Anda di halaman 1dari 3

BUDIDAYA TANAMAN KUBIS BUNGA

(Brassica oleracea)

Kubis bunga (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) adalah jenis


sayuran yang masuk dalam famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil). Masyarakat
Indonesia mengenal sayuran kubis bunga sebagai bung akol, kembang kol, atau dalam Bahasa
asing disebut cauliflower. Bagian yang dikonsumsi dari sayuran ini adalah masa bunganya
(curd). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang
berwarna putih dengan massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini
dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk
ke Indonesia dari India pada abad ke XIX.

Kubis bunga memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk-lekuk panjang.
Tangkai bunga kubis bunga lebih panjang dan lebih besar dibandingkan dengan kubis bunga.
Massa bunga kubis bunga tersusun secara kompak membentuk bulatan berwarna hijau tua, atau
hijau kebiru-biruan, dengan diameter antara 15-20 cm atau lebih  Pada kondisi lingkungan yang
sesuai, massa bunga kubis bunga dapat tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh
dengan kuntum bunga, tiap bunga terdiri atas 4 helai kelopak bunga (calyx), empat helai daun
mahkota bunga (corolla), enam benang sari yang komposisinya empat memanjang dan dua
pendek. Bakal buah terdiri atas dua ruang, dan setiap ruang berisi bakal biji.
Biji kubis bunga memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu bulat kecil
berwarna coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh penyerbukan sendiri ataupun
silang dengan bantuan sendiri ataupun serangga. Buah yang terbentuk seperti polong-polongan,
tetapi ukurannya kecil, ramping dan panjangnya sekitar 3-5 mm.
Sistem perakaran relatif dangkal, dapat menembus kedalaman 60-70 cm. Akar yang baru tumbuh
berukuran 0,5 mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan system perakaran menyebar ke samping
pada kedalaman antara 20-30 cm.
Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat
itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kembang kol yaitu minimum 15.5-18 0C dan
maksimum 24 0C. Kelembaban optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90 persen. Dengan
diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman
kembang kol juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m
dpl). Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit
penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
Tanah lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kembang kol daripada tanah berliat.
Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir atau liat berpasir. Kemasaman tanah yang baik
antara 5.5-6.5 dengan pengairan dan drainase yang memadai. Tanah harus subur, gembur dan
mengandung banyak bahan organik. Tanah tidak boleh
kekurangan magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kecuali jika ketiga
unsur hara mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.

Teknik Budidaya
Persemaian
Siapkan tempat persemaian, berupa bedengan dengan media semai setebal ± 7 cm, dibuat
dari pupuk organik dan tanah halus dengan perbandingan 1:1 serta diberi naungan. Benih
direndam dalam larutan Frevikur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih
disebar merata di atas bedengan persemaian yang telah disiram dahulu, lalu ditutup dengan
media semai, sebaiknya diberi naungan/atap screen. Seminggu kemudian dipindahkan ke
polybag kecil selama 2 sampai 3 minggu (daun 4-6 lembar) dan selanjutnya dipindahkan ke
lahan pekarangan/ polybag.

Pengolahan Lahan
Tanah yang akan ditanami kembang kol diolah sedalam 20-30 cm karena perakarannya
dangkal. Agar kesuburannya terjamin, tanah perlu dipupuk dengan pupuk kandang yang telah
matang berdosis 5 kg/m2. Kemudian, tanah dibiarkan selama 7-10 hari agar cukup mendapatkan
sinar matahari, lalu dicangkul untuk kedua kalinya. Selanjutnya dibuat bedengan berukuran lebar
sekitar 100-120 cm dan panjang menyesuaikan panjang lahan. Di antara bedengan dibuat parit,
selebar 30-40 cm, dan saluran drainase. Setelah itu, tanah siap ditanami.

Penanaman
Benih yang telah disemai ditanam di bedeng penanaman dengan jarak dalam barisan
antara 45-55 cm dan jarak antar-barisan kira-kira 60-70 cm. Waktu penanaman sebaiknya dipilih
sore hari agar bibit yang baru ditanam tidak langsung terkena sinar matahari, terlebih sinar yang
terik. Yang perlu diperhatikan pada saat pemindahan adalah menjaga akar supaya tidak rusak /
putus yang dapat menyebabkan staknasi setelah tanaman sampai di lahan. Kubis bunga
membutuhkan banyak air terutama pada masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, penanaman
sebaiknya dilakukan pada permulaan musim hujan. Penanaman pada musim kemarau dapat
dilakukan asal penyiramannya intensif.

Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan pada tanaman rusak (tidak sehat) atau yang mati, sampai tanaman
berumur 10 hari. Penyiangan pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam disesuaikan dengan
keadaan gulma. Perempelan seawal mungkin agar ukuran dan kualitas bunga terbentuk optimal.
Setelah terbentuk massa bunga, daun tua diikat agar massa bunga ternaungi dari cahaya matahari
untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Pengairan dan Penyiraman diberikan
pada pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman 1-2 kali sehari terutama saat fase
pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.

Pemupukan
Tiga hari sebelum tanam diberikan pupuk organik (kotoran ayam yang telah
difermentasi) dengan takaran 4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam berikan pupuk susulan Urea 4
gram + ZA 9 gram, SP-36 9 gram dan KCl 7 gram per tanaman. Empat minggu setelah tanam
berikan pupuk susulan Urea 2 gram + ZA 4,5 gram per tanaman. Dapat ditambahkan pupuk cair
5 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam.

Hama dan Penyakit


Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman: dengan cara terpadu yakni dengan pergiliran
tanaman dengan tanaman selain family Cruciferae, dan menyebarkan mikroba musuh alami.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan memilih benih bebas penyakit, sanitasi kebun, rotasi
tanaman, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis/ gigitan serangga, melakukan sterilisasi
media semai/ lahan kebun, pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang
penyakit. Kalau terpaksa menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah
terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan
pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot,
cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.

Panen dan Pascapanen


Umur panen tergantung varietasnya, namun rata-rata kembang kol dapat dipanen setelah
55-60 hari sejak tanam atau 2-3 hari sesudah penutupan bunga. Pada saat dipanen kepala bunga
harus mencapai besar maksimal dan warnanya belum berubah. Pemanenan sebaiknya dilakukan
pagi hari untuk menghasilkan kepala bunga yang segar karena masih terdapat sisa embun. Panen
yang dilakukan sore hari akan menghasilkan kepala bunga yang kering akibat terkena sinar
matahari.
Cara panennya, kepala bunga dipotong beserta daunnya, terutama daun penutup bunga.
Setelah dipanen, kepala bunga segera dibawa ke tempat yang teduh untuk menghindari sinar
matahari langsung yang dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi kuning pucat sampai
cokelat kehitaman. Kembang kol yang telah dipanen sebaiknya segera dipasarkan karena mudah
rusak dan menurun kesegarannya. Apabila kembang kol akan disimpan, sebaiknya dimasukkan
dalam ruang pendingin bersuhu 0°C. Dalam ruang pendingin ini kesegarannya dapat
dipertahankan hingga 30 hari. Ruang pendingin bersuhu kurang dari 5°C hanya dapat
mempertahankan kesegaran kurang dari 12 hari.

Anda mungkin juga menyukai