PENDAHUUAN
A. Latar Belakang
Gas CO2 merupakan salah satu gas penyebab Efek Rumah Kaca penyebab
utama pemansan global yang menyebabkan perubahan iklim yang telah terjadi di
berbagai belahan dunia. Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas
CO2 dan gas lainnya diatmosfer. Konsentrasi gas CO2 meningkat disebabkan oleh
1
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik yang
melampaui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Udara, air, tanah, kehidupan dan teknologi saling berkaitan secara erat.
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang meliputi permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari
berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi
energi dan merusak radiasi ultraviolet yang datang dari matahari. Selain itu
memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan
atau media pergerakan air pada phase uap dalam siklus hidrologi.
B. Rumusan Masalah
2
dan siklus energi dalam ekosistem. Manfaat dalam makalah ini adalah dapat
memberikan informasi kepada pembaca tentang arus energi dalam ekosistem.
II. PEMBAHASAN
3
dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu
dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan diuraikan oleh
bakteri dan jamur menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan
tersebut kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik
lainnya selalu ada energi yang hilang.
4
Gambar 1: Aliran energi
Matahari merupakan suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk
bulat betul. Matahari mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi
kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, dan banyak hal lainnya.
Matahari juga merupakan sumber energi (sinar panas) terbesar di bumi. adapun
fungsi dari matahari adalah:
a. Pemanas Air
Pada era modern saat ini banyak ditemukan pemanas air yang menggunakan
energi matahari, pemanas tersebut biasanya tersimpan diatap rumah guna
mendapatkan sinar matahari secara maksimal. Pemanas air dengan teknik
pemanasan menggunakan sinar matahari ini sangat efisien karena sama sekali
tidak menggunakan bahan bakar minyak, tanpa listrik, tidak menimbulkan polusi,
tetapi air menjadi panas berkat adanya kolektor pengumpul / penyerap panas
5
matahari. Air dingin akan melewati kolektor dan menyerap panas dari kolektor
untuk selanjutnya air yang telah panas disimpan dalam tangki air panas.
b. Pembangkit Listrik
Cahaya matahari mempunyai potensi yang dapat dirubah menjadi energi
listrik. Alat yang digunakan untuk merubah cahaya matahari menjadi listrik ini
adalah panel surya / solar sel. Teknologi Solar Energy yang umum saat ini
yaitu solar cell, terdiri dari beberapa komponen utama yaitu panel surya sebagai
penerima radiasi matahari, baterai tempat penyimpanan listrik, dan alat pengotrol
pengubah energi matahari menjadi energi listrik. Prinsip dasar dari solar cell ini
cukup sederhana, yaitu mengubah energi dari matahari menjadi energi listrik yang
bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber energi yang digunakan
berasal dari matahari yang tak akan pernah habis sampai akhir zaman, sehingga
dapat dikatakan sumber energi matahari adalah sumber energi yang kekal abadi
bagi kita.
c. Proses Fotosintesis
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam kehidupan.
Gambaran yang paling logis terkait dengan hal ini adalah proses fotosintesis pada
tumbuhan yang melibatkan sinar matahari sebagai energi yang dibutuhkan. Jika
tumbuhan tidak berfotosintesis, maka kehidupan tidak akan berlanjut mengingat
sumber makanan bagi herbivora tidak akan tersedia. Sebagai akibatnya, karnivora
dan omnivora pun tidak akan mendapatkan sumber makanan lagi. Tumbuhan
membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap konstan, dan menjaga
keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer.
Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting
dari makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh
tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak
200 miliar ton. Sel tumbuhan dan organisme berklorofil dapat memanfaatkan
6
langsung energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil mengubah energi
matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara
yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis".
d. Keberlangsungan Ekosistem
Matahari berperan terhadap keberlangsungan ekosistem. Karbohidrat
merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat
terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal
dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke
dalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam
reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit
untuk organisme hidup. dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah
yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu
ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan
dalam suatu ekosistem.
e. Proses Pengeringan
Radiasi matahari selain untuk mengeringkan pakaian yang kita jemur, juga
dapat untuk pengeringan produk pertanian. Dalam hal ini, energi surya dapat
dimanfaatkan ke dalam dua bentuk yaitu pemanfaatan secara termal dan
7
pemanfaatan untuk listrik. Pada bidang pertanian pemanfaatan energi surya termal
biasa digunakan pada proses pengeringan bahan pertanian.
f. Kesehatan
Sinar matahari mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan diantaranya
adalah :
8
memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar
hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan
pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan
salmon) diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan.
Dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah
limbah dan organisme mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.
Detritus adalah partikel organik hasil dari proses penguraian sampah organik
baik yang berasal dari tumbuhan ataupun hewan seperti daun yang gugur, feses,
binatang yang telah mati, dll. Detritus banyak digunakan sebagai sumber nutrisi
bagi tanaman dan detrivora. Detritus dapat dijumpai diberbagai ekosistem, baik
ekosistem darat maupun ekosistem laut. di ekosistem darat, detritus biasanya
ditemui sebagai bahan organik yang tercampur dengan tanah yang biasa di sebut
humus. dalam ekosistem perairan, detritus di jumpai sebagai bahan organik
tersuspensi dalam air yang di sebut sebagai salju laut. adapun rantai makanan
detritus dapat dilihat pada gambar 3.
9
Gambar 3 : Rantai Makanan Detritus
B. Siklus Biogeokimia
1. Siklus Air
Gambar 4 : Siklus Air
10
permukaan bumi sebagai hujan atau salju (curah hujan). Beberapa hujan dan salju
yang mencair tenggelam ke dalam tanah. Tanah ini merembes turun melalui
bebatuan dan tanah ke meja air dan akhirnya kembali ke laut. Beberapa hujan dan
salju mencair lari ke sungai. Air dari sungai mengalir ke danau dan lautan ,
dimana siklus dimulai lagi.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh
tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap
air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup
90% penguapan pada ekosistem darat. Air tanah dan air permukaan sebagian
mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus
Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan
Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh
Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek (Killham,
1996).
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur ulang dalam
ekosistem. Di atmosfer Karbon terikat dalam bentuk senyawa karbon dioksida
(CO2). Dimulai dari karbon yang ada di atmosfer berpindah melalui tumbuhan
11
yang bertindak sebagai produsen, konsumen, dan organisme pengurai kemudian
kembali lagi ke atmosfer dalam bentuk karbondoksida (CO2) (Indriyanto, 2010).
Karbondioksida memiliki pengaruh radiasi panas dari bumi karena karbon
dioksida merupakan bagian esensial udara. Radiasi panas dapat membentuk
persediaan karbon anorganik. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan
hijau (produsen) merupakan proses pengubahan karbon dioksida sebagai karbon
anorganik menjadi karbohidrat sebagai senyawa hidrokarbon yang dalam hal
pengubahan karbon disebut juga senyawa karbon organic dalam tubuh tumbuhan
disertai dengan penyimpanan energy yang bersumber dari radiasi matahari,
sehingga dalam tubuh tumbuhan tersimpan energy yang disebut energy biokimia
tersimpan bersama senyawa organic kompleks (Indriyanto, 2010).
Sebagian karbon organic akan terurai dan CO2 dibebaskan lagi ke udara
melalui respirasi, sebagian karbon organic lainnya diubah menjadi senyawa
organic kompleks dalam tubuh tumbuhan selama pertumbuhannya. Senyawa
organic tersebut akan ditransfer ke dalam tubuh konsumen melalui proses
interaksi dalam rantai makanan maupun jaringan makanan, sehimgga sebagian
dari senyawa karbon organic akan tetap berada dalam tubuh konsumen sampai
mati. Setelah produsen dan konsumen mati, maka senyawa organic akan segera
terurai lagi melalui proses penguraian (dekomposisi) oleh organism pengurai dan
karbon akan dilepas sebagai CO2 dan masuk ke udara atau ke dalam air. Bahan
karbonat yang tidak mudah terurai dalam waktu yang lama akan berubah menjadi
batu kapur, arang dan minyak yang disebut bahan bakar fosil (Indriyanto, 2010).
Jumlah karbon yang tersimpan dalam ekosistem berbeda-beda. Pada
ekosistem dengan komunitas tumbuhan sempurna dan keanekaragaman spesies
tumbuhannya tinggi, maka produksi karbon dioksida baik oleh aktivitas
organisme pengurai, proses respirasi, maupun penggunaan bahan bakar fosil akan
diimbangi oleh proses pengikatan atau fiksasi karbondoksida oleh tumbuhan.
Kenaikan kandungan karbondoksida akan mengakibatkan kenaikan suhu bumi
yang terjadi karena efek rumah kaca, panas yang dilepaskan dari bumi diserap
oleh karbondioksida diudara dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi. Oleh
12
karena itu perlu keseimbangan dengan adanya pengikatan karbondioksida oleh
tumbuhan (Killham, 1996).
3. Siklus Nitrogen
Gambar 6 : Siklus Nitrogen
Tahap pertama
13
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.Selain air
hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen kedalam tanah
terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secarabiologis dapat
dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan,
bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu gangganghijau biru dalam air juga
memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika
tumbuhanatau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak
(NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses inidisebut
dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dansenyawa
ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalamtanah terbatas,
nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogenatau oksida nitrogen
oleh proses yang disebut denitrifikasi .
4. Siklus Fosfor
Fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
14
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosilterkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah danlaut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
5. Siklus Sulfur
Secara alami sulfur terdapat di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan
atmosfer. Dan beberapa berasal dari gunung api dan sisa pembakaran minyak
bumi dan batu bara. Selain itu juga terdapat sulfur yang berasal dari makhluk
hidup. Belerang juga dapat di dapat dengan cara buatan seperti dengan pemberian
pupuk pada tanaman yang akan memberikan kandungan sulfur pada tanah
(Bani,www.academia.edu).
Siklus sulfur berasal dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan atmosfer.
Pada kerak bumi bisanya berupa Sulfur Organik, SO4, Batubara dan lain-lain yang
tercipta di kerak bumi. Pada atmosfer sulfur biasanya berupa Hidrogen Sulfida
(H2S). Pada siklus sulfur hampir sama dengan siklus Posfor, yaitu anion dari
sulfat dapat diserap oleh tanah. Pada siklus sulfur terjadi Oksidasi dan reduksi
(Delvian, 2006).
15
Tanah sulfur akan digunakan tanaman dalam bentuk Sulfat sebagai hara.
Setelah itu tumbuhan akan dimakan oleh hewan herbivora yang selanjutnya akan
dimangsa oleh predator. Dari makhluk hidup itu akan mati dan diurai materi
organiknya termasuk sulfur di dalamnya oleh mikroorganisme. Contoh
mikroorganisme yang mengurainya adalah bakteri sulfat yang mengubah sulfat
menjadi sulfide dalam bentuk Hidrogen Sulfida. H2S akan digunakan oleh bakteri
fotoautotrof anaerob. kemudian dilepaskan ke udara dalam bentuk yang
selanjutnya dioksidasi oleh bakteri kemolitotrof menjadi Sulfat kembali, dan
siklus pun berulang (Delvian, 2006).
16
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dalam makalah ini adalah Mahasiwa dalam pembuatan sebuah makalah
perlu mempunyai banyak referensi atau rujukan yang dapat menunjang proses pembuatan
makalah tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.temukanpengertian.com/2015/08/pengertian-rantai-makanan-
detritus.html?m=1 , diakses pada tanggal 4 mei 2017
http://helmysuhendar.blogspot.co.id/2013/04/makalah-aliran-energi-dan-
siklus.html , diakses pada tanggal 4 mei 2017
http://slideshare.net/.../mater-yang-menyusun-tubuh-organisme-berasal-dari-bumf ,
diakses pada tanggal 4 mei 2017
http://scribd.com/AGROEKOLOGI-siklus-biogeokimia-dan-hidrologi.pdf
18