Anda di halaman 1dari 7

1.1 Latar BelakangBrokoli (Brassica oleraceaL. var.

italica)
merupakan salah satu tanaman sayur dari suku kubis-kubisan
(Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang yang lunak dengan
warna bunga yang bervariasi sesuai dengan varietasnya seperti
warna hijau tua Brassica oleraceavar. italica cv. Sakata, hijau
muda Brassica oleraceavar. italica cv. Green Mountain, hijau
kebiru-biruan Brassica oleraceavar. italicacv. Royal Green, dan
hijau keunguan Brassica oleraceavar. italicacv. Green King.
Tanaman brokoli berasal dari daerah Mediterania dan
dibudidayakan sejak masa Yunani Kuno. Sayuran ini masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1970 (Dalmadi, 2010).Brokoli
mengandung bermacam-macam zat gizi seperti karbohidrat,
protein dan mineral serta berbagai vitamin yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Hastifarina dan Sinaga, 1997).
Dalam brokoli mentah mengandung nilai gizi seperti vitaminA,
B1, vitamin B1, vitamin B3, vitamin C, vitamin E, vitamin K, folat,
fosfor, magnesium, besi, potassium, dan kalsium (USDA, 2011).
Brokoli dinyatakan dapat mengatasi beberapa penyakit salah
satunya adalah kanker (Rukmana, 1996). Di Indonesia,
permintaan terhadap brokoli dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan terutama dari restoran-restoran, hotel-hotel dan
pasar-pasar modern. Menurut data USAID, permintaan terhadap
brokoli di Indonesia mengalami
2peningkatan 15 –20 % per tahun. Namun tingginya permintaan
ini tidak diimbangi dengan kualitas dan kuantitas produksi yang
memadai. Produksibrokoli lokal sangat rendah baik dari segi
kualitas maupun kuantitas (Asril, 2009). Mahkota bunga (curd)
yang dimiliki rata-rata berukuran kecildan tidak sempurna karena
kultivar yang ditumbuhkan tidak mampu beradaptasi dengan baik
di daerah tersebut. Untuk memenuhi tingginya permintaan
terhadap brokoli, saat ini pemerintah mendatangkan brokoli dari
luar negeri seperti dari Jepang, Australia, Cina dan Amerika.
Brokoli dan kembang kol yang diimpor terus bertambah dari 600
ton pada tahun 2008 menjadi 900 ton pada tahun 2010, dengan
total harga $684 dollar Amerika pada tahun 2008 dan 1.04 milliar
dolar Amerika pada tahun 2010 (BPS, 2011).Brokoli memerlukan
kondisi yang relatif sejuk dengan kisaran suhu rata-rata kurang
dari 23oC selama proses pertumbuhan bunga (Farnham dan
Bjorkman, 2011). Kegagalan pertumbuhan bunga akan
menyebabkan mahkota bunga tidak ada yang terbentuk (Wurr et
al., 1995). Persyaratan ini menjadi faktor utama yang
menghambat produksi brokoli di negara tropis termasuk
Indonesia. Seiring makin meningkatnya minat untuk
memproduksi brokoli di Indonesia, maka penting untuk
mengidentifikasi kultivar-kultivar yang memiliki toleransi
terhadap suhu tinggi. Produksi brokoli di daerah tropis
mempunyai kendala agroklimat, karena untuk dapat menginisiasi
bunga brokoli diperlukan suhu pembungaan yang relatif rendah
(vernalisasi) pada akhir fase vegetatifnya (Booij dan Struik, 1990;
Grevsen, 1998). Apabila temperatur rendah ini tidak terpenuhi
maka fase
3vegetatifnya terus berlanjut. Namun Jaya et al., (2002)
melaporkan bahwa tanaman kubis bunga Brassicaoleraceacv.
Milkysatu keluarga dengan brokoli, dapat membentuk bunga di
dataran rendah Pulau Lombok (ketinggian tempat ± 125 m di
atas permukaan laut) dengan suhu harian rata-rata 27,5 oC, akan
tetapi bunga yang dihasilkan dilaporkan kualitasnya rendah
karena ukurannya kecil, warnanya kuning dan tidak kompak.
Mereka menduga suhu yang tinggi danintensitas cahaya yang
tinggi selama periode perkembangan bunga adalah
penyebabnya. Bunga brokoli juga dilaporkan kualitasnya
menurun apabila suhu di lingkungan tumbuhnya kurang optimal
pada saat pembungaan (Heather et al.,1992).Dalam usaha
peningkatan hasil brokoli perlu diusahakan cara budidaya yang
lebih tepat diantaranya melalui pemilihan bibit dan pemberian
pupuk dasar nitrogen yang tepat. Masalah pemupukan perlu
diperhatikan dalam budidaya tanaman brokoli karena tanaman
brokoli memerlukan unsur N, P dan K untuk pertumbuhannya.
Kekurangan unsur N akan menyebabkan penurunan hasil,
menunda pembentukan curddan menurunkan kualitas brokoli
(Wasonowati, 2009).

Brokoli dan Kembang Kol adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan
atau Brassicaceae. Bagian dari kedua sayuran ini yang dimakan adalah kepala bunga, yang berwarna
hijau adalah brokoli dan berwarna putih adalah kembang kol. Teksturnya tersusun rapat seperti cabang
pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan.
Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis)

Brokoli (Brassicaceae oleracea var. Cymosa)

Syarat Tumbuh.

Karena Kembang Kol dan Brocoli masih satu family, maka syarat tumbuh untuk kedua tanaman tersebut
juga sama. Lahan yang cocok untuk kehidupan broccoli dan kembang kol adalah daerah yang terletak
pada ketinggian sekitar 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah liat
berpasir dan banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara 1.000-1.500 cm per
tahun dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya broccoli menyukai iklim yang dingin atau sejuk.
Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas meskipun kuntum bunganya membuka lebih
awal dibandingkan varietas yang ditanam di daerah beriklim sejuk. Oleh karena itu, kepala bunga varietas
iklim panas cepat menjadi tidak kompak atau terpisah-pisah.

Pedoman Budidaya.

Benih harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian dibentuk bedengan
dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi campuran pupuk kandang dan
tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu dibuatkan baris-baris alur dengan jarak antaralur 5
cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm. Benih yang akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu
50°C selama 15 menit, kemudian diangin-anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide
atau Dithane M-45. Dua hari setelah disemai, tanaman akan mulai tampak di atas permukaan tanah.
Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit dapat dipindahkan ke dalam bumbungan berupa daun
kelapa. Media dalam bumbungan terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan
1:1. Sebelum dibumbung harus dilakukan pemilihan bibit yang baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan
pula pencegahan penyakit dengan cara bibit yang terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air
serta dipupuk dengan pupuk majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah dibumbung,
bibit disiram dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu, diberikan pula pupuk daun
sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5 g/l air dengan selang waktu
seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane 1,5 g/l air dan Basudin 1 cc/l air
seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga minggu, kemudian baru bisa dipindahkan ke lahan
penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli ditanam dengan jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam
berdiameter 25 cm dan sedalam kurang lebih 10 cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan,
untuk mencukupi kebutuhan bahan organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian
pupuk kandang/kompos sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan
lebar sekitar satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.

Pemeliharaan.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat tanaman mulai
tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari. Namun, apabila
tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah
hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan
tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah
tanam, yaitu dengan pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan
mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari setelah
tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 – 5 g. Pupuk diberikan
mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman
berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk,
sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.
Hama dan Penyakit.
Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang menyerang keluarga
(famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun sama.
Panen dan Pasca Panen.
Broccoli dan kembang kol dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih
kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen
terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar sehingga
mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau
sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang
diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun.

Sumber ;

http://vitroculture.blogspot.com/2010/03/budidaya-tanaman-broccoli.html
http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/10/kembang-kol-brokoli.html

II. BUDIDAYA BROKOLI (Brassica olerecea cv.Brocolli)

2.1 Persiapan Benih

Sterilisasi benih dilakukan dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang

dianjurkan atau merendam benih ke dalam air panas 55 0C selama 15-30 menit. Perendaman diamati

dimana benih yang baik akan tenggelam. Benih direndam kembali dengan air bersih selama +12 jam

hingga terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.

2.2 Penyemaian

Penyemaian dilakukan di atas bedengan yang sebelumnya dilakukan dengan pengolahan tanah

sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar 110-120 cm memanjang dari utara ke selatan. Kemudian

bedengan dinaungi dengan naungan plastic, jerami atau daun-daunan. Benih disebar merata di atas

bedengan atau dalam barisan sedalam 0,2-1 cm.. Alat persemaian yang digunakan adalah kertas plastic

atau daun pisang dengan diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm. Media semaian yang digunakan adalah

campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Sekitar 2

minggu setelah semai bibit dipindahkan ke dalam wadah polybag atau bumbung, kemudian setelah

memiliki 3-4 helai daun bibit siap dipindah ke lapangan atau setelah berumur 1 bulan.

2.3 Persiapan Lahan

Tanah dibersihkan dari gulma dan digemburkan, kemudian dicangkul dengan kedalaman 40-50 cm
lalu dibuat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedeng 40 cm. Pengapuran

dapat dilakukan jika pH tanah kurang dari 5,5 dengan dosis kapur sekitar 1-2 ton per hektar baik kalsit

atau dolomite dan dicampur merata dengan tanah pada bedengan. Pada bedengan campurkan 12,5-17,5

ton pupuk kandang. Selain itu juga diberikan pupuk dasar berupa urea, ZA, SP-36 atau KCl.

2.4 Penanaman

Jarak tanam yang dipakai adalah 50×50 cm untuk kultivar bertajuk lebar dan 45×65 cm untuk

kultivar tegak. Waktu tanam terbaik adalah pada pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore hari antara

jam 15.00-17.00. Penanaman dilakukan pada bibit yang telah berumur sekitar satu bulan atau telah

memiliki 3-4 helai daun. Satu lubang tanam diisi satu bibit, dan pemindahan dilakukan secara hati-hati

agar tidak merusak akar dan daun.

2.5 Pemeliharaan

Kegiatan penyulaman atau penggantian tanaman yang mati atau yang kurang baik dilakukan sampai

sebelum tanaman berumur 2 minggu di tempat pemeliharaan. Pemotongan tunas cabang dilakukan

seawall mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga dapat terbentuk optimal. Segera setelah

massa bunga tumbuh, daun-daun tua diikat sedemikian rupa agar menaungi bunga dari cahaya

matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga agar tetap putih.

· Pemupukan

Pupuk susulan diberikan pada umur 1,3,5 minggu setelah tanam di sekeliling tanaman sejauh 10-15

cm dari batang lalu ditimbun dengan tanah. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan dapat

dilihat pada tabel berikut ini pada tingkat kandungan P dan K sedang (Maynard and Hoomuth, 1999):

Umur Urea SP36 ZA KCl


Kg/hektar/musim tanam
Sebelum Tanam 87 311 187 90
1 minggu setelah tanam 44 93 45
3 minggu setelah tanam 44 93 45
5 minggu setelah tanam 44 93 45
2.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pemilihan bibit yang bebas penyakit, merendam benih

di air panas (500C) atau dalam fungisida/bakterisida selama 15 menit. Sanitasi kebun, rotasi tanaman

juga berguna untuk menghindari penyakit, kerusakan mekanis atau gigitan serangga. Dapat juga

dengan menaburi kapur tanah pada tanah masam atau mencabut tanaman yang terserang penyakit agar

tidak menular.

Pencegahan serangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida walaupun

belum terdapat gejala serangan dan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan gulma dan rumput

pengganggu dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan pemupukan susulan pada 7-10 hari

setelah tanam, 20 hari setelah tanam, dan 30-35 hari setelah tanam. Pada masa pembungaan penyiangan

dapat dihentikan.

Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman

dilakukan rutin 1 atau 2 kali sehari terutama pada saat fase pertumbuhan awal dan masa pembentukan

bungan.

2.7 Panen

Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat. Umur panen

antara 55-100 hari tergantung kultivar. Setelah panen, hasilnya disimpan di tempat yang teduh untuk

dilakukan sortasi berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu: >30 cm, 25-30

cm, 20-25 cm, dan 15-20 cm. Penyimpanan terbaik di ruang gelap pada temperature 20 0C, kelembaban

75-85% atau kamar dingin dengan temperature 4,40C dengan kelembaban 85-95%.

http://zikrapertanian.blogspot.com/2016/10/tanaman-brokoli.html

Anda mungkin juga menyukai