diterima dengan ramah dan penuh
perhatian
37. Bila pasien dapat berdiri,diukur dulu tinggi badan dan berat
badan nya sebelum dibaringkan ditempat tidur
38. Selanjutnya dilakukan
a. Anamnese mengenai biodata,keluhan utama,riwayat
penyakit,dll
b. Pemeriksaan fisik yang meliputi keadaan umum
pasien,pengukuran suhu,denyut nadi,pernapasan dan
tekanan darah
39. Laporkan pasien baru tersebut kepada penanggung jawab
ruangan atau dokter yang bersangkutan
40. Catat nama pasien dan alamat yang jelas dalam buku
register ruang perawatan
41. Pasien atau keluarga nya diberi penjelasan mengenai tata
tertib perawatan dan peraturan rumah sakit

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA PASIEN BARU DI RUANG RAWAT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 052/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

107
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 42. Perawat mencatat semua hasil anamnesa dan pemeriksaan
fisik dalam catatan perawatan yang berada dalam berkas
catatan medik pasien

Unit Terkait 43. Admission


44. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIKAN INFORMASI PADA KELUARGA PASIEN

108
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 053/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyampaikan informasi yang jelas dan mudah di mengerti oleh
keluarga pasian dalam kaitannya dengan kondisi pasien.

Tujuan 45. Keluarga dapat mengerti tindakan yang akan diberikan


46. Keluarga mau bekerja sama

Kebijakan Harus dilakukan agar keluarga pasien mengerti dan paham tentang
kondisi atau keadaan pasien.

Prosedur 47. Sebelumnya perawat memperkenalkan diri, nama dan bekerja


untuk membantu pasien selama perawatan.
48. Jelaskan pada keluarga tindakan yang akan dilakukan.
49. Jelaskan cara kerja tindakan tersebut.
50. Jelaskan resiko dari tindakan tersebut.
51. Beri kepercayaan kepada keluarga bahwa kita berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasin dan keluarga.

Unit Terkait 52. Kamar Bersalin.


53. Kamar Bedah.
54. Ruang Rawat Inap Ibu.
55. Ruang Rawat Inap Bayi.

109
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENDAMPINGI VISITE DOKTER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 054/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan untuk menemani dokter melakukan pemeriksaan dan
kunjungan ke pasien rawat inap.

Tujuan 56. Mengetahui instruksi dokter.


57. Dapat melaksanakan tugas sesuai instruksi dokter.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan/perawat pada saat dokter mengunjungi pasien.

110
Prosedur 58. Persiapan Alat
59. Status pasien.
60. Lembar instruksi dokter.
61. Lembar visite dokter.
62. Buku pendamping visite dokter.

63. Pelaksanaan
64. Bidan/perawat mengucapkan salam ke dokter waktu visite.
65. Menyiapkan lembar instruksi dan visite dokter di status untuk
diisi dan ditandatangani dokter.
66. Bidan/perawat menemani dokter ke kamar pasien.
67. Bidan/perawat menutup tirai / korden kamar pasien.
68. Bidan/perawat menyiapkan pasien untuk diperiksa dokter.
69. Bidan/perawat merapikan kembali pasien.
70. Bidan/perawat menulis instruksi dokter di buku pendamping
visite dokter.
71. Membuka tirai/korden kamar pasien.
72. Meminta dokter mengisi dan menandatangani instruksi dan
lembar visite dokter.
73. Mengucapkan salam dan terima kasih pada dokter.

Unit Terkait 74. Ruang Rawat Inap Ibu


75. Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAPORKAN KEADAAN PASIEN KEPADA DOKTER MELALUI
INCLUDEPICTU TELEPON
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 055/5.1/04/08/08 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

111
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaporkan kondisi pasien
kepada dokter melalui telepon.

Tujuan Supaya dokter dapat mengetahui keadaan pasien dan secepatnya


mendapat penanganan.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan/perawat pada dokter dalam melaporkan


keadaan pasien.

Prosedur A. Persiapan
76. Diruang perawatan, kamar bayi, kamar bersalin
a. Status pasien
b. Catatan perawat
77. Catatan harian dan instruksi dokter

B. Pelaksanaan
78. Siapkan status pasien dan catatan perawat dekat pesawat
telepon.
79. Hubungi dokter.
80. Laporkan kondisi pasien.
81. Catat hal-hal yang diinstruksikan oleh dokter di catatan harian
dan instruksi dokter, catat tanggal, jam dan nama petugas
penerima instruksi. Bacakan ulang instruksi dokter sampai
semua jelas.
82. Catat instruksi pada lembar catatan perawat dan laksanakan
instruksi secepatnya.
83. Pada saat dokter visit, mintakan tanda tangan instruksi yang
telah diberikan melalui telepon pada lembar catatan harian
dan instruksi dokter.
Catatan :
84. Bila dokter tidak dapat dihubungi (telepon,handphone) cari
alternatif lain, mintakan dokter jaga untuk segera menangani
kondisi pasien saat itu.
85. Usahakan lagi menghubungi dokter tersebut sampai dapat
dan laporkan semua yang telah dilakukan tadi.

Unit Terkait 86. Ruang Rawat Inap Ibu.


87. Ruang Rawat Inap Bayi.
88. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI LITHOTOMI PADA PASIEN

112
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 056/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien terlentang, kedua tangan
menyanggah poplitea/lekukan lutut sambil menarik ke arah badan
pasien atau menggunakan alat penyanggah kaki untuk mengekspose
bagian ginekologi dan anus, untuk suatu tindakan atau pemeriksaan.

Tujuan 89. Membantu mengatur posisi pasien mengedan


90. Mempermudah tindakan/pemeriksaan

Kebijakan 91. Semua prosedur ini dilakukan oleh perawat dan bidan dalam
semua tindakan atau pemeriksaan yang berhubungan dengan
ginekologi
92. Tindakan ini harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman
pada pasien

113
Prosedur 93. Persiapan Bidan
94. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
95. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

96. Persiapan Alat : Penyanggah kaki.

97. Persiapan Pasien


a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
b. Menjaga privasi pasien.

98. Pelaksanaan
99. Bidan mencuci tangan.
100. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi lithotomi.
101. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
102. Membuka baju bawahan dan celana dalam pasien.
103. Alat penahan kaki dipasang.
104. Pasien tidur terlentang dengan kedua paha diangkat dan
ditekuk kearah perut.
105. Tungkai bawah membuat sudut 90 derajat terhadap paha.
106. Bidan mencuci tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI LITHOTOMI PADA PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 056/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 107. Kamar Bersalin
108. Ruang Rawat Inap Ibu
109. Rawat jalan
110. UGD

114
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI MIRING PADA PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 057/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

115
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien miring dengan kedua kaki lurus.

Tujuan 111. Memberi rasa aman.


112. Mencegah dekubitus pada daerah punggung.
113. Meningkatkan sirkulasi sistemik.

Kebijakan Tindakan ini dilakukan pada semua pasien bila memulai mobilisasi /
ambulasi secara dini.

Prosedur 114. Persiapan Perawat/Bidan


115. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
116. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

117. Persiapan Alat : Bantal/guling

118. Persiapan Pasien


a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
b. Menjaga privasi pasien

119. Pelaksanaan
120. Perawat/bidan mencuci tangan terlebih dahulu.
121. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
122. Perawat/bidan berdiri di depan perut pasien pada posisi yang
dituju.
123. Bantal digeser ke sisi yang sama.
124. Tangan pasien yang berada di dekat perawat / bidan dijauhkan
dari badan pasien.
125. Tangan perawat/bidan memegang bahu dan pinggul pasien
sambil menarik kearah perawat / bidan.
126. Pasien dibantu untuk tidur dalam posisi yang menyenangkan
127. Perawat/bidan mencuci tangan kembali.

Unit Terkait 128. Ruang Rawat Inap Ibu.


129. Kamar Bersalin.
130. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI SIMS PADA PASIEN

116
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 058/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien miring lurus dengan salah satu
posisi kaki lurus dengan badan dan satu kaki ditekuk ke arah perut.

Tujuan 131. Memberikan posisi untuk mengekspose anus untuk suatu


tindakan tertentu
132. Memberikan rasa aman pada saat melakukan tindakan

Kebijakan Semua perawat dan bidan harus dapat memberikan posisi sims
dalam setiap tindakan yang berhubungan dengan anus.

Prosedur 133. Persiapan Perawat/Bidan


134. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya
135. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

136. Persiapan Pasien


137. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
138. Menjaga privasi pasien.

139. Pelaksanaan
140. Perawat/bidan mencuci tangan terlebih dahulu.
141. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi sims.
142. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
143. Membantu pasien dalam posisi setengah telungkup, kearah
sisi kiri, tumpuan badan terletak pada tubuh bagian kiri.
144. Meletakkan tangan kiri pasien sejajar dengan punggung
tangan kanan ke depan.
145. Menekuk lutut kanan dan menarik ke arah perut.
146. Perawat/bidan mencuci tangan.

117
Unit Terkait 147. Ruang Rawat Inap Ibu.
148. Kamar Bersalin.
149. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI TRENDELENBURG
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 059/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Posisi yang menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari bagian kaki.

Tujuan Melancarkan peredaran darah ke otak.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

118
Prosedur A. Persiapan Alat
150. Bantal.
151. Tempat tidur.
152. Balok penopang kaki tempat tidur.

B. Pelaksanaan
153. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
154. Perawat/bidan mencuci tangan.
155. Pasien dalam keadaan berbaring telentang.
156. Meletakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur
pasien.
157. Meletakkan bantal dibawah lipatan lutut.
158. Meletakkan balok penopang di bagian kaki tempat
tidur/mengatur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian
kaki pasien.
159. Perawat/bidan merapikan alat-alat yang sudah dipakai.
160. Perawat/bidan mencuci tangan.

Unit Terkait 161. Ruang Rawat Inap Ibu.


162. Kamar Bersalin.
163. Kamar Bedah.
164. UGD.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI ANTI TRENDELENBERG PADA PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 060/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

119
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur pasien dalam posisi tidur terlentang atau lurus
dengan memberikan posisi proksimal lebih tinggi dari bagian distal
tubuh.

Tujuan 165. Membantu mengatur posisi anti trendelenberg.


166. Memberikan kenyamanan pada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien untuk memberikan
rasa nyaman.

Prosedur 167. Persiapan Bidan/Perawat


168. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
169. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

170. Persiapan Alat : 2 balok tempat tidur

171. Persiapan Pasien


i. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
ii. Menjaga privasi pasien

172. Pelaksanaan
173. Bidan/perawat mencuci tangan.
174. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi anti
trendelenberg.
175. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
176. Mengangkat bagian kepala, bidan/perawat lain memberikan
balok pada kaki tempat tidur, tingginya sesuai derajat
kemiringan yang dibutuhkan.
177. Membuka tirai/korden pada tempat tidur pasien.
178. Bidan/perawat mencuci tangan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI KNEE CHEST

120
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 061/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.

Tujuan Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan harus


sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


179. Tempat tidur
180. Selimut

B. Pelaksanaan
181. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
182. Perawat/bidan cuci tangan.
183. Meminta pasien mengambil posisi menunggingdengan kedua
kaki ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur.
184. Memasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
185. Perawat/bidan cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait 186. Ruang Rawat Inap Ibu


187. Kamar Bersalin

121
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI SEMI FOWLER PADA PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 062/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien setengah duduk untuk
memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.

Tujuan 188. Membantu mengatur posisi setengah duduk


189. Memberikan kenyamanan pada pasien
190. Meningkatkan mobilisasi

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien untuk memberikan
rasa nyaman.

122
Prosedur 191. Persiapan Bidan / Perawat
192. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya
193. Sabar, ramah, sopan, dan teliti

194. Persiapan Alat : Bantal/guling

195. Persiapan Pasien


a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien
mengenaiprosedur yang akan dilakukan.
b. Menjaga privasi pasien.

196. Pelaksanaan
197. Bidan/perawat mencuci tangan.
198. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi fowler.
199. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
200. Membantu pasien untuk setengah duduk.
201. Menyusun bantal dengan sudut 30-60 derajat.
202. Bida /perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.
203. Menganjurkan pasien untuk menekuk kakinya.
204. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua
lengan.
205. Tangan kanan bidan/perawat membantu dibawah ketiak dan
tangan di belakang punggung pasien.
206. Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya ke
belakang
207. Membuka tirai/korden pada tempat tidur pasien.
208. Bidan/perawat mencuci tangan.

Unit Terkait 209. Ruang Rawat Inap Ibu


210. Kamar bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI FOWLER PADA PASIEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 063/5.1/04/08/08 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

123
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses mengatur posisi pasien duduk untuk memberikan rasa
aman dan nyaman pada pasien.

Tujuan 211. Membantu mengatur posisi duduk.


212. Memberikan kenyamanan pada pasien.
213. Meningkatkan mobilisasi.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien untuk memberikan
rasa nyaman.

Prosedur 214. Persiapan Bidan/Perawat


215. Tanggap terhadap reaksi pasien dan beri kesempatan pasien
bertanya.
216. Sabar, ramah, sopan, dan teliti.

217. Persiapan Alat : Bantal/guling.

218. Persiapan Pasien


a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
b. Menjaga privasi pasien.

219. Pelaksanaan
220. Bidan/perawat mencuci tangan.
221. Memberitahu pasien mengenai prosedur posisi fowler.
222. Menutup tirai/korden pada tempat tidur pasien.
223. Membantu pasien untuk duduk.
224. Menyusun bantal dengan sudut 90 derajat.
225. Bidan/perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.
226. Menganjurkan pasien untuk menekuk kakinya.
227. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua
lengan.
228. Tangan kanan bidan/perawat membantu dibawah ketiak dan
tangan di belakang punggung pasien.
229. Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya ke
belakang.
230. Membuka tirai/korden pada tempat tidur pasien.
231. Bidan/perawat mencuci tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGATUR POSISI FOWLER PADA PASIEN

124
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 063/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008 Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Unit Terkait 232. Ruang Rawat Inap Ibu


233. Kamar Bersalin
234. UGD
235. Rawat Jalan

125
RSIA Brawijaya
Duren Tiga TERAPI RELAKSASI SEDERHANA
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 064/5.1/04/08/08 00 1/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar
Tanggal Terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur
21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)
Pengertian Penggunaan tehnik yang mendorong dan menyebabkan relaksasi untuk
tujuan menurunkan tanda dan gejala yang tidak diinginkan, seperti
nyeri, penegangan otot dan kecemasan.

Tujuan 236. Merelaksasi otot-otot.


237. Melancarkan sirkulasi.
238. Mengurangi rasa nyeri pada pasien.
239. Mengajarkan pada pasien tentang salah satu teknik mengatasi
nyeri.
240. Memberikan rasa nyaman.

Kebijakan 241. Semua perawat/bidan harus dapat memberikan terapi relaksasi


sederhana setiap saat dibutuhkan.
242. Diberikan pada pasien yang mengalami masalah nyeri.

Prosedur 243. Menjelaskan kepada pasien tujuan dari tehnik relaksasi


dan keuntungan, batasan, dan tipe relaksasi yang
memungkinkan (contoh; terapi musik, meditasi dan relaksasi
otot progresif).
244. Batasi beberapa intervensi relaksasi yang akan
digunakan.
245. Pertimbangkan kemauan individu untuk berpartisipasi,
kemampuan berpartisipasi, memilih, dan kontraindikasi,
sebelum memilih tehnik relaksasi yang spesifik.

126
246. Bantu mendeskrepsikan secara detail untuk memilih
intervensi relaksasi.
247. Ciptakan ketenangan, lingkungan yang tidak
mengganggu dengan lampu yang remang-remang dan suhu
yang nyaman, jika memungkinkan.
248. Anjurkan pasien untuk mengatur posisi yang nyaman,
dengan pakaian yang longgar.
249. Ungkapkan isi intervensi relaksasi secara pribadi
(contoh; bertanya saran untuk perubahan).
250. Dapatkan perilaku yang kondusif untuk menghasilkan relaksasi
seperti bernafas dalam, pernafasan abdomen, atau membayangkan
yang menyenangkan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga TERAPI RELAKSASI SEDERHANA
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 064/5.1/04/08/08 00 2 /2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

Prosedur 251. Anjurkan pasien untuk rileks dan ciptakan sensasi


menyenangkan.
252. Gunakan suara pelan dan santai.
253. Demonstrasi dan praktekkan tehnik relaksasi dengan pasien.
254. Motivasi pasien untuk mendemonstrasikan kembali tehnik
relaksasi, jika memungkinkan.
255. Antisipasi kebutuhan untuk penggunaan relaksasi.
256. Bantu memberikan informasi tentang persiapan tehnik relaksasi.
257. Motivasi pasien untuk pengulangan secara sering atau
mempraktekkan tehnik yang dipilih.

127
258. Bantu menentukan waktu jangan sampai mengganggu, karena
pasien mungkin mengantuk.
259. Motivasi pasien untuk mengontrol penggunaan tehnik relaksasi.
260. Evaluasi catatan pasien secara rutin dalam kemampuan
relaksasi, dan memonitor tegangan otot, denyut jantung dan
tekanan darah jika dibutuhkan.
261. Mendokumentasikan prosedur yang dilakukan beserta respon
pasien dalam pelaksanaan perawatan.

Unit Terkait 262. Ruang Rawat Inap Ibu.


263. Kamar Bersalin.
264. UGD.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU BATUK EFEKTIF
INCLUDEPICT
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 065/5.1/04/08/08 00 1/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780

128
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Tanggal Terbit
Prosedur 21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)
Pengertian Batuk dengan intervensi therapeutic oleh perawat untuk
mengekfektifkan kepatenan jalan nafas.

Tujuan Meningkatkan efektifitas kepatenan jalan nafas dengan teknik batuk


efektif.

Kebijakan 265. Dilakukan pada pasien yang sulit mengeluarkan sputum dan
dilakukan bila sputum bersifat produktif.
266. Tidak boleh dilakukan pada pasien dengan trauma capitis,
gangguan jantung, dan peningkatan TIK dan TIO.

Prosedur 267. Persiapan Alat


268. Tempat sputum.
269. Tisu.
270. Gelas berisi air hangat

271. Persiapan pasien : Pasien diberitahu.

272. Pelaksanaan
273.Cuci tangan secara prosedural.
274.Ukur tanda tanda vital.
275.Kaji adanya kontra indikasi.
276. Bantu pasien untuk posisi duduk dengan kepala agak fleksi,
bahu relaks, dan lutut fleksi.
277.Dukung pasien untuk mengambil napas dalam, tahan selama
dua detik, dan batuk dua atau tiga kali.
278.Anjurkan pasien menarik napas dalam, lakukan tiga atau empat
huff (berlawanan dengan pembukaan glotis).
279.Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam beberapa kali,
mengeluarkan dengan perlahan, dan membatukkan pada akhir
pengeluaran/exhalasi.
280.Mulai dengan dinding dada lateral teknik membuka iga selama
fase ekspirasi dari maneuver batuk, dengan tepat.
281.Seperti pasien batuk, tekan abdomen bawah xyphoid dengan
keras dengan telapak tangan, sambil Bantu pasien untuk
membungkuk ke depan.
282.Anjurkan pasien untuk mengikuti batuk dengan menarik nafas
secara maksimal.
283. Anjurkan minum air hangat.
284. Merapikan dan membereskan alat.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU BATUK EFEKTIF

129
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 065/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 285. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
286. Mendokumentasikan prosedur yang dilakukan beserta
hasilnya di dalam pelaksanaan perawatan.

Unit terkait 287. Ruang Rawat Inap Ibu.


288. UGD.

130
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATURIUM
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 066/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan pada pasien baru yang dilakukan oleh petugas
laboraturium untuk pemeriksaan laboraturium.

Tujuan 289. Untuk pemeriksaan pada pasien baru masuk.


290. Untuk pemeriksaan penunjang medis.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan dan petugas laboraturium yang


bertugas, pada pasien baru masuk atau atas permintaan dokter yang
merawat.

131
Prosedur A. Persiapan Alat
291. Telepon.
292. Form pemeriksaan laboraturium.
293. Lembar hasil pemeriksaan laboraturium.
294. Alat tulis.
295. Box kotak pengambilan darah.
296. Tabung kecil tempat sample darah.
297. Spuit.
298. Torniquet.

B. Pelaksanaan
299. Perawat/bidan menelpon petugas laboraturium dan
memberitahukan bahwa ada pasien yang mau dilakukan
pemeriksaan laboraturium.
300. Perawat/bidan mengisi form pemeriksaan laboraturium.
301. Petugas laboraturium mengambil form pengambilan darah dan
mengambil sample darah untuk pemeriksaan laboraturium.
302. Petugas memberitahu perawat/bidan jika sudah ada hasil dan
menyerahkan lembaran hasil pemeriksaan laboraturium.
303. Perawat/bidan melaporkan hasil laboratorium kepada dokter.

Unit Terkait 304. Ruang Rawat Inap Ibu.


305. Ruang Rawat Inap Bayi.
306. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERMINTAAN MAKANAN DARI RUANG RAWAT KE BAGIAN GIZI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 067/5.1/04/08/08 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

132
Pengertian Memesan makanan buat pasien baru masuk rawat inap melalui
dapur.

Tujuan 307. Memberikan makanan kepada pasien baru.


308. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan/perawat di ruang rawat inap untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi pasien.

Prosedur 309. Persiapan Alat


310. Status pasien.
311. Telepon.

312. Pelaksanaan
313. Pasien masuk rawat inap sesuai kamar yang dipesan.
314. Menelpon dapur dan memesan makanan pasien baru sesuai
diitnya.
315. Menyebutkan kamar rawat inap pasien.
316. Menutup telepon.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PELAPORAN/SERAH TERIMA DINAS

133
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 068/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyerahkan dan menerima tugas secara berkesinambungan dari
satu kelompok dinas kepada kelompok berikutnya.

Tujuan 317. Memelihara dan melaksanankan asuhan keperawatan


secara berkesinambungan.
318. Untuk mengetahui dengan pasti pekerjaan yang
belum dan sudah dilaksanakan serta yang harus
dilaksanankan.
319. Hal-hal yang terjadi sebelum terganti dinas.
320. Sarana yang tersedia untuk melaksanakan tugas

Kebijakan Setiap pertukaran dinas, perawat harus serah terima dinas secara
berkesinambungan.

134
Prosedur 321. Setiap pergantian dinas :
a. Dinas pagi : jam 07.00-jam 07.30 WIB
b. Dinas sore : jam 14.00-jam 14.30 WIB
c. Dinas malam : jam 20.30-jam 21.00 WIB

322. Serah terima dilaksanakan oleh :


a. Pihak pertama : Semua perawat yang menghadiri
pelaksanaan tugas pada saat itu.
b. Pihak kedua : Perawat yang akan melaksanankan tugas pada
waktu itu.

323. Pelaksanaan.
a. Serah terima pasien tidak langsung
b. Membaca buku laporan yang tertulis oleh perawata yang
bertanggung jawab pada shift sebelumnya dan memeriksa
catatan keperawatan mengenai asuhan yang telah diberikan
dan rencana berikutnya.
c. Serah terima pasien langsung
i. Mengontrol kesadaran pasien dan mencatat keluhannya
ii. Mengontrol tanda-tanda vital serta pencatatannya.
iii. Mengontrol tetesan infus dan melihat intake out put cairan,
baik peroral maupun parental.
iv. Mengontrol persiapan untuk suatu tindakan tertentu.
v. Menanyakan kemampuan katifitas pasien dalam hal
memenuhi kebutuhan sehari-hari (makan, minum, dll).

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PELAPORAN/SERAH TERIMA DINAS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 068/5.1/04/08/08 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

135
Prosedur 324. Menanyakan obat-obatan yang telah diberikan dan
yang harus diberikan pencatatanya
325. Menanyakan bahwa pemeriksaan laboratorium yang
sudah diambil dan yang harus diambil juga hasil-hasil
pemeriksaan yang baru diterima
326. Mengecek pasien yang akan pindah/keluar/meninggal

327. Serah terima administrasi :


i. Pencatatan pasien yang baru masuk, keluar, pindah serta
meninggal
ii. Pengiriman formulir-formulir yang akan dikirim ke Rekam
Medis mengenai : keluar masuk pasien, jumlah tempat
tidur yang terisi dan kosong dan pemindahan kelas
iii. Permintaan makanan ke Urusan Gizi
iv. Formulir-formulir pemeriksaan penunjang

328. Serah terima inventaris ruangan :


Memeriksa inventaris peralatan medik, alat keperawatan, alat
dapur/makan

329. Serah terima saran dan prasarana


i. Bangunan : Kondisi bangunan, saluran air yang bocor
ii. Kamar mandi/WC : Kecukupan air, kebersihan, kelancaran
saluran.
iii. Penerangan (Putusnya bola lampu dan gangguan dari
sentral)
iv. Fasilitas lain (apabila ada) : AC, Water heater, TV, telepon, dll

330. Serah terima lingkungan dan keamanan :


i. Kebersihan dan kerapian lingkungan meliputi : lingkungan
pasien dan kamarnya, koridor, kamar mandi, spoelhok
ii. Pengunjung : jumlah dan ketertiban
iii. Keamanan lingkungan : kejadian-kejadian istimewa
(keributan, pencurian, dll)

Unit Terkait 331. Perawat yang bertugas saat ini.


332. Perawat yang akan melaksanankan tugas pada saat
ini.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA PASIEN DI KAMAR OPERASI

136
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 069/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Proses kegiatan menerima pasien di kamar bedah sebelum
dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 333. Tercapainya proses identifikasi pasien sebelum dilakukan


pembedahan.
334. Tercapainya persiapan pasien baik fisik maupun psikologis
sebelum tindakan pembedahan.
335. Tercapainya informasi yang optimal kepada pasien tentang
pembedahan yang akan dilakukan.
336. Mencegah komplikasi yang lebih lanjut akibat operasi yang
kurang optimal.
337. Proses pembedahan berjalan secara optimal.

Kebijakan Proses penerimaan pasien baru hanya dilakukan oleh Penanggung


Jawab shift kamar bedah atau perawat kamar bedah yang
kompeten dalam asuhan keperawatan kamar bedah.

137
Prosedur 338. Persiapan :
339. Buku dokumen serah terima pasien.
340. Lembar serah terima dari ruangan yang ditanda
tangani oleh penanggung jawab ruangan.
341. Formulir persiapan operasi yang sudah diisi dari ruang
perawatan/UGD/VK.

342. Langkah-langkah :
343. Melakukan komunikasi dengan pasien meliputi :
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan nama pasien, dokter yang merawat
mencocokkan dengan gelang identitas pasien, tindakan
yang akan dilakukan.
344. Mengganti baju pasien dengan baju khusus ruang
operasi dan memasang topi operasi.
345. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard
kamar operasi.
346. Melakukan serah terima pasien dan status dengan
perawat ruangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA PASIEN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 069/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

138
Prosedur 347. Memeriksa persiapan yang sudah dilakukan pada
pasien : kelengkapan dokumen, informed consent, rontgen,
laboratorium, USG, EKG apakah sesuai dengan prosedur
persiapan untuk operasi.
348. Mengkaji riwayat penyakit yang menyertai, alergi.
349. Mengkaji persiapan colon lambung, persiapan kulit :
pencukuran, protese, cat kuku yang digunakan, kontak lens
350. Memeriksa dan mencatat dokumen medik pasien
pada buku serah terima pasien meliputi :
a. Tanggal serah terima.
b. Nama pasien.
c. Bagian dimana pasien dirawat.
d. Obat yang disertakan/tidak.
e. Foto yang disertakan (jenisnya/jumlahnya).
f. Persiapan darah.
g. Lembar persiapan di ruangan.
h. Status.
i. Nama petugas ruangan.
j. Nama petugas kamar bedah.
351. Memberi ijin keluarga untuk berdoa atau bertemu
terakhir sebelum dilakukan persiapan anestesi atau sebelum
dibawa dalam kamar bedah.
352. Jelaskan gambaran asuhan keperawatan selama
dikamar bedah dan kamar pulih.
353. Lakukan pendampingan dan pengkajian keperawatan
kamar bedah.
354. Pasien beserta dokumen pasien dibawa ke kamar
bedah.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MENCUCI
INSTRUMENT DI KAMAR BEDAH

139
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 070/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan untuk membersihkan instrumen yang telah
terkontaminasi baik oleh darah atau materi organik lainnya setelah
digunakan dalam proses operasi.

Tujuan 355. Menurunkan jumlah mikroorganisme pada alat baik yang


terlihat maupun tidak telihat.
356. Agar instrument bersih dari kotoran yang ada.
357. Terpenuhinya persediaan instrumen bersih di kamar bedah.

Kebijakan 358. Setiap proses pembersihan alat/instrumen harus melalui


proses dekontaminasi.
359. Proses dekontaminasi harus sesuai dengan pre SOAK.
360. Pembersihan dilakukan dengan desinfektan yang
direkomendasikan oleh distributor alat.

140
Prosedur 361. Persiapan alat :
362. Kom besar.
363. Air yang mengalir.
364. Cairan desinfektan.
365. Sikat.
366. Handuk/pengering.
367. Sarung tangan.
368. Scort/gaun tidak tembus air.
369. Gougle/kaca mata.

370. Langkah-langkah :
a. Mencuci tangan prosedural.
b. Menggunakan APD : gougle, scort, sarung tangan.
c. Buat cairan rendaman dengan desinfentan sesuai dengan
pengenceran yang ditentukan atau dengan menggunakan air
hangat 40-500c.
d. Tempatkan cairan diatas kom besar yang telah disediakan.
e. Memisahkan instrumen yang tajam dan tidak tajam,
disposible dengan reusesible, antara yang kasar dan halus.
f. Masukkan instrumen yang kotor ke dalam rendaman dan
biarkan selama 5-10 menit.
g. Lakukan pencucian alat : sikat di bawah air mengalir sampai
bersih.
h. Lakukan pembilasan dengan air hangat suhu 40-500c.
i. Tiriskan alat lalu keringkan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MENCUCI
INCLUDEPICTU INSTRUMENT DI KAMAR BEDAH
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 070/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

141
Prosedur 371. Lakukan pelumasan pada instrumen.
372. Keringkan instrumen dengan handuk kering.
373. Susun instrumen sesuai set yang digunakan.
374. Lakukan pengemasan dengan double duk.
375. Berikan external cemical tape.
376. Lakukan fiksasi dengan benang atau tali kain.
377. Berikan etiket : nama set instrumen, jumlah masing-
masing jenis instrumen, jumlah kasa dan nama petugas yang
menyusun instrumen, tanggal penyusunan.
378. Petugas mencuci tangan.

379. Petugas yang melakukan :


Scrubnurse (Perawat instrumentator)

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga CUCI TANGAN PROSEDURAL
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 071/5.1/04/08/08 00 380. /1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

142
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun
dibawah air mengalir untuk mengangkat tanah, kotoran,minyak,
losion dan mikroorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim
bedah yang steril.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakunan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan 381. Dilakukan olaeh semua tenaga kesehatan di RS


Bersalin Duren Tiga sebelum dan sesudah melakukna
prosedur, pada saat tiba dan saat akan pulang dari rumah
sakit.
382. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator
sebelum tindakan pembedahan.
383. Tidak seorang pun dengan luka terbuka, luka bakar
dan atau lesi kulit lain pada tangan atau lengan
diperbolehkan untuk cuci tangan.

Prosedur 384. Lepaskan semua perhiasan.


385. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci di atas siku.
386. Basahi tangan dengan air.
387. Gunakan antiseptk sesuai dengan petunjuk.
388. Cuci tangan secara menyeluruh, mulai dengan telapak
tangan.
389. Harap perhatikan telapak tangan belakang dan pergelangan
tangan, sela-sela jari tangan, jari-jari tangan dan ibu jari.
390. Dengan menggunakan ujung jari dan ibu jari bersihkan
telapak tangan, dengan menggunakan gerakan memutar.
391. Bilas tangan seluruhnya dengan air mengalir.
392. Keringkan tangan dengan tissue dan gunakan bekas tissue
itu untuk menutup kran air.

Unit Terkait 393. Kamar Bedah.


394. Ruang Rawat Inap Ibu.
395. Ruang Rawat Inap Bayi.
396. Rawat jalan .
397. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA PENGIRIMAN INSTRUMEN KE CSSD

143
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 072/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengirim instrument-instrumen
yang belum steril ke bagian CSSD untuk disterilkan.

Tujuan 398. Kebutuhan instrumen steril terpenuhi


399. Agar intrumen yang dikirim yang dikirim ke CSSD dapat
terpantau dengan baik.

Kebijakan a. Instrumen yang akan dikirin ke CSSD dipastikan sudah dikemas


dengan baik sesuai dengan jenis pengemasan yang dibutuhkan.
b. Pengiriman instrumen ke CSSD harus dalam wadah yang tertutup.

Prosedur 400. Persiapan Alat :


a. Wadah instrumen yang tertutup
b. Instrumen yang sudah dikemas dan diberikan etiket
c. Formulir pengesetan alat
d. Buku pengiriman/penerimaan CSSD

401. Langkah-langkah :
402. Pengesetan instrumen berdasarkan instrumen yang ada
tertera di formulir.
403. Mengeset alat dan mengecek jumlah dengan jumlah yang
tertera.
404. melakukan pengemasan dengan sistem double duk.
405. Mencatat pada buku pengiriman CSSD :
a. Tanggal dan jumlah pengiriman.
b. Jenis instrumen.
c. Nama pengirim.
d. Nama penerima.
406. Mengirim instrumen ke CSSD.

Unit Terkait Kamar Bedah

144
RSIA Brawijaya
Duren Tiga CUCI TANGAN BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 073/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun
dibawah air mengalir untuk mengangkat tanah, kotoran, losion dan
microorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah
yang steril.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakukan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan pembedahan


maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum tindakan
pembedahan.

145
Prosedur 407. Lepaskan semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan.
408. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci di atas siku.
409. Gunakan sikat.
410. Buka dan keluarkan pembersih kuku dari dalam kemasan.
411. Di bawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku jari
secara teliti (kuku jari harus pendek dan bebas dari cat kuku
berwarna atau tanpa warna).
412. Mulai menyikat telapak tangan. Kemudian secara berurutan
sikat setiap jari, diantara jari, dan punggung tangan. Lanjutkan
pada seluruh permukaan selama 2 menit dengan perhatian
khusus pada kuku jari dan daerah kutikula.
413. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas sampai sedikit
dibawah siku selama 30 detik. Jangan kembali dengan tangan
atau daerah pergelangan tangan yang sudah selesai di sikat.
414. Setelah 30 detik, pindahkan sikat pada tangan yang belum
disikat dan ulang cara seperti di atas.
415. Buang sikat (Tata cara cuci tangan yang lazim menghabiskan
waktu sekitar 5,5 menit).
416. Buka air untuk membilas tangan dan lengan kita. Dibawah air
yang mengalir, bersihkan satu tangan dan lengan, biarkan air
menetes dari siku. Ulangi cara ini untuk lengan dan tangan
lainnya. Angkat tangan keatas sehingga air mengalir dari siku,
tidak dari ujung jari.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga DRAPPING
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 074/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

146
Pengertian Suatu tindakan untuk mencuci hamakan kuman pada bagian tubuh
pasien yang akan di operasi dan menutup bagian tubuh pasien yang
tidak dioperasi dengan duk steril.

Tujuan a. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi.


b. Mencegah kesterilan area operasi.

Kebijakan Pengendalian infeksi dimana setiap petugas yang terlibat dalam


operasi khususnya yang kemungkinan bersentuahan dengan tubuh
bagian pasien. Alat instrumen steril atau alat penunjang lainnya
harus mencuci tangan,memepergunakan sarung tangan steril dan
jas bedah steril.

Prosedur 417. Perlengkapan


418. Fenster klem : 1–2 buah
419. Set desinfektan : 1 set
420. Bethadine solution : 1 botol
421. Alkohol 70% : 1 botol

422. Langkah-langkah
423. Membuka bagian tubuh pasien yang akan dioperasi.
424. Membuka set desinfektan.
425. Menuangkan bethadine solution kedalam kom yang
berisi depper.
426. Membersihkan daerah pembedahan dengan depper
yang sudah dibasahi betadine solution mulai dari bagian
tengan ke luar dengan diameter 20 – 30 cm. Untuk
pembedahan daerah abdomen lakukan desinfektan secara
khusus pada daerah umbilical (terutama untuk umbilical yang
dalam).
427. Drapping (alokasi daerah pembedahan )
a. Drapping pada area operasi yang datar
b. (dada,abdomen,punggung s/d bokong)
428. Pasang perlak karet kemudian doek saku
besar pada bagian bawah tubuh pasien
429. Pasang doek besar pada bagian atas tubuh
pasien
430. Pasang doek samping pada bagian samping
dan kanan tubuh pasien.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga DRAPPING

147
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 074/5.1/04/08/08 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur a. Drapping daerah rectal (posisi lithotomy)
431. Pasang 1 (satu) buah doek double di bawah
panggul
432. Pasang sarung kaki pada kedua tungkai
433. Pasang satu buah duk besar diatas pubis
434. Pasang 1 (satu) buah doek kecil pada batas
area open
435. Pasang 4 (empat) buah doek klem pada
keempat sudutnya.
Unit Terkait Kamar Bedah

148
RSIA Brawijaya
Duren Tiga IDENTIFIKASI PASIEN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 075/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melakukan kegiatan identifikasi pasien yang masuk ke kamar
operasi untuk tindakan pembedahan.

Tujuan 436. Mendapatkan identitas pasien dengan jelas.


437. Mencegah agar pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan tidak salah / salah pasien.
438. Mencegah kesalahan bagian tubuh yang akan dibedah.

Kebijakan Setiap pasien yang akan menjalani tindakan di kamar bedah harus
dilakukan identifikasi terlebih dahulu.

149
Prosedur 439. Perlengkapan
1. Identitas pada dokumen pasien
2. Identitas pada tubuh pasien ( gelang pasien)
3. Spidol atline 70 untuk memberi tanda pad bagian tubuh yang
akan dilakukan pembedahan

440. Langkah-langkah
441. Saat serah terima pasien di ruang serah terima pasien
cocokkan identitas pasien dengan dokumen yang ada atau
dengan gelang identitas pasien dengan cara berkomunikasi
langsung dengan pasien, misalnya :
442. Memanggil nama pasien.
443. Menyebutkan nama dokter bedahnya.
444. Menanyakan langsung kepada pasien tentang bagian
tubuh yang akan dioperasi.
445. Memberi tanda pada tubuh yang akan dioperasi
dengan spidol atline 70.
446. Saat pasien di meja operasi
447. Sebelum dilakukan pembiusan, Dokter Anestesi
mencocokan identitas pasien dengan memanggil nama
pasien dan memperkenalkan diri serta memberitahu tindakan
pembiusan yang akan dimulai
448. Mengontrol kembali bagian tubuh yang telah diberi
tanda atau melihat situasi yang ada serta bertanya kepada
dokter bedah untuk menentukan posisi.
449. Dalam proses pemberian darah selama pasien dalam
keadaan tidak sadar.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga IDENTIFIKASI PASIEN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
075/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

150
Prosedur 450. Cocokan data pada gelang identitas,formulir darah
pada data yang terpasang dalam label darah dan kartu
golongan darah pasien.
451. Beri nomor urut pada label darah yang telah
ditranfusikan pada pasien
452. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL DI KAMAR BEDAH

151
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 076/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu teknik memakai sarung tangan dengan cara tertutup tidak
adanya kontak tangan dengan linen steril sehingga terjamin kondisi
yang steril baik pada linen maupun pada sarung tangan.

Tujuan 453. Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan


melakunan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya
infeksi silang.
454. Tercapainya suatu kondisi tangan secara steril tanpa adanya
kontak antara tangan dengan linen steril.

Kebijakan 455. Sebelum melakukan prosedur ini harus melakukan prosedur


cuci tangan bedah.
456. Prosedur memakai sarung tangan tertutup wajib dilakukan
oleh tim operasi.
457. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
458. Setelah sarung tangan terpasang bersihkan bubuk bedak
dengan menggunakan NaCl 0,9 % steril.

152
Prosedur 459. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,
pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.
460. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang
tepi manset yang terlipat. Daerah ini merupakan bagian dalam
sarung, pertahankan manset yang terlipat.
461. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan dan dengan
hati-hati masukkan jari-jari lalu tarik mansetsarung tangan secara
bertahap disekelilingnya sehingga lipatan manset dapat
dopertahankan. Usahakan untuk menarik manset sarung tangan
sanpai menutupi manset jubah.
462. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,
pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.
463. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan,
pembungkus ini harus dibuka sehingga kertas tidak tertutup
rapatdan bila kurang hati-hati akan mengkontaminasi sarung
tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 076/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

153
Prosedur 464. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang
tepi manset yang terlipat. Daerah ini merupakan bagian dalam
sarung, pertahankan manset yang terlipat.
465. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan dan dengan
hati-hati masukkan jari-jari lalu tarik mansetsarung tangan secara
bertahap disekelilingnya sehingga lipatan manset dapat
dopertahankan. Usahakan untuk menarik manset sarung tangan
sanpai menutupi manset jubah.
466. Angkat sarung tangan kedua dari kemasannya dengan cara
memegang tepi manset oleh tangan kedua, letakkan jari-jari
tangan pertama (yang telah memakai sarung tangan) dibawah
lipatan manset dan masukkan tangan kedua seperti cara ke-4
467. Bila manset sarung tangan diatas manset jubah sehingga
hanya tampak bagian sarung tangan yang steril
468. Seperti pada pemakaian sarung tangan ke-2, letakkan jari-jari
yang telah memakai sarung tangan dibawah manset sarung
tangan dan balik lipatan manset diatas manset jubah sehingga
tampak sisi sarung tangan steril

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL SECARA TERTUTUP
DI KAMAR BEDAH

154
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 077/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur 21-08-2008
Operasional

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu teknik memakai sarung tangan dengan cara tertutup tidak
adanya kontak tangan dengan linen steril

Tujuan 469. Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan


melakunan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya
infeksi silang.
470. Tercapainya suatu kondisi tangan secara steril tanpa adanya
kontak antara tangan dengan linen steril

Kebijakan 471. Prosedur memakai sarung tangan tertutup wajib dilakukan


oleh tim operasi.
472. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
473. Setelah sarung tangan terpasang bersihkan bubuk bedak
dengan menggunakan NaCl 0,9% steril

Prosedur 474. Dengan tangan tertutup jas,ambil sarung tangan pertama dari
kemasaanya,jangan biarkan tangan keluar dari manset jas.
475. Letakkan sarung tangan pada lengan jas dan ibu jari sarung
tangan pada ibu jari tangan dan jari-jari menunjuk kearah siku.
476. Pegang bagian bawah manset dengan jari-jari tangan yang
terlindung dari tangan yang akan dipakaikan sarung tangan.
477. Pegang bagain atas manset dengan tangan lainnya, yang
juga terbungkus jas.
478. Naikkan manset bagian atas di atas manset jas bersamaan
dan masukkan jari-jari ke dalam sarung tangan dan atur
letaknya.
479. Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara ke- 2
sampai ke -5

Unit Terkait 480. Kamar Bedah

155
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMAKAI JAS OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 078/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Salah satu teknik memakai gaun steril untuk menyiapkan suatu
kondisi steril pada petugas yang akan melakukan pembedahan di
kamar bedah.

Tujuan Tercapainya kondisi steril pada petugas yang akan melakunan


pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang.

Kebijakan 481. Sebelum melakukan prosedur memakai jas steril diwajibkan


melakukan cuci tangan secara steril.
482. Dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan
pembedahan maupun asisten bedah dan instrumentator sebelum
tindakan pembedahan.
483. Batas yang dianggap steril adalah area dari bahu ke
pinggang.

156
Prosedur 484. Cuci tangan pembedahan.
485. Mengambil handuk untuk menyeka tangan dimulai dari ujung
jari-jari tangan kiri dan kanan lalu ke pergelangan tangan terakhir
pada lengan bawah sampai dengan siku.
486. Ambil jas steril secara aseptik tehnik yaitu pegang pada garis
leher dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan kanan
tetap setinggi bahu.
487. Buka lipatan jas dengan cara melepas bagian yang terjepit
tangan dan perhatikan jangan sampai terkontaminasi.
488. Tangan kiri tetap memegang leher bagian jas dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan jas kanan, diikuti dengan tangan
kiri dimasukkan kelubang lengan jas kiri.
489. Perawat sirkuler berdiri di belakangnya untuk membantu
mengikatkan tali jas, dengan menarik leher jas dari bagian
sebelah dalam dan selanjutnya ikat semua tali bagian belakang,
buka ikatan tali pinggang dan berikan salah satu ujung tali
tersebut kepada sirkuler, dengan korentang tali tersebut.
490. Orang yang memakai jas steril memutarkan badannya
kemudian ambil tali dari jepitan serta ikatan tali tersebut, pada
saat memutar badan tidak boleh terjadi kontaminasi (tidak
dianjurkan meletakkan tali jas dibawah tumpukan jas/doek steril
lainnya lalu memutarkan badan untuk mengikatkan talinya,
karena potensial terjadinya kontaminasi pada jas/doek steril
lainya karena membelakangi baju yang tidak steril).

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENANGGALKAN JAS OPERASI DAN SARUNG TANGAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 079/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu prosedur untuk melepaskan jas dan sarung tangan yang kotor
sesudah pembedahan.

157
Tujuan Menghindari kontaminasi.

Kebijakan Setiap petugas yang terlibat dalam operasi khususnya yang


kemungkinan bersentuhan dengan bagian tubuh pasien, alat
instrument atau alat penunjang lainnya harus mencuci tangan,
mempergunakan sarung tangan steril dan jas bedah steril.

Prosedur Pelaksanaan :
491. Lepaskan tali-tali jas operasi dari arah belakang tubuh
anggota tim bedah oleh petugas keliling.
492. Tarik jas operasi dari arah depan oleh petugas keliling atau
dilepaskan sendiri.
493. Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dan back
dan lepaskan sarung tangan dengan menarik keluar /tarik ketas.
494. Lepaskan sarung tangan yang sebelah lagi dengan cara
memasukkan jari telunjuk dari jari tengah dibawah sarung tangan
bagian atas dan segera tarik keluar.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENDOKUMENTASIKAN RENCANA OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 080/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

158
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang harus dilakukan jika menerima informasi
adanya rencana tindakan operasi.

Tujuan Agar operasi yang sudah direncanakan dapat terlaksana dengan


program yang sudah ditentukan.

Kebijakan Harus dilakukan oleh perawat / bidan sesuai dengan instruksi dokter.

Prosedur A. Perlengkapan
495. Alat tulis
496. Buku agenda

B. Sumber informasi
497. Dokter Bedah / Dokter Anestesi
498. Petugas admitting
499. Perawat bagian perawatan
500. Perawat poliklinik
501. Perawat UGD

C. Langkah-langkah
502. Mencatat informasi yang disampaikan pada agenda,
meliputi:
a. Mencatat nama pasien
b. Mencatat umur pasien
c. Mencatat nomor telepon pasien
d. Mencatat tanggal dan bulan operasi
e. Mencatat jam operasi
f. Mencatat tindakan yang akan dilakukan
g. Mencatat nama dokter bedah
h. Mencatat nama dokter anestesi
i. Mencatat pesan-pesan khusus
503. Jika rencana yang disampaikan tidak bisa dijadwalkan
karena sudah padat acaranya, maka:
504. Jika yang menyampaikan kepada dokter bedah terkait
dan meminta untuk menunda waktu yang diusulkan.
505. Jika yang menyampaikan bukan Dokter Bedah terkait,
lakukan langkah berikut ini :
506. Menghubungi Dokter Bedah untuk mengganti
waktu yang diusulkan
507. Menghubungi pasien/bagian terkait untuk
menginformasikan perubahan waktu operasi
Unit Terkait Kamar Bedah

159
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PENCATATAN PEMAKAIAN MEDICAL SUPPLY
INCLUDEPICTU DAN OBAT-OBATAN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 081/5.1/04/08/08 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu ketentuan yang harus dilakukan untuk mendata alat-alat
kesehatan disposible dan obat-obatan yang digunakan selama
pembedahan.

Tujuan 508. Agar alat kesehatan dan obat-obatan yang dipakai dapat
ditagihkan kepada pasien secara benar dan akurat.
509. Agar setiap penggunaan alat dan alat kesehatan di kamar
bedah dapat termonitor dengan baik.

Kebijakan Dilakukan perawat / bidan yang bertugas.

160
Prosedur 510. Setiap pemakaian alat kesehatan dan obat harus dicatat di
formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sudah
ditentukan.
511. Pencatatan harus dilakukan sesegera mungkin (selama
proses pembedahan berlangsung) oleh petugas yang ditunjuk.
512. Jika pemakaian alat kesehatan/obat tidak diketahui oleh
petugas yang ditunjuk, maka kemasan dari alat kesehatan/obat
tersebut dikumpulkan dan diserahkan kepada petugas yang
ditunjuk untuk dapat dicatat.
513. Untuk alat kesehatan dan obat yang tidak sering digunakan
kemasannya tidak dibuang tetapi diserahkankepada petugas
administrasi untuk memudahkan pada saat memasukkan data di
komputer.
514. Formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sudah diisi
diserahkan kepada petugas administrasi untuk dimasukkan ke
komputer.
515. Pelapor pemakaian alat kesehatan dan obat diluar jam kerja
petugas administrasi dilakukan oleh perawat secara manual atau
komputer.
516. Formulir pemakaian alat kesehatan dan obat yang sedah di
isi, lembar asli diserahkan kebagian billing, lembar copy disimpan
di kamar bedah sebagai arsip.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN INSTRUMEN UNTUK PEMBEDAHAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 082/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat instrument untuk
meyiapkan instrument-instrument steril yang digunakan untuk
pembedahan.

161
Tujuan 517. Memudahkan pada saat pembedahan.
518. Menghindari terjadinya kecelakaan.
519. Menjaga keutuhan jumlah instrument yang digunakan untuk
pembedahan.

Kebijakan Dilakukan perawat di kamar bedah.

Prosedur 520. Persiapan Alat


521. Meja duk steril : 1 buah
522. Meja instrument persiapan : 1 buah
523. Meja mayo : 1 buah
524. Standar kom : 1 buah
525. Set instrument yang dibutuhkan : 1 buah
526. Set jas steril yang dibutuhkan : 1 buah
527. Alkohol 70% : 1 buah
528. Lap : 1 buah
529. Korentang : 1 buah
530. Set urine : 1 buah
531. Set desinfektan : 1 buah

532. Langkah-langkah
533. Mengambil instrumen yang akan digunakan dengan
memperhatikan :
534. Tanggal sterilisasi dari instrument.
535. Pergunakan tanggal yang paling lama lebih dulu tetapi
masih dalam batas sterilitas.
536. Kondisi kemasan dari instrumen (bolong, rusak, basah).
537. Membawa semua perlengkapan kedalam kamar
operasi.
538. Mendesinfeksi meja yang akan digunakan dengan
alkohol.
539. Meletakkan set pada meja :
a. Set jas pada meja duk steril
b. Set instrumen pada meja instrument
c. Kom steril pada standar kom

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN INSTRUMEN UNTUK PEMBEDAHAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 082/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

162
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur d. Membuka set duk steril (Lapisan pertama dibuka
dengan menggunakan tangan, lapisan kedua dibuka
dengan menggunakan korentang)
e. Meletakkan alkes dengan memperhatikan kesterilan
pada meja duk
f. Mencuci tangan
g. Memakai jas operasi
h. Memakai sarung tangan
i. Memasang sarung meja mayo
j. Meletakkan perlak steril pada meja mayo
k. Melapisi meja mayo dengan duk steril
l. Menghitung jumlah instrument
m. Menata instrument di meja mayo
540. instrument yang pertama diletakkan di meja
mayo dekat dengan operator
541. instrument persiapan atau cadangan
diletakkan dan ditata dimeja instrument
542. instrument yang tidak digunakan tetap
disimpan di bak instrument
a. Menghitung kasa, rol kasa, yang ada di meja
instrument

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN INSTRUMEN SESUAI KEBUTUHAN

163
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 083/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
instrumen yang dibutuhkan saat operasi berlangsung.

Tujuan 543. Agar operasi berjalan dengan lancar.


544. Agar alat dapat dipakai saat dibutuhkan selama operasi
berlangsung.
545. Membangun iklim kerja yang efektip dan efisien.
546. Proses ini dilakukan setelah melakukan cuci tangan bedah
dan memakai jas,sarung tangan steril.

Kebijakan 547. Persiapan alat harus dilakukan 30 menit sebelum operasi.


548. Setiap operasi harus di cek atau di list kebutuhan instrument
selama operasi.
549. Perawat instrument harus memahami urutan operasi langkah
demi langkah.
550. Tidak menempatkan instrumen apapun di atas pasien.

164
Prosedur 551. Persiapan alat :
552. Meja mayo
553. Meja instrumen
554. Instrumen sesuai kebutuhan
555. Kassa
556. Sarung tangan steril berbagai ukuran
557. Mesin suction
558. Kabel diatermi
559. Mesin diatermi

560. Pelaksanan :
a. Menghitung jumlah instrumen dan kasa yang akan
dipakai disaksikan dan dicatat oleh sirkulator.
b. Tutup meja mayo dengan kain steril 2 lapis.
c. Susun instrumen di atas meja mayo sesuai urutan
yang dimulai dari kiri ke kanan atau yang paling dekat
dengan instrumentator.
d. Dekatkan meja mayo tepat diatas meja pasien atau
sesuai lokasi yang mendekati daerah operasi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN INSTRUMEN SESUAI KEBUTUHAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 083/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

165
Prosedur 561. Berikan instrumen kepada operator sesuai kebutuhan
(hendaknya instrumen tepat ditangan operator).
562. Siapkan selalu instrument pada tangan sesuai urutan
pemakaian.
563. Tangan selalu siap untuk menyiapkan instrumen
sesuai urutan kebutuhan operasi.
564. Siapkan kassa, instrument, dan diathermi setiap
operator menyayat luka.
565. Perhatikan urutan insisi luka operasi siapkan
instrumen sesuai kebutuhan atau kode operator sehingga
otomatis instrumentator mengetahui kebutuhan jangan
menungu instruksi.
566. Segera bereskan instrument bekas pakai, bersihkan
dengan kasa basah dan susun kembali di meja mayo.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN KAMAR
BEDAH

166
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 084/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat instrument untuk
meyiapkan alat-alat steril yang digunakan untuk pembedahan.

Tujuan 567. Memudahkan pada saat pembedahan.


568. Menghindari terjadinya kecelakaan.
569. Menjaga keutuhan jumlah instrument yang digunakan untuk
pembedahan.

Kebijakan Dilakukan perawat di kamar bedah.

167
Prosedur A. Persiapan Alat
570. Meja duk steril : 1 buah
571. Meja instrument persiapan : 1 buah
572. Meja mayo : 1 buah
573. Standar kom : 1 buah
574. Set instrument yang dibutuhkan : 1 buah
575. Set jas steril yang dibutuhkan : 1 buah
576. Alkohol 70% : 1 buah
577. Lap : 1 buah
578. Korentang : 1 buah
579. Set urine : 1 buah
580. Set desinfektan : 1 buah

B. Langkah-langkah
581. Mengambil instrumen yang akan digunakan dengan
memperhatikan :
582. Tanggal sterilisasi dari instrument.
583. Pergunakan tanggal yang paling lama lebih dulu tetapi
masih dalam batas sterilitas.
584. Kondisi kemasan dari instrumen (bolong, rusak,
basah).
585. Membawa semua perlengkapan kedalam kamar
operasi.
586. Mendesinfeksi meja yang akan digunakan dengan
alkohol.
587. Meletakkan set pada meja :
588. Set jas pada meja duk steril
589. Set instrumen pada meja instrument
590. Kom steril pada standar kom

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN KAMAR
INCLUDEPICTU BEDAH
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 084/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

168
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 591. Membuka set duk steril (Lapisan pertama dibuka
dengan menggunakan tangan, lapisan kedua dibuka
dengan menggunakan korentang)
592. Meletakkan alkes dengan memperhatikan kesterilan
pada meja duk
593. Mencuci tangan
594. Memakai jas operasi
595. Memakai sarung tangan
596. Memasang sarung meja mayo
597. Meletakkan perlak steril pada meja mayo
598. Melapisi meja mayo dengan duk steril
599. Menghitung jumlah instrument
600. Menata instrument di meja mayo
601. instrument yang pertama diletakkan di meja mayo
dekat dengan operator
602.instrument persiapan atau cadangan diletakkan dan
ditata dimeja instrument
603.instrument yang tidak digunakan tetap disimpan di bak
instrument
604. Menghitung kasa, rol kasa, yang ada di meja
instrument

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
(TERENCANA)

169
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 085/5.1/04/08/08 00 1/7
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Sectia caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin
melalui incisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(rahim) pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu.

Tujuan 605. Menyelamatkan bayi dan ibu yang mengalami gangguan


pada proses persalinan melalui tindakan pembedahan.
606. Menurunkan angka kematian/mortalitas ibu-bayi-perinatal.

Kebijakan Peraturan Direksi yang menggariskan bahwa PKSC akan


memberikan pelayanan seoptimal mungkin bagi ibu-ibu dan bayinya
yang menggunakan fasilitas di unit Peristi sesuai dengan kondisinya.

170
Prosedur A. Indikasi : Sectio caesarea dilakukan pada kasus - kasus :
607. Panggul sempit absolut
608. Disproporsi Sefalopelvik
609. Ruptura Uteri membakat
610. Kelainan pada placenta :
a. Placenta Previa Totalis
b. Placenta letak rendah yang disertai perdarahan banyak
611. Kelainan pada tali pusat. tali pusat menumbung pada.
a. Presentasi kepala
b. Letak sungsang dengan tali pusat ditunggangi bayi
612. Kelainan presentasi bayi :
a. Mal posisi / Mal presentasi :
i. Presentasi mukaPresentasi dahi
ii. Persentasi bahu
iii. Presentasi bokong (anak pertama atau bila disertai
lilitan tali pusat)
iv. Letak lintang
613. Gawat janin / Hipoksia janin
614. Kelainan jalan lahir
a. Stenosis cervicalis / Distocia cervicalis
b. Tumor yang menyebabkan obstruksi jalan lahir Misal :
Tumor Ovarium Myoma uteri
615. Sebab-sebab lain :
a. Ca. Cervic
b. Kelainan jantung Ibu
c. TBC
d. Eklampsia/Pre eklampsia berat yang disertai
komplikasi/perburukan klinis
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
INCLUDEPICTU (TERENCANA)
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 085/5.1/04/08/08 00 2/7
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

171
Prosedur B. Persiapan Peralatan :
616. Alat-alat operasi lengkap(Set operasi dewasa, set
sectio, benang operasi, jarum operasi, sarung tangan, dll)
617. Menyiapkan meja emergency dan lampu pemanas
bayi (laryngoscope, ETT, O2, Obat-obatan, penghisap slym,
kain/duk steril, sarung tangan, selang oksigen untuk
resusitasi, penjepit tali pusat)
618. Obat-obat anesthesi
619. Incubator
620. Obat-oabat/cairan desinfektan

C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi


1. Sectio Caesarea cito
1. Suami/keluarga menandatangani surat persetujuan
operasi di lembar surat persetujuan tindakan medik
(SPTM) RM 010. Setelah pasien/keluarga
menandatangani SPTM, dokter Obsgyn, dokter Anesthesi,
Bidan jaga sebagai saksi juga menandatangani formulir
SPTM.
2. Bidan jaga kamar bersalin menginformasikan ke Kamar
Operasi bahwa akan ada sectio caesarea yang dilakukan
oleh dokter tertentu dengan menyebutkan indikasi dan
identitas pasien secara jelas.
3. Kamar operasi menginformasikan jam akan dilakukan
operasi dan menyesuaikan dengan dokter spesialis
obstetric gynecologis, dokter ahli anesthesia
4. Bidan dari Kamar Bersalin memberitahukan ke UPI bedah
dan dokter ahli anak bahwa akan ada sectio caesarea.
5. Pasien disiapkan untuk operasi :
621. Pasien dicukur daerah genetalia dan perut
622. Pasang daur cateter No. 14
6. Pasien diantar ke OK (Kamar operasi) setelah ada
informasi dari kamar operasi bahwa pasien boleh diantar
7. Di Kamar operasi : Bidan kamar bersalin menyerahkan
kartu opname ke Administrasi kamar operasi di ruang
transit pertama.Bidan/perawat dari kamar bersalin
mengadakan serah terima pasien di ruang transit IIPasien
diantar ke ruang induksi untuk dilakukan persiapan
operasi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC (TERENCANA)

172
INCLUDEPIC No. Dokumen No. Revisi Halaman
TURE 085/5.1/04/08/08 00 3/7
"http://brawijay
ahospital.com/a
ssets/img/logo/
Logo.png" \*
MERGEFORM
ATINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Tanggal Terbit
Prosedur 21-08-2008
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

173
Prosedur C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi
1. Sectio Caesarea cito
8. Pasien dilakukan anesthesi oleh dokter ahli Anesthesi,
operasi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri gynecologi
(SpOG) dan desinfeksi dilakukan oleh Asisten operasi ( lihat
lampiran)
9. Bayi setelah dilahirkan diserahkan ke dokter Spesialis
anak/bidan penangkap bayi untuk dilakukan pembersihan
jalan nafas dibawah radiant warmer dan kondisi bayi baik
dilakukan inisiasi dini dengan meletakan bayi di dada ibu
untuk memberikan kesempatan kepada bayi mencari puting
susu ibu.
10. Setelah bayi dibersihkan jalan nafasnya bayi dibawa ke ruang
pulih.
11. Bidan penolong bayi menginformasikan ke Kamar Bersalin
bahwa bayi sudah lahir dan dapat dijemput:
623. Bila keadaan bayi stabil, bayi dibawa ke
Kamar Bersalin Immanuel untuk dimandikan dan di Rawat
Gabung.
624. Bila keadaan bayi kurang baik dan
memerlukan perawatan di UPI, bidan penolong bayi
menginformasikkan ke UPI
625. Bila bayi setelah observasi di KB
Immanuel memerlukan perawatan khusus, tetapi belum
memerlukan alat tertentu seperti alat bantu nafas, bayi
dirawat di kamar bayi Gorrety. Sebelum bayi dirawat ke
kamar bayi Goretty bayi dimintakan cap ibu jari dan tanda
tangan dibawah cap telapak kaki bayi pada status kesehatan
bayi dan kartu bayi.
12. Bidan penolong bayi memanggil ayah bayi untuk
menyaksikan pembuatan cap telapak kaki bayi dan
membubuhkan cap ibu jari dan tanda tangan di bawah cap
telapak kaki bayi pada status kesehatan bayi dan kartu bayi.
13. Bidan memasang gelang bayi yang disesuaikan dengan alat
kelamin bayi.
i. Warna merah jambu untuk bayi perempuan
ii. Warna biru untuk bayi laki – laki
14. Setelah dokter SpOG selesai melakukan penjahitan di kamar
Operasi, Ibu dibawa ke ruang pulih.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
(TERENCANA)

174
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 085/5.1/04/08/08 00 4/7
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

175
Prosedur C. Tata cara dan persiapan dan paska operasi
1. Sectio Caesarea cito
15. Bila kondisi ibu stabil, setelah 2 jam ibu dibawa ke ruang
perawatan Yoseph
16. Bila kondisi ibu memerlukan perawatan khusus di Unit
Perawatan Intensif, setelah kondisi memungkinkan ibu
dipindahkan ke Unit Perawatan Intensif “Bedah”.

2. Sectio Caesarea berencana :


626. Rawat satu (1) hari sebelum rencana Sectio
627. Dokter Obsgyn melakukan evaluasi terhadap pasien
628. Dokter ahli Anesthesi mempersiapkan anesthesia
629. Melakukan pemeriksaan :
a. Darah rutin masa perdarahan & pembekuan
b. Siapkan darah 500 ml yang sesuai dengan golongan
darah pasien atau fragmen darah yang serupa
630. Obat-obat sedative dapat diberikan bila diperlukan
pada saat menjelang tidur malam sebelum operasi
631. Ibu dipuasakan sekurang-kurangnya 8 jam sebelum
operasi
632. Obat antasida dapat diberikan sebelum induksi bila
diperlukan
633. Bila ternyata tidak diperlukan transfudi darah, perawat
menginformasikan ke Bank Darah untuk pembatalan
permintaan darah (tidak lebih dari 24 jam setelah
permintaan darah)

D. Persiapan Operasi Sectio Caesarea di Kamar Bedah


634. Persiapan peralatan :
635. Sterilisasi ruangan
636. Persiapan alat operasi
637. Persiapan pasien
1. Pembiusan dengan anesthesi regional atau general
anesthesi
2. Persiapan fisik
b. Posisi operasi
c. Pasang monitor (Tensi, saturasi O2, ECG)

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
(TERENCANA)

176
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 085/5.1/04/08/08 00 5/7
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

177
Prosedur D. Persiapan Operasi Sectio Caesarea di Kamar Bedah
638. Langkah-langkah Operasi
1. Tindakan Aseptik dan Antiseptik
2. Pasang duk steril pada pasien
3. Instrumen operasi didekatkan dengan meja operasi
secara transversal atau vertikal
4. Incisi pada dinding abdomen.
5. Incisi lapis demi lapis, kulit, subkutis, fasia, otot dan
peritoneum.
6. Plica vesico uterine disayat lalu disisihkan ke kiri dan
kekanan secara tumpul untuk memisahkan kandung
kemih dan uterus.
7. Uterus disayat dan dilebarkan secara tumpul atau
tajam, kantung ketuban dipecahkan, cairan ketuban
diaspirasi, kepala bayi dilahirkan dengan proses
manual atau dengan bantuan forceps/vacum dan
dilakukan penekanan fundus.
8. Pada letak lintang atau sungsang bayi dilahirkan
dengan menarik kaki atau meluksir bokong
9. Setelah bayi lahir dilakukan pengusapan muka bayi
dan pengisapan lendir melalui mulut
10. Tali pusat diklem dan digunting kemudian bayi
diserahkan pada tim penolong bayi (dokter anak &
bidan)
11. Bayi diletakan dimeja resusitasi bayi yang telah
dilapisi duk steril
12. Placenta dilahirkan secara manual, dipastikan lengkap
13. Uterus ditutup
14. Rongga abdomen dibersihkan dari sisa-sisa darah
15. Peritonium ditutup, dilakukan jahitan otot, fascia
ditutup, subcutis ditutup dan akhirnya penutupan kulit
16. Dapat diberikan obat-obat tertentu sesuai indikasi,
tergantung kondisi pasien

E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat


Gabung)
639. Observasi tanda vital :
Tensi, nadi, jumlah urine, perdarahan keadaan funds uteri
Observasi dilakukan tiap jam selama 4 jam pertama, untuk
selanjutnya tiap 4 jam selama 24 jam.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC
(TERENCANA)

178
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 085/5.1/04/08/08 00 6/7
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

179
Prosedur E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat
Gabung)
640. Obat analgetica & anti emetik
641. Diberikan secara intra musculer dengan dosis yang
sesuai
642. Intra venous flud drip (IVFD) diberikan sesuai dengan
instruksi dokter obsgyn
643. Vesica urinarea & usus:
i. Katheter dapat dilepas setelah 12 jam – 24 jam post
operasi
ii. Observasi bising usus :
iii. Bising usus belum terdengar pada hari pertama
iv. Bising usus lemah terdengar pada hari kedua
v. Bising usus aktif kembali pada hari ketiga
vi. Bila diperlukan dapat diberikan suppositoria rectal
setelah 24 jam post operasi

644. Mobilisasi
645. Hari pertama duduk + 2x / hari (tergantung jenis
anasthesi)
646. Hari kedua : berjalan dengan pertolongan
647. Hari ketiga : mobilisasi bebas

648. Antibiotika propilaktik dapat diberikan tiap 6 jam – 8


jam

649. Perawatan luka :


650. Dilakukan infeksi tiap hari, Bila verban basah, ganti
verban
651. Ganti balut hari ke – 3 s/d ke – 5 post operasi

Laboratorium :
652. Hemoglobin dan hematocrit diukur setelah 6 jam post
operasi
653. Check ulang bila ada perdarahan atau bila ada
oligouria/gejala hipovolemia
654. Bila hematocrit turun secara bermakna dicheck ulang
dan lakukan pemeriksaan untuk mencari causanya
655. Transfusi darah : Dilakukan bila diperlukan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN SC (TERENCANA)

180
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 085/5.1/04/08/08 00 7/7
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur E. Penatalaksanaan Post Sectio caesarea : di bangsal R.G (Rawat Gabung)
656. Perawatan payudara
657. Menyusui dilakukan dengan bantuan
658. Postnatal breast care hari ke-2 dan ke-3
659. Pasien dipulangkan hari ke-4 atau ke-5 bila tak ada
komplikasi sesuai instruksi doktre Obsgyn.

Unit Terkait a. Unit Kebidanan.


b. Kamar Bedah.
c. Unit Prinaristi.
d. Unit Perawatan Intensif (Umum dan Bedah).
e. PARP (Pelayanan Administrasi dan Rekening Pasien).

Dokumen Terkait 1. Rekam Medik yang terkait dengan prosedur ini , contoh :
Catatan pengkajian dan perkembangan ibu (RM 05), Surat persetujuan
tindakan medik (RM10A).

181
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN OPERASI CYTO
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 086/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk menyiapkan klien yang akan segera dilakukan
operasi.

Tujuan Mempersiapkan klien secara fisik dan mental serta untuk mencegah
infeksi.

Kebijakan Semua biadan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar kerja yang berlaku.

182
Prosedur Pelaksanaaan :
660. Klien diberitahu bahwa akan dilakukan operasi
661. Mengukur tanda–tanda vital pasien
662. Melepaskan pakaian, perhiasan dan gigi palsu dan
diserahkan kepada keluarganya. Jika tidak ada keluarga dibuat
tanda terima barang dan dipegang perawat penanggung jawab
shift.
663. Menghapus make up dan cat kuku.
664. Memasang sarung tangan.
665. Mencukur daerah perut dan vagian aderah operasi kemudian
dibersihkan dengan kapas sublimate.
666. Memasang infus.
667. Mengambil contoh darah.
668. Membantu perawat OK, bahwa ada operasi cyto dan segera
menghubungi dokter anestesi.
669. Menghubungi dokter anak.
670. Membuat laporan pada status klien
671. Melakukan skin test antiobiotik.
672. Memberitahu keluarga klien bahwa klien akan diantar ke
kamar operasi dan keluarga harap menunggu di ruang tunggu.
673. Serah terima dengan perawat kamar kamar operasi, seperti
djj, alkes dan sebagainya.

Unit Terkait 674. Rawat Jalan.


675. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN TINDAKAN EXSTERPASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 087/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

183
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan pengambilan jaringan yang tumbuh tidak normal.

Tujuan Untuk melakukan diagnosa dan menentukkan terapi.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan dengan


dibantu perawat/bidan.

Prosedur 676. Persiapan alat


Satu meja yang diatasnya dialasi dengan duk steril yang berisi :
677. Kom berisi bethadine
678. Kassa
679. Speculum sim 1 pasang
680. Tampon tang 1 buah
681. Kogel tang 1 buah
682. Penster klem i buah
683. Tampon rol 1 buah
684. Duk steril 2 buah
685. Sarung tangan 2 pasang

686. Persiapan obat / alat suntik


687. Sulfas Atropin 1 ampil
688. Pethidin 50 mg, 1 ampul
689. Miloz 1 ampul
690. Spuit 3cc,5cc dan 10 cc
691. Bengkok
692. Kapas alkohol

693. Persiapan klien


694. Kandung kencing di kosongkan
695. Klien tidur telentang dengan posisi litotomi
696. Duk steril dipasang di bawah bokong klien
697. Observasi tanda-tanda vital
698. Sebelum tindakan , perawat/petugas anesthesi
memberikan premedikasi sesuai intruksi medis
699. Klien diberi oksigen dengan ukuran 4 – 5 liter / menit
700. Daerah vulva didesinfeksi dengan cairan bethadine
701. Perawat membantu dokter dalam pelaksanaan tindakan
702. Setelah tindakan selesai, observasi tanda-tanda vital
dan jumlah perdarahan
703. Daerah vulva dibersihkan dan atur posisi kesemula
dan pasang pembalut,kakai klien diluruskan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN PASIEN OPERASI CYTO

184
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 087/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian 704. Klien dipindahkan ke ruang observasi
705. Observasi 3-4 jam apabila tidak ada keluhan boleh pulang
706. Administrasi dii urus keluarga
707. Obat diberikan dan diberitahu kontrol
708. Klien pulang

Tujuan Kamar Bedah

185
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM MELAKUKAN ANESTESI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 088/5.1/04/08/08 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat anestesi dalam
mempersiapkan dan membantu dokter untuk memberi anestesi
kepada pasien.

Tujuan 709. Agar tindakan anestesi berjalan dengan lancar.


710. Agar pasien merasa nyaman selama proses pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Selama dalam perawatan menjalani tindakan atau pada saat operasi
pasien senantiasa akan mendapatkan pengawasan dokter yang
dilakukan secara regular dan terus menerus.

186
Prosedur 711. 1 Set peridural steril : 1 buah kom kecil, 1 buah doek steril
dan 10 kasa steril.
712. Penster klem.
713. Sarung tangan steril.
714. Bethadine solution.
715. Jarum spinal sesuai nomor.
716. Spuit 1cc,5cc dan 3cc.
717. Obat-obat untuk spinal : Marcain spinal,Bucain,Recain dll
718. Alat-alat untuk monitor : Alat pengukur tekanan darah, EKG,
O2 (saturasi O2).
719. Dibantu dengan 2 orang perawat.

Perawat I
Langkah-langkah
720. Mencuci tangan
721. Memakai sarung tangan
722. Memasang infus
723. Memasangn monitor tekanan darah dan saturasi O2.
724. Membuka set peridural steril diatas meja anestesi, mengisi
kom steril dengan betadin solution, meletakkan penster klem
steril, membuka sarung tangan steril, spuit 5cc, 3cc dan jarum
spinal sesuai nomor.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM MELAKUKAN ANESTESI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 088/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

187
Prosedur Perawat I
Langkah-langkah
725. Menyiapkan obat-obatan yang akan digunakan.
726. Menutup daerah luka dengan kasa dan memfiksasi dengan
plester.

Perawat II
727. Mengatur posisi pasien dengan posisi tidur miring, kaki
ditekuk kearah dada, kepala ditundukkan (posisi Fortus) atau
dengan posisi duduk, kaki lurus, kepala nunduk kearah dada.
728. Dokter melakukan pemasangan spinal.
729. Mengatur posisi tidur pasien sesuai kebutuhan operasi.

Selama proses pemberian anestesi perawat II memegang pasien


agar posisi yang sudah diatur tetap dapat dipertahankan.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM ANESTESI UMUM

188
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 089/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan
pasien, alat, maupun obat untuk membantu dokter dalam
melakukan tindakan anestesi umum kepada pasien.

Tujuan 730. Agar proses anestesi berjalan dengan lancar.


731. Agar pasien merasa nyaman selama pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Pada saat operasi, pasien senantiasa akan mendapatkan


pengawasan dokter dilakukan secara reguler dan terus-menerus.

189
Prosedur 732. Perlengkapan
733. Mesin anestesi yang sudah siap pakai.
734. Sungkup muka dengan berbagai ukuran.
735. Obat-oat yang disiapkan sesuai order seperti :
a. Diprivan.
b. Esmeron.
c. Fentanyl.
d. Dormikum dll.
736. Mayo tube dengan berbagai ukuran.
737. Magil forcef.
738. Laringoscope : handle dan blade dengan berbagai
ukuran.
739. Stetoscope.
740. ETT dengan berbagai ukuran.
741. Spuit 20cc.
742. Plester.
743. Suction cateter.
744. Bed side monitor.
745. Mesin suction.
746. Air di dalam kom unutk spooling.
747. IV catheter.
748. Infuset catheter.
749. Cairan infus sesuai kebutuhan.

750. Langkah-langkah
751. Mencuci tangan
752. Memakai sarung tangan
753. Memasang infus sesuai instruksi dokter
754. Mengatur posisi pasien pada meja operasi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM ANESTESI UMUM
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 089/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

190
Prosedur 755. Memasang bed side monitor monitor.
756. Memeriksa laringoscope meliputi cahayanya terang
atau tidak dan kelestografi blade.
757. Memberikan obat sesuai intruksi dokter.
758. Mendekatkan alat-alat yang akan digunakan kesisi
dokter
759. Dokter menyungkup pasien.
760. Setelah pasien benar-benar rileks,memberikan
laringoscope dan ETT sesuai ukuran kepada dokter.
761. Sebelum pemasangan ETT dilakukan suction bila
diperlukan.
762. Setelah ETT terpasang mengisi balon ETT dengan
spuit 20cc.
763. Melakukan auskultasi pada daerah paru-paru untuk
membandingkan pada paru kanan dan kiri untuk mengecek
kepatenan posisi ETT.
764. Memfiksasi ETT dengan plester.
765. Memasang mayo tube untuk melindungi lidah dan
ETT.
766. Menghubungkan ETT dengan mesin anestesi dan
dokter akan mengatur sesuai dengan kebutuhan pasien.
767. Memasang monitor CO2 pada ujung ETT dan
menyambungnya kembali kemesin anestesi.
768. Memberika salep mata lalu menutup mata pasien
dengan plester.
769. Membuka sarung tangan.
770. Mencuci tangan secara prosedural.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER UNTUK MELAKUKAN ANESTESI
EPIDURAL

191
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 090/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat anestesi dalam
mempersiakan dan membantu dokter untuk memberi anestesi
epidural pada pasien.

Tujuan 771. Agar tindakan anestesi berjalan dengan lancar.


772. Agar pasien merasa nyaman selama pembedahan
berlangsung.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di kamar operasi.

192
Prosedur 773. Perlengkapan
774. 1 set epidural steril terdiri dari 1 kom kecil,1 doek
bolong dan 10 buah kasa
775. Penster klem
776. Sarung tangan steril
777. Bethadin solution
778. Sepuit sesuai kebutuhan
779. Catheter peridural ( peridural set)
780. NaCl 0,9%
781. Obat-obatan untuk anestesi local : xylocain inj.
782. Obat-obatan untuk anetesi epidural :naropin,marcain
0,5%.
783. Monitor tekanan darah

784. Langkah-langkah
Dibantu oleh 2 (dua) orang perawat.

Perawat I
785. Mencuci tangan
786. Memasang sarungn tangan
787. Memasang infus
788. Memasang monitor tekanan darah,EKG,saturasi O2
789. Membentangkan doek steril diatas meja dan
meletakkan doek steril : kasa stril,kom yang berisi bethadine
solution,penster klem,sarung tangan steril,spuit 20cc,spuit 5c
dan peridural set

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER UNTUK MELAKUKAN ANESTESI
INCLUDEPICTU EPIDURAL
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 090/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

193
Prosedur Perawat II
790. Mengatur posisi pasien.
791. Dokter akan melakukan pemasangan catheter
peridural.
792. Membantu pasien untuk posisi tidur sesuai kebutuhan
untuk pembedahan.
793. Membuka set epidural steril steril diatas meja mengisi
kom steril dengan bethadin solution, meletakkan penster klem
steril membuka sarung tangan steril, spuit 20cc, spuit 5cc dan
catheter peridural yang akan dipakai.
794. Menyiapkan obat-obatan yang akan diberikan kepada
pasien
795. Memfiksasi catheter peridural dengan plester.
796. Dokter memakai sarung tangan steril.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MONITORING PASIEN SELAMA ANESTESI

194
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 091/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh tim anestesi untuk mengawasi
keadaan pasien selama dilakukan pembiusan.

Tujuan 797. Untuk memonitor kondisi pasien selama dilakukan


pembiusan.
798. Untuk menjamin pasien dalam keadaan aman dan nyaman
selama dilakukan pembedahan.
799. Untuk dapat mengambil tindakan secepat mungkin bila terjadi
tanda-tanda kegagalan monitoring selama anestesi.
800. Agar pembedahan berjalan dengan baik dan lancar.

Kebijakan 801. Pengawasan dilakukan oleh perawat anestesi.


802. Selama pembedahan pasien harus senantiasa mendapat
pengawasan perawat anestesi.
803. Monitoring ini dilakukan oleh perawat yang telah
mendapatkan pelatihan dasar-dasar anestesi.

195
Prosedur 804. Perlengkapan
805. Mesin anestesi.
806. Bed side monitor.
807. Formulir catatan anestesi.

808. Langkah-langkah:
809. Cek kondisi mesin anestesi : sircuits terpasang
dengan benar, in dan out sircuits, monitoring anestesi
berjalan dengan benar, tidak ada kebocoran gas, gas N2O
dan O2 berjalan dengan optimal.
810. Cek kondisi bed side monitor fungsi maupun
kelengkapannya
811. Setelah pasien dilakukan pembiusan pastikan pasien
dalam posisi nyaman.
812. Pasang manset Tekanan darah salah satu lengan
yang tidak terpasang iv kateter.
813. Pasang oksimetri pada ujung jari pada tangan yang
tidak ada viksasi manset.
814. Pasang elektrode EKG pada lokasi intercostal apek
kiri dan kanan jantung dan distal kiri jantung.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MONITORING PASIEN SELAMA ANESTESI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 091/5.1/04/08/08 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

196
Prosedur 815. Langkah-langkah:
816. Pasang kabel elektrode pada elektrode EKG sesuai
lokasi : merah (R) kanan atas,kuning (L) kiri atas,dan hijau di
bagian kiri bawah.
817. Lakukan perekaman monitoring setiap 5 menit sekali
pada tekanan darah.
818. Pengawasan yang dilakukan selama pembedahan
meliputi :
a. Tanda-tanda vital :
819. Tensi.
820. Nadi.
821. Suhu.
822. Pernafasan.
823. Irama jantung.
824. Saturasi oksigen.
825. Kesadaran pasien.
826. Relaksasi otot-otot pasien.
827. Keseimbangan cairan.
828. Jumlah jenis obat/cairan yang telah diberikan.
829. Perubahan yang terjadi selama operasi.
830. Semua hasil pemantauan dan pemberian terapi harus
di dokumentasikan pada formulir catatan anestesi dan
dokumentasi keperawatan.
831. Setiap pemberian terapi harus berdasarkan instruksi
dokter anestesi.

Unit Terkait Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE

197
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 092/5.1/04/08/08 00 1/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh bidan/perawat untuk membantu dokter
dalam melakukan tindakan kuretase.

Tujuan 832. Agar tindakan kuret dapat berjalan dengan lancar tanpa
kesulitan.
833. Agar alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap.
834. Agar pasien dapat menjalni tindakan dengan tenang.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan dibantu


oleh perawat/bidan

198
Prosedur 835. Perlengkapan
836. Kamar tindakan yang siap pakai.
837. Persiapan alat-alat.
838. Alat-alat vacum kuret (suction kuret) bila diperlukan
yang terdiri dari :
839. Mesin vacum.
840. Tabung kaca berukuran 1 liter untuk menampung
cairan darah dan sisa konsepsi.
841. Kanule aspirasi.
842. Slang silicon untuk penghubung dari mesin suction ke
kanule aspirasi.
843. 1 (satu) set alat kuretase,terdiri dari :
844. 1 (satu) pasang sarung tangan.
845. 1 (satu) kom bethadine.
846. 1 (satu) pasang speculum sim.
847. 1 (satu) buah sonde uterus.
848. 1 (satu) buah kogel tang (tenakulum).
849. 1 (satu) buah abortus tang.
850. 1 (satu) buah tampon tang.
851. Beberapa ukuran dilatator hegar yang disediakan,
ukuran bertahap no 4 s/d 7.
852. Kasa.
853. Sendok kuret tajam ukuran kecil sampai besar.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 092/5.1/04/08/08 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008
Di ruang tindakan sampai pasien sadar.
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

199
Prosedur 854. Langkah-langkah
855. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien
tentang :
856. Persiapan yang akan dilakukan
857. Petugas yang akan membantu dalam melakukan
tindakan.
858. Gambaran tindakan yang akan dialami dan perawat
sesudah tindakan
859. Meminta pasien untuk menandatangani surat
persetujuan tindakan.
860. Menganjurkan pasien untuk :
861. Mengosongkan kandung kencing.
862. Mengganti baju dengan baju kamar operasi.
863. Membaringkan pasien pada meja tindakan.
864. Mendekatkan meja mayo disebelah kiri pasien bagian
bawah.
865. Mengatur posisi pasien dengan posisi litotomi dengan
meletakkan kaki pasien pada tempat kusus untuk kaki pasien.
866. Membantu dokter anestesi untuk memulai anestesi.
867. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan larutan
desinfektan.
868. Mencuci tangan secara prosedural dan memakai
sarung tangan steril.
869. Memegang speculum yang sudah di pasang oleh
dokter untuk membuka vagina selama dokter melakukan
tindakan.
870. Setelah selesai dokter melakukan tindakan,melepas
sarung tangan.
871. Membersihkan alat genitalia eksterna dan memasang
pembalut wanita serta merapihkan pasien.
a. Mengobservasi tada-tanda vital.
b. Kesadaran.
872. Keluhan lain : mual, pusing, muntah.
873. Jangan meninggalkan pasien sendiri
874. Mempersilahkan keluarga untuk mendampingi pasien
setelah pasien sadar.
875. Memberikan minum kepada pasien setelah 2 jam
apabila tidak mual.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN KURETASE

200
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 092/5.1/04/08/08 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008
Di ruang tindakan sampai pasien sadar.
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)
Prosedur 876. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk di
rumah, meliputi :
877. Waktu kontrol
878. Obat-obatan yang harus di minum
879. Hal-hal yang harus dilakukan sesuai instruksi dokter
setelah keluarga menyelesaikan surat ijin meninggalkan
rumah sakit
880. Mencatat temuan selama tindakan, obat yang dipakai
dalam berkas medis.
881. Mendokumentasikan jenis tindakan yang dilakukan
pada buku tindakan kamar bersalin.

Unit Terkait Kamar Bersalin

201
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
INCLUDEPICTU TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 093/5.1/04/08/08 00 1/3
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membantu dokter dalam mengakhiri persalinan dengan
mengguanakn forcep.

Tujuan 882. Agar persalinan dapat berjalan dengan lancar


883. Agar alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap
884. Agar pasien menjalani persalinan dengan tenang

Kebijakan Semua alat yang dipergunakan untuk tindakan extraksi forcep harus
digunakan secara terinci berfungsi secara optimal.

202
Prosedur 885. Perlengkapan
a. Set partus yang sudah dibuka dan diletakkan diatas meja:
b. 1( satu) ½ kocher
c. 1 ( satu ) Gunting episiotomy
d. 2 ( dua ) klem tali pusat
e. 1 ( satu ) gunting tali pusat
f. 1 ( satu ) metal cateter
g. 1 ( satu ) naald voeder
h. 1 ( satu ) pincet sirurgis
i. 1 ( satu ) gunting benang
j. 2 ( dua ) pasang sarung tangan
k. 2 ( dua ) duk steril
l. Kassa
m. Kapas lisol
n. Kom betadin
o. Bengan jahit sesuai instrukai dokter

p. Alat – alat lain :


q. Piala ginjal
r. Spuit 3 cc dan 5 cc
s. Lampu sorot
t. Skort

u. Obat – obatan :
v. Lidocain 2%
w. Pospargin,induksin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
INCLUDEPICTU TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 093/5.1/04/08/08 00 2/3
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

203
Prosedur x. Alat–alat keperluan bayi
y. Infant warm dipanaskan dengan dialasi dua buah duk
steril
z. Suction thomas di cek sebelumnya
aa. Menyediakan alat-alat resusitasi bayi : ambu bag, ETT no
2,5 s/d 3,5 , laryngoscope, umbilical, penghisap lender
bb. Oksigen siap pakai
cc. 1 (satu) pasang sarung tangan
dd. Kasa steril untuk pembungkus tali pusat
ee. bethadine solution
ff. Obat-obatan emergency, misalnya : sodium bicarbonas,
adrenalin, dextrose 40%, VIT k
gg. Lembar surat keterangan lahir
hh. Lembaran surat keteraangan lahir
ii. Gelang bayi (pink/biru)
jj. Stetoscope

kk. Alat ektraksi Forcep terdir dari 2 (dua) sendok yang terbuat
dari logam

886. Langkah–langkah :
887. Perawat dan bidan melakukan cuci tangan prosedural
888. Memberikan kepada keluarga dan pasien tindakan
yang akan dilakukan
889. Membuat persetujuan pernyataan tindakan yang
ditandatangani oleh pasien, suami pasien, keluarga dan
dokter
890. Pasien ditenangkan dan dibaringkan dengan posisi
litotomy
891. Mengosongkan kandung kemih, bila pasien tidak
dapat berkemih sendiri, kalau perlu kandung kemih di kateter
892. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan
desinfektan (betadin solution) dan memasang duk steril
dibawah/ bokong pasien
893. Menasehatkan pasien supaya mendengarkan
instruksi dokter untuk mengejan dan menarik nafas (seperti
pada partus normal)
894. Asisten 1 mencuci tangan dan memakai sarung
tangan steril
895. Menutup perut ibu dengan duk steril untuk meletakkan
bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
TINDAKAN EKTRAKSI FORCEP

204
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 093/5.1/04/08/08 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 896. Membantu dokter melakukan tindakan :
a. Asisten I , berada di bawah kaki pasien memegang sendok
forcep
b. Asisten II, berdiri di sebelah kiri pasien menahan fundus agar
tidak terdorong keatas
c. Asisten III, berdiri siap untuk melakukan resusitasi bayi saat
bayi lahir.
897. Membantu dokter saat mengeluarkan placenta
898. Membantu dokter dalam menjahit episiotomy
899. Mengobservasi TTV,kesadaran pasien dan kontraksi
uterus
900. Mengukur jumlah darah pada saat partus
901. Membuka sarung tangan
902. Perawat dan bidan melakukan cuci tangan secara
prosedural
903. Memindahkan pasien keruang perawatan setelah 2
(dua) jam post pasrtum, jika keadaan umum baik dan tidak
ada perdarahan.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

205
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
INCLUDEPICTU TINDAKAN EKTRAKSI VACUM
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 094/5.1/04/08/08 00 1/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membantu dokter dalam melakukan tindakan persalinan dengan
menggunakan alat vacum.

Tujuan 904. Agar persalinan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala.
905. Agar alat–alat yang diperlukan tersedia dengan lengkap.
906. Agar pasien dalam menjalani persalinan dengan tenang.

Kebijakan 907. Semua perawat atau bidan dapat melakukan tindakan ini.
908. Semua alat tersedia secara rinci dan berfungsi sebelum
dilakukan tindakan.

206
Prosedur 909. Perlengkapan
Sama dengan persiapan persalinan normal : Alat keperluan bayi,
ditambah dengan alat ektraksi vacum (alat penghisap) yang
terdiri dari :
910. Mangkok silicon berdiameter 30–60 mm
911. Tabung untuk menampung cairan darah, ketuban dll.

912. Langkah–langkah
913. Mencuci tangan secara prosedural sebelum
melakukan tindakan
914. Memberitahukan kepada pasien dan keluarga (suami)
tindakan yang akan dilakukan
915. Membuat persetujuan pernyataan tindakan yang akan
ditandatangani oleh pasien/ suami / keluarga
916. Pasien dengan posisi litotomi.
917. Mengosongkan kandung kemih, bila pasien tidak
dapat berkemih sendir. Kalau perlu kandungan kemih di
kateter
918. Membersihkan alat genitalia eksterna dengan
desinfektan (betadin solution ) dan memasang kain steril
dibagian bawah / bokong pasien
919. Memberitahu kepada pasien supaya mendengarkan
instruksi bidan untuk cara mengajan dan menarik nafas
(seperti pada partus normal).

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER MELAKUKAN
INCLUDEPICTU TINDAKAN EKTRAKSI VACUM
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 094/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

207
Prosedur 920. Langkah – langkah
921. Periksa dahulu kondisi alat secara
keseluruhan.Pastikan bahwa seluruh bagian telah terpasang
dan pada kondisi siap digunakan,seperti jar telah tertutup
rapat dengan lid (penutup jar).Tubing telah terpasang sesuai
dengan alirannya. Clampholder juga sudah terpasang dan
diatur arahnya untuk pergantian antar jar yang satu ke jar
berikutnya. Seluruh komponennya juga dalam keadaan
steril.Alat siap digunakan.
922. Hubungkan kabel konektor ke stop kontak listrik
923. Aktifkan alat dengan menekan tombol switch/off yang
tersedia
924. Setelah menekan tombol switch on segera mesin
akan menyala,gunakan pengatur isapan (vacum regulator)
dengan memutar ke arah maksimal sesuai kebutuhan.
Pastikan bahwa ada isapan dengan menutup salah satu
ujung tubing/selang sehingga dapat dirasakan kekuatan
isapnya. Apabila tidak ada isapan, segera periksa kembali
kondisi alat dan bila perlu mulai dari awal.
925. Setelah kepala bayi lahir, lendir diisap dan diletakkan
diatas perut ibu yang dialasi dengan suk steril. Bayi
dikeringkan dari lendir, darah dan cairan ketuban, kemudian
dibungkus dengankain steril . Bayi dirawat seperti biasa pada
partus normal.
926. Perawat mencuci tangan prosedural
927. Megobservasi pasien stiap 15 menit selama 2 jam,
meliputi;
i. tanda- tanda vital
ii. Kontraksi uterus
iii. Perdarahan kala IV
928. Memindahkan pasien keruang perawatan setelah 2
jam post partum dengan keadaan umum baik dan tidak ada
perdarahan
929. Melakukan serah terima pasien dengan perawat
dengan menggunakan formulir pindah

Unit Terkait Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM MEMPERSIAPKAN ALAT UNTUK
MENOLONG PERSALINAN SPONTAN

208
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 095/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Upaya / kegiatan untuk membantu dokter saat menolong persalinan
spontan.

Tujuan 930. Agar perasaan pasien tenang dalam menghadapi persalinan


931. Agar persalinan berjalan dengan lancar
932. Agar kebutuhan pasien dan dokter selama persalinan
berlangsung dapat terpenuhi

Kebijakan Semua perawat dan bidan dapat melakukan tindakan ini dengan
latar pendidikan DIII Kebidanan atau Keperawatan.

209
Prosedur 933. Perlengkapan
a. Untuk keperluan ibu :
Set partus ysng sudah dibuka dan diletakkan diatas meja,
terdiri dari :
934. (satu) gunting episiotomi
i. (dua) klem tali pusat
b. 1 (satu) gunting tali pusat
c. ½ kocher untuk pemecahan selaput ketuban
d. 1 (satu) Kateter logam
e. 1 (satu) Nalpoeder
f. 1 (satu) Pincet sirusgis
g. 1 (satu) Gunting benang
h. 1 (satu) kom bethadin di isi dengan 50cc bethadin
i. Kasa steril
j. Kapas lisol
k. 2 (dua) Doek steril
l. Alat-alat lain seperti :
m. Korentang dalam tempatnya
n. Piala ginjal
o. Benang chromic 2-0
p. Spuit 3cc dan 5cc
q. Lampu sorot
r. Sepatu boot
s. Kendil

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER DALAM MEMPERSIAPKAN ALAT UNTUK
INCLUDEPICTU MENOLONG PERSALINAN SPONTAN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 095/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

210
Prosedur t. Alat-alat persiapan untuk mandi :
u. 2 ( dua ) handuk besar
v. 4 (empat) waslap
w. 1 (satu) pembalut wanita ukuran besar
x. Gurita dan baju ibu
935. Obat-obatan
a. Lidocain 2%
b. Methergin
c. Syntosinon
936. Alat-alat keperluan bayi :
a. Incubator tranportasi dipanaskan
b. suction thomas dicek sebelumnya
c. Menyediakan alat-alat resusitasi bayi,antara lain :
ambu bag, ETT no 2,5 s/d 3,5 : laringoscope,
umbilikal klem
d. Oksigen siap pakai
e. 1 (satu) pasang sarung tangan steril
f. Kassa
g. Bethadine solution
h. Obat-obatan emergency, misalnya : sodium
bicsrbonst, adrenalin, dextrose 40%, vit K
i. Lembar surat keterangan lahir
j. Gelang bayi (pink dan biru) sesuai jenis kelamin bayi
k. Stetoscope litman kecil

937. Langkah–langkah
a. Memberi skort pada dokter
b. Meja instrument berisi set partus diletakkan disisi sebelah
kanan tempat tidur
c. Pasien berbaring dalam posisi dorsal recumbent untuk
dilakukan periksa dalam. Dokter diberi sarung tangan sesuai
nomor.

Unit Terkait Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMOTONG DAN MENGKLEM TALI PUSAT

211
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 096/5.1/04/08/08 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memutuskan hubunga tali pusat bayi dengan placenta ibu pada saat
bayi baru lahir.

Tujuan 938. Secara fisik memisahkan hubungan lansung antara ibu


dengan bayi.
939. Mencegah perdarahan.
940. Mencegah infeksi.

Kebijakan Pemotongan tali pusat bayi dilakukan oleh penolong persalinan.

Prosedur 941. Persiapan


942. Bak instrumen yang berisi alat-alat steril
943. Klem arteri
944. Gunting tali pusat
945. Cord clam
946. Sarung tangan 1 pasang
947. Kasa
948. Alkohol 70%
949. Bethadin
950. Korentang beserta tempatnya

951. Pelaksaan
952. Perawat cuci tangan
953. Pakai sarung tangan
954. Klem tali pusat bayi pada jarak kurang lebih 5 cm dari
pusat bayi dengan cord clam
955. Gunting sisa tali pusatnya
956. Bubuhkan bethadin diujung potongan tl pusat
957. Bungkus tali pusat bayi dengan kasa yang sudah
dibasahi dengan alkohol 70%

212
Unit Terkait 958. Kamar Bersalin
959. Ruang Rawat Inap Bayi
960. Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTION CATHETER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 097/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan cairan amnion, lendir dan darah melalui mulut dan
hidung dengan suction catheter segera setelah bayi lahir.

Tujuan 961. Bayi dapat bernafas dengan normal.


962. Tidak ada cairan amnion, lendir, darah di mulut dan hidung.

Kebijakan 963. Tindakan menghisap lendir dengan suction catheter mampu


melakukan atau menilai suara nafas bayi,karakteristik pernafasan
bayi .
964. Sebelum melakukan tindakan lakukan pengecekan alat dapat
berfungsi dengan optimal.

213
Prosedur 965. Persiapan
a. Perangkat penghisap lendir
b. Kateter penghisap lendir sesuai kebutuhan (no 6, 8, 10)
c. Aquadest dalam kom steril
d. Sarung tangan steril 1 pasang
e. Kasa steril

966. Pelaksanaan
a. Alat – alat disiapkan.
b. Perawat cuci tangan.
c. Kateter penghisap disambungkan dengan selang penghisap
lendir.
d. Mesin penghisap lendir dihidupkan dan atur tekanan + 40
mmhg.
e. Perawat memakai sarung tangan.
f. Setelah bayi lahir bersihkan mulut bayi dengan kasa steril.
g. Isaplah lendir berulang kali dengan tekanan 80 mmHg mulai
dari mulut kemudian hidung dan bilas kateter dengan
aquadest steril sampai bersih.
h. Mesin penghisap dimatikan.
i. Alat-alat dirapihkan.
j. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait 967.Kamar Bersalin.


968. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER UNTUK INDUKSI DENGAN LAMINARIA
INCLUDEPICTU BATANG
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 098/5.1/04/08/08 00 1/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mempersiapkan ibu untuk dilakukan tindakan induksi dengan
pemasangan batang laminaria stiff.

214
Tujuan 969. Agar dokter bisa melakukan tindakan dengan lancar
970. Agar proses pengakhiran kehamilan dapat berjalan dengan
aman
Indikasi :
971. Pasien dengan missed abortion
972. Kematian janin intra uteri >12 minggu

Kebijakan Tindakan ini dilakukan oleh dokter kebidanan.

973. Perlengkapan
a. Formulir persetujuan tindakan
b. Formulir rekam medik yang diperlukan
c. Alat-alat medik (tensimeter, termometer)
d. Batang laminaria stiff yang dibutuhkan dengan ukuran S,M,L
e. Sarung tangan
f. Instrument untuk tindakan :
i. Doek steril : 1 buah
ii. Speculum sim : 1 pasang
iii. Kogel tang : 1 buah
iv. Tampon tang : 1 buah
v. Roll tampon : 1 buah
vi. Gunting panjang : 1 buah
vii. Mangkok betadine : 1 buah
g. Lampu tindakan

974. Langkah-langkah
a. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pasien dan keluarganya dianjurkan untuk mengisi dan
menandatangani surat persetujuan tindakan.
c. Meminta dokter untuk menandatangani formulir persetujuan
tindakan.
d. Melakukan pemeriksaan umum, meliputi : keadaan umum
pasien dan tanda-tanda vital.
975. Menyiapkan alat-alat untuk tindakan dan diletakkan
pada meja mayo

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU DOKTER UNTUK INDUKSI DENGAN LAMINARIA
INCLUDEPICTU BATANG
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 098/5.1/04/08/08 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

215
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


976. Posisi pasien dengan sikap litotomy
977. Bidan mencuci tangan dan memakai sarung tangan
steril
978. Membantu dokter pada saat pemasangan laminaria
stift, yaitu Bidan berada di bagian bawah kaki pasien, sambil
memegang speculum. Saat dokter memasang batang
laminaria stift sampai beberapa batang laminaria terpasang
(sesuai kebutuhan dokter)
979. Sarung tangan dilepaskan dan mencuci tangan
980. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada
tempatnya
981. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dan diberi
selimut
982. Mencatat kegiatan yang dilakukan pada catatan
observasi

Unit Terkait Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PALPASI KEHAMILAN

216
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 099/5.1/04/08/08 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara palpasi.

Tujuan 983. Untuk menentukkan usia kehamilan


984. Untuk menentukan posisi bayi
985. Untuk menentukaan masuknya kepala ke pintu atas panggul
986. Untuk menentukan presentasi dan kelainan kehamilan dalam
uterus

Kebijakan Prosedur ini hanya bisa dilakukan oleh bidan.

Prosedur Cara :
987. Bidan mencuci tangan secara prosedural
988. Penjelaskan tindakan yang akan dilakukan
989. Lingkungan diaiapkan,tutup tirai jaga privasi pasien

Leofold I
990. Klien dalam posisi tidur terlentang, kedua kaki dibengkokkan
pada lutut
991. Pemeriksaan berdiri disebelah kanan klien dan melihat
kearah muka klien
992. Rahim dibawa ketengah, tangan kiri menentukkan tingginya
fundus uteri dan menentukkan bagian-bagian anak yang terdapat
dalam fundus

Leofold II
Kedua tangan pindah ke samping, tentukkan punggung anak
( punggung anak terdapat didaerah yang memberikkan rintangan
yang terbesar ).

Leopold III
Tangan kanan memegang bagian bawah antara ibu jari dan jari
lainnya, perhatikan apakah bagian bawah masih dapat di
goyangkan.

217
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PALPASI KEHAMILAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 099/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur Leopold IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki klien dengan kedua tangan,
tentukan apa yang menjadi bagian bawah, apakah bagian bawah
sudah masuk kedalam pintu atas panggul dan seberapa masuknya.
Konvergen : Hanya bagian kecil dari bagian bawah turun kedalam
rongga panggul.
Sejajar : separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul
Divergen : Bagian kepala masuk kedalam rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.
993. Mencuci tangan secara prosedural setelah melakukan
tindakan
994. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
995. Menjelaskan hasil pemeriksaan ke pasien

Unit Terkait 996. Rawat jalan


997. UGD
998. Kamar Bersalin

218
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PLACENTA MANUAL
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 100/5.1/04/08/08 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 21-08-2008

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan melepaskan placenta yang mengalami retensio
dengan tangan.

Tujuan Mencegah perdarahan.

Kebijakan Prosedur manual placenta hanya dilakukan oleh dokter.

219
Prosedur 999. Persiapan alat
a. Sarung tangan panjang
b. Obat – obat utero tonika
c. Spuit

1000. Persiapan klien


a. Klien diberitahu
b. Klien tidur dengan posisi lithotomy
c. Pasang infus dextrose 5% + 1 ampul Syntosinon untuk
profilaksis

1001. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pakai sarung tangan panjang
c. Bersihkan daerah vulva dan sekitarnya dengan kapas savlon
d. Lakukan tindakan aseptic dan anti septic daerah vulva dan
sekitarnya dengan bethadine

Unit Terkait Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PEMERIKSA DALAM (TOUCHER)
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 101/5.1/04/01/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

220
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemeriksaan dengan memasukkan jari kedalam vagina untuk
mengetahui keadaan yang ada dalam organ tersebut.

Tujuan Untuk mengetahui atau menilai keadaan posisi genitalia interna


kemajuan persalinan, pembukaan / keadaan serviks dan posisi janin.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 1002. Persiapan alat :


a. Pot dan air cebok,larutan savlon 5,5 %
b. Kapas steril kering
c. Kom berisi savlon dan bengkok kosong
d. Sarung tangan steril sesuai ukuran
e. Duk steril
f. Nelaton kateter

1003. Persiapan klien :


a. Klien diberikan penjelasan tentang tujuna dan cara kerjanya
b. Klien diminta mengosongkan kandung kencing
c. Klien dianjurkan menarik nafas dalam dan relak

1004. Pelaksanaan
a. Klien diberi tahu
b. Alat-alat disiapkan dan didekatkan ke klien,gorden di tutup
c. Pasang sarung tangan
d. Bersihkan labia mayora kiri dan kanan dengan arah dari atas
ke bawah dengan kapas savlon satu kali pakai kemudian
dibuang ke bengkok
e. Kemudian bersihkan labia matora kiri dan kanan,vesibulum
dan terakhir perinuem
f. Ibu jari dan telunjuk membuka labia minora,tangan kanan
memegang nelaton kateter yang diberi zat pelicin,kemudian
dimasukkan ke orificium uretra penderita untuk mengeluarkan
urin sampai habis
g. Angkat pot dan pasang duk steril dibawah bokong klien.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PEMERIKSA DALAM (TOUCHER)

221
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 101/5.1/04/01/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur h. Mengganti sarung tangan steril dan beri zat pelicin
i. Periksa dalam dilakukan dengan memasukkan kedua jari
tangan kanan (jari tengah lalu telunjuk ) perlahan-lahan
dengan arah keatas menyorong
j. Setelah pemeriksaan dalam selesai, sarung tangan dibuka
disimpan di bengkok yang telah disediakan
k. Setelah selesai klien dirapihkan ,alat-alat dibersihkan dan
cuci tangan

1005. Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Keadaan vagina
a. Lembek dan mudah tegang
b. Dingin dan lembab
c. Tegang dan kaku
d. Ada parut di bagian bawah
e. Ada tumor dan sebagainya
2. Serviks dan ostium
a. Ada pembukaan
b. Terasa lembek atau keras
c. Apakah masih tertutup
d. Ada terasa edema
e. Berapakah luasnya pembukaan (dalam cm) diukur
dengan jarak antara dua jari yang meraba luas
pembukaan tersebut
3. Kantong ketuban
a. Kantong ketuban utuh,pada saat kontraksi tegang
b. Kantong ketuban sukar teraba menandakan kemungkinan
kantong telah

Unit Terkait 1006. UGD


1007. Ruang Rawat Inap Ibu
1008. Kamar Bersalin

222
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN TINDAKAN EPISIOTOMY
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 102/5.1/04/01/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu sayatan yang dibuat di perinium pada akhir kala II persalinan
untuk mencegah robekkan atau mempercepat kelahiran bayi.

Tujuan 1009. Mencegah robekkan perineum atau regangan jaringan


perineum yang berlebihan misalnya pada bayi yang sangat
besar.
1010. Melindungi bayi dan trauma lahir misalnya pada bayi
prematur.
1011. Mencegah kerusakan jaringan pada bayi dan ibunya pada
kasus letak/ presentasi abnormal (bokong, muka, ubun kecil
dibelakang) dengan menyediakan empat lebih luas untuk
persalinan yang aman.

Kebijakan Tindakan ini hanya dilakukan oleh dokter.

223
Prosedur 1012. Persiapan alat
a. Satu set alat untuk persalinan normal
b. Satu set untuk menjahit perineum

1013. Prosedur utama : pertolongan persalinan

1014. Anti septik / aseptik

1015. Episiotomy
1016. Anestesi lokal
a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan
dengan bantuan agar ibu merasa tenang.
b. Ambil spuit 5 cc kemudian isi dengan bahan anestesi
(lidocain 2%).
c. Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah diantara kepala
janin dan perineum) masukan obat anestesi.
d. Tusukan jarum tepat dibawah kulit prineum pada daerah
komisura posterior.
e. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 kesebelah kiri
(atau kanan) garis tengah perinuem. Lakukan aspirasi
untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki
pembuluh darah.
f. Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimum
sebelum episiotomy dilakukan. Apabila kepala bayi
menjelang keluar lakukan episiotomy dengan segera
diantara his sebagai upaya untuk mengurangi
perdarahan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN TINDAKAN EPISIOTOMY
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 102/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

224
Prosedur g. Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan
perineum, ibu masih merasakan nyeri tambahkan lidocain
pada daerah nyeri.
h. Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk
mencegah auskultasi bahan anestesi hanya pada satu
tempat dan mengurangi kemungkinan penyuntikan
kedalam pembuluh darah.
1017. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.
b. Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi
dan perineum searah dengan rencana sayatan.
c. Tunggu sampai dengan puncak his, kemudian selipkan
gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan
jari tengah.
d. Gunting perineum dimulai dari fourchel (comisura
posterior) 45 kelateal (kiri atas kanan).
e. Lanjutkan pimpinan persalinan.

1018. Melahirkan bayi.

1019. Melahirkan placenta.

1020. Menjahit luka episiotomy


a. Atur posisi ibu menjadi posisi lithotomy dan arahkan cahaya
lampu sorot pada daerah yang benar.
b. Keluarkan sisa darah dari dalam luman vagina, bersihkan dari
vulva dan perineum.
c. Bila diperlukan pasang tampon/kasa kedalam vagina untuk
mencegah darah mengalir kedaerah yang akan dijahit.
d. Letakkan duk dibawah bokong ibu.
e. Uji efektifitas anestesi lokal yang diberikan sebelum
episiotomy (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka) jika
terasa sakit tambahkan anestesi lokal sebelum penjahitan
dilakukan.
f. Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa
dan aman dari cemaran.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN TINDAKAN AMNIOTOMI

225
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 103/5.1/04/01/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan
membuka robekan kecil yang kemudian akan melebar secara
spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan didalam
rongga amnion.

Tujuan 1021. Untuk mengurangi tekanan kepala bayi.


1022. Untuk mengurangi ruptur perineum.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

226
Prosedur 1023. Persiapan alat :
a. ½ kocher.
b. 1 wadang berisi sarung tangan dan kapas savlon.

1024. Pelaksanaan :
a. Bila ketuban belum pecah, lakukan pemecahan selaput
ketuban.
b. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kepala
janin atau tali pusat.
c. Masukkan ½ kocher bergigi diatas telunjuk dari jari tangan
kanan sehingga menyentuh selaput ketuban.
d. Saat selaput ketuban menegang (kontraksi) gerakkan
kedua jari tangn dalam untuk menorehkan gigi kocher
sehingga merokkan selaput amnion.
e. Tekanan ujung jari pada tempat robekan sehingga cairan
amnion keluar perlahan-lahan.
f. Setelah cairan mengalir perlahan, keluarkan ½ kocher lalu
masukkan kedalam ember larutan alkohol 0,5%.
g. Pertahankan jari tangan dalam vagina sehingga yakin terjadi
penurunan kepala serta pastikantidak teraba bagian–bagian
kecil janin yang ikut keluar atau pusat yang menumbung.
h. Keluarkan jari tangan dalam vagina, monitor denyut jantung
janin setelah ketuban pecah.

Unit Terkait 1025. Rawat Jalan.


1026. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 104/5.1/04/01/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

227
Pengertian Menyiapkan dan menjahit luka/robekan perineum atau suatu
tindakan untuk menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menjahit
robekan perineum dan melakukan penjahitan robekan perineum
untuk menyatukan kembali vagina dan perineum yang terluka.

Tujuan 1027. Agar proses penjahitan robekan perinuem berjalan dengan


lancar.
1028. Mencegah perdarahan akibat robekan perinuem.

Kebijakan Semua alat-alat yang dipergunakan untuk menjahit robekan


perineum tersedia secara rinci dalam kondisi steril dan siap pakai.

Prosedur 1029. Persiapan alat


1030. Meja instrumen.
1031. 1 duk steril untuk alas meja instrumen.
1032. Susun diatas duk steril secara berturut-turut :
a. 1 (satu) pasang sarung tangan steril
b. 1 (satu ) Needle Holder
c. 1 (satu) pincet anatomis
d. 1 (satu) pincet sirurgis
e. 1 (satu) gunting benang
f. Benang chromic 2-0
g. Kasa steril
h. Kom bethadin
i. Kapas savlon
1033. Tutup instrumen yang sudah tersusun diatas meja
instrumen dengan duk steril.

1034. Persiapan obat anestesi lokal


Tarik 5 cc lidocain 2% dalam spuit 5 cc.

1035. Persiapan pasien


a. Pasien diberitahu.
b. Atur posisi dalam posisi lithotomi.

1036. Pelaksanaan
a. Perawat cuci tangan secara prosedural.
b. Kenakan kedua sarung tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBANTU MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

228
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 104/5.1/04/01/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

229
Prosedur 1037. Bersihkan darah luka eposiotomi/rupture, vulva
sampai ke daerah sekitar lipat paha pasien dengan savlon
1038. Lakukan desinfeksi dalam larutan betadine
1039. Pasang duk steril dibawah bokong pasien
1040. Lakukan pemberian anestesi lokal
1041. Siapkan benang dan nalpoeder
1042. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi
laserasi dan sumber perdarahan
1043. Bila ujung luka/sumber perdarahan sudah ditemukan
dengan tangan kiri membuka vagina supaya ujung luka
terlihat, tangan kanan dengan memegang nalpoeder lakukan
penjahitan ujung luka kemudian ikat dengan kuat
1044. Lakukan penjahitan mulai dari bagian yang paling
distal dari operator dan teruskan sampai keluar vagina secara
jelujur dan setelah robekan himen disatukan ikat dengan kuat
dan potong sisa benang
1045. Kemudian lakukan penjahitan robekan perineum mulai
dari lapisan yang paling dalam (otot) secara lapis demi lapis
sampai kebagian kulit
1046. Untuk menutup kulit dapat dilakukan penjahitan sub
kutis/jahit kulit secara jelujur, kemudian ikat benang diujung
luka
1047. Lakukan eksplorasi lagi untuk memastikan bahwa
robekan sudah terjahit seluruhnya dan tidak ada perdarahan
dari luka robekan
1048. Lakukan rectal toucher untuk memastikan jahitan tidak
menembus rectum sekaligus memastikan otot sphincter ani
bekerja dengan baik dengan cara meminta pasien
mengerutkan rectum seperti menahan BAB
1049. Setelh dipastikan semua baik, bersihkan daerah vulva
dan sekitarnya dan kompres jahitan dengan kasa betadin
1050. Rapihkan pasien dan kembalikan keposisi telentang
dengan kaki lurus
1051. Bersihkan instrumen, lepas sarung tangan, cuci
tangan prosedural.

Unit Terkait Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM EXTRAKSI

230
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 105/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan vacum
extraksi.

Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi yang lahir dengan


tindakan vacum extraksi sesuai dengan kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

231
Prosedur 1052. Persiapan
Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi baru lahir.

1053. Pelaksanaan
1054. Membuat file/status bayi bila ibu sudah pembukaan 7
cm.
1055. Menyiapkan dan mengecek alat–alat resusitasi.
1056. Bentangkan handuk diatas meja resusitasi.
1057. Nyalakan radiant warmer/lampu pemanas.
1058. Cuci tangan bila pasien sudah pembukaan lengkap.
1059. Pakai scort.
1060. Pakai sarung tangan.
1061. Setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut bayi
dibersihkan dengan kassa steril, isap lendir dari mulut
kemudian hidung dengan mucus ektraktor jika perlu.
1062. Setelah tubuh bayi lahir dari rahim ibu segera nilai
APGAR.
1063. Setelah tali pusat dipotong dan di klem dengan
cordclam, bayi diambil dengan handuk hangat langsung
diperlihatkan kepada pasien sambil menunjukkan jenis
kelaminnya.
1064. Bayi dibawa ke infantwarm yang telah di hangatkan
Bila APGAR score buruk, lakukan resusitasi oleh dokter jaga
perinatologi.
1065. Bayi langsung dibawa ke ruang perawatan bayi untuk
dilakukan tindakan dan perawatan lanjut.
1066. Bila APGAR score baik, keringkan segera bayi dan air
ketuban dan darah dengan handuk yang telah dihangatkan
dan bersihkan vernix caseosa dengan minyak.
1067. Bayi di bedong dan dilakukan IMD dengan
menempelkan mulut bayi pada puting susu ibu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM EXTRAKSI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 105/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

232
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1068. Lakukan identitas, colok anus dan pengukuran pada
bayi.
1069. Berikan injeksi vit k intra muskular.
1070. Bila adaptasi, bayi dipindahkan ke ruang rawat
gabung sesuai dengan ruang perawatan ibunya.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA SECTIO CAESARIA

233
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 106/5.1/04/01/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Standar Prosedur Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Operasional Tanggal Terbit
12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan
pembedahan.

Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi lahir secara sectio


caesaria sesuai dengan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan dibantu


oleh asisten dokter, bidan, dan perawat.

Prosedur 1071. Persiapan : lihat pada brosur persiapan pertolongan BBL


ditambah dengan set pemoyongan tali pusat.

1072. Pelaksanaan
1073. Cuci tangan secara prosedural
1074. Menyiapkan dan mengecek persiapan alat-alat
resusitasi
1075. Bentangkan 1 (satu) duk steril diatas infant warmer
1076. Menyalakan infant warmer
1077. Pasang sarung tangan
1078. Setelah bayi lahir bawa ke infant warmer yang telah
dihangatkan,
1079. Keringkan bayi dari air ketuban dan darah sambil nilai
AFGAR SCORE, bila buruk lakukan resusitasi
1080. Melakukan pemeriksaan fisik
1081. Melakukan idtifikasi, colok anus dan pengukuran
antropometri pada bayi
1082. Melakukan pemotongan tali pusat dan melanjutkan
membersihkan bayi
1083. Memberikan injeksi Vit K 1mg IM
1084. Bedong bayi dan rapihkan
1085. Bawa bayi keruang perawatan bayi

Unit Terkait Kamar Bedah.

234
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENJADUALAN OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 107/5.1/04/01/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab shift
untuk mengatur pelaksanaan operasi harian.

Tujuan 1086. Agar operasi dapat berjalan dengan lancar.


1087. Agar operasi dapat dilakukan dengan baik.

Kebijakan a. Penjadualan operasi hanya dilakukan oleh penanggung jawab


shift.
b. Penjadualan operasi lebih mendahulukan atas dasar kegawatan
dan kedaruratan pasien.

235
Prosedur A. Perlengkapan
1088. Alat tulis
1089. Buku agenda operasi
1090. Buku pengecekan harian

B. Langkah-langkah
1091. Pendaftaran dilakukan oleh Dokter Obgyn/Anastesi,
Perawat rawat jalan, Perawat bagian. Perawatan, Perawat
UGD, Pendaftaran dilakukan setiap waktu, tanpa
keterbatasan waktu.
1092. Menghubungi bagian admiting untuk konfirmasi
rencana operasi keesokan hari, yang terdaftar di admitting
dan menghubungi bagian perawatan untuk konfirmasi
rencana operasi dari pasien dibagian yang terkait yang sudah
didaftarkan ke kamar bedah
1093. Menanyakan adanya hal-hal yang belum terdaftar
meliputi : nama perawat yang dihubungi, nama lengkap
pasien, umur pasien, jam operasi, kamar pasien, tindakan
operasi yang akan dilakukan, pesan dan permintaan khusus
jika ada.
1094. Mendokumentasikan kegiatan menghubungi bagian
perawatan pada buku pengecekan harian,meliputi : tanggal,
nama pasien, umur, jenis tindakan, jam tindakan, nama
dokter yang melakukan operasi, nama bagian perawatan,
petugas bagian perawatan.

Unit Terkait 1095. Kamar Bedah


1096. Rawat jalan
1097. Ruang Rawat Inap Ibu
1098. UGD
1099. Admition

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENERIMAAN PASIEN BARU INPARTU
INCLUDEPICTU DI KAMAR BERSALIN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 108/5.1/04/01/09 00 1. /1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

236
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menerima klien baru dikamar bersalin dari poly emergency dan
ruang rawat inap kebidanan sesuai dengan indikasi.

Tujuan Agar dapat dilakukan pengobatan dan tindakan selanjutnya.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standart prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur 1. Klien dan keluarga disambut dikoridor kamar bersalin dengan


ramah.
2. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
3. Serah terima dengan perawat / keluarga yang mengantar bila
diantar.
4. Mempersilahkan suami klien atau keluarga untuk mendaftar
ulang di tempat pendaftaran,sementara keluarga yang lain
dipersilahkan untuk menunggu di runag tunggu kamar bersalin.
5. Mempersilahkan klien untuk mengganti pakaian dengan pakaian
kamar bersalin yang telah disediakan.
6. Menganjurkan klien untuk BAK.
7. Mempersilakan klien untuk berbaring dan lakukan anamnesa.
8. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
9. Melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan klien.
10. Melaporkan hasil temuan kepada dokter yang bersangkutan.
11. Membuat pendokumentasian.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan.


2. UGD.
3. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN KATETER DI KAMAR BEDAH

237
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 109/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan pemasangan kateter urine oleh perawat pada pasien
yang akan menjalani tindakan bedah.

Tujuan 1100. Untuk pemantauan produksi urne selama pembedahan.


1101. Agar tindakan pembedahan berlalan dengan lancar.
1102. Agar mencegah tidak terjadinya kecelakaan dalam
pembedahan.
1103. Untuk kenyamanan pasien.

Kebijakan Dilakukan pada pasien pre op SC oleh perawat / bidan.

238
Prosedur 1104. Perlengkapan:
1105. Urin bag steril
1106. Catheter steril
1107. Xylocain jel/pelumas
1108. Sarung tangan steril
1109. Set urine (1 kom kecil,1 doek steril,2 kasa)
1110. Bethadine
1111. NaCl
1112. Meja kecil
1113. Lembar inok urine

1114. Langkah-langkah
1115. Melakukan tindakan pemasangan kateter pasien
sudah dalam keadaan narkose.
1116. Jika pasien dengan spinal narkose petugas
menjelaskan pada pasien prosedur yang akan dijalani dan
apa kegunaannya.
1117. Mencuci tangan.
1118. Membuak set urin diatas meja.
1119. Perlengkapan alkes dibuka, disiapkan diatas set urin
dalam keadaan steril,kom kecil diisi bethadine solution.
1120. Membantu letakkan pasien dgn posisi telentang
dengan kedua lututu ditekuk dan paha dibuka.
1121. Memakai sarung tangan.
1122. Menghisap NaCL dalam spuit 10 ccc secara steril.
1123. Mendekatkan meja urin pada meja operasi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN KATETER DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 109/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

239
Prosedur 1124. Posisi petugas disebelah kanan pasien
1125. Melakukan tindakan dengan urutan :
a. Melakukan desinfeksi pada daerah sekitar pemasanngan
b. Menutup lokasi dan sekitar pemasangan dengan doek
steril
c. Memasang urin bag dan spuit berisi air steril,dipasang
pad ujung kateter bagian bawah untuk isi balon kateter
d. Ujung kateter bagian atas diberi jelly yang sudah tersedia
di meja
e. Tangan kiri membuka labia/memgang penis oriferium
uretra
f. Masukan jelly pada lubang uretra kemudian masukkan
kateter dengan menggunakan tehnik aseptik.Masukkan
sampai batas yang ditentukan
g. Tangan kiri memegang kateter yang sudah masuk
pastikan urin sudah kelihatan keluar,baru tangan kanan
memasukkan cairan steril untuk balon kateter
h. Menarik kateter keluar sampai balon kateter tertahan
sambil menekan kandung kemih hinggga urine keluar
1126. Alat-alat dirapihkan kembali
1127. Kaki pasien pada kondisi semula
1128. Kateter dan selang urin bag sejajar dengan kaki
1129. Posisi urin bag menjuntai ke bawah

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERHITUNGAN KASSA

240
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 110/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melakukan perhitungan jumlah kasa yang dipakai agar kassa sesuai
antara pre op dan post op,tidak lebih atau kurang,sebelum operasi
dan sesudah operasi.

Tujuan Untuk mencegah atau menetahui secara dini apabila ada kassa yang
tertinggal dalam tubuh pasien.

Kebijakan 1130. Setiap instrumentator harus menghitung kassa sebelum,


selama dan sesudah operasi bersama dengan sirculator.
1131. Instrumentator harus menyampaikan pada operator jumlah
kassa yang dipakai dan kesesuaian kassa sebelum operasi dan
sebelum menutup luka operasi kepada operator.
1132. Kasa yang dipergunakan dalam operasi harus tembus
fluroscopy.

Prosedur 1133. Sebelum Dokter memulai tindakan operasi, perawat


instrumentmenata instrumen.
1134. menghitung jumlah kassa yang terdiri dari kasa besar,kasa
kecil dan kassa luka dengan menyebutkan hitungan 1 sepuluh
yang akan dipakai ditata diatas meja instrument dan meja mayo.
1135. Perawat sirkuler menuliskan hitungan kassa diatas papan
tulis yang tersedia di dinding.
1136. Selama operasi berjalan apabila memerlukan kassa yang
banyak perawat siekuler dan perawat instrumen menambah
kemudian menulis tambahandipapan tulis dan menjumlahkan
dengan yang sudah ada.
1137. Setelah selesai operasi sebelum tutup peritonium perawat
ionstrumen dan sirkuler menghitung kembali semua kassa yang
kotor dan bersih kemudian dijumlahkan dan dibandingkan
dengan jumlah kasa sebelum operasi.
1138. Bila pengitungan kassa sudah sesuai dan lengkap dilaporkan
kepada operator sehingga insisi operasi ditutup lapis demi lapis.

241
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERHITUNGAN KASSA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 110/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1139. Bila perhitungan akhir tidak sesuai :
a. Menghitung ulang seluruh kassa sehingga yakin hitungan
tidak salah.
b. Beritahu operator agar tidak menutup luka operasi.
c. Tim operasi harus mengekplorasi kassa di area operasi
sampai ketemu.
d. Sirkulasi menghitung ulang kassa yang telah dipakai.
e. Lapor kepala bagian atau penanggung jawab.
f. Kelompok-kelompok melaksanakan pemeriksaan fluoroscopy.
1140. Perawat sirkulasi dan instrumentator menanda tangani
dokumentasi kelengkapan kassa operasi.

Unit Terkait Kamar Bedah.

242
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERSIAPAN KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 111/5.1/04/01/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pembedahan.

Tujuan Meletakkan alat-alat kamar operasi sesuai kebutuhan akan


membantu kelancaran operasi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat / bidan kamar operasi.

243
Prosedur 1141. Mengecek kondisis kebersihan ruangan.
1142. Mengecek temperature ruangan, temperature yang
memenuhi syarat untuk operasi 18–20 C.
1143. Mengecek kelengkapan dan kesiapan alat medik :
a. Alat elektro medik : suction, diathermi, mesin anesthesi,
lampu, mesen penghangat.
b. Meja operasi dan perlengkapannya.
c. Meja tromol, mayo, instrument, linen, pemasangan kateter,
trolleyobat anestesi.
d. Dingklik/jongkok.
1144. Menempatkan tempat sampah sesuai dengan ketentuan.
1145. Menempatkan trolley linen kotor.
1146. Mengecek kelengkapan untuk desinfeksi, seperti :
a. Bethadine.
b. Alkohol.
c. H2O2.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERSIAPAN BAHAN PATHOLOGI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 112/5.1/04/01/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

244
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh tim anestesi untuk mengawasi
keadaan pasien selama dilakukan pembedahan.

Tujuan a. Agar bahan pemeriksaan dapat tertangani.


b. Untuk memepermudah pengiriman bahan.
c. Untuk mendapat hasil yang akurat

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/ bidan pada pasien kuretase.

Prosedur 1147. Perlengkapan


1148. Formulir pemeriksaan : pathologi,Sitologi,Kultur
1149. Tempat sediaan seperti : botol, plastik, spuit
1150. Formalin cair 10%
1151. Buku ekspedisi
1152. Stiker pasien
1153. NaCL 0,9%

1154. Langkah-langkah
1155. Menyiapkan formulir pemeriksaan yang sudah
dilengkapi stiker pasien yang akan diambil sediaan
1156. Memasukkan bahan sediaan:
a. Untuk pemeriksaan kultur,bahan sediaan, ditampung
pada spuit atau botol steril
b. Untuk pemeriksaan PA bahan sediaan ditampung pada
plastik atau yang disesuaikan dengan besarnya bahan
sediaan
1157. Memberi cairan formalin pada sediaan untuk
pemeriksaan PA sehingga bahan sediaan dapat terendam
1158. Memberi identitas pada tempat sediaan dengan stiker
pasien tersebut
1159. Memperlihatkan dan menjelaskan bahan sediaan
kepada keluarga/pasien
1160. Menyiapkan bahan dan formulir pada kontener yang
disediakan
1161. Menyerahkan bahan formulir kepada pekarya untuk di
kirim ke laboratorium.

Unit Terkait 1162. Kamar bedah


1163. Laboratorium

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENGAWASAN PASIEN DIRUANG PEMULIHAN

245
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 113/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pengawasan terhadap pasien post operasi diruang pemulihan
sampai pasien dapat dikembalikan ke ruang perawatan atau
dipulangkan.

Tujuan 1164. Agar kondisi pasien post anestesi dapat terpantau dengan
optimal.
1165. Agar dapat segera diatai jika ada tanda-tanda adanya
komplikasi akibat pemberian anestesi atau pembedahan.

Kebijakan Prosedur ini dapat dilakukan oleh semua perawat kamar bedah.
Prosedur 1166. Perlengkapan
1167. Bed side monitor.
1168. O2.
1169. Obat-obatan.
1170. Standar infuse.
1171. Suction dan kateter.
1172. Ambu bag.
1173. Perlengkapan infuse.
1174. Spuit berbagai ukuran.
1175. Cairan infuse.
1176. Selimut hangat.
1177. Piala ginjal.
1178. Formulir catatan anestesi.

1179. Langkah-langkah:
1180. Memindahkan pasien dari kamar operasi ke ruang
pulih.
1181. Memasang monitor tensi, saturasi dan EKG setiap 5
sampai 15 menit.
1182. Memeriksa tanda-tanda vital dan kesadaran.
1183. Memberika O2 sesuai ketentuan dokter.
1184. Memberikan selimut hangat.

246
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENGAWASAN PASIEN DIRUANG PEMULIHAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 113/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1185. Mengobservasi jumlah tetesan infuse sesuai skema.
1186. Mengobservasi daerah sekitar operasi.
1187. Mengobservasi produksi urine.
1188. Mengobservasi fungsi dari alat-alat yang terpasang
seperti : Drain, kateter suction jenis dan jumlah cairan yang
keluar dari drain.
1189. Pengawasan kepada pasien meliputi : pengawasan
tekanan darah, suhu badan, denyut jantung, saturasi O2,
kesadaran tanda-tanda vital, perdarahan, Fungsi dari alat-alat
medik tang digunakan pasien dan keluhan pasien.
1190. Apabila ditemukan perburukan tanda vital harus
segera dilaporkan ke dokter anestesi.
1191. Memulihkan pasien jika kondisi sudah memenuhi
syarat untuk dikembalikan.
1192. Mendokumentasikan semua tindakan dan reaksi
pasien pada formulir catatan anestesi.

Unit Terkait Kamar Bedah

247
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN ALAT-ALAT PENUNJANG OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 114/5.1/04/01/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan pemasangan alat-alat penunjang
operasi.

Tujuan 1193. Agar operasi berjalan dengan lancar.


1194. Agar alat penunjang berfungsi dengan baik.
1195. Mencegah terjadi kecelakaan kerja.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di kamar operasi.

248
Prosedur 1196. Perlengkapan :
a. Diatermi.
b. Mesin suction.
c. Lampu Operasi.
d. Pengikat.

1197. Langkah-langkah
1198. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dan
mendekatkan antara lain :
a. Mesin diathermi.
b. Mesin suction.
1199. Memasang alat-alat setelah pasien dilakukan
pembiusan seperti plate diathermi.
1200. Memasang alat-alat setelah pasien steril, antara lain :
a. Menghubungkan selang suction.
b. Menghubungkan kabel diathermi steril dengan mesin
diathermi.
c. Memfokuskan lampu operasi pada daerah operasi.
1201. Mengaktifkan alat-alat penunjang yang akan dipakai :
a. Mengaktifkan suction.
b. Mengaktifkan diathermi coagulantia dan cutting sesuai
yang diminta atau standar.
c. Mengikatkan tali pada anggota badan.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN DAN PERBAIKKAN ALAT KESEHATAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 115/5.1/04/01/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

249
Pengertian Suatu ketentuan yang harus dilakukan oleh perawat,petugas
pemeliharaan dan pekarya kesehatan untuk menjaga keutuhan dan
kesiapan alat elektro medik di kamar bedah.

Tujuan 1202. Terpeliharanya alat-alat elektro medik dengan baik.


1203. Agar pembedahan dapat berjalan dengan lancar.
1204. Agar kerusakan alat dapat terdeteksi sedini mungkin.

Kebijakan Peralatan selalu siap pakai maka harus dilakukan program


pemeliharaan berkala.

Prosedur A. Pemeliharaan alat kesehatan :


a. Cantumkan kartu pemeliharaan /kartu harian alkes pada
setiap shift.
b. Cantumkan petunjuk pedoman pada setiap saat.
c. Pemeriksaan alat secara berkala dilakukan oleh bagian
maentenance.
d. Cantumkan kelayakan setiap alat pada kartu pemeliharaan
e. Bersihkan dan keringkan alat-alat sehabis pakai,sesuai
petunjuk dari tiap-tiap alat.
f. Tempatkan semua peralatan ditempat yang aman/pada
tempatnya masing-masing.

B. Perbaikkan peralatan kesehatan :


g. Data semua kerusakan peralatan di bagian bedah oleh
personiltehnik bedah sentral.
h. Kerjakan langsung kerusakan yang dapat ditasi oleh bagian
tehnik bedah.
i. Buat laporan tertulis untuk kepala bagian tentang kerusakan
alat yang tidak dapat ditangani.
j. Buat permintaan perbaikkan peralatan yang rusak oleh
kepala bagian kamar bedah kepada kepala bagian
maintenance.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN DAN PERBAIKKAN ALAT KESEHATAN

250
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 115/5.1/04/01/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur B. Perbaikkan peralatan kesehatan :
1205. Periksa kembali ke bagian maintenance apabila hari
ini juga tidak ada anggota meintenance untuk datang ke
kamar bedah untuk memeriksa alat tersebut.
1206. Catat hasil perbaikkan pada kartu alkes setelah
perbaikkan, meliputi :
1207. Tanggal perbaikkan.
1208. Rekanan yang memperbaiki
1209. Komponen yang diperbaiki /diganti.

Unit Terkait Kamar Bedah

251
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERSIHAN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
116/5.1/04/01/09 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas kamar bedah untuk
aseptik dan antiseptik kamar operasi agar dipakai setiap saat akan
dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 1210. Kamar operasi terjamin kesterilannya


1211. Agar udara di dalam kamar operasi bebas dari micro
organisme
1212. Kamar operasi selalu dalam keadaan siap pakai
1213. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi

Kebijakan Pembersihan kamar operasi meliputi pembersihan setelah


operasi,pembersihan harian dan mingguan yang dilakukan oleh
perawat kamar bedah.

252
Prosedur i. Kegiatan membersihkan di kamar bedah ada 3 macam, yaitu:
1214. Pembersihan setelah operasi
1215. Pembersihan rutin harian
1216. Pembersihan mingguan

i. Areal pembersihan
b. Pembersihan setelah operasi dilakukan segera setelah
tindakan operasi meliputi : meja operasi, meja instrument,
barang yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh
selama operasi berlangsung, terakhir dengan mengepel
lantai, setengah jam kemudian kamar operasi siap untuk
dipergunakan lagi.
c. Pembersihan rutin harian meliputi seluruh peralatan dan
aksesoris kamar operasi dilakukan satu kali di akhir dinas
(sore hari).
d. Pencucian mingguan meliputi seluruh ruangan di kamar
bedah, peralatan dan ruangan di kamar bedah .
4. Waktu pembersihan
a. Pembersihan setelah operasi dilakukan setiap kali setelah
selesai digunakan untuk operasi kotor/infeksi
b. Pembersihan rutin dilakukan tiap hari untuk seluruh
ruangan di kamar bedah untuk setiap shift
c. Pembersihan mingguan dilakukan 1 kali seminggu, setiap
hari selasa.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERSIHAN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 116/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

253
Prosedur i. Persiapan alat :
1217. Sarung tangan
1218. Sepatu boot
1219. Apron
1220. Ember
1221. Cairan yang berisi prisept 0,5 : 5 liter air
1222. Kain lap
1223. Lap pel
1224. Sliper
1225. Sikat lantai

i. Cara pembersihan setelah tindakan operasi


Mulai dari mengelap bagian yang bersih ke kotor : meja
instrument, meja operasi, dilanjutkan dengan pengepelan.

ii. Cara membersihkan rutin


Mulai dari membersihkan dengan lap lampu operasi, meja
instrument, mesin anestesi dan aksesoris kamar operasi, lalu
dilanjutkan dengan pengepelan.

iii. Cara pembersihan mingguan


Semua barang dikeluarkan dari kamar operasi, kemudian
dilakukan penyemprotan dinding sampai lantai dan dilakukan
sliper, lalu di keringkan dengan vacum kliner. Proses ini dilakukan
3 kali berturut-turut kemudian setelah kamar operasi kering,
barang-barang yang sudah di lap dimasukkan kembali ke kamar
operasi.

Setelah selesai melakukan kegiatan barang-barang dikembalikan


ke tempatnya.

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga VERIFIKASI PRE OPERATIF

254
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 117/5.1/04/01/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melakukan konfirmasi/verifikasi ulang kepada pasien (jika
memungkinkan) atau kepada keluarga sebelum prosedur
pembedahan,dilakukan oleh perawat bedah dan anestesi untuk
mengecek identitas pasien,jenis operasi dan lokasi operasi.

Tujuan Untuk memastikan kebenaran identitas pasien,tindakan operasi dan


riwayat kesehatan pasien serta kelengkapan persiapan operasi.

Kebijakan Dilakukan pada semua pasien pre operasi sebelum prosedur


pembedahan.

Prosedur 1226. Terima pasien di ruang persiapan dari ruang rawat inap UGD.
1227. Melakukan serah terima antar perawat ruangan dengan
perawat kamar bedah tentang kondisi pasien dan dokumen
pasien
1228. Perawat kamar bedah mengecek dokumen pasien
1229. Libatkan pasien dan keluarga dalam proses verifikasi
1230. Perkenalkan tim bedah yang akan melakukan verifikasi
1231. Lakukan verifikasi dengan menggunakan form surgical safety
cek list.
1232. Hal yang perlu dikonfirmasi ulang :
a. Identitas pasien
b. Mencocokkan no medrec dengan mengecek gelang pasien
c. Menanyakan jenis tindakan operasi
d. Menanyakan lokasi operasi
e. Nama dokter bedah
f. Menanyakan jenis alergi
g. Memberi tanda pada area operasi dengan surgical marker.

Unit Terkait 1233. Dokter operator


1234. Dokter anestesi
1235. Perawat bedah
1236. Pasien dan keluarga

255
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENCUKURAN DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 118/5.1/04/01/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan kulit dari rambut pada daerah yang
akan dilakukan tindakan operasi.

Tujuan 1237. Tercapainya kondisi bersih di daerah operasi.


1238. Terpaparnya luas pandang area operasi.

Kebijakan 1239. Prosedur ini dilakukan pada setiap operasi dimana daerah
operasi ditumbuhi rambut.
1240. Semua bidan dan perawat yang melakukan tindakan harus
sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

256
Prosedur 1241. Persiapan alat:
a. Sarung tangan
b. Piala ginjal (bengkok)
c. Waslap
d. Kom berisi air
e. Sabun
f. Pisau cukur
g. Handuk

1242. Persiapan pasien:


a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan (menjaga privacy pasien)

1243. Langkah-langkah:
a. Perawat/bidan mencuci tangan efektif
b. Perawat/bidan memakai sarung tangan sekali pakai
c. Mengatur posisi pasien dan membuka daerah yang akan
dicukur
d. Letakkan handuk dibawah yang akan dicukur, kemudian
diatas daerah yang akan dicukur
e. Basahi kulit dengan sabun atau cream atau gunakan bedak
pada daerah yang dicukur.
f. Meregangkan kulit yang terlipat dengan halus lalu cukur
dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENCUKURAN DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 118/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

257
Prosedur 1244. Langkah-langkah:
1245. Menghilangkan sabun atau busa dengan air dan
keringkan dengan handuk dan sambil memperhatikan apakah
daerah yang dicukur sudah bersih.
1246. Membereskan alat-alat.
1247. Mencuci tangan.

Unit Terkait 1248. Kamar Bedah.


1249. Kamar Bersalin.
1250. Ruang Rawat Inap Ibu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIMPAN ALAT-ALAT KESEHATAN STERIL DI BAGIAN
INCLUDEPICTU KAMAR BEDAH
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 119/5.1/04/01/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

258
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan menerima alat-alat steril dari bagian CSSD dan
menyimpannya disuatu tempat khusus di kamar bedah.

Tujuan Agar alat-alat kesehatan terjamin kesterilannya sampai alat tersebut


dipergunakan.

Kebijakan 1251. Ruang penyimpanan alat steril yang akan digunakan dalam
pembedahan harus memenuhhi persyaratan. Tertutup, suhu 18-
22 derajad celciu dengan kelembaban 55 %, bertekanan positif.
1252. Tempat penyimpanan alat harus dapat menjamin sterilitas
alat sampai saat alat dipergunakan.

Prosedur Langkah-langkah :
1253. Tempat penyimpanan alat tidak dekat dengan air dan udara
tidak lembab dan berada di area kamar bedah.
1254. Tempat penyimpanan harus kering dan tertutup,misalnya
lemari.
1255. Jika disimpan di box tertutup yang diletakkan diruang terbuka
harus memperhatikan batas-batasnya yaitu sedikitnya 30cm
diatas lantai dan 60 cm dari atap
1256. Memastikan tempat penyimpanan alat kesehatan steril tidak
basah dan lembab.
1257. Mengecek kondisi kemasan pembungkus alat kesehatan
steril (tertutup rapat dan tidak kadaluarsa).
1258. Alat kesehatan steril yang baru diterima diletakkan dibagian
bawah dari alat-alat kesehatan steril dengan kemasan steril

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENANGANAN LIMBAH DI KAMAR BEDAH

259
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 120/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas di kamar bedah untuk
menangani limbah di kamar bedah mulai dari penyiapan sarana.
Pemilihan limbah dan pemusnahan limbah.

Tujuan 1259. Agar limbah yang di produksi kamar bedah dapat tertangani
dengan baik.
1260. Mencegah terjadinya pencemaran lingkubgan rumah sakit.
1261. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

Kebijakan Kebijakan Pengendalian Infeksi Nasokomial.

260
Prosedur 1262. Jenis limbah yang ada di kamar bedah :
1. Limbah basah
Darah
Pus
Kotoran
1263. Limbah kering
a. Kassa terkontaminasi
b. Pembungkus alkes terkontaminasi
c. Sampah rumah tangga,seperti : kertas,plastik,kardus,sisa
makanan dal lain-lain.
1264. Limbah benda tajam
a. Jarum
b. Pisau
c. Botol ampul bekas

2. Penampungan limbah yang tidak tajam harus menggunakan


kantong plastik dengan penjabaran sebagai berikut :
2.1 Kantong plastik kuning untuk limbah yang
terinfeksi/tercemar,seperti : jaringan/bagian tubuh dan
alkes terkontaminasi.
2.2 Kantong plastik hitam untuksemua limbah yang tidak
terinfeksi ,seperti :kertas, plastik, kardus, pembungkus
alkes dan sisa makanan.

1265. Semua limbah benda tajam ditampung dalam kontainer yang


tidak tembus dan mempunyai tutup.

1266. Pembuangan sampah yang ditampung di plastik hitam


dilakukan pada bak sampah umum.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENANGANAN LIMBAH DI KAMAR BEDAH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 120/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

261
Prosedur 1267. F cair, seperti darah, kotoran,pus pada wastafel disepoel hok
yang bermuara di STP.
1268. Semua limbah yang penampungnannya terbuka harus
segera mungkin dikeluarkan dari kamar bedah.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENATALAKSANAAN PASIEN DI KAMAR OPERASI

262
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 121/5.1/04/01/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses kegiatan penatalaksanaan pasien sejak pasien masuk
ke kamar operasi sampai dilakukannya pembedahan untuk
menjamin keselamatan pasien pada saat proses pembedahan.

Tujuan 1269. Tercapainya keselamatan pasien selama dikamar bedah.


1270. Mencegah agar pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan tidak salah/salah pasien.
1271. Mencegah salah sisi operasi.
1272. Mencegah kesalahan bagian tubuh yang akan dibedah.

Kebijakan 1273. Setiap pasien yang akan menjalani tindakan di kamar bedah
harus dilakukan identifikasi terlebih dahulu.
1274. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan opresi harus
terjamin keselamatannya oleh tim kamar bedah.

263
Prosedur A. Persiapan Alat
1275. Status pasien (rekam medik)
1276. Identitas pada tubuh pasien (gelang pasien)
1277. Spidol atline 70 untuk memberi tanda pada bagian
tubuh yang akan dilakukan pembedahan

B. Langkah-langkah
1278. Saat serah terima pasien di ruang serah terima pasien
a. Cocokkan identitas pasien dengan dokumen yang ada
atau dengan gelang identitas pasien dengan cara
berkomunikasi langsung dengan pasien, misalnya :
i. Memanggil nama psien
ii. Menyebutkan nama dokter bedahnya
b. Menanyakan langsung kepada pasien tentang bagian
tubuh yang akan dioperasi
c. Memberi tanda pada tubuh yang akan dioperasi dengan
spidol atline 70

b. Saat pasien di meja operasi


1279. Sebelum dilakukan pembiusan, Dokter Aneatesi
mencocokan identitas pasien dengan memanggil nama
pasien dan memperkenalkan diri serta memberitahu
tindakan pembiusan yang akan dimulai
1280. Mengontrol kembali bagian tubuh yang telah diberi
tanda atau melihat situasi yang ada serta bertanya
kepada dokter bedah untuk menentukan posisi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENATALAKSANAAN PASIEN DI KAMAR OPERASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 121/5.1/04/01/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 12-01-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

264
Prosedur B. Langkah-langkah
c. Dalam proses pemberian darah selama pasien dalam
keadaan tidak sadar
1281. Cocokkan data pada gelang identitas,formulir darah
1282. Cocokan data pada gelang identitas,formulir darah
pada data yang terpasang dalam label darah dan kartu
golongan darah pasien
1283. Beri nomor urut pada label darah yang telah
ditranfusikan pada pasien
d. Mengumpulkan dan menyiapkanbahan pemeriksaan

Unit Terkait Kamar Operasi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN BAYI YANG AKAN PULANG

265
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 122/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan mempersiapkan proses kepulangan bayi kepada
ibunya.

Tujuan Mempermudah kepulangan bayi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi pada saat bayi akan pulang.

Prosedur 1284. Persiapan Alat


a. Kartu ijin pulang dari bagian keuangan.
b. Obat yang harus dilanjutkan di rumah.
c. Formulir cara perawatan bayi di rumah.
d. Buku catatan klien pulang.

1285. Pelaksanaan
1286. Perawat cuci tangan
1287. Kartu ijin pulang klien dan rincian biaya diterima oleh perawat
dan dicatat kedalam buku klien pulang
1288. Serahkan buku perawatan bayi di rumah yang telah
dilengkapi kepada orang tua bayi
1289. Catat di buku pasien pulang semua yang sudah diserahkan
dan dijelaskan kepada orang tua
1290. Perawat cuci tangan, pakaian bayi diganti dengan
pakaian yang dibawa orang tua
1291. Menyerahkan bayi kepada orang tua bayi

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

266
RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MENGOPERASIKAN ALAT SYRINGE PUMP
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 123/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Proses kegiatan mengoperasikan alat Syringe Pump.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasian alat Syringe Pump dengan


aman.

Kebijakan 1292. Syringe Pump dioperasikan oleh tenaga terlatih.


1293. Lakukan charge baterai.
1294. Menekan tombol-tombol yang ada dengan ujung jari
tidak dengan kuku.
1295. Pemeliharaan alat tiap 6 bulan dilakukan oleh unit
PME.

267
Prosedur 1296. Hubungkan Syringe Pump dengan outlet listrik. Lampu
pada charging akan menyala.
1297. Siapkan spuit 50 cc yang sudah berisi cairan / larutan
obat yang akan diberikan kepada pasien. Sambungkan spuit
dengan selangnya dan dengan conector ke tubuh pasien.
1298. Angkat tuas dan putar untuk memasang spuit ke
syringe pump
1299. Letakkan spuit pada syringe pump.
1300. Tekan tombol POWER lampu-lampu pada line dan flow
rate akan menyala.
1301. Tekan tombol START lampu akan menyala.
1302. Atur dosis yang akan diberikan.
1303. Jika pemakaian dihentikan tekan tombol STOP.
1304. Dokumentasi Terkait.

Unit Terkait 1305. Unit Perawatan Medikal Bedah (Dewasa dan Anak).
1306. Unit Perawatan Perinatologi.
1307. Unit Perawatan Intensif.
1308. Unit Perawatan Kebidanan.
1309. Unit Gawat Darurat.
1310. Unit Pemeliharaan Alat Medik dan Elektronika (PME).

Dokumen terkait
1311. Kartu Pemeliharaan Alat.
1312. Formulir pencatatan penggunaan alat.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENYIMPANAN ASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 124/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

268
Pengertian Penyimpanan ASI sebagai persiapan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada bayi, sewaktu-waktu bila diperlukan.

Tujuan 1313. Mempertahankan agar ASI tetap segar saat diberikan pada
bayi.
1314. Untuk memenuhi kebutuhan ASI, saat diperlukan.
1315. Mencegah kontaminasi pada ASI saat akan diberikan.
1316. Sebagai cadangan saat ibu tidak dapat menyusui.

Kebijakan 1317. Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan


penyimpanan ASI harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh RSBDT.
1318. Suhu tempat penyimpanan ASI harus terkontrol dengan
suhu :
a. Ruangan suhu 250c tahan 6-8 jam.
b. Cool pack suhu 250c tahan 24 jam.
c. Lemari pendingin suhu 90c tahan 5 hari.
d. Frezer 1 pintu suhu -150c tahan 2 minggu.
e. Frezer 2 pintu suhu -180c tahan 3-6 bulan.

Prosedur 1319. Persiapan Alat :


a. Tempat penyimpanan ASI (kulkas).
b. Tempat menampung ASI, botol ASI.
c. Alat pemerah ASI, brast pump, pompa manual.

1320. Persiapan Pasien :


a. Menjelaskan kepada ibu proses/prosedur penyimpanan ASI.
b. Menyiapkan lingkungan ruang rawat ibu (tutup tirai tempat
tidur).

1321. Tata Cara Pelaksanaan :


a. Perawat dan ibu mencuci tangan.
b. Alat-alat didekatkan.
c. Seka mamae/payudara menggunakan washlap dengan air
hangat.
d. Pasang alat pompa (brast pump).
e. Tampung ASI dengan botol yang sudah disiapkan.
f. Tutup botol dengan rapat.
g. Rapikan pasien.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENYIMPANAN ASI

269
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 124/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur h. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
i. Berikal label/tanda pada botol (nama, tanggal, jam
pengambilan ASI).
j. Simpan segera ASI ke dalam kulkas.

Unit Terkait 1322. Ruang Rawat Inap Bayi.


1323. Ruang Rawat Inap Ibu

270
RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MENGOPERASIKAN ALAT INFUSION PUMP
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 125/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Proses kegiatan mengoperasikan alat Infusion Pump.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasian alat Infusion Pump dengan


aman.

Kebijakan 1324. Alat Infusion Pump dioperasikan oleh tenaga terlatih.


1325. Lakukan charge baterai 1 bulan 1x.
1326. Pemasangan pump ke standar infus dilakukan 2 orang
perawat.
1327. Menekan tombol-tombol yang ada dengan ujung jari tidak
dengan kuku.
1328. Pemeliharaan alat oleh unit Pemeliharaan Alat Medik &
Elektronika (PME).

271
Prosedur 1329. Memasang pump ke standard infuse :
i. Letakkan infuse pump ke pole klem dengan posisi yang tepat
ii. Kencangkan sekrup yang terletak di tengah dasar pole klem
iii. Cek stabilitas standar infus yang digunakan.
1330. Hubungkan ke mesin dan sumber listrik. Indikator
baterai akan menyala, menandakan baterai dalam keadaan di
charge.
1331. Buka pintu lalu tekan tombol ON tidak kurang dari 1
detik. Semua parameter akan menyala, pompa mid press
akan bergerak sesaat.
1332. Tekan tombol IV set (terletak di belakang), sesuaikan
dengan IV set yang digunakan (makro/mikro).
1333. Lakukan prinning pada IV set yang akan digunakan
dengan baik
1334. Geser klem yang ada sesuai arah panah, lalu pasang
IV set dari atas hingga bawah dengan posisi lurus lalu tutup
pintu.
1335. Atur kecepatan aliran dengan menekan tombol rate
limit display terbaca D.RATE/mt/h sesuai dengan yang
dikehendaki.
1336. Atur batasan cairan/delivery limit (maksismum 9999
ml) dengan menekan tombol RATE/LIMIT, display akan
terbaca D.LIMIT ml.
1337. Buka roler klem dari IV set, hubungkan IV set dengan
IV catheter lalu tombol START : bila jumlah cairan yang
diiginkan sudah tercapai, maka lampu COMPLETION akan
menyala. Pada situasi ini mesin masih berjalan dengan
kecepatan minimal (1 ml/jam) untuk menjaga agar IV Catheter
tetap dalam kondisi siap/stand by.
1338. Untuk mengakhiri tekan tombol OFF.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MENGOPERASIONALKAN ALAT INFUSION PUMP
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 125/5.1/04/09/09 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

272
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 1339. Unit Perawatan Medikal Bedah (Dewasa & Anak).
1340. Unit Perawatan Intensif.
1341. Unit Perawatan Perinaristi.
1342. Unit Gawat Darurat.
1343. Unit Perawatan Kebidanan.
1344. Unit Pemeliharaan Alat Medik & Elektronika (PME).

Dokumen terkait :
1345. Kartu Pemeliharaan Alat.
1346. Formulir frekuensi penggunaan alat.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHITUNG URINE PADA PERAWATAN BAYI

273
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 126/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses melakukan pengukuran urin secara akurat pada bayi.
Setiap bayi berkemih dengan cara menimbang pampers yang
digunakan oleh bayi.

Tujuan 1347. Untuk mendapatkan jumlah urin secara akurat.


1348. Untuk menilai pengukuran urin sehingga dapat menentukan
output urin secara optimal.

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat bayi pada bayi dengan observasi
pernapasan, pemakaian foto terapi, dan terpasang infus.

Prosedur 1349. Persiapan


1350. Timbangan kue (gram)
1351. Alas timbangan (kertas/plastik disposible
1352. Alat untuk mencacat/dokumentasi

1353. Pelaksanaan
1354. Perawat cuci tangan secara prosedural
1355. Memberikan alas pada timbangan
1356. Mengatur jarum di posisi angka 0 (nol)
1357. Menimbang pampers bersih untuk mengetahui berat
pampers untuk dijadikan patokan dalam pengukuran. Gram =
cc
1358. Menimbang pampers yang kotor catat jumlah yang
didapat.
1359. Membuang pampers pada tempatnya yang telah
ditentukan
1360. Perawat mencuci tangan
1361. Perawat menghitung jumlah urin
Berat pampers kotor.....g.....bersih....gr = ..... gr x 1 cc = .....cc
1362. Mendokumentasikan jumlah urin yang keluar dalam
dokumentasi keperawatan

274
Unit Terkait 1363. Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGHISAP LENDIR DENGAN MUCUS EKSTRAKTOR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 127/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan cairan amnion, lendir dan darah melalui mulut dan
hidung dengan mucus extraktor segera setelah kepala bayi lahir.

Tujuan a. Bayi dapat bernafas dengan lancar.


b. Tidak ada cairan amnion, lendir, darah di mulut dan di hidung
bayi.

Kebijakan 1364. Semua bayi yang baru lahir harus segera dilakukan
penghisapan lendir dari hidung dan mulut.
1365. Lama penghisapan tidak boleh melebihi dari 10 detik.

275
Prosedur i. Persiapan
1. Baki plastik yang dialasi dengan duk steril.
2. Sarung tangan steril 1 pasang.
3. Mucus extractor.
4. Kasa steril.

ii. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan secara prosedural.
2. Mucus extraktor dibuka.
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Setelah kepala bayi lahir bersihkan mulut bayi dengan kasa
streril.
5. Ujung kateter yang lebih besar dan terbuka dipakai oleh
perawat yang akan menolong, sedangkan ujung kateter yang
lebih kecil dan tumpul berlubang dimasukkan ke mulut bayi.
6. Masukkan ujung kateter kemulut bayi atau hidung bayi.
7. Lakukan penghisapan lendir secara berhati- hati.
8. Usahakan tabung mucus extraktor menggantung agar cairan
dalam tabung tidak tersedot oleh perawat.
9. Setelah mulut dan hidung bayi bersih dari cairan/ lendir/
darah hentikan penghisapan.
10. Alat- alat dibersihkan.
11. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Kamar Bersalin.


1367. Ruang Rawat Inap Bayi.
1368. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN IMD ( INISIASI MENYUSU DINI )
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 128/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

276
Pengertian Menyusui bayi segera setelah lahir kepada ibunya.

Tujuan 1369. Bayi dapat beradaptasi di lingkungan luar rahim secara dini.
1370. Terbentuknya ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

Kebijakan Semua bidan atau perawat yang membantu persalinan harus


melakukan inisiasi dini baik dalam tindakan partus normal maupun
persalinan dengan tindakan operasi.

Prosedur Pelaksanaan
1371. Ibu dijelaskan tindakan yang akan dilakukan.
1372. Setelah bayi dibersihkan dari air ketuban, darah dan vernix,
bayi dibedong dengan handuk atau kain flannel.
1373. Bayi didekapkan di dada dan perut ibu dengan posisi bayi
tengkurap.
1374. Keluarkan kolostrum dan oleskan disekitar putting dan areola
mamae.
1375. Mulut bayi didekatkan ke puting susu ibunya.
1376. Biarkan bayi mencari dan menghisap puting ibu.
1377. Anjurkan kepada ibunya untuk mendekap atau memeluk bayi.
1378. Setelah selesai bayi dirawat di kamar bayi.

Unit Terkait 1379. Kamar Bersalin


1380. Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA BAYI BARU DI RUANG OBSERVASI BAYI

277
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 129/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang bayi pada saat
menerima bayi baru di ruang bayi observasi.

Tujuan Tersedianya langkah-langkah kegiatan saat menerima bayi baru di


ruang bayi observasi.

Kebijakan Pelayanan saat menerima bayi baru di ruang bayi observasi


dilaksanakan sesuai standart profesi dengan mengutamakan
keamanan dan kenyamanan pasien.

Prosedur 1381. Persiapan Alat


1382. Alat tulis.
1383. Status bayi.

1384. Langkah-langkah
1385. Mencuci tangan.
1386. Menerima bayi.
1387. Memeriksa bayi (BB, Suhu, Tensi).
1388. Memakaikan peneng bayi (nama bayi, tanggal masuk,
PX, dokter anak, BB).
1389. Laki-laki peneng biru.
1390. Perempuan peneng pink.
1391. Membaca instruksi dokter anak yang merawat pada
ststus bayi.
1392. Melaksanakan isntruksi/terapi dr dokter anak yang
merawat dengan benar. Bila ada instruksi yang kurang jelas,
konfirmasikan lagi ke dokter anak yang merawat pasien
tersebut.
1393. Mencatat pasien baru masuk ke buku register ruang
observasi bayi.
1394. Mendokumen tindakan keperawatan dengan benar.
1395. Mencuci tangan.
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi Observasi.

278
279
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENOLONG PASIEN BAYI DALAM KEADAAN KEJANG
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 130/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan pada pasien bayi dalam keadaan
kejang.

Tujuan Menjaga pasien kejang agar terhindar dari injuri.

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat pada pasien bayi dengan kejang.

Prosedur i. Persiapan Alat


1396. Peralatan pemeriksaan TTV.
1397. 1 set oksigen.
1398. Obat anti kejang jika diperlukan.

i. Penatalaksanaan:
1. Perawat mencuci tangan.
2. Awasi posisi bayi, posisikan bayi ditempat yang aman dan
nyaman.
3. Awasi arah kepala dan mata selama kejang.
4. Lepaskan pakaian bayi.
5. Awasi bayi selama kejang.
6. Pertahankan jalan napas.
7. Pasang infus, jika perlu.
8. Berikan oksigen, jika perlu.
9. Awasi status neurologi.
10. Awasi vital sign.
11. Observasi bayi setelah kejang.
12. Laporkan karakteristik kejang termasuk bagian tubuh,
aktivitas motorik, dan perkembangan kejang.
13. Dokumentasikan informasi tentang kejang.
14. Berikan pengobatan, jika perlu.
15. Berikan anti kejang, jika perlu.

280
Unit terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA BAYI BARU DI RUANG BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 131/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang bayi pada saat
menerima bayi baru di ruang bayi.

Tujuan Tersedianya langkah-langkah kegiatan saat menerima bayi baru.

Kebijakan Pelayanan saat menerima bayi baru di ruang bayi dilaksanakan


sesuai standart profesi dengan mengutamakan keamanan dan
kenyamanan pasien.

281
Prosedur 1399. Persiapan Alat
1400. Alat tulis
1401. Status bayi baru lahir
1402. Langkah-langkah
1403. Mencuci tangan
1404. Memeriksa keadaan bayi
a. Pola napas
b. Warna kulit bayi : sianosis atau tidur
c. Jenis kelamin bayi
1405. Lihat apakah bayi sudah menggunakan gelang
identitas atau belum (warna pink untuk bayi perempuan,
warna biru untuk bayi laki-laki)
1406. Menghamgatkan bayi di dalam inkubator selama 4-6
jam dan observasi keadaan umum bayi, pola napas bayi
1407. Membuat papan nama bayi
1408. Mencatat identitas bayi pada buku register
a. No RM bayi
b. No RM ibu bayi
c. Nama ibu dan ayah bayi
d. Tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, BB, PB, LK, LD, LP,
apgar score
e. Nama dokter spesialis anakl
f. Nama dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.
g. Jenis persalinan (SC, Spontan, VE, FE)
1409. Lihat instruksi dokter anak yang ada dalam status (bila
lahir dengan SC, dokter anak hadir SC)
1410. Mengisi status bayi, membuat catatan keperawatan
1411. Bila dokter anak tidak hadir SC, atau bayi lahir
spontan. Laporkan keadaan umum bayi dan riwayat
persalinan ke dokter anak
1412. Bila keadaan bayi setelah 4-6 jam stabil, bayi boleh
dibersihkan dengan minyak dan dirapikan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENERIMA BAYI BARU DI RUANG BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 131/5.1/04/09/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

282
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1413. Bayi diantar ke ibu untuk dicoba disusui ASI
1414. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

283
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 132/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menimbang berat badan bayi dengan menggunakan timbangan berat
badan.

Tujuan a. Mengetahui berat badan dan perkembangan bayi.


b. Untuk membantu menentukan pengobatan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat / bidan.

Prosedur 1415. Persiapan Alat


a. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap pakai
b. Buku catatan
c. Kain pengalas timbangan

1416. Pelaksanaan
1. Perawat/Bidan cuci tangan
2. Timbangan diberi pengalas yang siap untuk dipakai
a. Timbangan distel dengan angka penunjuk pada angka nol
b. Pakaian bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan diatas timbangan
c.Berat badan dicatat
d. Bayi dirapikan kembali
e. Timbangan setiap habis pakai dilap dengan air savlon dan dilap
kering
f. Perawat/Bidan cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait g. Ruang Rawat Inap Bayi


h. Kamar Bersalin

284
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 133/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mengukur panjang bayi dengan alat pengukur.

Tujuan Untuk mengetahui panjang badan bayi baru lahir.

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi untuk mengetahui adanya
kelainan pada bayi.

285
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat pengukur disposible.

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur disposible disiapkan.
1417. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan
kedua kaki diluruskan.
1418. Panjang badan diukur mulai dari ujung kepala sampai
ke tumit
1419. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran dan
catatan perawat.
1420. Bayi dirapikan.
1421. Alat–alat dirapikan.
1422. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 134/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

286
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mengukur lingkar kepala bayi dengan menggunakan alat pengukur
disposible.

Tujuan Untuk mengetahui lingkar kepala bayi lahir dan kelainan pada kepala.

Kebijakan Semua perawat bayi yang mendampingi persalinan pada saat bayi
lahir.

Prosedur A. Persiapan Alat


Alat pengukur disposible.

B. Pelaksanaan
1423. Perawat cuci tangan.
1424. Alat pengukur disposible disiapkan.
1425. Komunikasi dengan bayi.
1426. Lingkaran meteran disposible pada kepala bayi dari
dahi sampai belakang kepala.
1427. Hasilnya dicacat pada formulir riwayat kelahiran,
catatan perawat, grafik berat badan bayi dan buku bayi.
1428. Bayi dirapikan.
1429. Alat – alat dirapikan.
1430. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait 1431. Ruang Rawat Inap Bayi


1432. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR SUHU BAYI

287
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 135/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Meletakan sensor skin probe untuk mengukur suhu kulit klien.

Tujuan Mengetahui suhu klien dan dapat melakukan tindakan tepat bila
terjadi hipotermi dan hipertermi.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat bayi pada bayi dalam keadaan panas.

288
Prosedur 1433. Persiapan Alat
1434. Inkubator.
1435. Skin probe/ skin sensor yang sesuai alat.
1436. Cover skin sensor.
1437. Plester hypoallergic (transpore-hypal-millipore).

1438. Persiapan bayi


Bayi dirawat dalam inkubator.

1439. Pelaksanaan
1440. Alat dihubungkan dengan arus listrik yang sesuai.
1441. Hidupkan alat denagn menekan tombol ”on/power”.
1442. Penyambunag skin probe dipasang pada alat.
1443. Cuci tangan dengan baik.
1444. Buka popok bayi.
1445. Sensor skin probe dibersihkan dengan kapas alkohol/
alkohol swab.
1446. Daerah abdomen yang akan ditempel skin probe
dibersihkan dengan kapas alkohol / alcohol swab.
1447. Sensor skin probe ditempelkan diabdomen dengan
bagian logamnya menempel langsung kekulit bayi.
1448. Tutup sensor skin probe dengan cover skin probe fixasi
dengan plester hypo allergic.
1449. Atur suhu inkubator sesuai dengan umur/berat bayi
(cara manual) atau pakai sister ”servo control”.
1450. Suhu kulit otomatis timbul pada layar display.
1451. Catat suhu kulit tiap jam pada flow sheet dengan
warna biru/hitam.

Unit Terkait 1452. Ruang Rawat Inap Bayi


1453. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGUKUR PERNAFASAN BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 136/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

289
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menghitung pernapasan selama 1 menit penuh

Tujuan a. Menilai fungsi pernapasan.


b. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan bayi.

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi.

Prosedur 1454. Persiapan Alat


Jam tangan dengan jarum detik / stop watch.

1455. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Buka baju/popok bayi jika perlu
1456. Lihat gerakan naik turunnya perut bayi, hitung selama
1 menit penuh, perhatikan irama dan kedalaman pernapasan,
retraksi, sianosis, adanya apnea, cutis mermorata, apakah
klien sedang mendapat oksigen atau tidak
1457. Catat hasilnya pada formulir pengawasan khusus atau
flow sheet, normal frekuensi pernapasan 40 – 60 kali/menit
1458. Bayi dirapikan
1459. Alat – alat dirapikan
1460. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT PADA BAYI

290
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 137/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Melaksanakan perawatan rongga mulut dan lidah.

Tujuan 1461. Menjaga kebersihan mulut dan lidah


1462. Mencegah infeksi pada mulut, lidah dan bibir
1463. Memberikan rasa segar dan nyaman

Kebijakan Dilakukan perawat/bidan pada bayi untuk mencegah terjadinya


infeksi.

Prosedur a. Persiapan Alat


1. Kapas lidi
2. Air hangat/air matang
3. NaCl 0,9 %
4. Baki plastik untuk tempat sampah

b. Pelaksanaan
1464. Alat – alat disiapkan
1465. Perawat cuci tangan
1466. Komunikasi dengan bayi
1467. Posisikan bayi dalam keadaan terlentang
1468. Buka mulut bayi, bersihkan mulut bayi dengan
menggunakan lidi kapas yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9
%.
1469. Lakukan berulang–ulang dengan mengganti kapas lidi
basah sampai mulut bayi bersih
1470. Alat–alat dibersihkan
1471. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi


b. Ruang Rawat Inap Ibu

291
RSIA Brawijaya
Duren Tiga CARA MEMANDIKAN BAYI
INCLUDEPICTURE
"http://brawijayahosp No. Dokumen No. Revisi Halaman
ital.com/assets/img/lo 138/5.1/04/09/09 00 1/1
go/Logo.png" \*
MERGEFORMATIN

ET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses melakukan memandikan pada bayi.
Tujuan 1472. Untuk mendapatkan personal haygien pada bayi.
1473. Untuk menilai tingkat kebersihan pada bayi.

Kebijakan 1474. Semua perawat/bidan yang melakukan tindakan


memandikan bayi harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh RSIA Brawijaya Duren Tiga.
1475. Waktu melakukan tindakan memandikan harus
memperhatikan kenyaman pada bayi agar tidak terjadi
hipotermi.

292
Prosedur 1476. Persiapan alat
1477. Bak mandi
1478. Waslap bayi
1479. Sabun mandi
1480. Handuk
1481. Baju bayi.
1482. Kosmetik bayi.

1483. Langkah-langkah
1484. Mencuci tangan.
1485. Menyiapkan peralatan mandi.
1486. Siapkan air hangat (36 derajat–37 derajat) / terasa
hangat disiku tangan ibu.
1487. Jaga suhu ruangan tetap hangat untuk menjaga
kehangatan suhu tubuh bayi.
1488. Lepaskan baju bayi secara bertahap.
1489. Mulai wajah, kepala, ke dada.
1490. Bersihkan mata dari luar kedalam.gunakan kapas yang
dibasahi
1491. Basuh kepala, wajah, leher, dada, lengan, punggung,
dan tungkai.perhatikan daerah lipatan.
1492. Sabuni kepala dan badan dengan menggunakan waslap
1493. Bilas denagn air sampai bersih, keringkan bayi dengan
handuk.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMERIKSAAN COLOK ANUS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 139/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

293
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memasukkan jari kelingking atau alat termometer ke lubang anus bagi
bayi baru lahir sepanjang 1 – 2 cm.

Tujuan 1494. Mengetahui adanya lubang anus


1495. Mengetahui apakah ada kelainan pada anus
1496. Mengetahui suhu tubuh bayi

Kebijakan Semua perawat yang ada di ruang bayi pada saat bayi lahir.

Prosedur 1497. Persiapan Alat


1498. Termoneter
1499. Vaselin/jelly
1500. Kapas cebok dalam tempatnya
1501. Nierbeken (tempat sampah)
1502. Sarung tangan 1 pasang

1503. Pelaksanaan
1504. Perawat cuci tangan
1505. Bayi diletakkan di meja tindakan
1506. Komunikasi dengan bayi
1507. Buka pakaian bayi
1508. Baringkan bayi telentang ke dua kakinya dipegang dan
diangkat ke atas
1509. Termometer diolesi dengan vaselin atau jelly
1510. Jika menggunakan jari kelingking gunakan sarung
tangan lalu diolesi dengan vaselin atau jelly
1511. Masukkan termometer /1 jari kelingking ke lubang anus
secara perlahan–lahan sepanjang 1-2 cm
1512. Bersihkan lubang anus dengan kapas cebok
1513. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran,
catatan perawat, dan buku bayi
1514. Bayi dirapikan
1515. Alat–alat dirapikan
1516. Perawat cuci tangan setelah melakukan tindakan

Unit Terkait 1517. Ruang Rawat Inap Bayi


1518. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PERAWATAN TALI PUSAT

294
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 140/5.1/04/09/09 00 1519. /1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menjaga kebersihan tali pusat agar tidak terjadi infeksi.

Tujuan Agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat.

Kebijakan Tindakan dilakukan oleh perawat/bidan, namun bisa dilakukan pula


oleh ibu bayi yang sudah terlatih.

Prosedur 1520. Persiapan Alat :


a. Kassa steril
b. Alkohol 70 %

1521. Persiapan Pasien :


Bayi dibuka bedongan dan buka pakaian bayi pada bagian perut
bayi.

1522. Tata cara pelaksanaan :


i. Petugas mencuci tangan
ii. Bayi didekatkan dengan petugas dan bedongannya dibuka
iii. Ambil kassa steril dan basahkan dengan alkohol 70 %
iv. Basuh tali pusat dan sekitarnya dengan menggunakan kassa
yang sudah dibasahi alkohol
v. buang kassa yang sudah digunakan ke dalam tempat
sampah medis
vi. Ambil kassa steril, tidak lagi dibasahi alkohol, gunakan untuk
menutup tali pusat
vii. Rapikan kembali pakaian dan bedongan bayi
viii. Petugas mencuci tangan kembali

Unit Terkait 1523. Kamar Bersalin


1524. Kamar Bedah
1525. Ruang Rawat Inap Bayi

295
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBEDONG BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 141/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membungkus atau membungkus bayi dengan selimut.

Tujuan Memberikan rasa hangat dan nyaman pada bayi.

Kebijakan Tindakan dilakukan oleh perawat/bidan, namun bisa dilakukan pula


oleh ibu bayi yang sudah terlatih.

296
Prosedur 1526. Persiapan Alat :
Selimut bayi

1527. Persiapan Pasien :


Bayi dibaringkan di tempat tidur

1528. Tata cara pelaksanaan :


i. Petugas mencuci tangan
ii. Bayi didekatkan dengan petugas
iii. Selimut dibentangkan di atas tempat tidur
iv. Salah satu sudut bagian atas selimut dilipat membentuk
segitiga
v. Letakkan bayi di atas selimut yang sudah dilipat segitiga
vi. Atur posisi bayi, tangan bayi diluruskan sejajar dengan garis
telinga, lalu selimut mulai dilipat membungkus badan bayi,
kemudian kaki bayi diluruskan dan selimut lipat dengan
ujungnya diselipkan ke dalam lipatan
vii. Rapikan bayi, letakkan kembali ke box bayi
viii. Petugas mencuci tangan kembali

Unit Terkait 1529. Kamar Bersalin


1530. Kamar Bedah
1531. Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYUSUI BAYI KE IBU
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 142/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

297
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemberian nutrisi bayi atau air susu ibu secara langsung kepada
bayinya

Tujuan a. Untuk memperkenalkan air susu ibu sedini mungkin pada bayi.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi.
c. Mempererat kontak batin antara ibu dan bayi.
d. Memberi keamanan dan kenyamanan pada bayi.
e. Mencegah infeksi pada bayi.

Kebijakan Pemberian ASI dilakukan sesegera mungkin setelah bayi lahir.


1533. Setiap bidan/perawat yang bertugas di RSBDT harus
memotivasi pasien untuk menyusui secara eksklusif.
1534. Bila bayi tampak kuning dan kadar bilirubin meningkat harus
lebih sering disusui ASI.

Prosedur a. Persiapan Bayi


i. Perawat cuci tangan.
ii. Kaji kondisi bayi, pastikan dalam keadaan aman dan nyaman
(bersihkan dari BAB dan BAK).
iii. Antarkan bayi ke ibu.
iv. Perawat cuci tangan.

b. Langkah-langkah
1535. Perawat cuci tangan.
1536. Antarkan bayi ke ibu.
1537. Ibu diminta untuk cuci tangan.
1538. Ibu diberitahu tentang manfaat menyusui.
1539. Ibu diberitahu tentang cara menyusui yang baik dan
benar.
1540. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman.
1541. Perawat cuci tangan.

a. Lakukan penandatangani form serah terima bayi antar ibu


dan perawat.

b. Jika bayi sudah selesai disusui dan akan kembali ke ruang


bayi, lakukan penandatanganan form serah terima bayi.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi


Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIKAN ASI DENGAN SENDOK

298
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 143/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara memberikan ASI pada bayi dengan menggunakan sendok.
Tujuan a. Agar bayi tidak bingung putting.
b. Untuk mencegah bayi tersedak.
c. Untuk mengetahui jumlah asupan ASI yang sudah diminum
oleh bayi.
Kebijakan Tindakan dilakukan oleh bidan/perawat, ibu bayi yang sudah dilatih.

299
Prosedur A. Persiapan Alat:
1544. Sendok.
1545. Kapas yang dibahasi air matang.
1546. Gelas atau wadah tempat susu perah.
1547. Celemek.

B. Persipan pasien :
Bayi dibedong

C. Pelaksanaan
1548. Ibu/perawat cuci tangan.
1549. Ibu/perawat duduk dengan memangku bayi dengan
posisi kepala bayi lebih tinggi.
1550. Punggung bayi dipegang dengan lengan.
1551. Letakkan celemek pada leher sampai dada bayi.
1552. Letakkan sendok yang sudah berisi ASI perah pada
mulut bayi dan biarkan bayi menghisap sendiri.
1553. Beri sedikit waktu untuk istirahat setiap bayi menelan.
1554. Bila bayi merasa cukup dia akan menutup mulut dan
tidak mau menghisapnya lagi, kalau jumlahnya tidak sesuai
dengan yang seharusnya berikan lebih banyak pada
pemberian berikutnya atau lebih sering.
1555. Bersihkan sisa ASI yang ada di sekitar mulut bayi
dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan air hangat
matang.
1556. Sendawakan bayi dengan memposisikan bayi berdiri di
dada yang memberikan minum sambil menepuk perlahan
punggung bayi.
1557. Rapikan bayi.
1558. Cuci tangan.
1559. Catat jumlah ASI yang diminum dan dokumentasikan
dalam catatan keperawatan.
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
INCLUDEPICTU LAMBUNG
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 144/5.1/04/09/09 00 1/2
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

300
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memasukkan cairan/susu kedalam lambung bayi dengan
menggunakan sonde lambung.

Tujuan Memenuhi kebutuhan akan zat makanan/cairan dan elektrolit.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat yang bertugas di ruang bayi observasi.

Prosedur A. Persiapan Alat


1560. Spuit 10 ml
1561. Susu atau cairan sesuai kebutuhan
1562. Alas dada bayi
1563. Baki plastik
1564. Stetoskop
1565. Spuit 3 ml

1566. Pelaksanaan
1567. Alat–alat disiapkan dan dibawa disamping klien
1568. Perawat cuci tangan
1569. Bayi disiapkan kedalam posisi kepala lebih tinggi dari
badan
1570. Lakukan pengecekan posisi sonde dengan cara :
a. Memasukkan udara kedalam lambung 0,5–1 ml dengan
menggunakan spuit. Dan mendengarkan dengan stetoskop,
bila terdengar suara (posisi selang pipa lambung sudah
tepat)
b. Menghisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
1571. Lakukan pengukuran residu lambung dengan cara
menghisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
1572. Bila terdapat residu catat jumlah dan warnanya
1573. Bila jumlah residu sebanyak 50 % dari volume minum
dan berwarna kuning/hijau atau kemerahan, lapor ke dokter
untuk pemberian minum yang akan diberikan
1574. Bila residu sedikit dan berwarna putih, residu jangan
dibuang dan masukkan ke dalam lambung
1575. Pasang spuit 10 ml pada oangkal sonde
1576. Tuangkan susu kedalam spuit sesuai kebutuhan,
biarkan mengalir sendiri dan tidak boleh di dorong
1577. Bilas dengan air matang sampai sisa susu tidak ada
pada selang sonde

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
LAMBUNG

301
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 144/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1578. Tutup kembali pangkal sonde lambung dengan
penutupnya
1579. Bayi disendawakan
1580. Pasien dan alat–alat dirapikan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

302
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERSIHKAN INCUBATOR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 145/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan, memelihara maupun memperbaiki alat
ambubag agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 1581. Alat tetap terjaga kebersihannya


1582. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu
1583. Mencegah kerusakan alat
1584. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 1585. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan ambubag
1586. Pemeliharaan ambubag dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian
1587. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan

303
Prosedur 1588. Persiapan alat
1589. Spons
1590. Sabun
1591. Air
1592. Lap kering
1593. Sarung tangan

1594. Langkah-langkah
1595. Perawat cuci tangan
1596. Perawat memakai sarung tangan
1597. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
1598. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab, lalu
dikeringkan dan ditata kembali
1599. Melepas sarung tangan
1600. Perawat cuci tangan

Unit Terkait 1601. Kamar Bersalin


1602. UGD
1603. Rawat jalan
1604. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERUJUK BAYI KE RUMAH SAKIT LAIN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 146/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan perawat kepada bayi yang tidak dapat
ditangani lebih lanjut di dalam rumah sakit

Tujuan Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

304
Kebijakan Semua perawat yang melakukan tindakan keperawatan maternitas
harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku, dan sesuai
instruksi dari dokter

Prosedur 1605. Indikasi bayi baru lahir yang perlu segera dirujuk
1606. Berat bayi sangat rendah yang perlu perawatan khusus
1607. Penyakit jantung (PJB) sianotik
1608. Sindrom gangguan pernapasan berat yang
memerlukan alat bantu pernapasan
1609. Bayi baru lahir dengan cacat bawaan yang perlu
segera dikoreksi
1610. Setelah diagnosa ditegakkan bayi dipersiapkan untuk segera
dirujuk antara lain :
1611. Pemberian cairan intra vena
1612. Pemberian zat asam yang adekuat
1613. Pemberian obat-obatan sesuai dengan penyakitnya
1614. Dirawat di dalam inkubator untuk menghindari
hipotermi, dll
1615. Diberi penjelasan kepada orang tuanya tentang penyakit yang
diderita bayinya yang memerlukan perawatan di RS lain
1616. Perawat ruangan menghubungi RS yang dituju untuk
konfirmasi tempat perawatan
1617. Bila tempat perawatan RS yang dituju telah pasti, dokter yang
merawat membuat surat rujukan kepad RS yang bersangkutan,
dengan melampirkan semua hasil pemeriksaan dan pengobatan
yang telah diberikan
1618. Perawat ruangan menghubungi bagian kendaraan untuk
penggunaan ambulans
1619. Pendamping pasien neonatus diatur oleh kepala perawat yang
saat itu bertugas Bila hal-hal tersebut di atas telah dipenuhi
segera dikirim ke RS yang dituju dengan menggunakan incubator
transportasi didampingi oleh perawat
1620. Diserah terimakan kepada perawat jaga RS yang dituju untuk
dirawat lebih lanjut

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERUJUK BAYI KE RUMAH SAKIT LAIN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 146/5.1/04/09/09 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

305
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur Orang tua bayi baru lahir menyelesaikan masalah administrasi di RS
tersebut.

Unit Terkait 1621. Ruang Rawat Inap Bayi


1622. Bagian Keuangan
1623. Bagian Rekam Medis

306
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERAWAT JENAZAH BAYI
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
147/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan perawatan pada jenazah bayi.

Tujuan 1624. Membersihkan dan merapikan jenazah


1625. Memberikan rasa puas pada orang tua/keluarga bayi.

Kebijakan Dilakukan perawat bayi pada saat bayi meninggal dunia

307
Prosedur 1626. Persiapan Alat
1627. Perlengkapan bayi
1628. Verban
1629. Kapas
1630. Gunting Verban
1631. Laken
1632. Label bayi yang telah diisi lengkap
a. Nama bayi
b. Nomor register
c. Jenis kelamin
d. Tanggal lahir
e. Tanggal/jam meninggal
f. Nama ruang tempat dirawat
g. Nama orang tua
1633. Surat keterangan kematian yang telah diisi dan
ditandatangani oleh dokter

1634. Pelaksanaan
1635. Alat alat disiapkan
1636. Cuci tangan dengan baik
1637. Alat kedokteran dan alat kesehatan yang masih
menempel pada bayi dilepaskan. Bila disposible langsung
masukkan ketempat sampah dengan plastik kuning. Bila
reuseable rendam dengan larutan desinfektan.
1638. Komunikasi dengan bayi
1639. Jenazah bayi di lap
1640. Kelopak mata dirapatkan/ditutup
1641. Lubang hidung ditutup dengan kapas
1642. Mulut dirapatkan
1643. Atur posisi tangan bayi sesuai dengan agama yang
dianut oleh orang tua bayi
1644. Bungkus bayi dengan laken putih
1645. Bedong bayi dan izinkan orang tua untuk
menggendong/memeluknya.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERAWAT JENAZAH BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 147/5.1/04/09/09 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

308
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 1646. Ruang Rawat Inap Bayi
1647. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENILAIAN BAYI BARU LAHIR (APGAR SCORE )

309
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 148/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memberikan penilaian yang tepat tentang keadaan neonatus
sesudah lahir, untuk menentukan derajat kegawat daruratan pada
menit pertama dan kelima.

Tujuan 1648. Menentukan perlu tidaknya melakukan bantuan ventilasi


terhadap bayi baru lahir
1649. Untuk mendapatkan nilai kuantitatif kondisi pasien secara
menyeluruh

Kebijakan Semua bidan yang memimpin atau mendampingi ibu saat bersalin
harus melakukan penilaian terhadap apgar score pada menit
pertama dan kelima setelah bayi lahir.

Prosedur 1650. Penilaian Apgar Score menit pertama dan menit kelima
meliputi :
1651. Jantung / denyut nadi
1652. Usaha nafas yang berhubungan dengan tangis bayi
1653. Tonus otot
1654. Reflek, misal : batuk, bersin pada sat dilakukan
penghisapan lendir
1655. Warna kulit
1656. Menyimpulkan hasil penilaian apgar score dalam bentuk .../...
1657. Mendokumentasikan hasil penilaian pada status bayi, buku
register, status ibu,surat keterangan lahir
1658. Melaporkan hasil kepada dokter

Tabel menentukkan Apgar Score terlampir

Unit Terkait 1659. Kamar Bersalin


1660. Ruang Rawat Inap Bayi

310
No TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2

1. Jantung, Denyut nadi Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(pulse)
2. Usaha Nafas Tidak ada Lemah Menangis kuat

3. Tonus otot (Activity) Lemah Ekstremita Gerakan aktif /


sedikit fleksi ekstremitas
fleksi
4. Refleks (Grimace) Tidak ada Perubahan Bersin/batuk
mimic

5. Warna kulit Selururh tubuh Badan merah/ Seluruh tubuh


biru / putih kaki biru kemerahan

311
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN INFUS PADA BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 149/5.1/04/09/09 00 1/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
vena dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dengan
menggunakan infus set.

Tujuan 1661. Sebagai tindakan pengobatan


1662. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
1663. Mencukupi kebutuhan nutrisi pada pasien yang tidak dapat
atau tidak boleh makan/minum peroral

Kebijakan 1664. Semua perawat/bidan yang melakukan tindakan


pemasangan infus pada bayi harus sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh RSBDT
1665. Tindakan yang dilakukan harus menjaga ke sterilisasi IV
cateter, selang infus maupun cairan infus yang digunakan
1666. Waktu menggunakan tindakan pemasangan infuse harus
memperhatikan kenyamanan bayi (tidak terjadi hipotermi)

312
Prosedur B. Persiapan Alat
1. Standar Infus
2. Set Infus
3. Cairan sesuai program medik
4. IV Catheter sesuai ukuran, no.24, 25 dan no.27
5. Perlak
6. Tourniquet
7. Alkohol swab
8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Sarung tangan
12. Verban
13. Gunting verban
14. Spalk
15. Lampu sorot

C. Persiapan Pasien
1. Di informasikan kepada keluarga pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
2. Persetujuan tindakan medik
3. Bayi dibedong
4. Lampu sorot diarahkan ke daerah yang akan dipasang

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN INFUS PADA BAYI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 149/5.1/04/09/09 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

313
Prosedur D. Tata cara Pelaksanaan :
1. Alat-alat yang akan digunakan disiapkan dan didekatkan ke
pasien
2. Cuci tangan
3. Swab bagian karet atau akses yang akan ditusuk dengan
alkohol swab
4. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke
bagian karet atau akses selang ke botol infus
5. Tutup klem slang dan tusuk selang ke botol infus
6. Isi cairan ke dalam set infus dengan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan
memenuhi selang dan udara selang keluar
7. Letakkan pengalas dibawah tempat vena yang akan
dilakukan penginfusan
8. Lakukan pembendungan dengan tourniquet (karet
pembendung) 10-12 cm diatas tempat penusukan
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Desinfeksi daerah yang akan di tusuk dengan alkohol swab
11. Lakukan peregangan pada vena sehingga vena dapat tampak
lebih jelas dan tidak berkelok-kelok
12. Insersesi IV catheter sesuai dengan arah aliran vena
keproksimal/ke arah jantung
13. Setelah diyakini masuk ke pembuluh darah, akan tampak
darah keluar dari kanus IV catheter
14. Tarik jarum 1/3 bagian dari penampangnya, lalu masukan
seluruh penampang ke dalam vena
15. Tarik jarum, sambil menekan bagian ujung IV catheter dengan
ujung jari telunjuk
16. Sambungkan infus set dengan IV catheter
17. Alirkan cairan infus 10-15 tetes
18. Lakukan fiksasi IV catheter dengan kassa, plester, stabilisasi
dengan menggunakan spalek
19. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan pada bagian
pemasangan infus dan alat infus dengan menggunakan
plaster.
20. Rapikan bayi dan tidurkan bayi dalam bor bayi.
21. Rapikan alat yang digunakan.
22. Buang jarum pada safety box/ kontener benda tajam.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN INFUS PADA BAYI

314
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 149/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 23. Lepaskan sarung tangan, buang sarung tangan ke tempat
sampah medis.
24. Cuci tangan.
25. Mendokumentasikan tindakan memasang infus pada porm
pelaksanaan perawatan.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

315
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR BAYI ATAU INKUBATOR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 150/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Menyiapkan inkubator dengan segala perlengkapannya.

Tujuan Inkubator siap pakai.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

316
Prosedur a. Persiapan Alat
1. Inkubator dengan kasurnya
2. Sprei sesuai dengan ukurannya
3. Perlak/Underpad
4. Kain pengalas

b. Pelaksanaan
c. Waktu Pelaksanaan
1667. Pada waktu akan menerima pasien baru
1668. Setelah klien pulang/meninggal
1669. Setelah pembersihan besar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
a. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan didekatkan ke inkubator
2. Sprei dipasang dan bagian sisi-sisinya dimasukkan ke
bawah kasur
3. Pasang perlak/underpad
4. Kain pengalas/popok dipasang di atas perlak/underpad
5. Inkubator dihidupkan/dinyalakan
6. Seting inkubator disesuaikan dengan suhu bayi

Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap Bayi


2. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN TERAPI BL ATAU FOTO TERAPI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 151/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

317
Pengertian Terapi sinar dengan panjang gelombang cahaya 450-460 mm.

Tujuan Untuk menurunkan kadar bilirubin didalam jaringan dan serum


dengan cara menyinari seluruh permukaan tubuh/kulit bayi sehingga
dapat memecah bilirubin jadi larut dalam air dan dapat dikeluarkan
bersama urine.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur b. Indikasi
Foto terapi dilakukan bila kadar bilirubin indirek sudah mencapai
setengah dari indeks tranfusi tukar

c. Persiapan
1670. Orang tua, jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tujuan dan kegunaan foto terapi
1671. Alat foto terapi siap pakai
1672. Lingkukan dipertahankan suhu kamar 28-30 ºC
1673. Klien/bayi
1674. Perawat cuci tangan
1675. Lepaskan baju dan popok bayi
1676. Pastikan suhu bayi dalam batas normal
1677. Timbamg berat badan bayi
1678. Pasang plester non alergi dipelipis kanan dan kaki
1679. Pasang penutup mata dengan bahan yang tidak
tembus sinar, tempelkan plester penutup mata, daerah
genetalia tidak harus ditutup. Penutup mata dapat juga
menggunakan eye protector.

a. Pelaksanaan
1680. Baringkan bayi dibawah foto terapi dengan jarak 40-60
cm
1681. Hidupkan lampu foto terapi
1682. Catat tanggal dan awal penggunaan foto terapi,
pencatatan dilakukan berkesinambungan
1683. Observasi warna kulit tiap 8 jam, catat warna dan
keadaan kulit
1684. Ubah posisi tidur, terlentang/tengkurap tiap 3 jam
1685. Monitor suhu untuk mencegah hipertermia
1686. Cukupi kebutuhan cairan klien

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMASANGAN TERAPI BL ATAU FOTO TERAPI

318
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 151/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1687. Lepaskan penutup mata pada setiap touching time dan
nilai keadaan mata
1688. Melaksanakan kebersihan bayi
1689. Informasikan keadaan bayi setiap hari kepada orng tua
1690. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemeriksaan dan
hasil pemeriksaan bilirubin
1691. Matikan lampu selama proses pengambilan darah
1692. Foto terapi dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas
normal.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

319
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERHENTIAN FOTO TERAPI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 152/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemberhentian terapi sinar oleh karena kadar bilirubin serum sudah
dalam batas normal.

Tujuan 1. Untuk menghidari efek samping foto terapi dan pemborosan


2. Untuk mengefektifkan terapi

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

320
Prosedur 1. Indikasi
Kadar bilirubin serum kurang dari 12 mg/dl untuk bayi cukup
bulan dengan berat badan diatas 3000 gr, dan kurang bulan
dengan berat badan kurang dari 2500 gr

2. Persiapan
Gunakan alkohol swab untuk melepaskan plester kalau perlu

3. Pelaksanaan
1. Kedua orang tua diberitahu
2. Cuci tangan
3. Matikan lampu foto terapi
4. Lepaskan penutup mata dengan hati-hati kalau perlu
gunakan/melepaskan plester dipelipis kanan dan kiri
5. Menilai keadaan kulit dan mata bayi
6. Pakaikan baju dan popok kalau perlu dibedong
7. Catat di flow sheet/pengawasan khusus : tanggal, jam, foto
terapi distop dan lamanya terapi sinar
8. Catat tanggal, jam dan jumlah pemakaian lampu foto terapi di
format yang telah disediakan
9. Cuci tangan
10. Kembalikan alat foto terapi ke tempatnya

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

321
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN OXYHOOD
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 153/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan pemberian terapi oksigen lebih dari 4-6 liter dengan
menggunakan alat oxyhood/head box, yang diletakkan di bagian
kepala sampai leher bayi.

Tujuan Untuk terapi oksigen pada bayi dengan gangguan pernapasan


(RDS).

Kebijakan Dilakukan oleh semua perawat sesuai dngan instruksi dari dokter
anak.

Prosedur C. Persiapan Alat


1693. Tabung oksigen
1694. Selang oksigen
1695. Alat oxyhood/head box
1696. Alat tulis

D. Penatalaksanaan:
1697. Perawat mencuci tangan
1698. Perawat memasang selang O2 ke tabung oksigen
1699. Perawat menyambung selang O2 ke oxyhood
1700. Perawat memposisikan oxyhood pada kepala sampai
ke bagian leher bayi
1701. Perawat memberikan O2 sesuai dengan instruksi
dokter anak
1702. Perawat mencuci tangan
1703. Perawat mendokumentasikan tindakan pemasangan
oxyhood

Unit terkait Ruang Rawat Inap Bayi

322
323
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENGGUNAAN ALAT GDS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 154/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui kadar jumlah gula darah yang
beresiko mengalami hipoglikemia khususnya pada bayi berat badan
kurang dari 2500 gr atau pada bayi dengan berat badan lebih 4000
gr, atau sesuai dengan instruksi dokter anak.

Tujuan Untuk mengetahui kadar jumlah gula darh pada bayi.

Kebijakan 1704. Semua perawat yang melakukan tindakan pemeriksaan gula


darah harus mengerti dan menggunakan alat pemeriksaan gula
darah.
1705. Waktu melakukan tindakan pemeriksaan gula darah harus
memperhatikan keamanan dan kenyamanan bayi.

324
Prosedur 1706. Persiapan Alat
1707. Alat GDS
1708. Softelix
1709. Needle accu check
1710. Accu check active (stick GDS)
1711. Alkohol swab

1712. Penatalaksanaan
1713. Perawat mencuci tangan
1714. Masukkan Accu check active pada bagian alat
glucotrend
1715. Nyalakan mesin glukotrend
1716. Glucotrend akan mengeluarkan angka, cocokkan
angka dengan angka kode pada accu check
1717. Setelah kode angka timbul pada layar glucotrend
masukkan stik accu check sesuai dengan arah panah aktif
1718. Pada layar monitor kade angka tersebut akan hilang
dan alat siap digunakan
1719. Teteskan darah pada bagian stik (accu check active)
pada bagian yang berwarna orange
1720. Setelah itu tunggu sesaat, hasil pemeriksaan gula
darah akan timbul
1721. Matikan alat glucotrend
1722. Lepaskan accu check active
1723. Rapikan alat
1724. Catat hasil pemeriksaan gula darah pada
dokumentasi tindakan keperawatan
1725. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 155/5.1/04/09/09 00 1/5
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

325
Pengertian Touch adalah sentuhan alamiah pada bayi yang dapat berupa
tindakan mengusap, mengurut atau memijat.
Pijatan pada bayi merupakan rangsangan/stimulasi taktil-kinestetik,
komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orang tua
terhadap bayi.

Tujuan 1726. Membantu bayi untuk berlatih relaksasi.


1727. Membuat tidur lebih lelap dan lama.
1728. Membantu penaturan sistem pencernaan, sistem respirasi
dan sirkulasi.
1729. Membuat ikatan/bonding dengan ibu/orang tua.
1730. Membantu meredakan ketidaknyamanan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi

Prosedur A. Persiapan Pemijatan


1731. Ruang kamar hangat dan tidak berangin.
1732. Bila bayi masih di RS, pemijatan dilakukan didalam
inkubator atau di bawah penghangat khusus (infant warmer).
1733. Sediakan watu yang cukup.
1734. Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk
bayi dan yang memijat).
1735. Alas rata dan lembut.
1736. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/baby oil.
1737. Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari
tangan.
1738. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemijatan.

B. Tehnik Stimulasi Pijat


1739. Pijatan wajah
1740. Caress Love :
Menggunakan seperempat ujung telapak tangan
menekan pada kening bayi.
1741. Relax :
Kedua ibu jari memijat daerah di atas alis dari tengah ke
samping.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN

326
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 155/5.1/04/09/09 00 2/5
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

327
Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
Pijatan wajah
1743. Circle Down :
Memijat dari pangkal hidung turun sampai tulang pipi
mengunakan ibu jari telunjuk dengan gerakan memutar
perlahan.
1744. Smile :
Memijat diatas mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke
samping, tarik sehingga dia tersenyum, dilanjutkan
dengan memijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke
samping seolah membuat bayi tersenyum.
1745. Cute :
Ahiri pijatan wajah dengan memijat secara lembut daerah di
belakang telinga ke arah dagu.

1746. Pijatan dada


1747. Butterfly :
Mulailah dengan meletakkan kedua telapak tangan di tengah
dada bayi. Menggerakkan kedua telapak tangan ke atas,
kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke tengah tanpa
mengangkat tangan seperti membentuk kupu-kupu.
1748. Cross :
Membuat pijatan menyilang dengan telapak tangan dari
pinggang ke arah bahu dan sebaliknya. Bergantian kiri dan
kanan.

1749. Pijatan Tangan


1750. Milking :
1751. Milking India
Memegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan
seperti memgang pemukul softbol (tangan kanan
menggenggam lengan atas, tangan kiri menggenggam
lengan bawah) sambil menggenggam lengan bayi kedua
tangan di gerakan dari bahu ke pergelangan tangan
seerti memerah.
1752. Milking Swedia
Melakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan
tangan ke pangkal lengan (perahan swedia)

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN

328
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 155/5.1/04/09/09 00 3/5
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

329
Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
3. Pijatan Tangan
1753. Rolling :
Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan
seperti menggulung dimulai dari pangkal lengan menuju
pergelangan tangan.
1754. Squeezing :
Melakukan gerakan memutar/memeras dengan lembut
dengan kedua tangan dari pangkal lengan ke pergelangan
tangan.
1755. Thumb After Thumb :
1756. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh
permukaan telapak tangan dan punggung tangan mulai dari
pergelangan tangan.
1757. Spiral :
Dengan ibu jari pijat seluruh permukaan telapak tanagn dan
punggung tangan mulai dari pergelangan tangan dengan
gerakan memutar.
1758. Finger Shake :
Akhiri pijatan tangan dengan menggoyangkan dan menarik
lembut setiap tangan bayi.

1759. Pijatan Perut


1760. Mengayuh :
Meletakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga dan
hati. Mengerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan
tekanan yang lembut sampai dibawah pusar. Ulangi dengan
telapak tangan kiri bergantian beberapa kali.
1761. Bulan-matahari :
Buat pijatan dengan telapak tangan kanan mulai dari perut
atas kiri ke kanan seatah jarum jam sampai bagian kanan
perut bawah bayi (gerakan bulan). Dengan tangan kiri
lanjutkan gerakan memutar mulai dari perut bawah kiri ke
atas mengikuti jarum jam membentuk lingkran penuh
(gerakan matahari), ulangi beberapa kali.
1762. I Love You :
I : memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atau
lurus ke bawah seperti membentuk huruf I
LOVE : memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari
perut kanan atas ke kiri kemudian ke bawah membentuk
huruf L terbalik

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN

330
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 155/5.1/04/09/09 00 4/5
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
4. Pijatan Perut
c. I Love You :
YOU : memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut
kanan bawah ke atas membentuk setengah lingkaran ke
arah perut kiri atas kemudian ke bawah membentuk huruf U
terbalik.
d. Walking :
Menekan dinding perut dengan ujung-ujung jari telunjuk
tengah, dan jari manis bergantian berjalan dari sebelah
kanan ke kiri. Mengakhiri pijatan perut dengan mengangkat
kedua kaki bayi kemudian menekankan perlahan ke arah
perut.

1763. Pijatan Kaki


1764. Milking
a. Milking India
Memegang tungkai bayi dengan kedua tangan seperti
memegang pemukul softbol. Sambil memegang tungkai
bayi, kedua tangan digerakkan dari pangkal paha ke tumit
seperti memerah.
b. Milking Swedia :
Melakukan gerakan kebalikannya dengann cara satu
tangan memegang pergelangan kai yang lain memijat dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
1765. Squeezing :
Melakukan gerakan menggenggam dan memutar dari
pangkal paha sampai ke ujung jari kaki.
1766. Thumb After Thumb :
Menekan dengan kedua ibu jari bergantian mulai dari tumit
ke arah ujung-ujung jari kaki. Menekan tiap jari kaki
menggunakan dua jari tangan kemudian ditarik dengan
lembut. Menekan punggung kaki dengan kedua ibu jari
secara bergantian ke arah ujung jari.

331
332
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI CUKUP BULAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 155/5.1/04/09/09 00 5/5
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat
6. Pijatan Punggung
1767. Go Back Forward :
Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang
punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan maju
mundur menggunakan telapak tangan di sepanjang
punggungnya dari leher sampai pantat bayi.
1768. Slip :
Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang
punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan lurus ke
bawah menggelincir dari leher sampai pantat.
1769. Spiral :
Dengan tiga jari membuat gerakan melingkar kecil di
sepanjang otot punggung dari bahu sampai pantat sebelah
kiri dan kanan.
Akhiri pijatan dengan membuat beberapa kali belaian
memanjang dengan ujung jari dari leher menuju pantat.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

333
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 156/5.1/04/09/09 00 1/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Touch adalah sentuhan alamiah pada bayi yang dapat berupa
tindakan mengusap, mengurut atau memijat.
Pijatan pada bayi merupakan rangsangan/stimulasi taktil-kinestetik,
komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orang tua
terhadap bayi.

Tujuan 1770. Membantu bayi untuk berlatih relaksasi.


1771. Membuat tidur lebih lelap dan lama.
1772. Membantu penaturan sistem pencernaan, sistem respirasi
dan sirkulasi.
1773. Membuat ikatan/bonding dengan ibu/orang tua.
1774. Membantu meredakan ketidaknyamanan.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat di ruang bayi.

334
Prosedur 1775. Persiapan Pemijatan :
1776. Ruang kamar hangat dan tidak berangin.
1777. Bila bayi masih di RS, pemijatan dilakukan didalam
inkubator atau di bawah penghangat khusus (infant warmer).
1778. Sediakan watu yang cukup.
1779. Usahakan pada posisi yang nyaman dan santai (untuk
bayi dan yang memijat).
1780. Alas rata dan lembut.
1781. Sediakan handuk, baju ganti, dan lotion/baby oil.
1782. Kuku pendek dan tidak memakai perhiasan di jari
tangan.
1783. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemijatan.

1784. Tehnik Stimulasi Pijat :


1785. Rangsangan Taktil
1786. Bayi dalam posisi ditengkurapkan
1787. Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik
1788. Tiap gerakan diulang 6 kali
1789. Dikerjakan selama 5 menit
1790. Pijatan Kepala :
1791. Letakkan telapak tangan pada dahi.
1792. Usap dari dahi dengan telapak tangan (tidak
dengan ujung jari) sampai pangkal leher dan kembali
ke dahi secara perlahan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 156/5.1/04/09/09 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

335
Prosedur B. Tehnik Stimulasi Pijat :
1. Rangsangan Taktil
1793. Pijatan Bahu :
Dengan menggunakan 2 - 3 bagian jari tangan kanan dan
kiri secara bersamaan. Lakukan gerakan menyilang pada
tengkuk dan turun ke siku kemudian masing - masing
menuju ke arah Sebaliknya bersilangan di tengkuk.
1794. Pijatan Punggung :
Dengan menggunakan bantalan jari-jari dari kedua
tangan secara bersamaan pijat secara perlahan kedua
sisi tulang belakang dari leher ke pinggang dan kembali
ke leher. Pastikan tidak melakukan penekanan pada
tulang belakang.
1795. Pijatan Kaki Belakang :
Dengan menggunakan bantalan jari dari tiap tangan, pijat
bagian belakang kedua kaki pada saat bersamaan dari
pangkal paha ke pergelangan kaki dan kembali ke
pangkal paha.
1796. Pijatan Lengan :
Pijat bagian belakang kedua lengan pada saat yang
bersamaan, mulai dari bahu kemudian turun ke
pergelangan tangan dan kembali ke bahu.

1797. Rangsangan Kinestetik


1798. Bayi dalam posisi di telentangkan.
1799. Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5detik.
1800. Tiap gerakan diulang 6 kali.
1801. Dikerjakan selama 5 menit.
1802. Menggerakkan siku :
a. Letakkan tangan kita di pangkal lengan untuk
menahan.
b. Dengan menggunakan tangan yang satunya secara
lembut menggerakkan lengan bawah ke arah bahu
secara perlahan kemudian diluruskan kembali.
Lakukan hal yang sama pada lengan satunya.
1803. Pijatan Telapak Tangan :
1804. Letakkan tangan di pergelangan tangan bayi.
1805. Menggerakkan dan memijat telapak tangan
bayi dengan
lembut kearah jari. Akhiri pijatan telapak tangan
dengan menarik lembut setiap jari tangan bayi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR

336
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 156/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


2. Rangsangan Kinestetik
1806. Menggerakkan lutut :
1807. Memegang tungkai bawah bayi.
1808. Menggerakkan sendi lutut secara lembut ke
arah perut dan kembali ke posisi semula.
1809. Menggerakkan sendi panggul :
1810. Memegang kedua pergelangan kaki.
1811. Menggerakkan paha kearah perut dengan
mendorong perlahan kemudian mengembalikan ke
posisi lurus.
1812. Pijatan Telapak Kaki :
1813. Letakkan tangan di pergelangan kaki.Menggerakkan
dan memijat telapak kaki bayi dengan lembut.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Bayi

337
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MERAWAT PAYUDARA PADA IBU NIFAS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 157/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mengajarkan perawatan payudara pada ibu setelah melahirkan.

Tujuan 1814. Memperlancar pengeluaran ASI


1815. Mencegah terjadinya bendungan ASI

Kebijakan Dilakukan oleh bidan dan perawat pada pasien setelah melahirkan
untuk merawat payudara dan memperlancar pengeluaran ASI.

338
Prosedur 1816. Persiapan Alat
1817. Minyak bersih secukupnya / baby oil
1818. 1 kom berisi air hangat
1819. 1 kom berisi air dingin
1820. 2 kantong pencuci
1821. 1 handuk

1822. Pelaksanaan
1823. Bidan/perawat mencuci tangan
1824. Menutup tirai/korden tempat tidur
1825. Menganjurkan pasien membuka pakaian atas dan bra
1826. Meletakkan handuk melintang di bawah payudara
pasien
1827. Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil
1828. Menempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
buah dada pasien
1829. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan
dengan tangan kanan, 3 jari tangan yang berlawanan membuat
gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara
berakhir pada puting susu (setiap payudara minimal 2x)
1830. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
payudara, urutlah payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan (lakukan gerakan ini 30x)
1831. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan
tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dan tepi
kearah puting susu (lakukan 30x)
1832. Merangsang payudara dengan air hangat dan air
dingin secara bergantian selama 5 menit untuk setiap payudara
1833. Payudara dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
1834. Mengenakan bra pada pasien
1835. Membuka tirai/korden tempat tidur
1836. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat
1837. Bidan/perawat mencuci tangan.
Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMINDAHKAN PASIEN INPARTU KE KAMAR BERSALIN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 158/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

339
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara perpindahan pasien inpartu dari ruang observasi/ruang
pasien ke kamar bersalin.

Tujuan Untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien.

Kebijakan 1838. Pasien harus dipindahkan ke kamar bersalin bila telah


diperiksa dalam pembukaaan 6-7 cm, kecuali bila ada instruksi
dokter yang merawat pasien.
1839. Setiap pasien yang sudah dipindahkan ke Kamar Bersalin
adalah tanggung jawab bidan/perawat yang bertugas di Kamar
Bersalin.

Prosedur 1840. Persiapan Alat:


1. Kereta dorong
2. Selimut
3. Perlengkapan baju ibu
4. Status pasien

1841. Persiapan Pasien


Pasien dan keluarga diberitahu penjelasan tindakan yang akan
dilakukan.

1842. Pelaksanaan
1. Pasien diperiksa dalam, bila pembukaan 6-7 cm segera lapor
dokter dan mempersiapkan pasien untuk dipindah ke kamar
bersalin.
2. Informasikan terlebih dahulu pada pasien dan keluarga bahwa
ibu akan dipindahkan ke kamar bersalin.
3. Informasikan ke kamar bersalin bahwa akan memindahkan
pasien inpartu dan hasil pemeriksaan terakhir.
4. Bidan kamar bersalin menyiapkan tempat tidur bersalin dan
segala persiapannya.
5. Bila kamar bersalin sudah siap segera pindahkan pasien.
6. Serah terima pasien lengkap:
1843. Riwayat kesehatan pasien.
1844. Keadaan umum ibu saat inpartu.
1845. Hasil pemeriksaan laboratorium dan CTG.
1846. Kemajuan persalinan: His, BJF dan PD terakhir.
1. Serahkan status pasien dan perlengkapan ibu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMINDAHKAN PASIEN INPARTU KE KAMAR BERSALIN

340
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 158/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1847. Bidan Kamar Bersalin melakukan periksa dalam dan
periksa BJF didepan bidan rawat inap
1848. Dari hasil pemeriksaan tersebut bila ada
perbedaan hasil pembukaan (lebih kecil/lebih besar) segera
laporkan ke dokter DPJP.
1849. Catat instruksi yang ada.
1850. Bidan Rawat Inap kembali keruangan
sambil membawa kereta dorong.
1851. Memberitahu ke keluarga pasien bahwa
hanya satu orang yang menunggu di dalam kamar bersalin.

Unit Terkait 1852. Ruang Rawat Inap Ibu.


1853. Kamar Bersalin.

341
RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA MEMINDAHKAN PASIEN KE KAMAR BERSALIN
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
159/5.1/04/09/09 00 1/1

Ditetapkan,
Standar Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara memindahkan pasien ke kamar.

Tujuan Memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat/bidan pada pasien yang akan dilakukan


tindakan ke kamar bersalin.

Prosedur A. Persiapan Alat


1854. Status pasien.
1855. Brankard/kursi dorong.

1856. Persiapan Pasien


Pasien dan keluarga diberitahu tindakan yang akan dilakukan.

1857. Pelaksanaan
1858. Perawat/bidan cuci tangan.
1859. Informasikan Ke kamar bersalin bahwa akan

342
memindahkan pasien.
1860. Bila kamar berlasin sudah siap,pasien dipindahkan
ke kaberdengan menggunakan brankard/kursi dorong
1861. Serah terima pasien meliputi ku pasien, riwayat
kesehatan pasien.
1862. Serah terima status meliputi kelengkapan
status,instruksi yang telah dilaksanakan dan instruksi yang
belum dilaksanakan, pemeriksaan yang sudah dilakukan.
1863. Pasien yang telah dipindahkan ke kamar bersalin
merupakan tanggung jawab dari perawat/bidan kamar
bersalin.
1864. Informasikan kepada keluarga bahwa pasien
dipindahkan ke kamar bersalin.

Unit Terkait 1865. Ruang Rawat Inap Ibu


1866. UGD
1867. Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN VAGINAL TOILET
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 160/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan cara memposisikan
pasien dalam keadaan litotomi, dipasang speculum, dilakukan
penyemprotan NaCl melalui vagina kemudian dibersihkan dengan
kapas lidi atau kasa.

343
Tujuan 1868. Membersihkan adanya perdarahan kehamilan dan keputihan.
1869. Mengurangi adanya infeksi.
1870. Menjaga kebersihan bagian dalam pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan bidan/perawat yang bertugas pada pasien
perdarahan kehamilan dan keputihan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1871. Tempat tidur.
1872. Penyangga kaki.
1873. Perlak/Underpad.
1874. Spekulum.
1875. Kapas lidi.
1876. Kasa.
1877. Tampon tang.
1878. Sarung tangan steril.
1879. Larutan NaCl.
1880. Betadine.
1881. Kapas sublimat.

B. Pelaksanaan
1882. Cuci tangan.
1883. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien.
1884. Mempersilahkan pasien membuka pakaian bagian
bawah dan tidur dalam posisi litotomi.
1885. Memakai sarung tangan.
1886. Membersihkan bagian luar vulva dengan kapas
sublimat.
1887. Memasang spekulum pada pasien.
1888. Menyemprotkan NaCl pada liang vagina pasien.
1889. Membersihkan larutan NaCl dengan kapas lidi/kassa
dengan menggunakan tampon tang.
1890. Jika terdapat perdarahan, oleskan betadine pada
porsio dengan menggunakan kapas lidi/kassa dengan tampon
tang.
1891. Melepas spekulum.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN VAGINAL TOILET

344
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 160/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1892. Membersihkan vulva pasien dengan kapas sublimat.
1893. Mempersilahkan pasien memakai pakain bawah
pasien.
1894. Merapikankan dan membersihkan alat.
1895. Cuci tangan.

Unit Terkait 1896. Ruang Rawat Inap Ibu.


1897. Rawat jalan.
1898. Kamar Bersalin.

345
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENGANTARKAN PASIEN TDC PULANG KE BIDAN YANG
INCLUDEPICTU MERUJUK
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 161/5.1/04/09/09 00 1/1
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tindakan yang dilakukan pada pasien kiriman bidan dengan
mengantar pasien kembali ke bidan.

Tujuan 1899. Melanjutkan terapi yang sudah ada di tempat bidan.


1900. Melanjutkan perawatan pasien di tempat bidan yang merujuk.
1901. Menjalin hubungan yang baik antara pihak Rumah Sakit
dengan bidan yang merujuk.

Kebijakan Dilakukan oleh perawat pada pasien kiriman bidan saat mengantar
pasien kembali ke bidan.

346
Prosedur A. Persiapan Alat
1902. Buku pengantar pulang ke bidan.
1903. Lembaran pernyataan pulang/kembali ke bidan.
1904. Alat tulis.
1905. Lembar pesanan pulang.
1906. SKL dan resume medis.
1907. Kuitansi pembayaran.
1908. Tas dan obat-obatan pasien.

B. Pelaksanaan
1909. Perawat mengisi buku pengantar pulang ke bidan,
lembaran kembali ke bidan, dan pesanan pulang.
1910. Perawat mempersiapkan tas yang berisi SKL, resume
medis, dan obat-obatan pasien untuk diserahkan ke bidan.
1911. Perawat menyiapkan pasien dan bayi dalam keadaan
rapi.
1912. Perawat menghubungi sopir ambulance untuk
mengantar pasien ke bidan.
1913. Pasien diantar dengan ambulance oleh perawat dari
RSIA Brawijaya Duren Tiga.
1914. Perawat RSBDT operan keadaan pasien dan obat-
obatan,dan menyerahkan kuitansi pembayaran ke bidan.
1915. Bidan menandatangani buku pengantar pulang
sebagai bukti telah melakukan operan.
1916. Perawat RSBDT dan sopir ambulance kembali ke
RSBDT.

Unit Terkait Ruang Rawat Inap Ibu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERIKAN O2 RUANGAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 162/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

347
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tata cara tentang pemberian O2 ruangan.

Tujuan Terlaksananya pengoperasian O2 dengan benar.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan/perawat, dokterdan diberikan pada pasien yang


mengalami kekurangan O2.

Prosedur a. Persiapan Alat:


i. Kanul O2 dengan flow meter.
ii. Suplai oksigen dan selang.
iii. Plester bila diperlukan.
iv. Air matang untuk tes oksigen.

b. Pelaksanaan:
c.Perawat cuci tangan.
d. Cek oksigen lalu sambungkan selang oksigen dengan
kanulnya dan hubungkan dengan saluran oksigen pada flow
meter.
e. Buka kembali flow meter sesuai dnegan jumlah oksigen yang
dibutuhkan (1-6 lt/mnt).
f. Rasakan pada bagian punggung tangan/pipi.
g. Kemudian tes juga dengan memasukkan ujung kanul pada air
matang sampai terlihat gelembungnya.
h. Pasang cabang kanul pada lubang hidung bayi dengan cara
melingkari kepala atau diselipkan pada daun telinga.
i. Periksa kanul tiap 6-8 jam.
j. Kaji cuping, mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
k. Catat kecepatan aliran oksigen, waktu pemasangan, alat
bantu nafas yang digunakan dan respon pasien.
l. Cuci tangan setelah tindakan.

Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap Bayi.


2. Kamar Bersalin.
3. Kamar Bedah.
4. UGD.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN VULVA HYGIENE

348
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 163/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya, ada gangguan pada
vulva atau tidak dapat melakukan sendiri.

Tujuan 1917. Menjaga kebersihan.


1918. Mencegah infeksi.
1919. Memberikan rasa nyaman.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

349
Prosedur A. Persiapan Alat
1920. Sarung tangan.
1921. Kain pengalas bokong/underpad.
1922. Kapas savlon dan tempatnya.
1923. Bengkok.

B. Pelaksanaan
1924. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan.
1925. Pintu dan tirai ditutup.
1926. Perawat mencuci tangan.
1927. Pakaian pasien bagin bawah dibuka.
1928. Pengalas dipasang dibawah bokong pasien.
1929. Perawat memakai sarung tangan.
1930. Dengan tangan kirinya perawat membuka vulva
dengan kapas savlon.
1931. Tangan kanan mengambil kapas savlon dengan pinset,
selanjutnya bersihkan vulva dari atas ke bawah, dimulai dari
labia mayora ke labia minora, kapas kotor dibuang ke dalam
bengkok. Demikian dilakukan beberapa kali sampai vulva
bersih.
1932. Setelah selesai, pasien dirapikan dan posisinya diatur
kembali agar pasien merasa nyaman.
1933. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempat
semula.
1934. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait 1935. Ruang Rawat Inap Ibu


1936. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMY
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 164/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

350
Pengertian Perawatan yang dilakukan pada daerah iritasi perineum yaitu insisi
untuk memperlebar lubang keluar jalan lahir agar bayi dapat mudah
keluar.

Tujuan 1937. Mencegah terjadinya infeksi.


1938. Menjaga kebersihan pasien.
1939. Memberikan rasa nyaman.

Kebijakan Semua bidan/perawat yang melakukan tindakan keperawatan


maternitas harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

Prosedur A. Persiapan Alat


1940. Kapas savlon dan tempatnya.
1941. Sarung tangan.
1942. Bengkok.
1943. Kassa betadine dan tempatnya.
1944. Perlak/underpad.
1945. Selimut untuk penutup.
1946. Tempat sampah medis.

B. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan dan jaga
privacy pasien.

C. Pelaksanaan
1947. Alat-alat disiapkan dan didekatkan pada pasien.
1948. Pintu, jendela/tirai ditutup.
1949. Perawat mencuci tangan.
1950. Pakaian bawah pasien dibuka.
1951. Pasang perlak/underpad dibawah bokong.
1952. Pembalut kotor dibuang di tempat sampah medis.
1953. Pakai sarung tangan dan lakukan vulva hygiene
dengan kapas savlon.
1954. Daerah perineum dan anus dibersihkan.
1955. Kompres luka episiotomy dengan kassa betadine
peras kering
1956. Sarung tangan dilepas.
1957. Perawat mencuci tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MELAKUKAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMY

351
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 164/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 1958. Ruang Rawat Inap Ibu.
1959. Kamar Bersalin.

352
RSIA Brawijaya
Duren Tiga RESUSITASI JANTUNG PARU PADA BAYI DAN ANAK
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 165/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan emergensi yang dilakukan pada kondisi dimana bayi
dan anak mengalami hipoksia akibat kesulitan bernapas atau
respiratory arrest.

Tujuan Mengembalikan fungsi kardiopulmonal dengan memompa jantung


dan memberi ventilasi pada paru sampai fungsi jantung dan paru
pulih.

Kebijakan Setiap petugas kesehatan di lingkungan ruang perawatan anak


harus dapat melakukan resusitasi jantung paru dasar (Basic Life
Support) pada kondisi pasien yang mengalami respiratory arrest.

353
Prosedur 1960. Membebaskan Jalan Nafas
1961. Bebaskan jalan nafas dari hambatan dengan
menempatkan secara tertelungkup kepala bayi lebih rendah
dari tubuh menggunakan tangan. Pertahankan dengan
menempatkannya di atas paha.
1962. Tepuk punggung bayi menggunakan pangkal telapak
tangan untuk mengeluarkan benda atau secret yang
menyumbat.
1963. Jika jalan nafas masih tersumbat, balik bayi dalam
posisi masih tetap kepala lebih rendah.
1964. Lakukan 5 hentakan kecil pada midsternal
menggunakan jari tengah dan jari manis untuk meningkatkan
tekanan intratorak sehingga bayi dapat batuk untuk
mengeluarkan sumbatan. Pegang bayi dengan erat jangan
sampai terjatuh.

1965. Mengembalikan Kesadaran


1966. Jika bayi tidak sadar, buka jalan nafas. Berikan 2
pernafasan buatan.
1967. Jika kesadaran belum pulih, reposisi kepala bayi lebih
ekstensi dan coba tiup pernafasan. Jika gagal ulangi lagi
prosedur sampai sumbatan terangkat.
1968. Pada saat sumbatan terangkat, kaji respirasi dan
pulse.

1969. Memberikan Ventilasi


1970. Ambil nafas, dan tutup mulut bayi dengan mulut anda
rapat-rapat.
1971. Masukkan tiupan udara dengan efektif. Jika dada bayi
bergerak naik turun, udara yang masuk mungkin efektif.
1972. Teruskan memberi pernafasan dengan satu kali tiupan
setiap 3 detik (20 kali tiupan/menit) sampai terdeteksi denyut
nadi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga RESUSITASI JANTUNG PARU PADA BAYI DAN ANAK
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 165/5.1/04/09/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

354
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1973. Mengembalikan Denyut Jantung dan Sirkulasi
1974. Kaji denyut jantung bayi dengan palpasi arteri
brachialis. Jika ditemukan pulse, lanjutkan memberi
pernafasan buatan tetapi jangan lakukan kompresi jantung.
1975. Jika tidak ada pulse, lakukan kompresi jantung pada
bayi dengan menempatkan kedua telapak tangan di belakang
toraks dan menekan sternum ke belakang menggunakan
kedua ibu jari dengan cara yang ritmis. Atau gunakan kedua
jari (tengah dan manis) untuk menekan sternum paling sedikit
100 kompresi/menit.
1976. Hembuskan satu tiupan pernapasan setiap 5
kompresi.

Unit Terkait a. Ruang Rawat Inap Bayi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PERAWAT DAN STAF MEDIS

355
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 166/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Komunikasi verbal antar perawat dan/staf medis yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama
dalam perawatan di rumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
pesan.

Tujuan 1977. Memastikan keakuratan semua informasi.


1978. Memastikan semua informasi terkini tentang status kesehatan
pasien disampaikan dengan tepat dan benar.
1979. Menurunkan angka kesalahan atau sentinel event.
1980. Meningkatkan keselamatan pasien.

Kebijakan Mengimplementasikan prosedur ”read back” pada setiap order yang


disampaikan secara verbal melalui telepon atau melaporkan hasil-
hasil pemeriksaan dengan nilai yang kritis.

Prosedur Pelaksanaan Prosedur ”Read Back ”


a. Staf yang menerima informasi atau order, mencatat kelengkapan
order atau hasil pemeriksaan kedalam catatan rekam medis pasien
dan membacakan kembali atau ”read back” secara lengkap
informasi atau order yang diterimanya.
b. Untuk obat-obat yang kedengarannya mirip atau ”Sound a like
Drugs”, nama obat harus di eja kata demi kata.
c. Beri tanda pada nama obat atau hasil pemeriksaan yang sudah
dibacakan kembali tersebut, jika si pemberi order atau pemberi
informasi telah menyatakan ”ya” atau ketepatan pengulangan.
d. Beri tanda tangan dan nama jelas perawat yang menerima order
atau informasi serta perawat saksi, catat jam prosedur terjadi.
e. Lakukan verifikasi dalam waktu 1x24 jam atau sesuai kebijakan RS
setempat kepada dokter yang memberi order pada saat datang
berkunjung dengan memberi tanda tangan dan nama jelas, tanggal
dan jam verifikasi pada catatan sebelumnya.

356
Unit Terkait 1981. Ruang Rawat inap Ibu.
1982. Ruang Rawat Inap Bayi.
1983. Kamar Bersalin.
1984. Kamar Bedah.
1985. UGD.
1986. Farmasi.
1987. Rawat Jalan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA AKIBAT JATUH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 167/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai, atau ketempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat
maupun pada saat pasien terbangun yang disebabkan oleh berbagai
kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis lainnya atau
karena terlalu banyak aktivitas atau akibat kelalaiaan perawat

Tujuan 1. Sebagai pedoman perawat dalam penatalaksanaan mengurangi


cidera pasien akibat jatuh.
2. Tidak terjadinya cidera pasien akibat jatuh.

Kebijakan Semua perawat mengurangi cidera pasien akibat jatuh sesuai


standar yang telah ditetapkan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1988. Tempat tidur.
1989. Kursi roda.
1990. Bel.

B. Pelaksanaan
1991. Lakukan pengkajian dengan mengidentifikasi faktor
resiko pasien cidera dengan skala Morce.
1992. Identifikasi faktor risiko penggunaaan obat-oabatan

357
yang sering meningkatkan risiko pasien jatuh (obat sedative,
hypnotic, analgesic, psikotropik , anti depresan, laxative dan
diuretic).
1993. Lakukan mobilisasi pasien sesuai SOP (protokol) yang
telah ditetapkan, (memindahkan pasien dari tempat tidur, kursi
roda, stretcher).
1994. Penuhi permintaan bell pasien terhadap kebutuhan
makanan, cairan, dan kebutuhan eleminasi sesegera
mungkin.
1995. Tingkatkan pemenuhan pola tidur normal pasien.
1996. Komunikasikan faktor risiko pasien jatuh pada pasien,
keluarga dan ingatkan pasien untuk pencet bel bila
memerlukan bantuan perawat.
1997. Gunakan istrumen yang sahih (valid) serta dapat
dipercaya (reliable) untuk memprediksi faktor risiko pasien
jatuh.
1998. Berikan pengertian pada pasien dan keluarga untuk
memahami faktor risiko karena perubahan tingkat
ketergantungan, gangguan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan, perubahan daya ingat, perubahan sensorik,
perubahan motorik serta gangguan komunikasi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENURUNKAN RISIKO PASIEN CIDERA AKIBAT JATUH
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 167/5.1/04/09/09 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 1999. Yakinkan jumlah tenaga perawat cukup pada setiap
shift.
2000. Perhatikan kondisi lingkungan pasien :
2001. Peralatan yang digunakan mudah dijangkau.
2002. Penerangan cukup.
2003. Kebisingan terkontrol.
2004. Pindahkan pasien yang berisiko jatuh dekat nurse
station. Monitoring ketat pasien dengan risiko tinggi jatuh
dengan memberi tanda pada tempat tidur pasien: hijau =

358
resiko rendah, kuning = resiko sedang, merah = resiko tinggi.
2005. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang rambu-
rambu pasien jatuh.
2006. Libatkan keluarga dalam pencegahan pasien jatuh.
2007. Laporkan peristiwa pasien jatuh.

Unit terkait 2008. Rawat Inap Ibu.


2009. Rawat jalan.
2010. Kamar bersalin.
2011. UGD.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN CTG
INCLUDEPICTU (CARDIO TOCO GRAFI )
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 168/5.1/04/09/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

359
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Alat yang dipakai untuk memeriksa denyut jantung janin (DJJ) dan
perubahan-perubahannya yang terjadi akibat aktifitas uterus dan
gerakan janin selama masa kehamilan dan persalinan.

Tujuan a. Untuk pemeriksaan aktifitas uterus dan/ atau gerakan


janin.
b. Untuk mengetahui perubahan akibat gerakan janin.

Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan keperawatan maternitas


harus sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

Prosedur i. Cuci tangan dahulu


ii. Pasien diberitahu dan alat-alat disiapkan
iii. Posisi pasien terlentang dan kedua kaki diluruskan
iv. Elektrik ban untuk mengikat transducer (2 buah) diletakkan di
bawah punggung pasien
v. Transducer diletakkan pada jantung janin (1) dan difundus uteri
(11) dan dikencangkan oleh elastis ban
vi. Kabel dari masing–masing transducer kealat CTG (sesuai warna)
vii. CTG dinyalakan (tombol kanan bawah) dan tekan bagian
rekaman (tanda) untuk mendapatkan hasil rekaman
viii. Lamanya CTG sesuai instruksi dokter

Unit Terkait 2012. Kamar Bersalin


2013. UGD
2014. Rawat Jalan
2015. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN CTG
(CARDIO TOCO GRAFI )

360
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 169/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
CTG agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian atau
sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan a. Alat tetap terjaga kebersihannya.


b. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
c. Mencegah kerusakan alat.
d. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2016. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan CTG.
2017. Pemeliharaan CTG dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
2018. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.

361
Prosedur A. Persiapan alat
2019. spons
2020. sabun
2021. air
2022. lap kering
2023. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan
2024. Lepas interkonecting listrik
2025. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
2026. Pakai sarung tangan
2027. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2028. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali

Unit Terkait a. Kamar Bersalin


b. UGD
c. Rawat Jalan
d. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMBERSIHKAN INCUBATOR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 170/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
ambubag agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

362
Tujuan 2029. Alat tetap terjaga kebersihannya.
2030. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2031. Mencegah kerusakan alat.
2032. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2033. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan ambubag.
2034. Pemeliharaan ambubag dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
2035. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
2036. Spons
2037. Sabun
2038. Air
2039. Lap kering
2040. Sarung tangan

B. Langkah-langkah
2041. Perawat cuci tangan
2042. Perawat memakai sarung tangan
2043. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2044. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab,lalu
dikeringkan dan ditata kembali
2045. Melepas sarung tangan
2046. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Kamar Bersalin


UGD
Rawat Jalan
Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR

363
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 171/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-092009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu alat yang dipakai untuk monitoring pasien yang terdiri dari
tekanan darah, nadi, saturasi. .

Tujuan Untuk memonitor kondisi pasien selama dilakukan pembiusan.


2052. Untuk menjamin pasien dalam keadaan aman dan nyaman
selama dilakukan pembedahan.
2053. Untuk dapat mengambil tindakan secepat mungkin bila terjadi
tanda-tanda kegagalan monitoring selama anestesi agar
pembedahan berjalan dengan baik dan lancar.

Kebijakan Alat ini dipakai pada pasien yang mau dilakukan tindakan
pembedahan atau pasien dengan observasi ketat.

Prosedur A. Pelaksanaan
2054. Cek kondisi bed side monitor fungsi maupun
kelengkapannya.
2055. Setelah pasien dilakukan pembiusan pastikan pasien
dalam posisi nyaman.
2056. Pasang manset Tekanan darah salah satu lengan
yang tidak terpasang iv kateter.
2057. Pasang oksimetri pada ujung jari pada tangan yang
tidak ada viksasi manset.
2058. Pasang elektrode EKG pada lokasi intercostal apek
kiri dan kanan jantung dan distal kiri jantung.
2059. Pasang kabel elektrode pada elektrode EKG sesuai
lokasi : merah (R) kanan atas,kuning (L) kiri atas,dan hijau di
bagian kiri bawah.
2060. Lakukan perekaman monitoring setiap 5 menit sekali
pada tekanan darah.

Unit Terkait 2061. Kamar Operasi


2062. Kamar Bersalin

364
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN BED SIDE MONITOR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 172/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
bed side monitor agar dapat berfungsi secara optimal setiap
pemakaian atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 2063. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2064. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2065. Mencegah kerusakan alat.
2066. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2067. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan bed side monitor.
2068. Pemeliharaan bed side monitor dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
2069. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.

365
Prosedur A. Persiapan alat
2070. spons
2071. sabun
2072. air
2073. lap kering
2074. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan
2075. Lepas interkonecting listrik
2076. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
2077. Pakai sarung tangan
2078. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2079. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali

Unit Terkait 2080. Kamar Bersalin


2081. Ruang Rawat Inap Ibu
2082. Rawat Jalan
2083. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN EKG (ELEKTRO CARDIO GRAM)
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 173/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Alat yang dipakai untuk merekam aktifitas jantung pasien

Tujuan a. Tercapainya pelayanan yang maksimal pada pasien


b. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada jantung

366
Kebijakan Semua perawat dan bidan wajib mengetahui dan mengerti cara
mengoprasionalkan EKG

Prosedur 2084. Catatan :


2085. Selama pemakaian alat jangan disentuh.
2086. Jika ingin mengguanakan cara manual, tekan mode
dan muncul manual dan jalankan secara manual.

2087. Persiapan Alat :


a. Alat EKG lengkap.
b. Jelly
c. Nierbekken
d. Tissue untuk pembersih

2088. Persiapan pasien :


2089. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2090. Pasien ditidurkan dalam posisi terlentang
2091. Pasien ditenangkan
2092. Perhiasan dan lain-lain yang mengandung logam
dilepaskan

2093. Pelaksanaan :
2094. cuci tangan secara prosedural sebelum melakukan
tindakan
2095. beritahu mengenai hal-hal yang akan dilakukan.
2096. Lepaskan baju pasien
2097. Atur posisi pasien,dengan posisi telentang
2098. Oleskan jelly pada bagian dada pasien dan pada kedua
pergelangan tangan dan kaki.
2099. Pasang kabel-kabel EKG sesuai tempatnya di dada dan
pergelangan tangan dan kaki pasien yang sudah diolesi jelly.
2100. Sambungkan kabel ke sumber listrik.
2101. Pasang kabel ke pasien sesuai dengan tempatnya.
2102. Tekan tombol ON/OFF, lalu lihat layar, tunggu sampai
HR muncul dan terlihat terang.
2103. Tekan mode untuk menentukan automatis.
2104. Tekan tombol lead hingga muncul di layar Lead I.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN EKG (ELEKTRO CARDIO GRAM)

367
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 173/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur D. Pelaksanaan
2105. Setelah itu tekan Start dan akan keluar rekaman EKG
sampai selesai
2106. Setelah selesai tekan ON/OFF.
2107. Pasien diberitahu bahwa tindakan sudah selesai, dan
pasien boleh mengenakan baju kembali.
2108. Hasil EKG diberi nama pasien, usia, tanggal dan jam
tindakan.

Unit Terkait 2109. Kamar Bersalin


2110. UGD
2111. Rawat Jalan
2112. Ruang Rawat Inap Ibu

368
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN INFUS PUMP
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 174/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan , memelihara maupun memperbaiki alat
infuse pump agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 2113. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2114. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2115. Mencegah kerusakan alat.
2116. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2117. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan infuse pump.
2118. Pemeliharaan infuse pump dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
2119. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.

369
Prosedur A. Persiapan alat
2120. spons
2121. sabun
2122. air
2123. lap kering
2124. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
2125. Lepas interkonecting listrik
2126. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
2127. Pakai sarung tangan
2128. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2129. Noda pada probe dibersihkan dari jelly ,kabel-kabel
dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan digulung dan ditata
kembali
Unit Terkait 2130. Kamar Bersalin
2131. UGD
2132. Rawat Jalan
2133. Ruang Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN USG 4 DIMENSI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 175/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Alat yang dipakai untuk memeriksa atau melihat kondisi didalam
rahim dengan suatu alat USG 4 dimensi.

370
Tujuan 2134. Melihat kondisi didalam rahim
2135. Untuk melihat jenis kelamin janin
2136. Untuk melihat adanya kelainna pada janin
2137. Memeriksa letak janin
2138. Menentukan usia kehamilan
2139. Menentukan taksiran berat janin

Kebijakan Prosedur ini hanya dilakukan oleh dokter spesialis obstetric


gynekology.

Prosedur Pelaksanaan
2140. Melakukan cuci tangan prosedural
2141. Pasang sampiran
2142. Beri tahu kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2143. Atur posisi pasien dengan terlentang
2144. Tekan tombol on/ off pada CPU
2145. Tekan tombol on/off pada USG ( lampu yang
berwarna merah akan mati )
2146. Tunggu kurang lebih 1-2 menit,sampai layar menunjuk
gambar
2147. Setelah layar menyala tekan freez
2148. Dokter melakukan tindakan
2149. Setelah tindakan rapihkan pasien, rapihkan
alat,matikan alat
2150. Cuci tangan perosedural

Unit Terkait Rawat jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN USG 4 DIMENSI

371
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 176/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
USG4 dimensi agar dapat berfungsi secara optimal setiap
pemakaian .atau sewaktu-waktu dibutuhkan

Tujuan 2151. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2152. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2153. Mencegah kerusakan alat.
2154. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 2155. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan USG 4 dimensi.
2156. Pemeliharaan USG 4 dimensi dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
2157. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan
.
Prosedur A. Persiapan alat
2158. spons
2159. sabun
2160. air
2161. lap kering
2162. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
2163. Pakai sarung tangan
2164. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian diseka dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2165. Noda dibersihkan, dilap dengan lap lembab,lalu
dikeringkan dan ditata kembali

Unit Terkait Rawat jalan

372
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN ENDOSCOPY THT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 177/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses menggunakan alat untuk melihat kondisi hidung
dengan memasukkan alat endoscope.

Tujuan 2166. Untuk melihat kondisi hidung dan naso farink.


2167. Tercapainya pelayanan yang maksimal pada pasien.

Kebijakan Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis THT.

373
Prosedur A. Persiapan alat
2168. Sarung tangan
2169. Scope
2170. Video camera system
2171. TV monitor
2172. Light sort system
2173. Kapas
2174. Air hangat

B. Langkah-langkah :
2175. Cuci tangan secara prosedural
2176. Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan
2177. Surat persetujuan tindakan medik
2178. Pasang sampiran
2179. Atur posisi pasien fowler
2180. Nyalakan tv monitor
2181. Sambungkan kamera system ke scope
2182. Sambungkan kabel dengan scope
2183. Tes fokus dengan tulisan atau gambar
2184. Tindakan dilakukan oleh dokter
2185. Setelah selesai tindakan kemudian rapihkan alat dan
rapihkan pasien
2186. Buka sarung tangan
2187. Cuci tangan

Unit Terkait Rawat jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN ENDOSCOPY THT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 178/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

374
Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
endoscopy agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 2188. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2189. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2190. Mencegah kerusakan alat.
2191. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat

Kebijakan 2192. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan alat endoscopy.
2193. Pemeliharaan alat endoscopy dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
2194. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.
Prosedur A. Persiapan alat
2195. spons
2196. Larutan enduzem atau sidezem
2197. Wadah atau kom besar
2198. air
2199. lap kering
2200. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
a. Pakai sarung tangan
b. Rendam alat endoscopy dengan endozem atau sidezem 1 :
200 selam 3-5 menit dengan larutan hangat 30-40°C
c. Cuci alat dan bilas di dalam air mengalir
d. Keringkan alat simpan pada tempat yang telah disediakan
e. Lepas sarung tangan
2201. Cuci tangan secara prosedural

Unit Terkait Rawat jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN INHALASI NEBULIZER

375
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 179/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Proses kegiatan mengoperasionalkan alat Nebulizer.

Tujuan Terlaksananya kegiatan pengoperasionalan alat Nebulizer dengan


aman.

Kebijakan Nebulizer dioperasionalkan oleh tenaga terlatih.

376
Prosedur A. Persiapan alat
2202. Oksigen
2203. Alat nebulezer
2204. Mask dan slang nebulezer
2205. Sarung tangan
2206. Obat-obat nebulezer sesuai kebutuhan

B. Langkah-langkah
a. Siapkan alat inhalasi dan alat yang akan digunakan
b. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
c. Mengkaji prekwensi, jumlah dan kedalaman pernafasan dan
bersihan jalan nafas pasien.
d. Cuci tangan prosedural
e. Memakai sarung tangan
f. Masukkan obat inhalasi ke dalam wadah yang tersedia pada
masker nebulizer
g. Hubungkan alat dengan oulet listrik
h. Tekan tombol ON untuk mengaktifkan alat
i. Pasangkan masker nebulizer kepada pasien antara dagu dan
pangkal hidung
j. Setelah obat inhalasi, tekan tombol OFF untuk menonaktifkan
alat
k. Lepaskan alat dari outlet listrik
l. Lepaskan masker nebulizer, bersihkan dengan air mengalir
m. dan sabun, keringkan dan simpan di menja pasien
n. Bersihkan alat nebulizer, simpan pada tempatnya
o. Sarung tangan dibuka
p. Cuci tangan secara prosedural
q. Mengkaji prekwensi, jumlah dan kedalaman pernafasan dan
bersihan jalan nafas pasien.
r. Mendokumentasikan tindakan kedalam form pelaksaan
keperawatan

Unit Terkait 2207. Ruang Pemulihan


2208. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN INHALASI NEBULIZER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 180/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

377
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
nebulizer agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 2209. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2210. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2211. Mencegah kerusakan alat.
2212. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2213. Setiap perawat atau bidan harus dapat melakukan prosedur
pemeliharaan nebulezer.
2214. Pemeliharaan nebulezer dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian.
2215. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.
.

Prosedur A. Persiapan alat


2216. spons
2217. sabun
2218. air
2219. lap kering
2220. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
2221. Lepas interkonecting listrik
2222. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
2223. Pakai sarung tangan
2224. Basahi alat dengan lap lembab. Kemudian pakai
deterjent kemudian dicuci dengan lap lembab lalu keringkan
dengan lap kering
2225. Kabel-kabel dilap dengan lap lembab,lalu dikeringkan
digulung dan ditata kembali

Unit Terkait UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMAKAIAN INFANT WARMER

378
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 181/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Alat yang dipakai untuk menghangatkan bayi baru lahir.

Tujuan Menghangatkan bayi baru lahir.

Kebijakan 2226. Alat ini hanya dipergunakan khusus di kamar bedah dan di
kamar bersalin.
2227. Setiap bayi lahir baik di kamar bedah maupun kamar bersalin
harus dihangatkan dalam infant warmer.
2228. Setiap perawat baik di kamar bersalin maupun di kamar
bedah harus mampu mengoprasionalkan infant warmer sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RSBDT.

Prosedur Tata Cara Penggunaan :


2229. Hubungkan kabel dengan stop kontak
2230. Tekan power on-off
2231. Tekan tombol exam list untuk menyalakan lampu
2232. Tekan baby temperatur pada infant warmer untuk mengatur
suhu infant
2233. Tekan star pada infant warm untuk mengatur waktu afgar skor
2234. Tekan tulisan silence pada infant warmer apabila terjadi alarm
2235. Tekan tombol exam light untuk mematikan infant terlebih
dahulu
2236. Tekan power on-off untuk mematikan infant warmer

Unit Terkait 2237. Kamar Bedah


2238. Kamar bersalin

379
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN INFANT WARMER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 182/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu proses membersihkan ,memelihara maupun memperbaiki alat
infant warmer agar dapat berfungsi secara optimal setiap pemakaian
atau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tujuan 2239. Alat tetap terjaga kebersihannya.


2240. Alat dapat berfungsi secara optimal apabila dipergunakan
sewaktu-waktu.
2241. Mencegah kerusakan alat.
2242. Memperpanjang masa kerja atau produktifitas alat.

Kebijakan 2243. Setiap perawat yang bertugas di kamar operasi harus dapat
melakukan prosedur pemeluharaan infant warmer.
2244. Pemeliharaan infant warmer itu dilakukan sebelum dan
sesudah pemakaian.
2245. Service distributor dilakukan secara berkala 6 bulan sekali
atau sewaktu-waktu diperlukan.

380
Prosedur A. Persiapan alat
2246. spons
2247. prisept
2248. sabun
2249. air
2250. lap kering
2251. Sarung tangan

B. Langkah-langkah pemeliharaan :
2252. Lepas interkonecting listrik
2253. Diamkan selama 30 menit untuk mendinginkan
2254. Pakai sarung tangan
2255. Buat larutan prisep 0,5gr : 1000 (...%)
2256. Keluarkan spon bed infant dan papan alas
2257. Basahi spons dengan larutan prisep
2258. Mulai pembersihan dengan menyeka bagian atas
infant mulai dari yang bersih ke bagian terkontaminasi yaitu
dari mulai lampu baru ke bagian badan,alat yang terbuat dari
kaca dipersihkan dengan dengan lap lembab dengan diseka
dengan deterjen dibilas dengna lap lembab lalu dikeringkan
dengan lap kering
2259. Noda-noda dihilangkan,alat-alat infant warmer setelah
dibersihkan disusun kembali lalu ditutup dengan kain bersih

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMELIHARAAN INFANT WARMER
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 182/5.1/04/09/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 2260. Kamar Bedah
2261. Kamar bersalin

381
RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM EVALUASI BIMBINGAN KLINIK
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 183/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Penilaian yang dilakukan pada mahasiswa diakhir program
bimbingan.

Tujuan Memperbaiki proses bimbingan yang akan datang.

Kebijakan Dilakukan secara periodik setiap selesai periode bimbingan,


diadakan antara pembimbing lapangan dengan pembimbing
pendidikan.

Prosedur A. Persipan Alat :


2262. Form laporan harian.
2263. Buku laporan pencapaian target.
2264. Format penilaian sikap.
2265. Format penilaian tindakan kebidanan.
2266. Hasil presentasi pengamatan kasus.

a. Pelaksanaan :
2267. Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu selama praktik
dengan menggunakan format laporan harian.
2268. Penilaian sikap dilakukan setiap pergantian ruangan
dengan format penilaian sikap.
2269. Penilaian tindakan dilakukan sesuai dengan daftar tilik
tindakan.
2270. Batas nilai kelulusan adalah 3.00 (B).
2271. Menilai hasil seminar individu dari masing-masing
kasus yang dibuat, yaitu Asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta akseptor KB.

382
Unit Terkait 2272. Ruang Rawat Inap Ibu.
2273. Ruang Rawat Inap Bayi.
2274. Rawat Jalan.
2275. Kamar bersalin.
2276. Kamar Bedah.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA TATA TERTIB PRAKTIK MAHASISIWA DAN SANKSI
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
184/5.1/04/09/09 00 1/2

Ditetapkan,
Kepala RS.Bersalin Duren Tiga
Standar
Tanggal terbit
Prosedur
15-09-2009
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG
(K)
Pengertian Tata cara mahasiswi praktek di RS Bersalin Duren Tiga
yang menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan selama praktek di RS Bersalin Duren Tiga.

Tujuan Mahasiswi mengetahui batasan jelas yang boleh dikerjakan


dan yang tidak boleh dilakukan.

Kebijakan Setiap mahasiswi wajib mentaati peraturan RS Bersalin


Duren Tiga.

Prosedur Aktifitas
Yang harus dikerjakan oleh mahasiswi saat praktek

383
1. Mengobservasi semua tindakan keperawatan,
medis dan kebidanan.
2. Melakukan pengamatan kasus kelompok melalui
pengkajian status klien mulai dari pasien masuk
sampai dengan keluar RS.
3. Melakukan pengamatan kasus secara individu
melalui pengkajian status klien dengan bimbingan
mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar RS.
4. Melakukan presentasi kasus secara kelompok.
5. Pasien yang boleh dibuat pengamatan kasus
adalah pasien kelas III.
6. Ciptakan suasana yang kondusif dillingkungan
pasien.
7. Mahasiswi melaporkan diri bila terlambat praktek
kepada CI atau asisten CI ruangan.
8. Mahasiswi wajib menjaga segala peralatan yang
digunakan selama praktek.

Yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswi


1. Melakukan praktek untuk pasien kelas II, I dan VIP.
2. Segala tindakan yang bersifat invasif.
3. Melakukan tindakan keperawatan/kebidanan apapun tanpa
pembimbing lapangan maupun pendidikan.
4. Melakukan pengkajian/tindakan langsung ke pasien.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
INCLUDEPICT
URE
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA TATA TERTIB PRAKTIK MAHASISWA DAN SANKSI
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
No. Dokumen No. Revisi Halaman
184/5.1/04/09/09 00 2/2

Standar Ditetapkan,
Prosedur Kepala RS.Bersalin Duren Tiga
Operasional Tanggal terbit
15-09-2009

384
Prof. Nugroho Kampono, SpOG
(K)
Prosedur Sanksi
2277. Segala peralatan RS yang rusak akibat
kelalaian mahasiswi, harus diganti oleh mahasiswi
yang bersangkutan
2278. Bila tidak hadir praktek dengan alasan apapun
harus mengganti waktu praktek.
2279. Terlambat lebih dari 30 menit tanpa
pemberitahuan tidak boleh praktek kecuali alasan
yang bisa diterima oleh pembimbing dari kedua belah
pihak.
2280. Bila melanggar peraturan RS dalam
menjalankan praktek maka praktek dibatalkan.
2281. Jika mahasiswi melakukan tindakan medis di
luar sepengetahuan instruktur/pembimbing lahan
praktek RSBDT yang mengakibatkan malpraktek
pada pasien maka hal tersebut menjadi tanggung
jawab mahasiswi.

Unit terkait 2282. Rawat inap ibu dan bayi.


2283. Unit kamar bersalin/operasi.
2284. Unit rawat jalan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK PERAWAT

385
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 185/5.1/04/09/09 00 1/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tingkah laku (etitude) yang harus dilakukan oleh seorang
perawat sesuai dengan etika perawat.

Tujuan 2285. Untuk meningkatkan keterampilan perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan yang berpedoman pada etika
keperawatan.
2286. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat/atau
petugas keperawatan selalu berpedoman pada kode etik
keperawatan.

386
Prosedur A. Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat, keluarga dan
pasien :
2287. Perawat dalam melaksanakan pengabdian senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang pangkal tolaknya
bersumber dari adanya kebutuhan akan perawatan di RSB
Duren Tiga.
2288. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dalam
idang perawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan
yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
2289. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya
senantiasa rasa tulus ikhlas, ramah tamah, jujur sesuai
dengan martabatdan tradisi luhur perawatan.
2290. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama
baik dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa serta upaya-upaya kesejahteraan
umumnya sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

B. Tanggung jawab perawat terhadap tugas :


2291. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkan ketrampilan perawat yang sesuai dengan
individu, keluarga dan masyarakat.
2292. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya sehubungan tugas yang dipercayakan
kepadanya oleh RSB Duren Tiga.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK PERAWAT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 185/5.1/04/09/09 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

387
Prosedur B. Tanggung jawab perawat terhadap tugas :
2293. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan,
ketrampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan
dengan norma-norma kemanusiaan.
2294. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya
senantiasa dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan,
warna kulit, jenis kelamin, aliran politik yang di anut serta
kedudukan sosial.
2295. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan
keselamatan pasien dalam melaksanakan tugas perawatan
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika
menerima dan mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan perawatan.

C. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi


kesehatan lain :
2296. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik
antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya baik
dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
2297. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
ketrampilan pengalamannya kepada sesama perawat serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
perawatan.

D. Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan :


2298. Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan
profesional secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan
jalan menambah ilmu pengetahuan,ketrampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan
keperawatan.
2299. Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi
perawat dengan menunjukkan tingkah laku dan sifat-sifat
pribadi yang tinggi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK PERAWAT

388
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 185/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2300. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan
pembakuan pendidikan dan pelayanan perawatan serta
menerapkan dalam kegiatan-kegiatan pelayanan dan
pendidikan perawatan.
2301. Perawat scara bersama-sama membina dan
memelihara mutu organisasi profesi perawat sebagai sarana
pengabdian.
E. Tanggung jawab perawat terhadap Pemerintah, Bangsa dan
Tanah Air :
2302. Perawat dalam melaksanakan tugasnya senantiasa
harus selalu taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2303. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
Pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
2304. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam
menyumbangkan pikiran kepada Pemerintah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.

Unit Terkait 2305. Unit Rawat Inap Ibu.


2306. Unit Rawat Inap Bayi.
2307. Unit Rawat Jalan.
2308. Unit Gawat Darurat.
2309. Kamar Operasi.

389
RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK BIDAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 186/5.1/04/09/09 00 1/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tingkah laku yang harus dilakukan oleh seorang bidan sesuai
dengan etika bidan.
Tujuan 2310. Untuk meningkatkan ketrampilan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan ya pada kode berpedoman pada kode etik
bidan.
2311. Dalam melaksanakanasuhan kebidanan, bidan/petugas
selalu berpedoman pada kode etik.

390
Prosedur I. Tanggung jawab Bidan terhadap klien dan masyarakat :
2312. Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
2313. Bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
2314. Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada pada peran, tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2315. Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak pasien dan menghormati
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2316. Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan id
2317. Bidan berhak mamberikan pertolongkeluarga dan
masyarakat.
2318. Bidan berhak mamberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam
tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
2319. Bidan entitas yang sama sesuai dengan
kebutuhankannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
2320. Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

II. Tanggung Jawab terhadap Tugasnya :


2321. Bidan senantiasa memberikan pelayanan yang
paripurna kepada klien kepada klien, keluarga dan
masyarakat.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK BIDAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 186/5.1/04/09/09 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

391
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur a. Tanggung Jawab terhadap Tugasnya :
2322. Bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya,
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
2323. Bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan atau yang dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.

III. Tanggung jawab Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan


lainnya :
Bidan harus :
2324. Bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan
sejawatnya untuk menciptakan m keraja yang serasi.
2325. Bida
n dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

IV. Tanggung jawab terhadap profesinya :


2326. Bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang
tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2327. Bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2328. Bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya, yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya.

V. Tanggung jawab terhadap diri sendiri :


2329. Bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melakukan tugas profesinya dengan baik.
2330. Bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan nya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga KODE ETIK BIDAN

392
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 186/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur VI. Tanggung jawab terhadap pemerintah :
2331. Bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA /KB dan
kesehatan keluarga.
2332. Bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA /KB dan kasehatan keluarga.

Unit Terkait 2333. Unit Rawat Inap.


2334. Kamar Operasi.
2335. Kamar Bersalin.

393
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PROSEDUR PENANGANAN MASALAH ETIKA DAN PROFESI
INCLUDEPICT TENAGA KEPERAWATAN
URE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijaya 187/5.1/04/09/09 00 1/2
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Kepala RS.Bersalin Duren Tiga
Standar
Tanggal terbit
Prosedur
15-09-2009
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG
(K)
Pengertian Kegiatan yang bertujuan untuk membina etika dan disiplin profesi
tenaga keperawatan,sehingga tercermin nilai-nilai profesional
dalam diri perawat dan bidan.

Tujuan Agar terbina dan terlaksananya etika dan disiplin profesi Tenaga
Keperawatan/Kebidanan sesuai ketentuan yang ada.

Kebijakan 2336. Kebijakan ini digunakan sebagai pedoman dalam


penanganan masalah Etik dan Disipilin Profesi Tenaga
Keperawatan di RSIA Brawijaya Duren Tiga.
2337. Penanganan masalah Etik dan Profesi yang tidak dapat
diselesaikan oleh Kepada Ka.Bidang Keperawatan untuk
dapat ditindak lanjuti.

394
Prosedur I. Untuk masalah Etika dan Profesi Tenaga Keperawatan(Ringan
dan Sedang) :
a. Kepala Unit menyelesaikan masalah-masalah
etika dan disiplin profesi tenaga keperawatan
b. Bila masalah etika dan disiplin tersebut dapat
diselesaikan.Ka.Unit memberikan laporan kepada
Ka.bag yanmed dan keperawatan sebagai
informasi adanya masalah etika dan disipilin
profesi yang terjadi.
c. Bila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan
diunit dan memerlukan pembahasan dalam
lingkup yang lebih luas, maka Ka.Unit merujuk
masalah tersebut kepada Kasie Keperawatan
untuk ditindak lanjuti.

II. Untuk masalah etika dan disiplin profesi Tenaga Keperawatan


(Berat).
d. Penanganan oleh Kabag Yanmed dan
Keperawatan dengan cara :
e. Menggumpulkan data yang berhubungan dengan
kejadian.
f. Menguraikan situasi yang memicu terjadinya
masalah termasuk orang-orang yang terlibat dan
kondisi pasien secara menyeluruh.
g. Menilai kembali masalah etika dan disiplin yang
terjadi untuk diberikan sanksi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PROSEDUR PENANGANAN MASALAH ETIKA DAN PROFESI
INCLUDEPICTU TENAGA KEPERAWATAN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 187/5.1/04/09/09 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

395
Unit Terkait i. Unit Rawat Inap
ii. Unit Rawat Jalan
iii. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ORIENTASI KARYAWAN BARU KEPERAWATAN
RSIA Brawijaya Duren Tiga

396
INCLUDEPICT No. Dokumen No. Revisi Halaman
URE 188/5.1/04/09/09 1/2
"http://brawijaya
hospital.com/ass
ets/img/logo/Log
o.png" \*
MERGEFORMA
TINET

Jalan Duren Tiga


Raya No. 5
Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Tanggal Terbit
Prosedur 15-09-2009
Operasional
Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)
Pengertian Tata cara melakukan program orientasi bagi karyawan baru di tim
Keperawatan.

Tujuan Terjadi transfer informasi yang efektif, efisien dan menyeluruh


bagi karyawan baru di tim keperawatan RS.Bersalin Duren Tiga.

Kebijakan Program ini diberlakukan kepada semua karyawan baru hasil


rekruitmen.

397
Prosedur Materi Orientasi :
A. Pengenalan Pelayanan K esehatan RS.Bersalin Duren Tiga(1hari):
2338. Sejarah RSIA Brawijaya Duren Tiga
2339. Visi, misi, falsafah, tujuan RSIA Brawijaya Duren Tiga
2340. Struktur organisasi RSIA Brawijaya Duren Tiga
2341. Fasilitas dan sarana yang tersedia dan cara
penggunaannya.
2342. Kebijakan serta prosedur serta peraturan karyawan
2343. Prosedur penanganan dalam perbagai bidang
(kebakaran dan distakter)
2344. Hak dan Kewajiban perawat/bidan.
2345. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

B. Pelayanan Keperawatan :
Struktur organisasi keperawatan
Falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan.
2346. Macam-macam pelayanan yang tesedia
2347. Standar praktek keperawatan yang dipakai.
2348. Sistem pelayanan yang tersedia
2349. Standar Praktek Keperawatan yang dipakai.
2350. Sistem pelayanan Keperawatan
2351. Peraturan, kebijakan dan prosedur yang berlaku dalam
bidang keperawatan.
2352. Pola ketenagaan dan system penilaian kinerja
keperawatan
2353. Uraian tugas dari tingkat yang terkait dalam orientasi ini
dan mekanisme diunit.
2354. Prosedur penerimaan pasien rawat jalan dan
penerimaan pasien baru masuk.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ORIENTASI KARYAWAN BARU KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU RSIA Brawijaya Duren Tiga
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 188/5.1/04/09/09 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

398
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur C. Pengetahuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan :
2355. Dokumentasi Keperawatan dan Rekam Medik.
2356. Pasien Safety.
Orientasi unit : yaitu mengorientasikan perawat baru ke unit kerja
atau unit dimana perawat tersebut ditempatkan.

Unit Terkait 2357. Rawat Inap.


2358. Rawat Jalan.
2359. UGD.
2360. Kamar Operasi.
2361. Kamar Bersalin.

RSIA Brawijaya Duren


Tiga SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN (PKB) FORMAL S-1 KEPERAWATAN

399
INCLUDEPICTURE No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
"http://brawijayahospit 189/5.1/04/09/09 00 1/2
al.com/assets/img/logo
/Logo.png" \*
MERGEFORMATINE

T
Jalan Duren Tiga Raya No.
5 Pancoran, Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal Terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Sistem seleksi pengembangan tenaga pendidikan formal tenaga
keperawatan S-1 adalah suatu cara yang dapat menuntun dalam
pemilihan tenaga keperawatan mengembangkan pendididkan formal
lanjutan yang lebih tinggi dari pendidikan keperawatan sebelumnya.

Tujuan 2362. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS.Bersalin


Duren Tiga.
2363. Meningkatkan dan memelihara kemampuan
profesionalisme seluruh tenaga keperawatan RS.Bersalin Duren
Tiga.

Kebijakan 2364. Mempunyai masa kerja 5 th di RS.Bersalin Duren Tiga.


2365. Usia dibawah 44 th dan ikatan dinas.
2366. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter
RS.Bersalin Duren Tiga.
2367. Penilaian kinerja.
2368. Kesempatan mengikuti ujian seleksi di RS.Bersalin
Duren Tiga.
2369. Menyerahkan surat pernyataan ijin dari suami bagi yang
telah berkeluarga.
2370. Ada pernyataan setelah lulus bersedia ditempatkan
sesuai dengan kebutuhan RS.Bersalin Duren Tiga.

400
Prosedur a. Tata Cara Pelaksanaan :
2371. Calon peserta mengajukan permohonan lambat satu
setengah bulan sebelum tanggal ujiannya.
2372. Ka.Instalasi mengirimkan penilaian kinerja Ka.Bag
Yanmed dan Keperawatan.
2373. Ka.Bag Yanmed dan Keperawatan mengajukan nama-
nama peserta untuk dilakukan ujian seleksi keperawatan.
2374. Kepala Seksi Keperawatan menentukan jadual ujian
seleksi kepada peserta dan unit terkait.
2375. Kepala Seksi Keperawatan mengadakan ujian seleksi
keperawatan dan mengirim nilai ujian ke Direktur dan
memprakarsai rapat kredensialuntuk menentukan kelulusan.
2376. Bagi yang lulus seleksi dapat melakukan pendaftaran ke
S-1.

a. Dokumen Pendukung
2377. Surat permohonan tugas belajar.
2378. Surat rekomendasi dari Ka.Instalasi.
2379. Surat tugas belajar dari Kepala Rumah Sakit.
2380. Evaluasi kinerja.
2381. Surat perjanjian tugas belajar.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PENDIDIKAN
INCLUDEPICTU BERKELANJUTAN (PKB) FORMAL S -1 KEPERAWATAN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 189/5.1/04/09/09 00 2/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait a. UGD.
b. Rawat Inap.
c. Rawat Jalan.
d. Kamar Bersalin.
e. Kamar Operasi.

401
RSIA Brawijaya
Duren Tiga SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PKB FORMAL D-III
INCLUDEPICTU KEPERAWATAN/KEBIDANAN
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 190/5.1/04/09/09 00 1/2
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

402
Pengertian Sistem seleksi pengembangan tenaga pendidikan formal tenaga
keperawatan/kebidanan D-III adalah suatu cara yang dapat
menuntun dalam pemilihan tenaga keperawatan mengembangkan
pendididkan formal lanjutan yang lebih tinggi dari pendidikan
keperawatan sebelumnya.

Tujuan 2382. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS.Bersalin


Duren Tiga.
2383. Khusus meningkatkan dan memelihara kemampuan
profesionalisme seluruh tenaga keperawatan RS.Bersalin Duren
Tiga.

Kebijakan 2384. Mempunyai masa kerja 5 th di RS.Bersalin Duren Tiga.


2385. Usia dibawah 44 th dan ikatan dinas.
2386. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter
RS.Bersalin Duren Tiga.
2387. Penilaian kinerja.
2388. Kesempatan mengikuti ujian seleksi di RS.Bersalin Duren
Tiga.
2389. Menyerahkan surat pernyataan ijin dari suami bagi yang telah
berkeluarga.
2390. Ada pernyataan setelah lulus bersedia ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan RS.Bersalin Duren Tiga.

Prosedur 2391. Tata cara pelaksanaan :


2392. Calon peserta mengajukan permohonan lambat satu
setengah bulan sebelum tanggal ujiannya.
2393. Ka.Instalasi mengirimkan penilaian kinerja Ka.Bag
Yanmed dan Keperawatan.
2394. Ka.Bag Yanmed dan Keperawatan mengajukan
nama-nama peserta untuk dilakukan ujian seleksi
keperawatan.
2395. Kepala Seksi Keperawatan menentukan jadual ujian
seleksi kepada peserta dan unit terkait.
2396. Kepala Seksi Keperawatan mengadakan ujian seleksi
keperawatan dan mengirim nilai ujian ke Direktur dan
memprakarsai rapat kredensial untuk menentukan kelulusan.
2397. Bagi yang lulus seleksi dapat melakukan pendaftaran
ke D III.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN UNTUK PKB FORMAL D-III
KEPERAWATAN/KEBIDANAN

403
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 190/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2398. Dokumen pendukung :
2399. Surat permohonan tugas belajar
2400. Surat rekomendasi dari Ka.Instalasi
2401. Surat tugas belajar dari Kepala Rumah Sakit
2402. Evaluasi kinerja
2403. Surat perjanjian tugas belajar

Unit Terkait a. UGD


b. Rawat Inap
c. Rawat Jalan
d. Kamar Bersalin
e. Kamar Operasi

404
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PROSEDUR PERAWAT KONTROL
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 191/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
keperawatan diseluruh unit perawatan pada malam dan hari libur.

Tujuan Terlaksananya pelayanan perawatan pasien di unit secara


berkesinambungan dengan aman, efektif dan berkwalitas.

Kebijakan Apabila setiap kepala seksi tidak hadir atau diluar jam kerja atau pada
hari libur harus ada perawat control yang menggantikan
mengkorrdinasikan kegiatan pelayanan keperawatan diseluruh RSIA
Brawijaya Duren Tiga.

405
Prosedur Pelaksanaan
2404. Perawat control dipilih sesuai kriteria yang di tetapkan
2405. Daftar dinas disusun 3 minggu tanggal satu bulan berikutnya
2406. Diedarkan keruangan 2 minggu sebelumnya
2407. Setiap perawat bertugas antara 2-3 bulan sekali
2408. Setiap ruangan di ambil 1-2 tenaga perawat kontrol
2409. Bila berhalangan, perawat dapat bertukar tangal dinas pada
bulan yang sama.
2410. Bila mendadak berhalangan/sakit
2411. Dinas sore dan malam
Penanggung Jawab Unit mencari pengganti yang setara dan
sesuai pedoman dinas kontrol dan memberi tahu ke Kasie,
kemudian di koordinasikan ke Ka.Bidang Pelayanan Medik
dan Keperawatan
2412. Dinas pagi dan hari libur
Bidang perawatan yang mencari pengganti diantara Kasie

Unit Terkait 2413. Unit rawat inap


2414. Unit Gawat Darurat
2415. Kamar bayi
2416. OK/VK

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENCATATAN DAN PELAPORAN TUGAS JAGA PERAWAT
INCLUDEPICTU KONTROL
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 192/5.1/04/09/09 00 1/2
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

406
Pengertian Menyerahkan dan menerima tugas secara berkesinambungan dari
perawat kontrol kepada kaur atau kepada perawat kontrol berikutnya.

Tujuan 2417. Memelihara dan melaksanankan asuhan keperawatan secara


berkesinambungan.
2418. Untuk mengetahui dengan pasti jumlah pasien rawat inap
yang memerlukan perawatan khusus atau istimewa.
2419. Mengetahui masalah yang terjadi yang menyangkut kejadian
di RSIA Brawijaya Duren Tiga

Kebijakan Pencatatan dan pelaporan tugas jaga perawat control herus


menggambarkan kejadian atau masalah yang terjadi di dalam rumah
sakit pada periode penugasan.

Prosedur 2420. Kualifikasi perawat kontrol


a. Pendidikan D III Keperawatan/ Kebidanan
b. Mempunyai pengalaman sebagai penanggung jawab ruangan/
koordinator Askep
c. Pengalaman menjadi pelaksana perawatan 2-3 tahun
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan
e. Berwibawa
f. Sehat jasmani dan rohani

2421. Setiap pergantian dinas :


2422. Dinas sore : j.10.00 –j.21.00 WIB
2423. Dinas malam : j.21.00 – j.10.00 WIB

2424. Serah terima dilaksanakan oleh :


a. Pihak pertama :
Perawat kontrol yang menghadiri pelaksanaan tugas pada
saat itu.
b. Pihak kedua :
Perawat kontrol yang akan melaksanankan tugas pada waktu
itu.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENCATATAN DAN PELAPORAN TUGAS JAGA PERAWAT
KONTROL

407
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 192/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2425. Pelaksanaan.
a. Membaca buku laporan yang tertulis oleh perawat kontrol
yang bertanggung jawab pada shift sebelumnya dan
memeriksa catatan keperawatan mengenai asuhan yang telah
diberikan dan rencana berikutnya
b. Menerima laporan dari perawat kontrol sore baik di
keperawatan di UGD maupun di seluruh rumah sakit
c. Mengambil tindakan apabila ada pertimbangan yang harus
ditangani menyangkut askep di pelayanan RSBDT
d. Mengontrol atau mensupervisi kegiatan pelayanan RSBDT

Unit Terkait 2426. UGD


2427. Perawatan Ibu
2428. Perawatan Bayi
2429. Rawat Jalan
2430. Kamar Bersalin
2431. Kamar Operasi

408
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI PERSYARATAN
INCLUDEPICTU DI KAMAR OPERASI
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 193/5.1/04/09/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan pembedahan berjalan secara optimal.

Tujuan Terpenuhi pelayanan pembedahan yang efektip dan efisien diisetiap


jam kerja/shift kerja.

Kebijakan Setiap perawat kamar operasi harus bersedia sebagai on call.

409
Prosedur 2432. Satu hari tugas jaga terdiri dari 3 shift yang terdiri dinas pagi
j.08.00-14.00,dinas sore j.14.00-20.00,dinas malam j.20.00 -
j.08.00
2433. Setiap shift terdiri dari 1 team operasi yang beranggotakan :
2434. Perawat sebagai instrument
2435. Perawat sebagai sirkulasi
2436. Perawat sebagai asisten
2437. Setiap shift P,S,M terdiri yang beranggotakan :
2438. Perawat sebaggai instrument
2439. Perawat sebagai sirkulasi
2440. Perawat sebagai asistent
2441. Jumlah ketenaga kerjaan setiap shift 2 orang.Apabila ada
tindakan operasi ketenagaan dipenuhi dengan sistem on call.
2442. Untuk jadwal instrument apabila dinas pagi dijadwal untuk
instrument malam (on call),apabila dinas sore dijadwalkan untuk
instrument pagi (on call),apabila dinas malam dijadwalkan untuk
instrument sore ( on call).

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENGGANTIAN PEJABAT/KEPALA URUSAN KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU BILA BERHALANGAN HADIR
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 194/5.1/04/09/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

410
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Pemegang jabatan dari suatu jabatan struktural maupun fungsional
organisasi keperawatan seperti Kepala Seksi Keperawatan dan
Penanggung Jawab Ruangan.

Tujuan Agar kelangsungan organisasi berjalan dengan lancar.

Kebijakan Setiap penggantian pejabat atau pergantian kepala seksi


keperawatan bila berhalangan hadir harus menunjuk pengganti yang
ditentukan oleh Kepala pelayanan medis.

Prosedur 2443. Kepala Bidang Perawatan


Bila Kepala Bidang berhalangan hadir secara tiba-tiba (sakit dll),
maka yang menggantikan tugas adalah salah satu Kepala Seksi
Perawatan yang ditunjuk oleh Direktur Medik dan Keperawatan.
a. Karena cuti maka yang menggantikan tugasnya adalah salah
satu Kepala Seksi sesuai kesepakatan.
2444. Penanggung Jawab Ruangan (PJR)
Bila PJR berhalangan hadir maka yang menggantikan tugas
adalah Wakil Koordinator Askep diruangan yang sama.
2445. Koordinator Askep
Bila Wakil Koordinator Askep berhalangan hadir maka
penggantinya adalah Ketua Tim.
2446. Perawat Kontrol
Bila perawat kontrol berhalangan hadir malam tugas dilimpahkan
kepada perawat di ruangan yang sama dan berkemampuan
setingkat dengan perawat kontrol yang digantikan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.

Unit Terkait 2447. Rawat Inap


2448. Rawat Jalan
2449. Kamar Bedah
2450. UGD
2451. Kamar Bersalin

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PROSEDUR PERAWAT ON CALL

411
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 195/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Perawat on call adalah perawat yang dipanggil setiap ada
kegiatan/tindakan operasi P/S/M khususnya fungsi untuk
instrumentasi.

Tujuan Terlaksananya pelayanan pembedahan di unit kamar operasi dengan


cepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga di kamar operasi.

Kebijakan 2452. Perawat on call dipanggil diluar jam kerja P/S/M.


2453. Apabila tindakan diatas jam 22.00 WIB perawat yang
berfungsi sebagai on call di antar dan di jemput oleh
kendaraan RSIA Brawijaya Duren Tiga.
2454. Perawar on call harus datang setengah jam sebelum
operasi dimulai.
2455. Wajib masuk asrama yang disiapkan oleh RSIA
Brawijaya Duren Tiga.

Prosedur 2456. Ada informasi tentang jam kegiatan operasi.


2457. Perawat yang bertugas pada shift tersebut menghubungi
perawat on call untuk menginformasikan adanya kegiatan operasi.
2458. Perawat on call datang setengah jam sebelum operasi dimulai
wajib menyiapkan ,memeriksa kelengkapan peralatan untuk
operasi.
2459. Perawat instrument mengikuti operasi samapi merapihkan
alat-alat yang dipergunakan saat operasi.

Unit Terkait Unit Kamar Bedah

412
RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI PERSYARATAN
INCLUDEPICTU DI UGD
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 196/5.1/04/09/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

dr.Fachruddin,SpOG
Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan berjalan secara optimal.

Tujuan 2460. Agar terlaksananya pelayanan UGD 24 jam oleh tenaga


perawat yang terampil di pelayanan gawat darurat.
2461. Menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan.

Kebijakan SK Kepala RSIA Brawijaya Duren Tiga No. 017/Ka.


RSBDT/SK/IX/2008 Tentang Kebijakan Umum Pengelolaan RSIA
Brawijaya Duren Tiga terkait dengan UGD berhubungan dengan
Sumber Daya Manusia Dan Organisasi di UGD.

413
Prosedur 2462. Jadwal dinas perawat UGD dalam 24 jam dibagi menjadi 3
shift, yaitu :
a. Shift pagi : jam 07.00 - 14.00 WIB
b. Shift sore : jam 14.00 - 20.00 WIB
c. Shift malam : jam 20.00 - 07.00 WIB
2463. Setiap kali datang berdinas, harus melakukan absensi yang
telah disediakan.
2464. Setiap perawat UGD harus datang tepat waktu sesuai
dengan shiftnya, jika berhalangan hadir atau terlambat harus
melapor kepada Penanggung Jawab ruang UGD.
2465. Perawat UGD tidak boleh meninggalkan ruangan selama
berdinas.
2466. Melakukan serah terima pasien dengan yang berdinas
sebelumnya.
2467. Melakukan pelayanan terhadap pasien yang datang ke UGD
sesuai kebutuhan pasien dengan ramah dan sopan di bidang
Asuhan Keperawatan, seperti :
a. Mengukur tanda-tanda vital.
b. Menimbang berat badan.
c. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan kompetensinya.
2468. Mencatat data pasien dan pemakaian obat-obatan serta
peralatan di buku register perawat.

Unit Terkait 2469. Urusan Keperawatan


2470. SDM

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PENGATURAN TUGAS JAGA SESUAI PERSYARATAN
INCLUDEPICTU DI KAMAR OPERASI
RE
"http://brawijayahos No. Dokumen No. Revisi Halaman
pital.com/assets/im 197/5.1/04/09/09 00 1/1
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

dr.Fachruddin,SpOG
Pengertian Suatu sistem yang dibuat sebagai acuan dalam mengatur tugas
sesuai dengan persyaratan kwalifikasi tenaga keperawatan yang
tersedia agar pelayanan pembedahan berjalan secara optimal.

414
Tujuan Terpenuhi pelayanan pembedahan yang efektip dan efisien disetiap
jam kerja/shift kerja.

Kebijakan Setiap perawat kamar operasi harus bersedia sebagai on call.

Prosedur 2471. Satu hari tugas jaga terdiri dari 3 shift yang terdiri
2472. 1. Shift pagi j. 08.00 – 14.00 , dinas sore j.14.00 –
J.20.00,dinas malam j.20.00 – j.08.00
2473. Setiap shift terdiri dari 1 team operasi yang beranggotakan :
2474. Perawat sebagai instrument
2475. Perawat sebagai sirkulasi
2476. Perawat sebagai asisten
2477. Setiap shift P,S,M terdiri dari yang beranggotakan :
2478. Perawat sebagai instrument
2479. Perawat sebagai sirkulasi
2480. Perawat sebagai asistent
2481. Jumlah ketenaga kerjaan setiap shift 2 orang.Apabila ada
tindakan operasi ketenagaan dipenuhi dengan sistem on call.
2482. Untuk jadwal instrument apabila dinas pagi dijadwalkan untuk
instrument malam (on call),apabila dinas sore dijadwalkan untuk
instrment pagi (on call),apabila dinas malam dijadwalkan untuk
instrument sore (on call).

Unit Terkait Kamar Bedah

RSIA Brawijaya
Duren Tiga METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
INCLUDEPICTU KEPERAWATAN
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 198/5.1/04/09/09 00 1/3
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

415
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Sistem penugasan adalah suatu metode penugasan dalam
memberikan asuhan keperawatan dimana perawat yang ditunjuk
diberikan tanggung jawab sesuai dengan kriteria.

Tujuan 2483. Tujuan Umum


Manajer keperawatan dapat mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan.
2484. Tujuan Khusus
a. Adanya pembagian perawat dalam tim disetiap ruang rawat
inap.
b. Adanya pembagian tugas yang jelas untuk setiap tim.
c. Adanya daftar perawat dan pasien yang menjadi tanggung
jawab setiap perawat.
d. Terlaksananya pendokumentasian asuhan keperawatan yang
semakin komprehensif.
e. Dapat memberikan asuhan kebidanan dan keperawatan
secara optimal.
f. Dapat terciptanya kerjasama yang baik dan
berkesinambungan antar tenaga keperawatan.

Kebijakan Sistem penugasan ini hanya berlaku di RSIA Brawijaya Duren Tiga
sesuai dengan unit masing-masing.

Prosedur Dalam pelaksanaan metode penugasan ini dilakukan secara serentak


diseluruh ruang rawat. Untuk melihat efektifitas metode tersebut maka
dilakukan atau ditetapkan unit rawat inap menggunakan metode tim
sedangkan untuk unit kamar bersalin, kamar operasi dan UGD
menggunakan metode kasus.
2485. Model penugasan di unit rawat inap
a. Pengorganisasian tenaga
Pengoraganisasian diruangan menggunakan metode
penugasan Tim. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan
sejumlah pasien diruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim 8-
10 orang pasien dengan jumlah perawat 2 orang. Untuk itu
dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien
b. Kualifikasi ketenagaan
Menyusun kualifikasi ketenagaan sesuai dengan pendidikan,
pengalaman dan kompetensi masing-masing (ketua tim,
anggota tim dan tenaga penunjang)

RSIA Brawijaya
Duren Tiga METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN

416
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 198/5.1/04/09/09 00 2/3
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

417
Prosedur 1. Model penugasan di unit rawat inap
c. Struktur Organisasi
Membuat struktur organisasi yang digunakan dalam metode
tim.
d. Daftar dinas ruangan
Penyusunan jadual dinas di ruang rawat disusun berdasarkan
anggota tiap tim sehingga pada setiap shift yang berdinas
adalah anggota dari masing-masing tim.
e. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi
tanggung jawab tiap kelompok selama 24 jam. Daftar pasien
diruangan diisi oleh coordinator asuhan keperawatan atau
ketua tim masing-masing.
f. Klasifikasi Pasien
Klasifikasi pasien dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua
tim dengan menggunakan pedoman yang telah ditentukan,
yaitu berdasarkan derajat ketergantungan pasien.
g. Pelaporan dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Adanya laporan tim dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
h. Adanya uraian Tugas untuk menunjukan uraian tanggung
jawab masing-masing pelaksana dalam metode tim.

2486. Model penugasan di unit UGD, Kamar Bersalin dan Kamar


Operasi
a. Pengorganisasian tenaga
Model penugasan yang diberlakukan di unit kamar bersalin,
kamar operasi dan UGD adalah metode kasus. Yaitu
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana
perawat mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup
seluruh aspek keperawatan yg dibutuhkan.Perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien
secara menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan pada pasien dengan baik. Dalam metode ini dituntut
kualitas serta kuantitas yang tinggi dari perawat serta
dibutuhkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, sehingga
metode ini sesuai jika digunakan untuk unit kamar bersalin,
kamar operasi dan UGD.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga METODE PENUGASAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN

418
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 198/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2. Model penugasan di unit UGD, Kamar Bersalin dan Kamar
Operasi
b. Penugasan
i. Kepala unit mengatur penugasan perawat antara lain
membuat jadwal dinas dan menentukan penanggung
jawab shift.
ii. Penanggung jawab shift bertanggung jawab juga sebagai
perawat pelaksana yang akan memberikan intervensi dan
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan pasien.

Unit Terkait 2487. Unit Rawat Inap


2488. Unit Gawat Darurat
2489. Unit Kamar Bersalin
2490. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait 2491. Buku agenda harian


2492. Jadwal dinas

419
RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM ROTASI KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 199/5.1/04/09/09 00 1/2
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Perpindahan tenaga keperawatan pada satu unit ke unit keperawatan
yang lain atau ke unit yang berbeda.

420
Tujuan 2493. UMUM
a. Agar perawat/bidan mampu memberikan layanan asuhan
disetiap unit keperawatan dengan sifat dan kompleksitas yang
berbeda sesuai dengan kompetensinya.
b. Terpenuhi kebutuhan tenaga sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan/kebidanan
yang bermutu.
c. Agar perawat/bidan mendapatkan pengalaman dan mampu
beradaptasi dengan tempat dan jenis pelayanan keperawatan
pada bidang yang berbeda.

2494. KHUSUS
Setelah mengalami rotasi:
2495. Perawat mampu memberikan layanan asuhan di unit
perawatan :
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. IGD
d. Kamar Operasi
e. Kamar Bersalin
2496. Bidan mampu memberi asuhan kebidanan pada
lingkup:
2497. Antenatal
2498. Intra natal
2499. Post natal
2500. Unit memiliki perawat/bidan dengan kompetensi sesuai
dengan kebutuhan asuhan pasien.
2501. Terjadinya peningkatan motivasi bagi tenaga perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan diruang rawat

Kebijakan Sistem Rotasi ini diberlakukan untuk semua tenaga keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan kebutuhan ketenagaan di RSB Duren Tiga.

Prosedur 2502. Ka. unit terkait menyampaikan informasi kepada Kasie


Keperawatan tentang kebutuhan penyesuaian ketenagaan di unit
keperawatan dan rencana melakukan rotasi tenaga
perawat/bidan dengan tembusan : Ka.Bag SDM dan Ka.Bag.
Pelayanan medik dan keperawatan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM ROTASI KEPERAWATAN

421
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 199/5.1/04/09/09 00 2/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Prosedur 2503. Mengusulkan seseorang sesuai dengan yang dengan
kompetensi yang dibutuhkan di unit yang akan dirotasikan.
2504. Ka. Unit memanggil, memberikan pendekatan dan alasan
kepada perawat/bidan yang akan menjalani rotasi serta
memberikan informasi unit yang akan dituju.
2505. Ka.Unit melakukan evaluasi penilaian kinerja terhadap
karyawan yang akan menjalani rotasi.
2506. Kasie keperawatan mengirimkan surat kepada Ka.Bag SDM
dengan tembusan : Ka.Bag SDM dan Ka. Unit Terkait dan
Ka.Bag. Pelayanan Medik dan keperawatan.
2507. Ka.Bag. Pelayanan Medik memberikan surat keputusan rotasi
untuk perawat yang ditunjuk untuk bekerja di unit yang baru.

Unit Terkait 2508. Unit Rawat Jalan


2509. Unit Rawat Inap
2510. Unit Gawat Darurat
2511. Unit Kamar Bersalin
2512. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait
2513. Evaluasi Penilaian Kinerja karyawan yang dirotasikan
2514. Surat usulan rotasi
2515. Surat Keputusan penempatan karyawan yang dirotasikan

422
RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 200/5.1/04/09/09 00 1/4
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Mutasi adalah perpindahan tugas tenaga keperawatan baik menurut
tempat bekerja maupun tingkat jabatan berdasarkan hasil penilaian
yang telah ditetapkan.
Tujuan 2516. UMUM
Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
melalui penempatan tenaga yang memiliki motivasi kerja tinggi,
pengetahuan dan pengalaman memadai untuk jabatan fungsional
keperawatan tertentu serta berwawasan rumah sakit.

2517. KHUSUS
2518. Memberi kesempatan untuk pengembangan tenaga
keperawatan.
2519. Memberikan motivasi kerja tenaga keperawatan.
2520. Menghilangkan kejenuhan kepada tenaga
keperawatan.
2521. Menambah wawasan dan pengalaman kerja dalam
lingkungan keperawatan.
2522. Memenuhi kebutuhan tenaga pada jabatan fungsional
keperawatan tertentu.

423
Kebijakan Sistem mutasi ini diberlakukan untuk semua tenaga keperawatan
sesuai dengan kebutuhan ketenagaan di RSB Duren Tiga.

Prosedur Mutasi dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dan boleh dipilih kembali
bila penilaian mencapai 3 – 4, serta maximal menjabat selama 2
periode

DASAR DAN WAKTU PENILAIAN


2523. Pelaksana Keperawatan
a. Pendidikan sekolah keperawatan
b. Penampilan kerja tenaga keperawatan
c. Mampu dan mau melaksanakan proses keperawatan
d. Bekerja sesuai dengan protap yang telah ditetapkan
e. Waktu penilaian ditetapkan setahun sekali
2524. Penanggung Jawab Ruangan
a. Pendidikan DIII Keperawatan / DIII Kebidanan / Anastesi / atau
S1 Keperawatan
b. Penampilan Kerja tenaga keperawatan
c. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 200/5.1/04/09/09 00 2/4
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

424
Prosedur 2. Penanggung Jawab Ruangan
d. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilakukan perawat
yang ada dibawah tanggung jawabnya
e. Dilaksanakannya protap keperawatan yang telah ditetapkan
f. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
g. Pengaturan / pengunaan sarana secara efektif dan efisien
h. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali
2525. Kepala Unit Keperawatan
a. Pendidikan S1 Keperawatan / DIII Keperawatan / DIII
Kebidanan / DI Kebidanan
b. Penampilan kerja tenaga keperawatan
c. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien.
d. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilingkungan
keperawatan yang telah diterapkan
e. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
f. Pengaturan / penggunaan sarana secara efektif dan efisien
g. Mampu menyusun dan melaksanakan program pendidikan
berkesinambungan di instalasi yang ada dibawah tanggung
jawabnya
h. Mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pergerakan dan
pengawasan
i. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali
2526. Kepala Urusan Keperawatan
a. Pendidikan S2 Keperawatan / S1 Keperawatan / DIII
Keperawatan
b. Mengikuti pelatihan bidang manajemen minimal 2 minggu (80
jam)
c. Penampilan kerja tenaga keperawatan
d. Supervisi kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pada
status pasien.
e. Terlaksananya kerjasama yang harmonis dilingkungan
keperawatan yang telah diterapkan
f. Dapat bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada
dirumah sakit
g. Pengaturan / penggunaan sarana secara efektif dan efisien

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN

425
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 200/5.1/04/09/09 00 3/4
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

426
Prosedur 4. Kepala Urusan Keperawatan
h. Mampu menyusun dan melaksanakan program pendidikan
berkesinambungan di instalasi yang ada dibawah tanggung
jawabnya
i. Mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pergerakan dan
pengawasan
j. Waktu penilaian dilakukan setahun sekali

PENILAIAN
i. Pelaksana Keperawatan, yang menilai terdiri dari :
k. PJR
l. Ka. Unit
m.Kasie Keperawatan
Penanggung Jawab Ruangan
ii. Ka. Unit
iii. Kasie Keperawatan
iv. Kepala Unit
1. Kasie Keperawatan
2. Kepala Bidang Keperawatan
v. Kepala Urusan Keperawatan
n. Kepala Bidang Keperawatan

HASIL PENILAIAN
Score nilai antara 1 – 4, hasil yang harus dicapai 3 – 4 item dari
komponen yang dinilai, bila nilai kurang dari 3, yang bersangkutan
diberi peringatan dan setelah 3 bulan dinilai kembali, jika nilai baik
ditinjau 3 bulan berikutnya, jika tetap baik dapat diteruskan, tetapi
nilai kurang 3 akan dimutasikan.
Keterangan :
Nilai 4 : Baik Sekali
Nilai 3 : Baik
Nilai 2 : Cukup
Nilai 1 : Kurang

RSIA Brawijaya
Duren Tiga
SISTEM MUTASI TENAGA KEPERAWATAN

427
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 200/5.1/04/09/09 00 4/4
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 2527. Ka.Bag YanMed dan Perawatan
2528. Ka.Bag Umum
2529. Unit Rawat Jalan
2530. Unit Rawat Inap
2531. Unit Gawat Darurat
2532. Unit Kamar Bersalin
2533. Unit Kamar Bedah

Dokumen Terkait 2534. Evaluasi Penilaian Kinerja karyawan yang dirotasikan


2535. Surat usulan mutasi
2536. Surat Keputusan penempatan karyawan yang dimutasikan

428
RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM SELEKSI DAN PENERIMAAN TENAGA KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 201/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Seleksi adalah proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari
sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan.
Penerimaan adalah proses untuk memutuskan penerimaan tenaga
dari proses seleksi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi
karyawan.

Tujuan 2537. Tujuan Umum


a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
b. Terpenuhinya tenaga keperawatan di rumah sakit sesuai
dengan standar perhitungannya.
2538. Tujuan Khusus
2539. Memilih calon pelamar terbaik.
2540. Memungkinkan terpenuhinya tenaga sesuai dengan
kebutuhan ketenagaan di tiap unit.

Kebijakan 2541. SK Kepala RSBDT.


2542. Prosedur ini dibuat sebagai pedoman untuk melakukan
rekrutmen, seleksi, dan penerimaan serta pengangkatan tenaga
keperawatan di RSBDT.

429
Prosedur Prosedur disini merupakan langkah-langkah awal yang dilakukan
untuk melakukan rekruitmen pada tenaga keperawatan
2543. Kasie Keperawatan mengajukan surat permintaan tenaga baru
kepada Ka Bidang Keperawatan
2544. Ka Bidang Keperawatan menindaklanjuti permintaan
kebutuhan tenaga untuk melakukan pengkajian Pola ketenagaan
Micro unit terkait disesuaikan dengan standar ketenagaan.
2545. Kasie Keperawatan memberi laporan hasil pengkajian pola
ketenagaan micro unit ke Ka Bidang Keperawatan.
2546. Ka Bidang Keperawatan mengirim surat tentang kebutuhan
tenaga perawat ke bagian SDM.
2547. SDM mencari calon pelamar dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2548. SDM mengirim berkas lamaran calon karyawan ke Ka Bidang
Keperawatan.
2549. Tim Rekruitment menyeleksi (sesuai dengan Protap seleksi)
berkas lamaran perawat.
2550. Tim Rekruitment Keperawatan mengembalikan berkas-berkas
lamaran serta hasil seleksi ke SDM.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM SELEKSI DAN PENERIMAAN TENAGA KEPERAWATAN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 201/5.1/04/09/09 00 2/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

430
Prosedur Prosedur disini merupakan langkah-langkah awal yang dilakukan
untuk melakukan rekruitmen pada tenaga keperawatan
2551. SDM berkoordinasi dengan Tim Rekruitment Keperawatan
menentukan waktu untuk pelaksanaan wawancara.
2552. Bag SDM mengundang Tim Rekruitment untuk melakukan
wawancara.
2553. SDM mengirim pelamar bersama berkas lamaran kepada Tim
Rekruitment Keperawatan.
2554. Tim Rekruitment keperawatan melakukan wawancara dan
menyelenggarakan tes tertulis bagi pelamar.
2555. Tim rekruitment mengevaluasi hasil wawancara dan tes
tertulis.
2556. Tim rekrutment menentukan calon karyawan yang lulus
maupun yang tidak lulus serta menginformasikan ke
SDM.dengan rekomendasinya.
2557. SDM memanggil calon karyawan yang telah dinyatakan lulus
untuk menjalani Psikotes dan Uji kesehatan
2558. Psikolog dan Tim Uji Kes. menyampaikan hasil psikotes dan
uji kes. ke SDM dan diteruskan ke Tim Rekruitment
Keperawatan.
2559. Tim Rekruitment Keperawatan merekap seluruh hasil test lalu
menyampaikan hasilnya ke Ka Bidang Keperawatan.
2560. Tim Kredensial (Ka Bidang Keperawatan, Kasie
Keperawatan,Tim rekruitment
2561. Tim Kredential menentukan calon karyawan yang akan
diterima dan hasilnya disampaikan ke SDM.
2562. SDM memanggil calon karyawan yang dinyatakan lulus untuk
melengkapi persyaratan administrasi.

Unit Terkait 2563. Ka.Bag YanMed dan Keperawatan


2564. Kasie Keperawatan
2565. Tim Rekruitment
2566. Ka.Bag SDM
2567. Ka.Bag Umum

Dokumen Terkait 2568. SK Sistem Rekruitmen


2569. SK Tim Rekruitmen
2570. Surat Permintaan Tenaga dari Unit Perawatan.
2571. Berkas lamaran SDM yang diterima.
2572. Persyaratan kualifikasi calon karyawan
2573. Dokumen Seleksi Tenaga Keperawatan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI

431
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 202/5.1/04/09/09 00 1/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan untuk membantu dokter dalam melakukan tindakan
hidrotubasi.

Tujuan 2574. Agar terlaksananya pelayanan terhadap pasien yang akan


dilakukan tindakan hidrotubasi.
2575. Agar proses tindakan hidrotubasi dapat berjalan dengan
lancar.

Kebijakan 2576. Tindakan hidrotubasi hanya boleh dilakukan oleh dokter


spesialis kebidanan.
2577. Perawat yang membantu tindakan hidrotubasi minimal
bekerja dirawat jalan selama 6 bulan dan sudah terlatih dalam
menyiapkan peralatan hidrotubasi.
2578. Setiap tindakan hidrotubasi harus ada Informed Concent dari
pasien.

432
Prosedur 2579. Persiapan Alat :
2580. 1 set alat-alat steril hidrotubasi, yang berisi :
i. Spekulum vagina sesuai ukuran ( S, M, L )
ii. Tampon tang
iii. Sonde uterus
iv. Tenakulum
v. Handscoon 1 pasang
vi. Spuit 20 cc
vii. Spuit 5 cc
viii. Spuit 3 cc
ix. Kapas sublimat
x. Mangkok
xi. Folley Kateter
xii. Doek steril

2581. Obat-obatan :
2582. Betadine
2583. Aquabidesh 20 cc
2584. Kanamycin 1 gr
2585. Kalmethasone inj 2 amp
2586. Sulfas Atrofin inj 1 amp
2587. Profenid supp bila diperlukan

2588. Trolley
2589. Bengkok / piala ginjal
2590. Meja periksa gynaecology.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 202/5.1/04/09/09 00 2/3
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

433
2591. Persiapan pasien :
a. Pasien dijelaskan oleh dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.
c. Pasien dianjurkan untuk BAK terlebih dahulu.

2592. Langkah-langkah :
2593. Mencuci tangan.
2594. Setengan jam sebelum dilakukan tindakan pasien
disuntikkan S.A inj 1 amp iv.
2595. Berikan profenid supp bila diperlukan.
2596. Kanamycin 1 gr diencerkan dengan aquabidesh
sebanyak 20 cc, kemudian di tambahkan kalmethasone 2
amp, masukkan di dalam mangkok kecil.
2597. Spuit 5 cc diisi dengan aquabidesh untuk fiksasi balon
kateter.
2598. Alat-alat ditata diatas trolley secara steril sesuai urutan
pemakaian.
2599. Pasien dipanggil untuk masuk ke dalam ruang
pemeriksaan.
2600. Pasien dianjurkan untuk mengganti pakaian bagian
bawah dengan pakaian yang disiapkan oleh RS.
2601. Atur posisi pasien dengan posisi lithotomy.
2602. Setelah pasien dan obat-obatan siap, dokter mulai
melakukan tindakan hidrotubasi, dengan cara :
a. Dokter menggunakan sarung tangan steril.
b. Vagina dibersihkan dengan kapas sublimat.
c. Memasang spekulum hingga portio terlihat.
d. Portio dibersihkan dengan kapas sublimat menggunakan
tampon tang.
e. Uterus diukur dengan menggunakan sonde uterus, folley
kateter dimasukkan ke dalam uterus dengan bantuan
tampon tang.
f. Asisten memasukkan cairan aquabidesh 5 cc ke dalam
balon kateter, klem ujung kateter dengan tampon tang.
g. Dengan menggunakan spuit 20 cc, larutan kalmethasone
dan kanamycin dimasukkan dengan cara menginjeksikan
ke dalam kateter dibagian priximal dari klem.
h. Setelah tindakan hidrotubasi selesai, kempeskan balon
kateter, kemudian kateter dilepaskan.
2603. Rapihkan kembali alat-alat yang telah digunakan.
2604. Mencuci tangan.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN HIDROTUBASI

434
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 202/5.1/04/09/09 00 3/3
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


2605. Awasi keadaan umum pasien selama tindakan.
2606. Pasien dianjurkan untuk istirahat baring minimal ½
jam.
2607. Pasien diperbolehkan pulang setelah keadaan umum
pasien baik dan tidak ada keluhan.

Unit Terkait a. Rawat Jalan


b. Unit Gawat Darurat

435
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN USG ABDOMEN
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 203/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan tindakan
USG abdomen.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan USG abdomen yang optimal.

Kebijakan USG abdomen dilakukan oleh dokter.


Semua ibu hamil dilakukan tindakan USG.
iii. Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan USG abdomen.

436
Prosedur Persiapan alat :
1. Monitor USG
Printer USG
Jelly USG
Skerm
Selimut
Tissue

Persiapan pasien :
i. Pasien tiduran di tempat tidur
ii. Jika dalam kondisi hamil muda, anjurkan pasien untuk minum
banyak terlebih dahulu dan menahan BAK.

Pelaksanaan :
i. Cuci tangan.
ii. Pasang skerm.
iii. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah yang
menutupi perut, tutup dengan selimut.
iv. Berikan jelly di perut pasien.
v. Setelah dokter melakukan USG, bersihkan jelly yang ada di
perut pasien dengan tissue dan selimut diambil.
vi. Rapihkan pasien dan tempat tidur.
vii. Cuci tangan.

Unit Terkait 2608. Rawat Jalan


2609. Unit Gawat Darurat
2610. Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN USG TRANSVAGINAL
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 204/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

437
Pengertian Suatu tindakan tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan tindakan
USG transvaginal.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan USG transvaginal yang optimal.
Kebijakan 2611. USG transvaginal dilakukan oleh dokter.
2612. Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan USG
transvaginal.
Prosedur a. Persiapan alat :
2613. Monitor USG
2614. Printer USG
2615. Jelly USG
2616. Probe Transvaginal.
2617. Kondom
2618. Bantal kecil
2619. Bengkok
2620. Skerm
2621. Selimut
2622. Tissue
B. Persiapan pasien :
2623. Pasien tiduran di tempat tidur.
2624. Pasien dianjurkan untuk BAK
C. Pelaksanaan :
2625. Cuci tangan.
2626. Pasang skerm.
2627. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah
kemudian tutupi dengan selimut.
2628. Posisikan pasien dengan posisi lythotomy (kaki
ditekuk dan dibuka).
2629. Berikan bantalan di bokong pasien.
2630. Berikan jelly pada proof transvaginal.
2631. Pasang kondom pada proof transvaginal.
2632. Berikan jelly kembali pada proof transvaginal.
2633. Setelah dokter selesai melakukan USG transvaginal,
letakkan kondom pada bengkok dan di buang.
2634. Pasien diminta memakai pakaian bagian bawah
kembali.
2635. Rapihkan tempat tidur dan skerm.
2636. Cuci tangan.
Unit Terkait 2637. Rawat Jalan
2638. Unit Gawat Darurat
2639. Rawat Inap Ibu

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI BCG

438
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 205/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi BCG.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi BCG secara optimal.

Kebijakan i. Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan BB


minimal 3000 gr.
ii. Imunisasi BCG dilakukan oleh dokter.
iii. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
iv. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur Persiapan alat :


2640. Spuit 1 cc.
2641. Vaksin BCG.
2642. Kapas

B. Persiapan pasien :
b. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
Siapkan vaksin BCG dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc.
d. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
e. Jika perlu ganti jarum suntik.
f. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
g. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

439
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI POLIO
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 206/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi Polio.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Polio secara optimal.

Kebijakan 2643. Imunisasi Polio dilakukan oleh dokter.


2644. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
2645. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur a. Persiapan alat :


2646. Vaksin Polio

B. Persiapan pasien :
2647. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan
disuntikkan kepada dokter.
2648. Siapkan vaksin Polio.
2649. Posisikan bayi secara nyaman.
2650. Buka mulut bayi.
2651. Dokter meneteskan vaksin pilio ke dalam mulut bayi
sebanyak 2 tetes.
2652. Bayi dirapihkan dan dikembalikan kepada orang
tuanya.

Unit Terkait Rawat Jalan

440
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI DPT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 207/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi DPT.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPT secara optimal.

Kebijakan i. Imunisasi DPT diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan BB


minimal 3000 gr.
ii. Imunisasi DPT dilakukan oleh dokter.
iii. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
iv. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

441
Prosedur a. Persiapan alat :
Spuit 3 cc.
Vaksin DPT.
Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
2656. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan
disuntikkan kepada dokter.
2657. Siapkan vaksin DPT dalam spuit 3 cc sebanyak 0,5
cc.
2658. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan
diimunisasi.
2659. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
2660. Jika perlu ganti jarum suntik.
2661. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
2662. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI CAMPAK
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 208/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

442
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi
Campak.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Campak secara optimal.

Kebijakan Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9 bulan.


Imunisasi Campak dilakukan oleh dokter.
Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur a. Persiapan alat :


2667. Spuit 3 cc.
2668. Vaksin Campak.
2669. Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
2670. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan
disuntikkan kepada dokter.
2671. Siapkan vaksin Campak dalam spuit 3 cc sebanyak
0,5 cc.
2672. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan
diimunisasi.
2673. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
2674. Jika perlu ganti jarum suntik.
2675. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
2676. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI DPaT

443
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 209/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi DpaT.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPaT secara optimal.

Kebijakan 1. Imunisasi DPaT diberikan pada bayi usia 1 – 3 bulan dengan


BB minimal 3000 gr.
2. Imunisasi DPaT dilakukan oleh dokter.
3. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
4. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur Persiapan alat :


2677. Vaksin DPaT
2678. Kapas alkohol.

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin DPaT sesuai kemasan.
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
6. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait Rawat Jalan

444
RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN IMUNISASI HEPATITIS B
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 210/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyiapkan imunisasi Hepatitis
B.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan imunisasi Hepaitis B secara optimal.

Kebijakan 2679. Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi mulai usia 0 bulan
2680. Imunisasi Hepatitis B dilakukan oleh dokter.
2681. Semua bayi yang dilakukan imunisasi dalam kondisi sehat.
2682. Sebagai acuan dalam mempersiapkan imunisasi.

Prosedur a. Persiapan Alat :


1. Vaksin Hepatitis B
2. Spuit 3 cc
3. Kapas Alkohol
4. Needle bila diperlukan

B. Persiapan pasien :
1. Pastikan kembali kebenaran vaksin yang akan disuntikkan
kepada dokter.
2. Siapkan vaksin Hepatitis B .
3. Posisikan bayi sesuai dengan daerah yang akan diimunisasi.
4. Dokter melakukan aseptik di area yang akan diinjeksi.
5. Jika perlu ganti jarum suntik.
6. Membantu memegang bayi saat dilakukan imunisasi.
7. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

445
Unit Terkait Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MENYIAPKAN TINDAKAN TUBERKULIN TES
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 211/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan maupun obat yang
akan dipergunakan dalam melakukan tindakan Tuberkulin tes.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan Tuberkulin tes secara optimal.

Kebijakan Mantoux tes dilakukan pada pasien yang dicurigai TB Paru.


Mantoux tes dilakukan secara intra cutan oleh dokter.
Sebagai acuan dalam mempersiapkan tindakan mantoux tes.

446
Prosedur a. Persiapan Alat :
1. Cairan Tuberkulin.
2. Spuit 1 cc.
3. Kapas kering.

B. Persiapan pasien :
i. Pastikan kembali 5 benar cara pemberian obat
ii. Siapkan cairan Tuberkulin dalam spuit 1 cc sebanyak 0,05 cc
iii. Ganti jarum spuit dengan jarum no. 23.
iv. Posisikan pasien sesuai dengan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan.
v. Membantu memegang pasien saat dilakukan tes.
vi. Buang jarum suntik ke dalam tempat sampah tajam.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan


2. Unit Gawat Darurat

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI : IUD
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 212/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780

447
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.
Tujuan 2683. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan
menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim / IUD.
2684. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan
pemasangan alat konrasepsi dalam rahim / IUD.
Kebijakan a. Pemasangan alat kontrasepsi IUD hanya boleh dilakukan oleh
dokter ahli kebidanan dan kandungan..
b. Sebagai acuan dalam setiap tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.
Prosedur 2685. Persiapan Alat :
2686. Sarung tangan steril
2687. Set IUD
2688. Spekulum sesuai ukuran (S, M, L)
2689. Tampon tang
2690. Sonde uterus
2691. Tenakulum
2692. Gunting benang
2693. Selimut
2694. Lampu sorot
2695. Meja periksa gynaecology
2696. Pelaksanaan :
2697. Cuci tangan.
2698. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian
bawah.
2699. Berikan selimut.
2700. Atur posisi pasien dengan posisi lythotomy di kursi
gynaecology.
2701. Nyalakan lampu sorot.
2702. Bantu dokter pada pelaksanaan tindakan
pemasangan IUD :
i. Berikan sarung tangan steril.
ii. Berikan spekulum.
iii. Berikan sonde uterus.
iv. Berikan IUD kit.
v. Berikan gunting benang.
2703. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai
pakaian bagian bawah kembali.
2704. Rapihkan alat.
2705. Cuci tangan.
2706.
Unit Terkait Rawat Jalan

448
RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN MELEPAS ALAT KONTRASEPSI : IUD
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 213/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan melepas alat kontrasepsi :
IUD.

Tujuan a. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan


melepas alat kontrasepsi dalam rahim / IUD.
b. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan melepas alat
konrasepsi dalam rahim / IUD.

Kebijakan i. Tindakan melepas IUD hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli
kebidanan dan kandungan.
ii. Sebagai acuan dalam setiap tindakan pemasangan alat
kontrasepsi : IUD.

449
Prosedur c. Persiapan Alat :
2707. Sarung tangan steril
2708. Spekulum sesuai ukuran (S,M,L)
2709. Tampon tang
2710. Selimut
2711. Lampu sorot
2712. Meja periksa gynaecology

a. Pelaksanaan :
2713. Cuci tangan.
2714. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian
bawah.
2715. Berikan selimut.
2716. Atur posisi pasien dengan posisi lythotomy di kursi
gynaecology.
2717. Nyalakan lampu sorot.
2718. Bantu dokter pada pelaksanaan tindakan pelepasan
IUD :
a. Berikan sarung tangan steril.
b. Berikan spekulum.
c. Berikan tampon tang
2719. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai
pakaian bagian bawah kembali.
2720. Rapihkan alat.
2721. Cuci tangan.

Unit Terkait Rawat Jalan

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN TINDAKAN SUNTIK KB
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 214/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan suntik KB.

450
Tujuan 2722. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang
akan suntik KB.
2723. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan
suntik KB.

Kebijakan 1. Suntik KB dapat dilakukan oleh dokter maupun bidan.


2. Sebagai acuan dalam setiap tindakan suntik KB.

Prosedur b. Persiapan Alat :


2724. Spuit
2725. Obat KB sesuai kebutuhan
2726. Needle bila diperlukan
2727. Kasa alkohol
2728. Selimut

a. Pelaksanaan :
2729. Cuci tangan.
2730. Anjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur.
2731. Berikan selimut untuk menjaga privacy pasien.
2732. Siapkan obat suntik KB dalam spuit sesuai dengan
banyaknya jumlah cairan injeksi.
2733. Atur posisi pasien dalam posisi sim.
2734. Buka pakaian yang menutupi bokong pasien sesuai
dengan area yang akan disuntikkan.
2735. Membantu dokter dalam melakukan penyuntikkan.
2736. Setelah selesai, rapihkan pasien dan alat.
2737. Buang spuit ke dalam tempat sampah tajam.
2738. Cuci tangan.

Unit Terkait 2739. Rawat Jalan


2740. Unit Gawat Darurat

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN PEMERIKSAAN PAP SMEAR

451
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 215/5.1/04/09/09 00 1/2
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pemeriksaan pap smear.

Tujuan 2741. Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan


melakukan pemeriksaan pap smear secara optimal.
2742. Membantu dokter yang akan melakukan tindakan pap smear.

Kebijakan 2743. Tindakan pemeriksaan pap smear hanya boleh dilakukan


oleh dokter ahli kebidanan dan kandungan.
2744. Pap smear dilakukan pada wanita yang sudah menikah atau
wanita yang sudah pernah melakukan hubungan sexual.
2745. Pasien dijelaskan untuk tidak berhubungan sex minimal 2 hari
sebelum pemeriksaan.
2746. Pasien tidak dalam keadaan hamil.
2747. Pasien sedang tidak menstruasi.

452
Prosedur a.Persiapan Alat :
2748. Sarung tangan steril
2749. Spekulum sesuai ukuran ( S, M, L )
2750. Spatula dan cyto brush
2751. Objek glass
2752. Gelas pap smear yang sudah diisi oleh cairan alkohol
96 %
2753. Formulir pemeriksaan pap smear
2754. Meja periksa gynaecology
2755. Lampu sorot

a. Pelaksanaan :
2756. Cuci tangan
2757. Anjurkan pasien untuk membuka pakaian bagian bawah.
2758. Berikan selimut.
2759. Posisikan pasien pada kursi gynecolog.
2760. Nyalakan lampu sorot.
2761. Bantu dokter dalam tindakan pemeriksaan pap smear :
a. Berikan sarung tangan
b. Berikan spekulum
c. Siapkan objek glass
d. Berikan spatula dan cyto brush
e. Setelah dokter mengoleskan bahan pemeriksaan (sekret
vagina) ke objek glass, masukkan objek glass ke dalam
gelas pap smear.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 215/5.1/04/09/09 00 2/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

453
2762. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk memakai
pakaian bagian bawah kembali.
2763. Selagi dokter mengisi formulir pemeriksaan pap
smear, rapihkan alat.
2764. Cuci tangan.
2765. Antarkan formulir serta bahan pemeriksaan ke
Laboratorium.

Unit Terkait Rawat Jalan


Laboratorium

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN PENGAMBILAN BENDA ASING DARI HIDUNG

454
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 216/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pengambilan benda asing
dari hidung.

Tujuan 2766. Agar terlaksananya tindakan pengambilan benda


asing dari hidung dengan lancar.
2767. Membantu dokter dalam melakukan tindakan
pengambilan benda asing dari hidung.

Kebijakan Tindakan pengambilan benda asing dari hidung dilakukan oleh


dokter.

455
Prosedur 2768. Persiapan Alat :
2769. Spekulum hidung
2770. Lampu kepala
2771. Pinset Bayonet
2772. Suction hidung
2773. Set suction portable
2774. Tissue
2775. Kursi periksa

2776. Pelaksanaan :
2777. Posisikan pasien dalam posisi duduk dengan rileks di
kursi periksa.
2778. Bila pasien anak-anak dan balita dapat dipangku oleh
orang tua.
2779. Cuci tangan.
2780. Membantu dokter dalam melakukan tindakan
pengambilan benda asing dari hidung, antara lain :
a. Pada pasien anak-anak dan balita, bila perlu dapat
dipegang kepalanya.
b. Berikan lampu kepala.
c. Berikan spekulum hidung dan pinset Bayonet.
d. Bila agak sulit dalam mengambil benda asing tersebut
siapkan suction.
2781. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, jelaskan
tentang benda asing yang telah terangkat.
2782. Setelah selesai tindakan rapihkan alat.
2783. Cuci tangan.
Unit Terkait 2784. Rawat jalan
2785. Unit Gawat Darurat

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ASISTEN PENGAMBILAN BENDA ASING DARI TELINGA
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 217/5.1/04/09/09 00 1/1
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

456
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam melakukan tindakan pengambilan benda asing
dari telinga.

Tujuan a. Agar terlaksananya tindakan pengambilan benda asing dari


telinga dengan lancar.
b. Membantu dokter dalam melakukan tindakan pengambilan
benda asing dari telinga.

Kebijakan Tindakan pengambilan benda asing dari telinga dilakukan oleh


dokter.
Prosedur i. Persiapan Alat :
2786. Lampu kepala
2787. Otoskop
2788. Pinset bayonet
2789. Set suction portable
2790. Tissue
2791. Kursi periksa

i. Pelaksanaan :
2792. Posisikan pasien dalam posisi duduk dengan rileks di
kursi periksa.
2793. Bila pasien anak-anak atau balita dapat dipangku oleh
orang tua.
2794. Cuci tangan.
2795. Bantu dokter dalam tindakan pengambilan benda
asing dari telinga, antara lain :
a. Berikan lampu sorot.
b. Pada pasien anak-anak dan balita bila perlu dapat
dipegang kepalanya.
c. Berikan lampu kepala dan otoskop.
d. Berikan pinset.
e. Bila benda asing sulit diambil dengan pinset, gunakan
suction.
2796. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, jelaskan
tentang benda asing yang telah terangkat.
2797. Setelah selesai tindakan rapihkan alat.
2798. Cuci tangan.
Unit Terkait 2799. Rawat jalan
2800. Unit Gawat Darurat

RSIA Brawijaya
Duren Tiga ANC BIDAN

457
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 218/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayahos
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Tindakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan.

Tujuan Agar terlaksananya pelayanan kepada pasien yang akan memeriksa


kehamilannya dengan bidan.

Kebijakan Bahwa pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan adalah


kehamilan yang fisiologis.

Prosedur a. Persiapan Alat :


b. Doppler
c. Metline
d. Tempat tidur
e. Skerm

f. Pelaksanaan :
2801. Cuci tangan.
2802. Periksa TTV.
2803. Lakukan pemeriksaan BJF dan lingkar perut.
2804. Berikan resep sesuai dengan hasil pemeriksaan.
2805. Jika didapatkan keluhan, maka bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan.

Unit Terkait 2806. Rawat Jalan


2807. Rawat Inap

458
RSIA Brawijaya
Duren Tiga PEMBERITAHUAN KONSULTASI KONTROL KEMBALI
INCLUDEPICTU
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 219/5.1/04/09/09 00 1/1
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Konsultasi kontrol kembali adalah kegiatan yang dilakukan pasien
untuk mengevaluasi kondisi pasien setelah pasien pulang.

Tujuan i. Agar pasien dapat mengetahui perkembangan kondisi setelah


pulang ke rumah.
ii. Agar pasien memperoleh kenyamanan dan keamanan setelah
mendapat pemeriksaan kembali oleh dokter.

Kebijakan Setiap pasien yang pulang rawat dari rumah sakit harus diberitahukan
waktu untuk konsultasi kontrol kembali.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Alat tulis pulpen.
2. Lembar jadwal praktek dokter.
3. Format perencanaan pasien pulang.

B. Pelaksanaan
1. Perawat memberi salam.
2. Lihat situasi dan kondisi pasien.
3. Perawat memeriksa jadwal praktek dokter.
4. Beritahu pasien untuk datanag kembali kontrol setelah pasien
pulang sesuai jam praktek dokter.
5. Beritahu kapan pasien kembali kontrol.
6. Berikan lembar jadual praktek dokter.
7. Perawat memberi salam.
8. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan.

459
Unit Terkait b. Ruang rawat ibu.
c. Ruang rawat bayi.

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PELAPORAN KERUSAKAN ALAT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 220/5.1/04/09/09 00 1/2
pital.com/assets/im
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


PELAKU DIAGRAM ALIR AKTIVITAS

Dok form
kerusakan alat

460
1. Perawat/bidan 2808. Perawat/bidan
yang menemukan yang menemukan
Dok.
kerusakan alat Rekomendasi kerusakan alat mengisi
alat form kerusakan alat
dilaporkan ke Ka Unit

2809. Ka Unit merespon


2. Ka Unit pelaporan dan
memanggil tehnisi untuk
melihat kondisi alat
3. Tekhnisi 2810. Tekhnisi memeriksa
kondisi alat dan
memperbaiki.
ya Jika tidak bisa diperbaiki
teknisi membuat
rekomendasi pergantian
alat ke Ka. Unit Logistik

RSIA Brawijaya a
Duren Tiga SISTEM PELAPORAN KERUSAKAN ALAT
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayahos 220/5.1/04/09/09 Surat 00 2/2
pital.com/assets/im rekomendasi
g/logo/Logo.png" \*
MERGEFORMATI

NET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran, Jakarta
12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Dok. Serah terima
Standar Prosedur Tanggal terbit alat
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


PELAKU DIAGRAM ALIR AKTIVITAS

461
2811. Ka. Unit Logistik
4. Ka. Unit Logistik merekomendasikan
pergantian/pembelian
4. Ka. Unit Logistik
alat dari tekhnisi ke
5. Direktur direktur

5. Direktur
2812. Direktur
memutuskan untuk
Ka. Unit Logistik pembelian alat baru
melalui Ka. Unit Logistik,
kemudian diserah
terimakan ke Ka Unit
Pembelian
alat

Ka. Unit

selesai

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN ALAT KHUSUS
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 221/5.1/04/09/09 00 1/2
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780

462
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu sistem yang dipergunakan untuk pencatatan dalam
menggunakan alat yang dilakukan tenaga medis yang terlatih
tentang penggunaan alat-alat khusus.

Tujuan 2813. Mengetahui frekuensi pemakaian dan penggunaan alat


khusus.
2814. Mengetahui kondisi alat khusus dan fungsi alat yang optimal.
2815. Mempertanggungjawabkan penggunaan alat.

Kebijakan 2816. Pencatatan penggunaan alat khusus harus didokumentasikan


oleh setiap petugas yang mengoperasikan alat.
2817. Dilakukan semua perawat/bidan yang telah bersertifikat dalam
mengoperasikan alat khusus.

Prosedur 2818. Persiapan Alat


a. Alat khusus yang akan dioperasikan penggunaannya
b. Petunjuk teknis cara penggunaan alat khusus yang akan
digunakan
c. Buku catatan penggunaan alat

2819. Langkah-langkah pelaksanaan


a. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam penggunaan alat
khusus
c. Perawat/bidan mencuci tangan
d. Melakukan tes fungsi alat
e. Membaca petunjuk teknis penggunaan alat khusus
f. Perawat/bidan mengoperasikan alat khusus sesuai dengan
prosedur penggunaan alat-alat khusus
g. Merapikan alat yang telah digunakan
h. Perawat/bidan mencuci tangan setelah melakukan tindakan
i. Perawat/bidan mendokumentasikan penggunaan alat khusus
di buku catatan sesuai dengan form yang berlaku
j. Perawat/bidan mencatat frekuensi dan kondisi alat dan
menandatangani sebagai pertanggungjawaban pemakaian
alat khusus

RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN ALAT KHUSUS

463
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 221/5.1/04/09/09 00 1/2
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Unit Terkait 2820. Rawat Jalan
2821. Rawat Inap Ibu
2822. Rawat Inap Bayi
2823. UGD
2824. Kamar Bersalin
2825. Kamar Bedah

464
RSIA Brawijaya
Duren Tiga SISTEM PELAPORAN HASIL PENCATATAN PENGGUNAAN ALAT
INCLUDEPICTU KHUSUS
RE
"http://brawijayaho No. Dokumen No. Revisi Halaman
spital.com/assets/i 222/5.1/04/09/09 00 1/1
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Suatu sistem cara melakukan pelaporan hasil pencatatan
penggunaan alat khusus yang dilakukan secara periodik setiap bulan
sekali ke penanggungjawab fasilitas dan peralatan medik di RSBDT.

Tujuan 2826. Mengetahui jumlah pemakaian dan penggunaan alat khusus.


2827. Mengetahui kondisi alat khusus dan kelayakpakaian suatu
alat.

Kebijakan 2828. Semua alat khusus harus dicatat frekuensi dan kondisi alat
dan dilaporkan setiap satu bulan sekali.
2829. Setiap setahun sekali kondisi alat harus dievaluasi dan
direkomendasikan ke direktur RSBDT untuk ditindaklanjuti.

465
Prosedur Langkah-langkah pelaksanaan
a. Menghitung frekuensi penggunaan alat dan dijumlahkan dalam 1
bulan.
b. Mengevaluasi kondisi alat setiap 1 bulan.
c. Membuat pencatatan dan pelaporan tentang frekuensi dan
kondisi alat khusus.
d. Ka Unit menandatangani laporan kondisi alat khusus dan
membuat rekomendasi bila diperlukan.
e. Hasil pelaporan dikirim ke penanggungjawab fasilitas dan
peralatan medik Rumah Sakit.
f. Melaporkan hasil rekomendasi ke Direktur RSBDT bila
diperlukan.

Unit Terkait 2830. Rawat Jalan


2831. Rawat Inap Ibu
2832. Rawat Inap Bayi
2833. UGD
2834. Kamar Bersalin
2835. Kamar Bedah
2836. Kabag Umum Logistik

RSIA Brawijaya
Duren Tiga PENANGANAN EKSTRAVASASI
INCLUDEPICTU
RE No. Dokumen No. Revisi Halaman
"http://brawijayaho 223/5.1/04/09/09 00 1/1
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)

466
Pengertian Ekstravasasi adalah kebocoran cairan/obat ke dalam jaringan bawah
kulit yang dapat menyebabkan nyeri, terbakarnya jaringan dan atau
nekrosis

Tujuan Mencegah nekrotik jaringan akibat ekstravasasi

Kebijakan Setiap ada kasus ekstravasasi harus dicatat dan laporkan, segera
diambil tindakan penanganannya.
Kejadian ekstravasasi harus segera dilaporkan kepada dokter DPJP

Prosedur 2837. Persiapan Alat


2838. Perlak kecil
2839. Piala ginjal
2840. Alkohol swab
2841. Cairan NaCl 0,9% 25 cc
2842. Spuit 10 cc
2843. Kassa steril
2844. Sarung tangan
2845. Langkah-langkah penanganan
2846. Cuci tangan sesuai prosedur
2847. Memakai sarung tangan
2848. Stop infus
2849. Segera lapor ke dpjp
2850. Cabut IV Catheter
2851. Tekan pada lokasi insersi
2852. kompres dengan kassa yang dibasahi dengan NaCl 0,9 %
2853. Fiksasi/balut dengan plester
2854. Segera ganti bila sudah kering
2855. Alat-alat dibereskan
2856. Sarung tangan dibuka
2857. Cuci tangan secara prosedural
2858. Dokumentasi prosedur yang telah dilaksanakan dalam
catatan pelaksanaan keperawatan

Unit Terkait 2859. Rawat inap ibu dan Bayi


2860. Kamar bersalin
2861. UGD

RSIA Brawijaya
Duren Tiga MEMASANG TRANFUSI DARAH

467
INCLUDEPICTU No. Dokumen No. Revisi Halaman
RE 224/5.1/04/09/09 00 1/1
"http://brawijayaho
spital.com/assets/i
mg/logo/Logo.png
" \*
MERGEFORMAT

INET
Jalan Duren Tiga Raya
No. 5 Pancoran,
Jakarta 12780
Ditetapkan,
Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga
Standar Prosedur Tanggal terbit
Operasional 15-09-2009

Prof. Nugroho Kampono, SpOG (K)


Pengertian Memasukkan darah kedalam tubuh pasien, melalui vena dengan
menggunakan transfusi/ blood set.

Tujuan Untuk mencukupi kebutuhan darah pada keadaan darurat.

Kebijakan 2862. Setiap pasien yang anemis boleh mendapatkan transfusi


2863. Transfusi ditentukan oleh dokter
2864. Transfusi diberikan/dikontrol oleh perawat
2865. Informed Concent

468
Prosedur 2866. Memasang perlak dan alasnya dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang transfusi
2867. Mencocokkkan label yang mencantumkan nama, golongan
darah, denganidentitas yang tercantum dalam label botol tempat
contoh darah
2868. Meyakinkan bahwa identitas pada kantong darah sama
dengan identitas pasien
2869. Menggantungcairan NaCl 0,9% dan kantong berisi darah pada
standar infus. Membuka tutup botol cairan NaCl, selanjutnya
mendesinfeksi tutup botol dengan kapas alkohol.
2870. Memasang infus dengan cairan NaCl 90%.
2871. Mengganti cairan NaCl 90% dengan darah yang akan
diberikan kepada pasien
2872. Mengatur tetesan darah sesuai program pengobatan.
2873. Melakukan observasi :
2874. Respon pasien akibat pemberian darah (menggigil,
urtikaria, gatal)
2875. Tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.
2876. Tetesan darah
2877. Catat pemberian darah secara rinci, antara lain :
2878. Tanggal, hari, jam dimulainya pemasangan transfusi.
2879. Penggantian botol dan jenis cairan (jam, tanggal
penggantian)
2880. Reaksi pasien
2881. Nama dokter, perawat yang melaksanakan.

Unit Terkait 2882. Laboratorium


2883. Unit Rawat Inap
2884. Kamar Bersalin
2885. Kamar Operasi
2886. Kamar Bayi

469

Anda mungkin juga menyukai