NIM : 212521254
Kelas : C
RANGKUMAN BIOFARMASI
A. Bioenergetika
Secara umum, sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian
dalam mempelajari perubahan energi dan berubah selama proses berlangsung.
Lingkungan adalah benda-benda yang berada di luar dari sistem tersebut. Diantara
sistem dan lingkungan, terdapat dinding pembatas yang lebih dikenal dengan
batas sistem (sistem boundary).
Sistem sendiri terdiri atas berbagai macam, antara lain:
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka merupakan sistem yang mengakibatkan terjadinya
pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Contoh dari
sistem terbuka adalah saat kita merebus air.
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran
energi (panas dan kerja) akan tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan
lingkungan. Contoh dari sistem tertutup adalah air yang dibiarkan pada gelas
tertutup.
3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya
pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contoh dari sistem
terisolasi adalah air yang disimpan dalam termos.
Pada energi, terjadinya perpindahan energi pada sistem dan lingkungan
dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar (a), bahan bakar bereaksi dengan gas oksigen di udara dan
menimbulkan panas di sekelilingnya. Pada proses ini terjadi perpindahan energi
dari sistem ke lingkungan. Pada Gambar (b), daun yang berklorofil berfungsi
sebagai sistem akan menyerap sinar matahari dan CO2 dari lingkungan, karbon
dioksida bereaksi dengan air membentuk karbohidrat dan gas oksigen dalam
proses fotosintesis. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke
sistem. Berdasarkan ini maka sistem adalah segala sesuatu yang dipelajari
perubahan energinya, sedangkan lingkungan adalah segala yang berada di
sekeliling sistem. Dalam ilmu kimia, sistem adalah sejumlah zat yang bereaksi,
sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar zat-zat tersebut misalnya
tabung reaksi.
Berdasarkan arah berpindahnya kalor dalam sistem dan lingkungan, maka
reaksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Dikatakan reaksi eksoterm (berasal dari kata eks (keluar) dan therm (panas))
apabila kalor berpindah dari sistem ke lingkungan, artinya sistem melepas kalor.
Adapun reaksi endoterm terjadi apabila sistem menyerap kalor atau kalor
berpindah dari lingkungan ke sistem.
1. Reaksi Eksoterm
Setiap kali selesai makan nasi, badan akan menjadi gerah karena nasi yang
dimakan akan bereaksi dengan oksigen yang dihirup dengan reaksi seperti berikut:
Persamaan termokimianya:
Energi dalam bentuk panas yang dilepas tubuh inilah yang menyebabkan
gerah. Di dalam reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan,
karenanya panas dalam sistem berkurang sehingga DH-nya bertanda negatif.
Secara matematis, DH dirumuskan sebagai berikut: DH = DH hasil reaksi – DH
pereaksi Karena hasilnya negatif, berarti DH hasil reaksi lebih rendah dari DH
pereaksi
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi
ini, sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya
bertambah besar dan DH-nya berharga positif, atau DH hasil reaksi– DH pereaksi
> 0. Karena hasilnya positif, berarti DH hasil reaksi lebih tinggi dari DH reaksi