Anda di halaman 1dari 4

Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat

trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomassa.[2]
Organisme, ekosistem dan seluruh biosfir memiliki sifat termodinamika dasar untuk mampu
menciptakan dan mampu mempertahankan tata tertib dalam tahapan tinggi, atau keadaan entropi
rendah ( ukuran untuk kekacauan atau jumlah energi yang tidak tersedia di dalam system).

Keragaman manifestasi hidup semuanya disertai perubahan-perubahan energi, walaupun tidak energy
ada yang diciptakan ataupun dihancurkan. Energi yang memasuki permukaan bumi sebagai sinar
diimbangi oleh energi yang meninggalkan permukaan bumi sebagai radiasi panas yang tidak tampak.
Tanpa pemindahan energy tak akan mungkin ada kehidupan dan tidak ada system-sistem ekologi.[3]

Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari masuk ke dalam
komponen biotik melalui produsen (organismefotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia
tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai
tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima
dan menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari
produktivitas primer danproduktivitas sekunder

Produktivitas primer

Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energy kimia oleh autotroph suatu ekosistem selama suatu
priode waktu tertentu. Total produktivitas primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor. Tidak
semua produktivitas ini disimpan sebagai bahan organic pada tumbuhan yang sedang tumbuh karena
tumbuhan tersebut menggunakan sebagian molekul sebagai bahan bakar dalam respirasi selulernya.

Produktivitas sekunder

Laju perubahan energy kimia pada makanan yang dimakan oleh konsumen ekosistem menjadi biomassa
baru mereka sendiri. Di sebagian besar ekosistem, herbivore hanya mampu memakan sebagian kecil
bahan tumbuhan yang dihasilkan, dan herbivora tidak dapat mencerna seluruh senyawa organic yang
ditelannya.[4]
Pengertian Rantai Makanan

Energi pangan sumber daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri organisme dengan diulang-
ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai pangan. Rantai makanan dimulai dari organisme
autotrofh dengan mengubah energy cahaya dari matahari menjadi energy kimia. Energi kimia ini akan
diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya
sampai kelompok organisme pengurai atau decomposer. Pada tiap pemindahan bagian besar, 80-90%
dari energy potensial hilang sebagai panas. Maka dari itu, jumlah langkah atau “ sambungan” di dalam
urutannya terbatas. Makin pendek rantai pangan (makin dekat organisme itu pada permulaan rantai),
semakin besar energi yang tersedia.

Rantai-rantai pangan terdiri dari dua tipe dasar yaitu rantai pangan perumputan, yang mulai dari dasar
tumbuh-tumbuhan hijau ke herbivora yang merumput (organisme yang makan tumbuhan hidup) dan
terus ke karnivora (pemakan binatang), rantai pangan sisa, yang dimulai dari bahan-bahan mati ke
mikroorganisme dan kemudian ke organisme yang makan sisa detrivora dan pemangsanya.[5]

contoh rantai makanan adalah sebagai berikut.

Rumput sebagai produsen, tikus sebagai konsumen primer, ular sebagai konsumen sekunder dan elang
sebagai konsumen tersier.

Pengertian Jaring-Jaring makanan

Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga hubungan makan dan aliran energi pada
ekosistem alami lebih kompleks dibandingkan hanya sekedar rantai makanan.

Menurut Odum (1993) rantai-rantai pangan tidak merupakan urutan-urutan yang terpisah. Melainkan
bersambungan satu dengan yang lainnya. Pola yang saling berkaitan itu disebut jaring-jaring pangan. Di
dalam komunitas-komunitas alam yang kompleks,organisme-organisme yang makanannyadiperoleh dari
tumbuhan-tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat trofik
yang sama. Dengan demikian, tumbuh-tumbuhan hijau (tingkat produsen) menduduki tingkat trofik yang
pertama, pemakan tumbuhan tingkat trofik kedua, karnivora yang memakan herbivora tingkat ketiga,
dan karnivora sekunder tingkat keempat.

Klasifikasi trofik didasarkan satu dari fungsi dan bukan dari jenis. Populasi tertentu dapat menduduki
satu, atau lebih dari satu tingkat trofik menurut sumber energi yang sebenarnya diasimilasi.

Contoh jaring-jaring makan adalah sebagai berikut.

Rantai makanan merupakan peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Pada
peristiwa tersebut terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen, dan selanjutnya ke pengurai.
Sedangkan jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga dapat dimakan
oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan yang saling
berhubungan.

Proses Aliran Energi dalam Jaring-Jaring makanan

Dalam suatu interaksi terjadi proses pengaliran energi. Aliran energi terjadi karena adanya makan-
memakan membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan saling terkait membentuk jaring-jaring
makanan. Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dalam ekosistem dan berperan dalam proses
aliran energi. Aliran energi adalah proses perpindahan energi dari satu organisme ke organisme yang
lain. dalam ekosistem aliran energi dapat berupa rantai makanan maupun jaring-jaring makanan.[6]

Energi dapat berada dalam berbagai bentuk. Misalnya energi kimia, energi potensial, energi kinetik,
energi panas, energi listrik, dan lain-lain. Namun, semua bentuk energi tersebut berasal dari satu
sumber yaitu matahari. Perubahan bentuk energi ke bentuk energi lain ini dinamakan transformasi
energi. Sedangkan perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain disebut transfer energi atau
aliran energi.
Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah oleh produsen menjadi makanan bagi konsumen
primer. Oleh konsumen primer, makanan yang diperoleh diubah kembali menjadi energi. Konsumen
sekunder juga melakukan hal yang sama setelah memakan konsumen primer. Namun, tidak semua
makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi. Perhatikan gambar dibawah ini yang menggambarkan
pembagian energi.

Selama proses transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu tingkat
trofik. Selama terjadi aliran energi dalam suatu rantai makanan, terjadi pula aliran materi. Materi berupa
unsur- unsur dalam bentuk senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.

Gambar . Aliran energi dari satu organisme ke organisme lain (kkal/m2/tahun).

Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling berhubungan karena keduanya berlangsung
melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan. Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat, misalnya,
hanya sekitar 33 J yang digunakan untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya dibuang sebagai feses
atau digunakan untuk respirasi seluler. Tentunya, energi yang yang terkandung dalam feses tersebut
tidak hilang dari ekosistem karena masih dapat dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi, energi yang
digunakan untuk respirasi hilang dari ekosistem. Dengan demikian, jika radiasi cahaya matahari
merupakan sumber utama energi untuk sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada respirasi
adalah tempat pembuangan energi. Hal inilah yang menyebabkan energi dikatakan mengalir melalui
ekosistem dan bukan didaur di dalam ekosistem.[7]

Anda mungkin juga menyukai