Anda di halaman 1dari 3

MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL

(PERNAPASAN, DENYUT NADI, TEKANAN


DARAH, SUHU TUBUH)
No. Dokumen
RUMAH SAKIT UMUM No. Revisi Halaman
12./RSU-
CUT NYAK DHIEN ..... 1/3
CND/SPO/VII/2015
LANGSA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
19 Juli 2015 Direktur RSU. Cut Nyak Dhien Langsa
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Yusuf, MM

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi


adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu Tubuh,
Pengertian
Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan darah.

1. Mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan


perawatan
2. Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit (Irama,
Frekuensi dan kekuatan)
Tujuan 3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah

Kebijakan Pengukuran dilakukan minimal tiap 6 jam

A. SUHU TUBUH
1. Persiapan Alat;
a. Termometer bersih dalam tempatnya
b. Kassa alcohol
c. Tissue

2. Pelaksanaan:
a. Perawat cuci tangan
b. Bantu klien untuk melakukan posisi duduk atau terlentang
c. Lepaskan pakaian dan gaun dari bahu dan lengan klien .
Prosedur Pastikan area aksila kering.
d. Angkat lengan klien menjauhi batang tubuh.
e. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka
nol. Lalu dijepitkan tepat di tengah ketiak, dan lengan pasien
dilipat di dada
f. Setelah lima sampai sepuluh menit termometer diangkat
dan langsung dibaca dengan teliti.
g. Untuk termometer digital, biarkan probe elektronik pada
aksila sampai tanda bunyi terdengar dan suhu tubuh klien
tampak pada tampilan digital
h. Baca termometer dan beritahu hasilnya pada pasien
i. Bersihkan termometer dengan kassa alcohol dan keringkan
MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL
(PERNAPASAN, DENYUT NADI, TEKANAN
DARAH, SUHU TUBUH)
No. Dokumen
RUMAH SAKIT UMUM No. Revisi Halaman
12./RSU-
CUT NYAK DHIEN ..... 2/3
CND/SPO/VII/2015
LANGSA
dengan tissue, sebelum digunakan kembali
j. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol, sedangkan
termometer digital cukup dengan menekan probe.
k. Termometer diletakkan pada tempatnya serta siap dipakai
untuk pasien berikutnya

B. DENYUT NADI
1. Persiapan Alat:
a. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan pollsteller
b. Buku catatan

2. Persiapan Pasien:
a. Pasien diberi penjelasan agar tenang
b. Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring
atau duduk

3. Pelaksanaan
a. Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan pengukuran
suhu
b. Pada waktu menghitung nadi, pasien harus benar-benar
Prosedur istirahat dalam posisi berbaring atau duduk
c. Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk
dan jari tangan di atas arteri selama setengah menit, dan
hasilnya dikalikan dua
d. Khusus pada anak-anak penghitungan harus dilakukan
selama 1 menit
e. Hasil penghitungan dicatat pada buku

C. FREKUENSI PERNAPASAN
1. Persiapan Alat:
a. Jam tangan dengan penunjuk detik
b. Buku catatan

2. Persiapan Pasien:
a. Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan
b. Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring
atau duduk
3. Pelaksanaan
a. Menghitung pernapasan dilakukan bersamaan pengukuran
suhu dan denyut nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam satu menit dan hasilnya
dicataT.
c. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung
jawab ruangan atau dokter bangsal.
d. Hasil penghitungan dicatat pada buku
MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL
(PERNAPASAN, DENYUT NADI, TEKANAN
DARAH, SUHU TUBUH)
No. Dokumen
RUMAH SAKIT UMUM No. Revisi Halaman
12./RSU-
CUT NYAK DHIEN ..... 3/3
CND/SPO/VII/2015
LANGSA
D. TEKANAN DARAH
1. Persiapan Alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Buku catatan

2. Persiapan Pasien:
a. Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan
b. Posisi diatur semifowler rendah

3. Pelaksanaan
a. Lengan baju dibuka atau digulung
b. Manset tensimeter dipasang apada lengan atas, pipa karet
berada di sisi luar lengan
Prosedur c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar
d. Pompa tensimeter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan
di derah tersebut
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar dan air raksa di dalam pipa gelas naik
g. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa
turun perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air
raksa dengarkan bunyi denyutan pertama
h. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar
denyutan pertama disebut systole (misalnya 120 mmHg)
i. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir disebut
tekanan diastole (misalnya 80 mm hg)
j. Pencatatan dilakukan sebagai berikut, systole diatas dan
diastole dibawah misalnya 120/90 dengan satuan mmHg

Unit Keperawatan Gawat Darurat, Kamar Operasi, Rawat Jalan,


Unit terkait
Rawat Inap, Perinatolog, ICU dan VK

Anda mungkin juga menyukai