PENDAHULUAN
Bunga matahari ciri khas besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan
kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30cm). Bunga Matahari berasal
dari Amerika Utara, pada tahun 1919 ditanam di Jawa, terdapat di gunung-gunung,
di daerah yang memiliki kelembaban yang cukup dan memperoleh sinar matahari
langsung, dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1500 m di atas
permukaan air laut. Bunga matahari biasa ditanam sebagai tanaman hias karena
banyak bentuk dan warna bunganya indah. Habitus herba anual (umurnya pendek,
kurang dari setahun), tegak, berbatang basah (herbaceus) dengan kulit batang luar
kasap dan berbulu, tinggi 1 -3 m. Daunnya tunggal berbentuk jantung, bunga
berwarna kuning, ukuran bunga besar berbentuk cawan dengan mahkota berbentuk
pita di sepanjang tepi cawan dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil
berbentuk tabung, berwarna coklat.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara budidaya bunga
matahari serta hama penyakit pada tanaman bunga matahari.
1.2 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pilih bibit bunga matahari dari indukan berkualitas karena dengan begitu
bunga yang dihasilkan akan berkualitas juga. Indukan bunga matahari yang
berkualitas memiliki ciri ciri sebagai berikut:
2
adalah 45 cm. Dengan pemberian jarak yang tepat antar tanaman dapat
mempercepat proses pertumbuhan tanaman bunga matahari.
Berikut adalah langkah dalam penyemaian bibit bunga matahari :
Siapkan alat dan bahan berupa cangkul kecil/sekop kecil, tanah humus,
pupuk kandang kering, dan polybag.
Bila semua alat dan bahan sudah disiapkan, campurlah tanah humus dan
pupuk kandang kering dengan perbandingan 3:1
Isilah polybag dengan media tanam tersebut (campuran tanah humus dan
pupuk kandang kering) secukupnya.
Ambil bibit yang telah disiapkan, rendam dengan air terlebih dahulu
selama beberapa jam agar proses perkecambahannya lebih cepat, lalu
tanamkan bibit tersebut kedalam polybag dan siram dengan air
secukupnya.
Letakkan tempat penyemaian yang tidak terkena sinar matahari dan
hujan secara langsung.
Bibit siap dipindahkan kelahan tanaman, setelah berusia 30 hari sejak
awal pembibitan.
3
Tahap pengolahan lahan sebagai berikut :
Bersihkan lahan dari hama pengganggu baik rumput atau apa pun
tanaman pengganggu lainnya menggunakan cangkul dan sabit
Lakukan penggempuran tanah dengan kedalam 40 cm tujuannya agar
akar calon tanaman bungan matahari lebih mudah berkembang. Selain
itu anda juga bisa menambah pupuk kandang kering perbandingan 3:1
Setelah itu buat bedengan dengan lebar 140 cm, ketinggian 50 cm dan
panjang sesuai dengan kondisi lahan. Jangan lupa untuk membuat
drainase diantara bedengan agar aliran air mengalir lancar
Setelah itu buat lubang yang akan digunakan untuk menanam bunga
matahari, diamkan lahan beberapa minggu atau sambil menunggu bibit
siap dipindahkan.
4
E. Proses Perawatan Bunga Matahari
Setelah dipindahkan dari baki semai, bibit bunga matahari ini akan
berusaha beradaptasi dengan media tanam barunya. Bunga matahari
termasuk tanaman yang membutuhkan asupan air yang cukup banyak,
sehingga dapat memberikan penyiraman sebanyak dua kali dalam sehari.
Hal ini tentunya dilakukan ketika memang cuaca sedang terik. Kombinasi
antara sinar matahari yang melimpah dengan asupan air yang banyak akan
membuat pertumbuhan dan perkembangan bunga matahari semakin cepat.
Proses perawatan tanaman, dapat memberikan pupuk kandang pada
tanaman yang berumur 1 sampai 2 bulan selain itu dapat memberikan pupuk
NPK sebanyak 15-30 gram. Tanaman bunga matahari yang berumur 3 bulan
akan mulai berbunga, satu tanaman bisa menghasilkan 10 sampai 12 batang
bunga namun jika menginginkan bunga berukuran besar dapat melakukan
pemotongan pada tangkai bunga yang lemah dan mempertahankan bunga
diujung pangkal serta bunga yang memiliki banyak yang kokoh sebaiknya
1 sampai 2 bunga.
F. Pemanenan
Untuk memanen biji bunga matahari, terlebih dahulu harus
diperhatikan bahwa bunga yang akan dipanen harus sudah tua yang ditandai
bunga mengalami pengeringan kelopak bunganya. Kemudian perhatikan
tangkai dan bagian belakang bunga. Bunga yang muda terlihat berwarna
hijau cerah, sementara bunga yang sudah tua akan berwarna kuning
kecoklatan. Tunggu sampai tangkai bunga kering dan berwarna
5
coklat. Biasanya hal ini akan diikuti dengan keadaan pohon yang seperti
meranggas dan kelihatan hampir kering. Lihat bagian tengah bunga yang
berupa biji. Biji akan kelihatan berwarna hitam dengan garis garis putih
atau sebaliknya.
Trik untuk memastikan biji bunga mataharinya sudah cukup tua
adalah bisa melakukan gerakan menyentuh (mencongkel dengan lembut)
bagian biji bunga. Bila terasa ada biji bunga yang lepas dari tempatnya, itu
tandanya biji bunga sudah cukup tua untuk dipanen. Biasanya pemanenan
ini dilakukan setelah tanaman bunga matahari berumur 100 hari.
B. Ulat Grayak
Spodoptera litura merupakan salah satu hama daun pada
pertanaman bunga matahari. Di Indonesia, hama ini dianggap penting
karena bersifat polifag dan sering menyerang berbagai komoditas tanaman.
Ulat ini menyerang tanaman pada fase vegetatif, yaitu memakan daun
tanaman muda dengan menyisakan tulang daun saja dan fase generatif saat
tanaman mulai berbunga dan berbuah. Usaha pengendalian hama ini pada
6
tanaman bunga matahari dengan menggunakan teknik pengendalian hama
terpadu (PHT), yaitu dengan cara menanam tanaman perangkap jarak pagar
yang menarik S. litura di sekeliling dan di dalam pertanaman. Pengendalian
lain dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
C. Wereng Daun
Wereng hijau bersifat polifag, dilaporkan sebagai hama utama pada
tanaman bunga matahari. Gejala awal kerusakan yang diakibatkan oleh
isapan wereng ini adalah menguningnya daun, diikuti dengan pengerutan
disekitar tepi daun, dan kemudian daun mengeriting dengan lengkungan
menghadap ke arah atas. Ujung dan tepi daun berkembang menjadi daerah
nekrotik. Stadium lanjut seluruh daun menjadi kecokelatan. Kerusakan
berat menyebabkan tanaman kerdil.
Pengendalian wereng ini digunakan penanaman tumpang sari antara
tanaman kapas, tanaman bunga matahari, dan kacang hijau atau tanaman
bunga matahari dengan okra. Pengendalian hama ini dibantu dengan
menggunakan insektisida yang berbahan aktif endosulfan, monokrotofos,
dan karbaril.
7
3. busuk bunga (Rhizopus sp.)
4. hawar alternaria (Alternaria sp.).
DAFTAR PUSTAKA
8
http://www.proseanet.org/florakita Diakses pada tanggal 02 September 2019