FISIOLOGI HEWAN
Kelompok 2 :
Halaman Judul
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah………………....................….…………..………...........……
1.3 Tujuan Penulisan..….…………………...….………………….....….…………
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………….…….....……………………….....…….....……...…
3.2 Saran……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia nikmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indera Pendengaran dan Keseimbangan” dengan lancar. Penulis makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan dengan dalam proses penyusunannya tak
lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untu k itu penulis
ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah
ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa mau pun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa
yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat terjadi pada sistem pendengaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Telinga mempunyai peran penting terhadap pendengaran kita akan suara atau
bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga mempunyai reseptor khusus yang
berfungsi untuk mengenali getaran suara yang datang melalui gendang telinga. Maka
dari itu, manusia mampu untuk mengenali bunyi dalam not balok dengan baik dan
cermat. Telinga merupakan Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra
pendengaran dan organ yang dapat menjaga keseimbangan. Telinga adalah organ
yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara maupun bunyi. Hal ini dapat
terjadi karena telinga mempunyai reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali
getaran suara. Namun Telinga mempunyai batasan frekuensi suara yang dapat
didengar, yakni yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Meski begitu, batasan frekuensi suara yang dapat didengar oleh telinga hanya
20Hz-20.000Hz. oleh karena itu, sering terjadi orang tiba-tiba mengalami kerusakan
pada pendengarannya setelah mendengarkan bunyi yang sangat keras atau melebihi
20.000Hz. Masing-masing organ yang menyusun telinga bekerja sama sehingga
telinga mampu menangkap gelombang suara dari udara dengan baik. Mengubahnya
menjadi getaran dan juga mengirim sinyal tersebut ke otak untuk dapat
diterjemahkan. Sehingga, jika ada satu saja dari sistem tersebut telah mengalami
kelainan atau kerusakan, seseorang akan mengalami kesulitan dalam mendengar
atau bahkan kehilangan pendengarannya sama sekali. Mungkin bagi sebagian orang
awam indera pendengar ini hanya terdiri dari satu organ tunggal saja.
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga dalam berisi dua
macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa.
1. Telinga Luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan
masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar
merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebutdaun telinga
atau pinna. Pada mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan
mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga
dilengkapi dengan rambut-rambut halusserta cairan lilin yang berguna untuk
mencegah kotoran masuk.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani) sampai ke
jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang
sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil,
yaitu tulang martil (maleus) , tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes).
Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membrane timpani diteruskan ke telinga
dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh eustachius.
3. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran
sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu
vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelu
ng seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Koklea tersebut berbentuk saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani
. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe . Skala media
jugamengandung cairan yang disebut endolimfe . Skala vestibuli berhubungan dengan skala
timpanimelalui lubang kecil yang disebut helikotrema . Skala vestibuli berakhir pada jendela
oval (foramen ovale) . Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala
vestibulidengan skala media terdapat membran Reissner , sedangkan antara skala media
dengan skalatimpani terdapat membran basiler . Di dalam skala media terdapat suatu
tonjolan yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.Di dalam
skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisiribuan sel
rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambuttersebut
terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel
reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk s
araf pendengar.
2.3 Mekanisme Pendengaran Pada Telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Organ vestibuler terletak di dalam telinga. Secara garis besar, hewan memiliki 2 buah telinga.
Setiap telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Telinga luar dan telinga tengah
dibatasi oleh membrane timpani (gendang telinga). Telinga tengah terdiri dari tulang-tulang
pendengaran. Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan organ vestibuler.
Pada manusia, reseptor keseimbangan terdiri dari perangkat vestibuler yang terdiri dari tiga
buah saluran setengah lingkaran dan dua buah serambi, yaitu sakula yang terletak lebih depan
dan utrikula yang terletak lebih belakang.
Pengaturan keseimbangan dibagi menjadi dua, yakni keseimbangan diam (statis) yang
mengatur orientasi kepala pada keadaan diam dan keseimbangan gerak (dinamis) yang
mengatur orientasi pada saat bergerak atau dalam suatu percepatan. Percepatan dibagi
menjadi percepatan linier dan percepatan sudut. Percepatan linier adalah perubahan
kecepatan saat bergerak lurus yang diatur oleh sakulus dan utrikulus, sedangkan percepatan
sudut adalah perubahan kecepatan saat tubuh kita berputar (berotasi) yang diatur oleh tiga
buah saluran setengah lingkaran.
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam, dan
pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.
2. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah,
vertigo, dan berkurang pendengaran.
3. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan
pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan
atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya
disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4. Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga
mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf
pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.
5. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau
popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada
tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan
telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini
diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.
6. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal,
nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara
menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari
telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang
berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa
masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.
Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi
pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.
7. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis
bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan
terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat
merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang
ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke
kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk
infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan
beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang
terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang
ke telinga dalam.
• Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ
vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu
fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya
gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera
pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal.
3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membantu dari pembaca, agar kami dapat
memperbaiki untuk makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC Junquiera, L.C.
Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982.
Jakarta: EGC
https://wikipedia