Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN BROKOLI

SECARA HIDROPONIK

Oleh
NAMA : Adigeno Albertho Simeon Afi

Nim : 1904060088

Kelas : Agrotek 4

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kol bunga hijau/Broccoli merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol
dengan bunga hijau) berupa tumbuhan berbatang lunak diduga berasal dari Eropa, pertama kali
ditemukan di Cyprus, Italia Selatan dan Mediterania 2000 tahun yang lalu. Beberapa tahun
terakhir banyak terjadi perbaikan warna maupun ukuran bunga terutama di Denmark. Di
Indonesia broccoli dikenal dengan nama kubis bunga hijau atau Sprouting broccoli. Broccoli dari
bahasa Italia, dimana broco berarti tunas. Kubis bunga merupakan tumbuhan yang termasuk
dalam kelompok botrytis dari jenis Brassica oleracea (suku Brassicaceae). Sebagai sayuran,
tumbuhan ini lazim dikenal sebagai kembang kol yang merupakan terjemahan harafiah dari
bahasa Belanda bloemkool. (anaktptph-agriculture.blogspot.com.2014)

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), secangkir kembang kol


mentah dapat memasok 77% vitamin C dari "Acuan Konsumsi Makanan" (Dietary Reference
Intake) bagi orang dewasa. Kembang kol juga merupakan sumber penting protein, tiamin,
riboflavin, niasin, kalsium, besi, magnesium, fosfor, dan zink, serta sangat baik sebagai sumber
serat makanan, vitamin B6, asam folat, asam pantotenat, dan kalium. Sayur ini mengandung
sedikit lemak jenuh, dan sangat sedikit kolesterol (kurang dari 1 g per kg). Sebagaimana kubis-
kubisan yang lain, kembang kol mengandung zat antigizi pula (goiterogen, "pembangkit
kembung") sehingga perlu dipertimbangkan pembatasan konsumsinya. Di Indonesia penanaman
broccoli terkonsentrasi di Lembang, Cisarua, dan Cibodas, pengembanganya telah mencapai
Bukit Tinggi, Pangalengan, Maja, Garut, Bandungan, Kopeng, Pujon, Bedugul, Cangar, Sleman
dan Kulon Progo. Di dunia broccoli banyak ditemui di Amerika, Jepang, Taiwan, Jerman dan
India Kubis bunga merupakan tumbuhan semusim dengan daur hidup berlangsung minimal
empat bulan dan maksimal setahun, tergantung tipenya, tipe summer/spring atau tipe winter.
Budidaya tanaman brokoli dapat dilakukan dengan banyak metode, salah satunya dengan metode
hidroponik yang tanpa menggunakan media tanam tanah sehingga kapanpun kita bisa
menanamnya.

Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa
tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali
yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A.
Setchell dari University of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari
university yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium
tanam.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis ingin melakukan kegiatan “Budidaya Tanaman Brokoli
(Brassica oleracea) dengan cara Hiroponik”
1.2 TUJUAN

1. Untuk melakukan kegiatan wirausaha budidaya tanaman brokoli dengan cara hiroponik

2. Untuk mengetahui analisa usaha dalam budidaya tanaman brokoli

3. Untuk menunjang pengetahuan dalam budidaya tanaman sayuran buah/bunga pada


khususnya.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala/permasalahan dalam teknik budidaya dan


penyelesaiannya.

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KLASIFIKASI TANAMAN

Tanaman brokoli (brassica oleracea).

Tanaman ini memiliki klasifikasi sebagai berikut

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Trancheobionta (Tumbuhan perpembuluh)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliophysyda

Bangsa : Capparales

Suku : Brassicaceae

Marga : Brassica

Jenis : Brassica deracea vas italica


2.2 MORFOLOGI TANAMAN BROKOLI

Tanaman brokoli mempunyai beberapa klasifikasi dari segi morfologi tanaman yaitu
kepala bunga tersusun atas kunrum-kuntum tangkai serta bunganya bertangkai tebal. Warna
kepala bunga brokoli tergantung varietasnya. Terdapat empat macam yaitu ungu, hijau, putih dan
hijau muda. Kepala bunga utama samping serta tangkai berdaging tebal, bagian inilah yang bisa
dikonsumsi.

2.3 SYARAT TUMBUH

Tanaman brokoli tergolong tanaman kedalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang
tidak tahan terhadap udara panas. Tanaman ini dapat tumbuh baik jika tumbuh pada

1. Iklim

Secara umum angin tidak berpengaruh karena tinggi tanaman yang relatif rendah.
Pengaruh hanya dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi tanaman. Tanaman
broccoli memerlukan curah hujan yang cukup tinggi (1000-1500 cm /tahun). Tanaman ini
tumbuh baik pada suhu udara antara 13-24 derajat C. Kelembaban udara yang cocok
untuk tanaman ini antara 80-90%. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya
lemah sehingga memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang
membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan
intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.

2. Ketinggian tempat (geografi)

Ketinggian yang cocok untuk bertanam broccoli adalah antara 1000-2000 m dpl. Namun
ada beberapa varietas dapat ditanam pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari
1000 m dpl.

3. Media Tanam

Media yang cocok adalah subur, gembur, kaya bahan organik dan kaya akan unsur hara
Kisaran keasaman (pH) yang cocok adalah 5,5-6,5, pH dibawah 5, pertumbuhan tidak
normal karena kekurangan unsur hara magnesium (Mg), Molybelium (Mo) dan Boron
(B). Kandungan air tanah yang baik adalah kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5-4,
sehingga memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase).
2.4 TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK

Hidroponik dan Metodenya

A. Pengertian Hidroponik

Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti
kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa
tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali
yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A.
Setchell dari University of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari
university yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium
tanam.

B. Metode Hidroponik

1. Metode kultur air, Metode kultur air yaitu metode yang menggunakan air sebagai media
tanam. Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca
atau wadah lain.

2. Metode kultur pasir, Merupakan metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan.
Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih
30 tahun lalu, pasir merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara
hidroponik. Selain sifatnya steril (bukan steril seratus persen), juga dapat
mempertahankan kelembaban lebih lama dibandingkan dengan medium lain dan dapat
digunakan dengan hasil yang sama baiknya pada skala besar dan skala kecil (Agus
Irawan: hal.33, 2003). Tetapi tidak semua pasir memiliki sifat yang sama. Sementara itu,
sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir memiliki kecenderungan terlalu basah,
sehingga agak memboroskan zat makanan. Anggapan yang sebenarnya tidak bisa
dipastikan.

3. Metode kultur bahan porous seperti; kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk
kerikil.

4. Hidroponik substrat. Tidak menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah) yang
dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung akar tanaman
seperti halnya fungsi tanah.

5. Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique) Model budi daya dengan meletakkan akar
tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi
sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam larutan nutrisi, karena
di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi.
6. Metode kerikil. Penggunaan bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada
kemampuan untuk mempertahankan kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat
kering. Akan tetapi penggunaan bahan-bahan ini banyak disukai

7. Teknik Larutan Statis. Oleh pengelola hidroponik perumahan karena selain mudah
didapat dengan harga murah, juga dapat mempertahankan kebersihan dan tidak mudah
terlalu basah.

8. Auto pot. Pada dasarnya adalah sebuah pot yang memiliki sistem untuk mengairi
tanaman, biasnya berbentuk pot biasa yang memiliki mekanisme untuk mengairi tanaman
yang ada di pot tersebut bisa juga dengan cara polybag yang diberi arang sekam,
kemudian di airi dengan menggunakan drip irrigation (emmitter hose). Metode flood and
drain adalah teknik yang memompa air kedalam pot untuk apada waktu tertentu yang
kemudian air tersebut akan kembali ke tangki untuk di pompakan lagi

9. Aeroponic, Aeroponik adalah teknik dimana akar tumbuhan tersebut di semprot nutrient
dalam bentuk kabut. Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15
olehbangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa
berupaember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara
pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga
serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian
tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman. Tempat
bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa
ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan
lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di
dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan
pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila
larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau
larutanbernurtrisi yang baru.

10. Teknik larutan air. Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan
mengalirkanterus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman.
Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur
dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak
dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film
technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat
dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar
saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan
terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran
air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan
nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
11. Rakit apung. Dikenal dengan istilah Raft system, FHS (Floating Hydroponic System),
atau Water culture system. Prinsip sistem hidroponik ini yaitu tanaman ditanam dalam
keadaan diapungkan tepat di atas larutan nutrisi, biasanya menggunakan styrofoam
sebagai penopangnya. Sistem ini menggunakan aerator (semacam alat pemompa udara)
yang dialirkan di dalam larutan nutrisi, bertujuan untuk memberi pasokan udara pada
akar tanaman.

12. NFT (Nutrient Film Technique). Sistem hidroponik dengan pemberian nutrisi berupa
aliran air yang tipis. Aliran tipis ini dialirkan sepanjang perakaran tanaman, dan biasanya
dialirkan (menggunakan pompa air) dengan jangka dan jeda waktu tertentu, sehingga
aliran nutrisi dan udara akan terus tersirkulasi dengan seimbang.

13. Wick. Sistem hidroponik menggunakan sumbu yang dipasangkan ke media/pot tanaman,
sumbu ini berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari bawah (penampung) ke atas
(akar tanaman). Sistem ini merupakan sistem yang paling mudah, dan murah, dan sangat
cocok untuk tahap belajar.

14. Ebb and Flow. Sistem hidroponik ini juga dikenal dengan istilah Flood and Drain system,
atau sistem pasang surut. Maksudnya, tanaman dialiri nutrisi pada waktu tertentu
(pasang), kemudian nutrisi dialirkan keluar pada waktu tertentu (surut).

15. Fertigasi. Sering dikenal dengan istilah Drip irrigation atau irigasi tetes. Sistem
hidroponik ini menggunakan prinsip irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisinya. Yaitu
aliran nutrisi dialirkan melalui selang irigasi dan disiramkan pada tanaman dalam bentuk
tetesan air (menggunakan dripper) yang sudah diatur dalam selang waktu tertentu,
sehingga nutrisi yang dialirkan bisa optimal dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.
Pada sistem ini, aliran nutrisi dialirkan secara terbuka, artinya larutan nutrisi tidak
dialirkan kembali ke bak penampung, sehingga pengaturan waktu dan frekuensi
penyiraman sangat diperlukan dan dilakukan secara cermat agar pemberian nutrisi dapat
efisien tanpa ada nutrisi yang terbuang. Sistem ini biasanya digunakan pada tanaman
sayuran buah (tomat, paprika, cabe, terong, dll) yang memiliki ukuran yang tinggi dan
cukup lebat.

C. METODE YANG SAYA GUNAKAN

Metode hidroponik yang digunakan pada budi daya tanaman brokoli ini adalah metode
substrat yaitu metode hidroponik yang tidak menggunakan air sebagai media tanam, akan tetapi
menggunakan media padat yaitu sekam yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan
oksigen serta mendukung tanaman sebagaimana fungsi tanah. Sehingga dalam budidaya tanaman
mentimun di gunakan media substrat berupa arang sekam dan kompos sebagai pengganti tanah.
D. KEUNTUNGAN HIDROPONIK

Ada beberapa alasan yang menarik untuk berhidroponik. Alasan utama adalah kebersihan
tanaman begitu terjamin sehingga bisa dilakukan di kamar tidur sekalipun. Hidroponik hampir
dapat dilakukan pada semua tanaman, hasilnya sudah teruji lebih melimpah dibanding bercocok
tanam di lahan atau di sawah. Tetapi keuntungan yang lebih penting lagi adalah bahwa dengan
cara hidroponik maka kita dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang yang lebih
sempit daripada bercocok tanam tradisional, karena pot-pot atau kantong plastik yang digunakan
dapat diatur dengan lebih mudah.

Dapat dilihat keuntungan dari bercocok tanam tanpa tanah adalah sebagai berikut :

1) Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah
biasa

2) Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.

3) Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk lebih hemat.

4) Bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah.

5) Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu.

6) Metode kerja yang sudah distandarisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak
membutuhkan tenaga kasar.

7) Kualitas daun, buah atau bunga yang lebih sempurna dan tidak kotor.

8) Beberapa jenis tanaman malah bisa ditanam di luar musimnya dan hal ini menyebabkan
harganya lebih mahal di pasaran.
9) Tanaman dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok bagi tanaman yang
bersangkutan.

10) Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan ataupun ketergantungan lainnya terhadap
kondisi alam setempat.

11) Efisiensi kerja kebun hidroponik menyebabkan perawatannya tak banyak memakan
biaya dan tak banyak memerlukan peralatan.

12) Keterbatasan ruang dan tempat bukan halangan untuk berhidroponik. Sehingga untuk
pekarangan terbatas juga bisa diterapkan hidroponik.Bila perlu di dapur dan ruang tamu
juga bisa digunakan untuk berhidroponik.

13) Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.

BAB. III

METODOLOGI

3.1. ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Gunting

2. Cutter

3. Gembor

4. Sabit

5. Cangkul

Bahan

1. Botol air mineral 1,5 liter

2. Arang Sekam

3. Kerikil

4. Sumbu kompor

5. Bibit brokoli

6. Pupuk (NPK, Urea, Za)

7. Pestisida tambahan
3.2 LANGKAH KERJA

Dalam budidaya tanaman brokoli menggunakan metode hidroponik yang kami lakukan adalah

1) Menyiapkan dan menentukan jenis tanaman dan metode hidroponik yang akan kami
lakukan yaitu tanaman brokoli (brassica oleracea) denagn metode kultur air

2) Menyiapkan alat dan bahan

3) Setelah alat dan bahan disiapkan, botol air mineral dipotong menjadi dua bagian

4) Kemudian setelah dipotong menjadi dua bagian, bagian atas dimasukkan ke dalam bagian
bawah kemudian diberi sumbu kompor, kerikil dan sekam kemudian diisi air

5) Bibit yang sudah disiapkan kemudian ditanam dimedia yang telah dibuat

6) Memberi subtrat pupuk setiap satu minggu sekali

7) Merawat hingga panen

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam budidaya tanaman secara hidroponik hal yang perlu diperhatikan adalah aspek
teknis dan aspek ekonomi. Keduanya sangat berkaitan erat karena jika salah satu dari keduanya
merupakan kunci keberhasilan dari budidaya tanaman.

4.1. ASPEK TEKNIS

Dalam aspek teknis, kita harus benar-benar tahu bagaimana budidaya tanaman brokoli (brassica
oleracea) yang baik dan benar, yaitu

1. Persiapan lahan. Persiapan lahan dalam teknik budidaya yang kami lakikan adalah

a. Membersihkan lahan dari gulma

b. Lahan yang sudah bersih diratakan agar boltol bisa diletakkan dengan tegak

c. Setelah lahan sudah bersih dan rata, botol yang sebagai media budidaya hidroponik
di tata dengan rajin dan rapi
2. Pembibitan

a. Pemilihan benih

 Syarat benih yang baik sebagai berikut:

 Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.

 Benih harus bebas hama dan penyakit.

 Benih harus murni, artinya tidak tercampur biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.

 Benih diambil dari jenis unggul.

 Mempunyai daya kecambah 80%.

 Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.

b. Penyemaian

Satu per satu benih dimasukkan ke dalam polybag kecil yang berukuran 7-8 cm x 10
cm. Media penyemaian adalah campuran tanah halus dengan pupuk kandang (2:1) sebanyak
90%. Sebaiknya media semai disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada suhu
udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit atau dengan menyiramkan larutan formalin 4%,
ditutup lembar plastik (24 jam), lalu diangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan
media semai dengan zat fumigan Basamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram
air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (5 hari), lalu plastik dibuka, dan lahan
diangin-anginkan (10-15 hari).

c. Perawatan Pembibitan

Pemeliharaan Penyemaian

 Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari untuk
mencegah terjadinya kekeringan, sehingga biji broccoli tidak dapat tumbuh,
penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat gembor yang mempunyai lubang
halus.

 Mengatur naungan Pada stadia perkecambahan, broccoli tidak dapat menerima


cahaya yang berlebihan, sehingga diperlukan pengaturan. Persemaian dibuka setiap
pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya
matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi bibit. Selain itu, saat terjadi
hujan, naungan harus ditutup untuk menghindari pukulan air hujan yang dapat
merusak bibit.
 Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu
pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput atau gulma lainnya
yang tumbuh disela-sela tanaman pokok.

 Pemupukan. Pemberian pupuk susulan sebagai tambahan yang diberikan setelah bibit
disemaikan. Caranya adalah dengan melarutkan pupuk NPK secukupnya kedalam air
siraman tanaman.

 Pencegahan dan pemberantasan hama-penyakit. Hama yang menyerang biji yang


belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip dan ulat
pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu.
Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan
3 G, Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan pada media yang telah disiapkan yaitu sekam. Penanaman
dilakukan pada pagi atau sore hari sebelum matahari terik. Setiap botol ditanami satu
tanaman brokoli.

4. Pemeliharaan tanaman

a. Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan hanya dilakukan satu kali, saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-
15 hari. Bila bibit disemai pada polybag maka penjarangan tidak dilakukan. Sedangkan
penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek (2-3 bulan).

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan dan bersamaan dengan penggemburan


tanah pada waktu tanaman berumur 7-10 hari, 20 hari, dan 30-35 hari dengan cara hati-
hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman. Pada tahap
akhir penanaman penyiangan sebaiknya tidak dilakukan.

c. Perempalan

Perempalan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin untuk


menjaga tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan
terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin

5. Pemupukan

Pemupukan susulan I dilakukan saat tanaman berumur 7-10 hari dengan campuran
250 Kg ZA ditambah 75 Kg Urea ditambah 150 Kg TSP ditambah 75 Kg KCl (2:1:2:1) per
hektar sebanyak 1 sendok makan per tanaman di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari
batang, susulan II saat tanaman berumur 20 hari dengan dosis 150 Kg ZA ditambah 75 Kg
Urea ditambah 75 TSP ditambah 150 KCl (2:1:1:2) per hektar sebanyak 1 sendok makan per
tanaman dalam larikan sejauh 20 cm, dan susulan III dilakukan pada umur 30-35 hari dengan
pupuk 150 Kg ZA ditambah 100 Kg Urea ditambah 150 Kg KCl (2:1,5:2) per hektar
sebanyak 1 sendok makan per tanaman dalam larikan sejauh 25 cm dari batang. Untuk
varietas yang berumur lebih panjang dapat dilakukan satu atau dua kali lagi sesuai dengan
usia panennya. Untuk memacu dan meningkatkan hasil bunga, pada akhir masa penanaman
dapat disemprotkan dengan pupuk daun yang mengandung Nitrogen dan Kalium tinggi atau
diutamakan yang mengandung unsur hara mikro.

6. Hama dan Penyakit

a) Hama

 Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)

 Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)

 Kutu daun (Aphis brassicae)

 Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.)

 Ulat daun Chrysodzeixis chalcites Esp. dan Chrysodeixis orichalcea L. Dll

b) Penyakit

 Busuk hitam (Xanthomonas campestris Dows.)

 Akar bengkak atau akar pekuk (Plasmodiophora brassicae Wor.)

 Busuk lunak (Erwinia carotovora Holland.)

 Bercak hitam (Alternaria sp.)

 Busuk lunak berair

 Penyakit Fisiologis

c) Penanganan Hama dan Penyakit

Penanganan dilakukan menggunakan cara fisik bila nmasih dalam jumlah kecil dan
menggunakan bahan kimia pestisida bila menggunakan cara fisik sudah tidak bisa
ditangani
7. Panen

 Ciri dan Umur Panen

Pemanenan dilakukan bila massa bunga (curd) mencapai ukuran maksimal dan padat
(kompak), tetapi kuncup bunganya belum mekar. Umur panen sangat bergantung
dengan varietas atau kultivar yang ditanam.

 Cara Panen

Cara memanen broccoli adalah sebagai berikut: a) Memotong tangkai bunga bersama
sebagian batangnya dan daun-daunnya sepanjang 25 cm. b) Untuk pemasaran jarak
jauh, dianjurkan untuk menyertakan 6 helai daun, kemudian ujung daun dipatahkan
untuk menutupi bunga.
BAB. V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dalam kegiatan usaha budidaya tanaman brokoli dapat ditarik kesimpulan bahwa
budidaya tanaman brokoli secara hidroponik adalah budidaya tanpa menggunakan tanah sebagai
media. Teknik ini memiliki banyak keunggulan dan masih jarang yang menerapkannya sehingga
peluang usahanya dipasar jauh lebih tinggi.

Pada kegiatan budidaya hidroponik yang kami lakukan memiliki kelebihan yaitu tidak
membutuhkan lahan yang luas, tidak perlu mengatur irigasi, pengendalian HPT lebih mudah
dikendalikan dan bisa ditanam kapan saja. Sedangkan kelemahannya adalah perlu keahlian dan
ketelitian dalam budidaya khususnya dalam pengaturannutrisi dan tidak semua jenis tanaman
bisa dibudidayakan secara hidroponik

5.2. SARAN

Dalam kegiata usaha budidaya tanaman brokoli (braccsica oliraceae) atau tanaman yang
lainnya dengan metode hidroponik harus lebih di kembangkan lagi. Peningkatan mutu dan
kualitas tanaman meliputi kebersihan, kandungan gizi dan juga pemasaran yang tinggi. Selain iti
tanaman yang dibudidayakan jumlahnya lebih besar akan lebih menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER INTERNET:

http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009//budidaya-brokoli.html Di unduh pada tanggal 12


November 2014 jam 19.00 wib

http://nahjoy.com/2014/13/28/budidaya-kol-bunga-ala-lembang/ Di unduh pada tanggal 14


November 2014 jam 15.57 wib

http://om-tani.blogspot.com/2013/03/budidaya-kembang-brokoli.html Di unduh pada tanggal 27


april 2014 jam 19.00 wib

http://uyatkusnandars.blogspot.com/2014/11/budidaya-tanaman-kembang-kol-dan-brokoli.html
Di unduh pada tanggal 15 November 2014 jam 15.23 wib

Anda mungkin juga menyukai