Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mirna Yana Syam

NIM : 212521254
Kelas : C
RANGKUMAN BIOFARMASI
A. Bioenergetika

Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan


mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti
oleh pelepasan energi selama sistem reksi bergerak dari tingkat energi yang lebih
tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Sebagian besar energi dilepaskan
dalam bentuk panas. Pada sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas
untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah menjadi energi mekanik atau
energi listrik. Sedangkan pada sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan
energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan.

Gambar 2.1. Sistem dan Lingkungan secara Umum


Sumber: Fathuddin, 2013

Secara umum, sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian
dalam mempelajari perubahan energi dan berubah selama proses berlangsung.
Lingkungan adalah benda-benda yang berada di luar dari sistem tersebut. Diantara
sistem dan lingkungan, terdapat dinding pembatas yang lebih dikenal dengan
batas sistem (sistem boundary).
Sistem sendiri terdiri atas berbagai macam, antara lain:
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka merupakan sistem yang mengakibatkan terjadinya
pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Contoh dari
sistem terbuka adalah saat kita merebus air.
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran
energi (panas dan kerja) akan tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan
lingkungan. Contoh dari sistem tertutup adalah air yang dibiarkan pada gelas
tertutup.
3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya
pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contoh dari sistem
terisolasi adalah air yang disimpan dalam termos.
Pada energi, terjadinya perpindahan energi pada sistem dan lingkungan
dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.2. Perpindahan Energi pada Sistem dan Lingkungan. (a).


Perpindahan energi dari sistem ke lingkungan, dan (b). Perpindahan energi dari
lingkungan ke sistem
Sumber: Lewis, 1986

Gambar (a), bahan bakar bereaksi dengan gas oksigen di udara dan
menimbulkan panas di sekelilingnya. Pada proses ini terjadi perpindahan energi
dari sistem ke lingkungan. Pada Gambar (b), daun yang berklorofil berfungsi
sebagai sistem akan menyerap sinar matahari dan CO2 dari lingkungan, karbon
dioksida bereaksi dengan air membentuk karbohidrat dan gas oksigen dalam
proses fotosintesis. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke
sistem. Berdasarkan ini maka sistem adalah segala sesuatu yang dipelajari
perubahan energinya, sedangkan lingkungan adalah segala yang berada di
sekeliling sistem. Dalam ilmu kimia, sistem adalah sejumlah zat yang bereaksi,
sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar zat-zat tersebut misalnya
tabung reaksi.
Berdasarkan arah berpindahnya kalor dalam sistem dan lingkungan, maka
reaksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Dikatakan reaksi eksoterm (berasal dari kata eks (keluar) dan therm (panas))
apabila kalor berpindah dari sistem ke lingkungan, artinya sistem melepas kalor.
Adapun reaksi endoterm terjadi apabila sistem menyerap kalor atau kalor
berpindah dari lingkungan ke sistem.
1. Reaksi Eksoterm
Setiap kali selesai makan nasi, badan akan menjadi gerah karena nasi yang
dimakan akan bereaksi dengan oksigen yang dihirup dengan reaksi seperti berikut:

Persamaan termokimianya:

Energi dalam bentuk panas yang dilepas tubuh inilah yang menyebabkan
gerah. Di dalam reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan,
karenanya panas dalam sistem berkurang sehingga DH-nya bertanda negatif.
Secara matematis, DH dirumuskan sebagai berikut: DH = DH hasil reaksi – DH
pereaksi Karena hasilnya negatif, berarti DH hasil reaksi lebih rendah dari DH
pereaksi
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi
ini, sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya
bertambah besar dan DH-nya berharga positif, atau DH hasil reaksi– DH pereaksi
> 0. Karena hasilnya positif, berarti DH hasil reaksi lebih tinggi dari DH reaksi

B. Proses Aliran Energi Pada Rantai Makanan


Fotosintesis dan produksi primer bersih menyediakan energi bagi
komunitas. Herbivora makan tumbuhan, karnivora makan herbivora, dan
seterusnya karnivora dimakan oleh karnivora lainnya hingga terbentuk rantai
makanan. Masing-masing tahap dalam rantai makanan merupakan tingkat trofik.
Hubungan makan-memakan pada organisme dalam struktur trofik dalam
komunitas memungkinkan terjadinya aliran energi.
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya
aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu
ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses
makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu
kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
Dalam proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun aliran
energi. Pada awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan
untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan
dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu
dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan diuraikan oleh
bakteri dan jamur menjadi unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan tersebut
kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ke trofik lainnya selalu
ada energi yang hilang, sehingga dapat dikatakan bahwa aliran energi merupakan
rangkaian urutan perpindahan energi satu ke bentuk energi lain dimulai dari sinar
matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah.
Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara
lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan
metabolisme yang ada dalam tubuh.
Rata-rata sekitar 10% dari produksi energi bersih pada satu tingkat trofik
diteruskan ke tingkat berikutnya. Proses pengurangan energi yang ditransfer
antara tingkat trofik termasuk respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, buang
air besar, dan kematian non predator (organisme yang mati tetapi tidak dimakan
oleh konsumen). Kualitas gizi bahan yang dikonsumsu juga mempengaruhi
seberapa efisien energi ditransfer, karena konsumen dapat mengkonversi sumber
makanan berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada
sumber makanan berkualitas rendah. Rendahnya transfer energi antara tingkat
trofik membuat pengurai umumnya lebih penting daripada produsen dalam hal
aliran energi.
Dekomposer memproses sejumlah besar bahan organik dan mengembalikan
nutrisi ke ekosistem dalam bentuk anorganik yang kemudian diambil lagi oleh
produsen primer. Energi tidak didaur ulang selama proses dekomposisi, melainkan
dilepaskan, sebagian besar sebagai panas

Gambar . menunjukkan aliran energi melalui ekosistem dengan sebagian


energi yang dilepaskan dalam bentuk panas. Pada setiap tingkat trofik, emergi
yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi
hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk kegiatan hidupnya. Oleh karena
itu, semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin kecil alirannya. Hal ini
disebabkan karena adanya energi yang beralih dalam bentuk panas tubuh seperti
diuraikan tadi. Di dalam ekosistem terjadi pemborosan energi juga tampak bahwa
energi itu mengalir dari luar (matahari) ke dalam ekosistem dalam satu alur.
Energi tidak dapat berdaur ulang dan tidak dapat kembali lagi ke matahari. Salah
satu sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain
sesuai hukum Termodinamika I. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai
transformasi energi. Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi.
Misalnya dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein kemudian disimpan
di dalam jaringan tubuh atau diubah menjadi energi gerak.
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu makhluk
hidup ke makhluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah.
Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik atau tingkat trofik. Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%-90% energi potensial hilang sebagai panas
karena itu langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan
perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang
tersedia.
Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut
dengan tingkat trofik. Macam tingkat trofik yaitu produsen, konsumen, dan
decomposer.

C. Hubungan Produktivitas Primer dan Sekunder Dalam Ekosistem


Tumbuhan berklorofil mampu menangkap energi cahaya dan mengolah
serta menyimpan energi tersebut menjadi energi kimia, yaitu berupa bahan
organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat
tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam
ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.
1. Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen
mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan
organik. Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen.
Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada
ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktifitas primer
dibagi menjadi dua yaitu produktivitas primer kotor (PPk) dan produktivitas
primer bersih (PPB).
a. Produktivitas primer kotor (PPk) adalah seluruh bahan organik yang
dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof. Lebih
kurang 20% dari PPK digunakan oleh organisme fotoautotrof untuk
respirasi, tumbuh dan berkembang.
b. Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas
primer kotor yang baru disimpan. Biomassa organisme autotrof
(produsen) diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan
organik hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia
yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan
dimakan dalam ekosistem.
2. Produktivitas Sekunder
Produktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme heterotrof
mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan
energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang
berpindah dari produsen ke organisme heterotrof (konsumen primer)
dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah
menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas
bersih.
Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan
selalu menjadi berkurang. Pergerakan energi melalui komunitas bergantung
dengan efisiensi, yang organisme mengkonsumsi sumber makanan dan
mengubahnya ke dalam biomassa. Efisiensi ini berkaitan dengan rantai makanan.
Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik di atasnya
dinamakan efisiensi ekologi. Efisiensi ekologi bergantung kepada efisiensi dari
tiga tahap utama dalam aliran energi, yaitu eksploitasi, asimilasi, dan produksi
bersih.

Anda mungkin juga menyukai