Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FISIOLOGI HEWAN

INDERA PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

(Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Mata Kuliah Fisiologi Hewan)

Dosen Pengampu : Nurhaida Widiani, M. Biotech

Kelompok 2 :

1. Egi Sevano Putra (1711060


2. Eka Puspita Sari (1711060029)
3. Liantika Daning Sari
4. Melly Triana Eryesma Anwar
5. Tantri Subo Marmanik

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.......................................................................................................................... 

Daftar Isi................................................................................................................................... 

BAB I PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah …………..……………....…….…….…….……...……

1.2              Rumusan Masalah………………....................….…………..………...........……

1.3             Tujuan Penulisan..….…………………...….………………….....….…………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Telinga.....................................................................................

2.2 Struktur telinga

2.3 Mekanisme Mendengar…….. .........................................................................

2.4 Mekanisme Keseimbangan… .......................................................................

2.5 Penyakit pada pendengaran .....................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1              Kesimpulan……………….…….....……………………….....…….....……...…

3.2 Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia nikmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indera Pendengaran dan Keseimbangan” dengan lancar. Penulis makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan dengan dalam proses penyusunannya tak
lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untu k itu penulis
ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah
ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa mau pun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa
yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

                                                                               

      Bandar Lampung, 23 Oktober 2019

                                                                          Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

 
I.1. Latar Belakang

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar


untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar
tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima
alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang
normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap
rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai
dengan insting kita.

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam,


karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap
makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam.
Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel
reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi
dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.Interoreseptor ini berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor
terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding
saluran pencernaan,dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar
oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain
sebagainya.Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor
berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar
tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warnadan lain
sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4)
Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan
seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau (hidung),
indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium
bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera. Berikut akan
dijelaskan dari salah satu panca indera manusia yaitu telinga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan indera pendengaran?

2. Apa saja bagian-bagian dari indera pendengaran?

3. Bagaimana mekanisme pendengaran?

4. Bagaimana mekanisme keseimbangan pada tubuh?

5. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada indera pendengaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi dari indera pendengaran.

2. Untuk mengetahui bagian-bagian/anatomi dari sistem pendengaran beserta


fungsinya.

3. Untuk mengetahui mekanisme dalam mendengar

4. Untuk mengetahui mekanisme dalam menjaga keseimbangan tubuh

5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat terjadi pada sistem pendengaran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Indera pendengaran

Telinga mempunyai peran penting terhadap pendengaran kita akan suara atau
bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga mempunyai reseptor khusus yang
berfungsi untuk mengenali getaran suara yang datang melalui gendang telinga. Maka
dari itu, manusia mampu untuk mengenali bunyi dalam not balok dengan baik dan
cermat. Telinga merupakan Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra
pendengaran dan organ yang dapat  menjaga keseimbangan. Telinga adalah organ
yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara maupun bunyi. Hal ini dapat
terjadi karena telinga mempunyai reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali
getaran suara. Namun Telinga mempunyai batasan frekuensi suara yang dapat
didengar, yakni yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.

Meski begitu, batasan frekuensi suara yang dapat didengar oleh telinga hanya
20Hz-20.000Hz. oleh karena itu, sering terjadi orang tiba-tiba mengalami kerusakan
pada pendengarannya setelah mendengarkan bunyi yang sangat keras atau melebihi
20.000Hz. Masing-masing organ yang menyusun telinga bekerja sama sehingga
telinga mampu menangkap gelombang suara dari udara dengan baik. Mengubahnya
menjadi getaran dan juga mengirim sinyal tersebut ke otak untuk dapat
diterjemahkan. Sehingga, jika ada satu saja dari sistem tersebut telah mengalami
kelainan atau kerusakan, seseorang akan  mengalami kesulitan dalam mendengar
atau bahkan kehilangan pendengarannya sama sekali. Mungkin bagi sebagian orang
awam indera pendengar ini hanya terdiri dari satu organ tunggal saja.

Indera pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga


mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga
mengandung reseptor yang sensitive terhadap getaran posisi dan gerakan kepala.
Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalamdan masing-masing terdiri atas
sel-sel rambut dengan sterosilia.
2.2 Struktur Telinga

 Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga dalam berisi dua
macam cairan, yaitu berupa  perilimfa dan endolimfa.

1. Telinga Luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan
masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar
merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebutdaun telinga
atau pinna. Pada mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan
mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga
dilengkapi dengan rambut-rambut halusserta cairan lilin yang berguna untuk
mencegah kotoran masuk.

2. Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani) sampai ke
jendela oval. Jendela oval  merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang
sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil,
yaitu tulang martil (maleus) , tulang landasan (inkus)  dan tulang sanggurdi (stapes).
Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membrane timpani diteruskan ke telinga
dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh eustachius.
 
3. Telinga Dalam

Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran
sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu
vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.

  Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelu
ng seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Koklea tersebut berbentuk saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu  skala vestibuli, skala media, dan skala timpani
. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut  perilimfe . Skala media
jugamengandung cairan yang disebut endolimfe . Skala vestibuli berhubungan dengan skala
timpanimelalui lubang kecil yang disebut helikotrema . Skala vestibuli berakhir pada jendela
oval (foramen ovale) . Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala
vestibulidengan skala media terdapat membran Reissner  , sedangkan antara skala media
dengan skalatimpani terdapat membran basiler  . Di dalam skala media terdapat suatu
tonjolan yang disebut membran terktorial  yang sejajar dengan membran basiler.Di dalam
skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisiribuan sel
rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambuttersebut
terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel
reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk s
araf pendengar.
2.3 Mekanisme Pendengaran Pada Telinga

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah.  Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. 

Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput 


Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut
sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial
dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. 

Secara singkat dapat didefinisikan sebagai berikut :


Manusia dapat melakukan persepsi terhadap gelombang akustik yang dite-rima. Persepsi
tersebut terbagi dua, yaitu Interaural Time Difference (ITD) dan Interaural Intensity
Difference (IID).
a. Interaural Time Difference (ITD), merupakan perbedaan waktu saat gelombang suara
sampai pada kedua telinga. Kedua telinga dipisahkan oleh jarak 18 cm sehingga menyebabkan
terja-dinya perbedaan waktu tersebut. Telinga yang lebih dekat dengan sumber suara akan
lebih cepat menerima gelombang suara dibandingkan telinga yang lain.
b. Interaural Intensity Difference (IID), menunjukkan bahwa posisi telinga yang lebih dekat
dengan sumber suara akan menerima intensitas suara yang lebih tinggi dibandingkan telinga
yang lain.

2.4 Mekanisme Keseimbangan Tubuh

Hewan memiliki organ keseimbangan (equilibrium) tubuh untuk mempertahankan posisi


tubuhnya. Organ ini disebut dengan organ vestibuler. Keseimbangan tidak hanya bergantung
pada organ tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh mata, reseptor (penerima pesan) di kulit,
dan juga di sistem gerak kita, yaitu tulang dan otot. Organ-organ keseimbangan ini akan
mengirimkan pesan ke otak dan pesan tersebut diolah di otak. Setelah itu, otak akan
melakukan pengaturan pada gerakan bola mata dan sistem gerak kita (tulang dan otot).

Organ vestibuler terletak di dalam telinga. Secara garis besar, hewan memiliki 2 buah telinga.
Setiap telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Telinga luar dan telinga tengah
dibatasi oleh membrane timpani (gendang telinga). Telinga tengah terdiri dari tulang-tulang
pendengaran. Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan organ vestibuler.

Pada manusia, reseptor keseimbangan terdiri dari perangkat vestibuler yang terdiri dari tiga
buah saluran setengah lingkaran dan dua buah serambi, yaitu sakula yang terletak lebih depan
dan utrikula yang terletak lebih belakang.
Pengaturan keseimbangan dibagi menjadi dua, yakni keseimbangan diam (statis) yang
mengatur orientasi kepala pada keadaan diam dan keseimbangan gerak (dinamis) yang
mengatur orientasi pada saat bergerak atau dalam suatu percepatan. Percepatan dibagi
menjadi percepatan linier dan percepatan sudut. Percepatan linier adalah perubahan
kecepatan saat bergerak lurus yang diatur oleh sakulus dan utrikulus, sedangkan percepatan
sudut adalah perubahan kecepatan saat tubuh kita berputar (berotasi) yang diatur oleh tiga
buah saluran setengah lingkaran.

Dalam sakula dan utrikula terdapat sel-sel rambut yang sangat halus. Pada sakula, sel-sel


rambut tersebut tersusun secara vertical, sedangkan pada utrikula tersusun secara horizontal.
Ujung-ujung sel rambut terbenam pada membran seperti gel yang terdapat serbuk
(granula) protein-kalsium karbonat yang disebut otolith. Fungsi otolith adalah untuk
meningkatkan sensasi gravitasi dan gerakan sehingga dapat kita rasakan. Ketika kepala kita
bergerak searah garis lurus, sel-sel rambut halus tersebut juga akan bergerak sesuai arah
gerakan gel membran otolith tersebut, sedangkan gel membran  otolith bergerak dipengaruhi
oleh gravitasi juga. Otak mengolah pesan tersebut kemudian membandingkannya
dengan input dari mata dan reseptor keseimbangan yang lain. Utrikula mendeteksi adanya
percepatan garis lurus yang mendatar, seperti saat kita berjalan di jalan yang rata,
sedangkan sakula mendeteksi adanya percepatan garis lurus yang tegak, seperti saat kita
sedang naik lift.
Demikian juga dengan saluran setengah lingkaran. Ada tiga buah saluran setengah lingkaran,
yaitu yang posisinya tegak (vertikal) ada dua di bagian lebih depan (anterior) dan bagian
lebih belakang (posterior) serta yang posisinya   dari posisi mendatar (horizontal) dan
terletak lebih tepi (lateral). Saluran tersebut terisi cairan yang disebut endolimfe. Pada
masing-masing saluran tersebut terbuka ke utrikula dan terdapat kantung yang menggembung
yang disebut dengan ampula. Pada ampula tersebut terdapat sel-sel rambut halus dan sel
penyokongnya yang disebut dengan krista ampularis. Ujung-ujung sel-sel rambut halus
terbenam pada membran seperti gel mulai dari krista ampularis hingga atap ampula, yang
disebut dengan cupula. Ketika kita bergerak berputar, cairan dalam endolimfe juga akan
bergerak kemudian menggerakkan cupula, otomatis sel-sel rambut yang terbenam
di cupula juga akan bergerak. Saat itu, terjadilah suatu proses kimiawi yang mengirimkan
pesan ke otak lalu diolah oleh otak dan dibandingkan dengan gerakan mata dan reseptor
keseimbangan lainnya. Ketiga saluran setengah lingkaran ini dapat mendeteksi gerakan
seperti saat kita menggangguk, menggeleng, dan mendekatkan telinga kita ke bahu kita.
2.5 Kelainan-kelainan pada telinga

Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian


total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan
gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani
oleh dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli
dalam mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam
yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya :

1. Radang telinga (otitas media) 

Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam, dan
pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah. 

2. Labirintitis 

Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah,
vertigo, dan berkurang pendengaran. 
3. Motion sickness 

Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan
pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan
atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya
disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing. 

4. Tuli 

Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga
mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf
pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti. 

5. Othematoma 

Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau
popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada
tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan
telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini
diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. 

6. Penyumbatan 

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal,
nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara
menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari
telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang
berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa
masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.
Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi
pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat. 

7. Perikondritis 
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis
bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan
terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat
merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang
ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke
kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk
infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan
beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang
terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia


terdiri atas tiga bagian, yaitu

• Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 

• Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang
ke telinga dalam. 

• Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ
vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu
fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya
gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera
pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal. 

3.2 Saran

Makalah ini jauh dari kata sempurna, apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membantu dari pembaca, agar kami dapat
memperbaiki untuk makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC Junquiera, L.C.

Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982.
Jakarta: EGC 

Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA.

Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang: IKIP Malang

https://wikipedia

Anda mungkin juga menyukai