Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Aliran Energi dalam Ekosistem


(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Ekologi II yang diampu oleh Dr.
Marini Susanti Hamidun S.Si, M.Si)

Oleh :

ARLIN NUSI (431418065)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia Nya, sehingga saya dapat menyelasaikan makalah untuk

bahan mata kuliah Ekologi II. Dalam makalah ini saya sebagai penulis sekaligus

penyusun menyajikan persoalan mengenai “Aliran energi dalam ekosistem”

Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun saya menyadari

bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

penulisan untuk masa yang akan datang. Saya berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi saya penulis maupun para pembaca serta dapat menambah

wawasan tentang aliran energi dalam ekosistem .

Gorontalo, 05 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
3. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Sistem Sirkulasi Terbuka...........................................................................3


B. Sistem Sirkulasi Tertutup..........................................................................4
C. Fungsi sistem sirkulasi..............................................................................8
D. Komponen – komponen sistem sirkulasi...................................................8
E. Pola sirkulasi pada Vertebrata...................................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan interaksi yang terjadi antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan makhluk tidak hidup.
Tingkat organisasi ekosistem lebih tinggi dari komunitas. Pada ekosistem
terjadi hubungan timbal balik antara organisme yang hidup dan lingkungan
abiotiknya, yang membentuk suatu sistem yang dapat diketahui aliran energi
dan siklus materinya.
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tergantung pada aliran energi dan
siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari
organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari
komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama
sebagai materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi
aliran energi adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang
keluar dari sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini berupa materi, melakukan
suatu siklus. Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir
melalui makhluk hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula
dipindah dari suatu ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua
proses itulah ekosistem berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan
merupakan karakteristika seluruh biosfer.
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan kerja atau usaha.
Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan
dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Untuk melakukan suatu pekerjaan
fisik atau pekerjaan mental selalu membutuhkan energi. Mengangkat suatu
beban, mendaki gunung, menekan gas dalam silinder merupakan suatu
aktivitas gerak yang membutuhkan energi. Energi tidak dapat dilihat, yang
terlihat hanyalah akibat adanya energi tersebut. Misalnya tumbuhan
berfotosintesis, energi yang digunakan untuk berfotosintesis tidak terlihat
tetapi hasil dari fotosintesis bisa dilihat dengan mata.
Sebagai contoh Pada ekosistem perairan organisme utama yang mampu
memanfaatkan energi cahaya adalah tumbuhan hijau terutama fitoplankton.
Pada tahapan awal aliran energi, cahaya matahari “ditangkap” oleh tumbuhan
hijau yang merupakan produser primer bagi ekosistem perairan. Energi yang
ditangkap digunakan untuk melakukan proses fotosintesis dengan
memanfaatkan nutrien yang ada di lingkungannya. Melalui pigmen-pigmen
yang ada fitoplankton melakukan proses fotosintesis. Pigmen-pigmen ini
memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan penyerapan energi
cahaya matahari. Proses fotosintesis hanya dapat berlangsung bila pigmen
fotosintesis menerima intensitas cahaya tertentu yang memenuhi syarat untuk
terjadinya proses tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aliran energi dalam ekosistem?
2. Bagaimana daur nutrisi dalam ekosistem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui aliran energi dalam ekosistem
2. Untuk mengetahui nutrisi dalam ekosistem

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Energi dalam ekosistem
Energi adalah faktor utama yang mengndalikan ekosistem. Sedangkan interaksi
antara berbagai spesies dalam ekosistem itu hanya merupakan faktor ikutan. Pada
hakekatnya hampir semua sistem di bumi dibatasi oleh jumlah energi matahari
yang tersedia. Tetapi batas toleransi berbagai spesies terhadap faktor abiotik,
misalnya suhu, cahaya, unsur hara, juga membatasi besarnya populasi dalam
sebuah ekosistem. Tetapi peranan faktor toleransi terhadap faktor fisik lebih kecil
peranannya jika dibandingkan dengan faktor energi.
Semua organisme hidup membutuhkan energi karena banyak reaksi biokimia
yang berlangsung di dalam tubuh organisme membutuhkan energi. Di dalam
ekosistem, semua organisme saling berinteraksi melalui proses pencarian
makanan, dimana dalam proses ini juga membutuhkan energi. Energi yang
tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas
hidupnya. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi
satu ke energi yang lain. Aliran energi bersifat searah (tidak siklis). Perilaku
energi di alam ini mengikuti hukum termodinamika 1 dan hukum termodinamika
2.
Hukum termodinamika pertama berbunyi : energi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Sebagai contoh energi cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam
kehidupan, tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Hasil dari fotosintesis adalah oksigen dan karbohidrat yang
tersimpan sebagai cadangan makanan, selain digunakan untuk proses fotosintesis
enegi matahari juga digunakan untuk proses respirasi, transpiransi, translokasi
unsur hara dan asimilat serta yang lainnya. Energi yang diubah itu nantinya akan
digunakan untuk antara lain :
· Mengabsorbsi unsur hara, mineral dan air
· Mensintesa bahan-bahan organis

3
· Mengkatalisa bahan-bahan organis yang terbentuk melalui proses respirasi
dan transpirasi
· Melaksanakan pertumbuhan dan melengkapi siklus perkembangan
Hukum termodinamika pertama sering juga disebut dengan hukum konservasi
energi (conservation of energy). Organisme berfungsi sebagai pengalir energi dari
satu organisme ke organisme lainnya tanpa mengurangi kuantitasnya selagi
jumlah zat yang mengandung energi itu tetap.
Hukum termodinamika kedua berbunyi : energi dapat terjadi spontan selama ada
penurunan derajat (degradasi) dari suatu sumber konsentrasi tinggi secara
menyebar untuk mencapai perataan. Hukum termodinamika dapat diterangkan
dengan panas yang semaki lama panasnya menurun karena terjadi aliran
(konveksi) untuk perataan. Contoh yang lain adalah radiasi matahari yang
dipancarkan kebumi, energi radiasi matahari itu tidak pernah kembali ke matahari,
namun energi itu tidak akan pernah habis selag bahan dasar dan proses penciptaan
energi itu belum habis.
Energi dari sinar matahari merupakan tenaga penegndali dari semua ekosistem.
Tumbuhan dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari sinar matahari
mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengumpulkan nutrisi dari tanah
dan gas dari udara untuk menghasilkan makanannya. Energi beredar dalam
ekosistem dalam “Bentuk Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan” dari suatu
tingkat rofik ke tingkat trofik berikutnya. Dengan cara demikianlah energi
mengalir dalam sistem alam ini. Para ahli ekologi mempunyai pandangan, secara
tradisional terhadap aliran energi dalam ekosistem ini sama dengan para ahli ilmu
lainnya, yaitu mengamati aliran energi dalam sistem fisika. Mereka secara formal
memahami bahwa energi dalam sistem dalam berbagai bentuk.
1. Rantai makanan
Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui memakan dan dimakan
antarorganisme yang berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis
tertentu. Misal: Rumput-Ulat-Burung Kecil-Kucing. Dalam rantai makanan (food
chain) bermacam-macam organisme yang mendapatkan makanan dari tumbuhan
dengan jumlah transfer yang sama dan menempati tingkat trofik yang sama (trofic

4
level). Jadi dalam suatu ekosistem tanaman menempati trofik pertama, hewan
herbivora menempati trofik keduadan demikian seterusnya.
2. Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling
berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme
membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang
mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke
organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa
makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur
trofik yang bertingkat-tingkat.
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber
makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop
yang disebut produsen. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat
membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber
energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut
fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan
bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri
sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang
disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat
organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen.
2.1.1 Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak
semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya
sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan
diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5
%, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem
berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai
lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.

5
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi
diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah
tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar
10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan
sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam
sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap
tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga
terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi
organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat
pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air
sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
2.2.2 Aliran Energi dan “Standing Crop”
Penyimpanan energi dalam ekosistem dapat berupa materi-materi dalam
tumbuhan atau hewan. Jumlah nyata dari materi hidup yang terkandung dalam
ekosistem difahami sebagai “standing crop”. Para ahli ekologi biasanya mengkaji
standing crop ini untuk setiap tingkat trofik yang nantinya akan memberikan
gambaran pola aliran energi melalui sistem. Hasil kajian dari standing crop untuk
setiap tingkatan trofik ini bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan
menggambarkan suatu piramida tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida
ekologi.
Piramida ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan
antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.
Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi,
berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang
disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan

6
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama
ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen
primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida
biomassa dan piramida energi.
1. Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada
piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada
setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai
organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi
tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang
dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada
proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah
ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya,
makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan
semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per
satuan luas per satuan waktu.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya
transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida
biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di
tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida
biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat
trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.

Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik,


sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar
seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak
piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya
sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.

7
3. Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat
trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit
ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak
adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan
konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf
trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik
kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer,
serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen
sekunder.
2.2 Nutrisi dalam ekosistem
Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan ke
seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan
juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi
kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi
sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya
dilepaskan dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan
diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan anorganik
dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan satu sama
lainnya. Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses
aliran energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen
biotik dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke
dalam siklus materi, yaitu :
1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem
Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari sekitar 92
unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan pertumbuhannya.
Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenik yang dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro.
a. Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak, dan
mempunyai peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk hidup.

8
Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini adalah hidrogen, karbon,
oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama membentuk sekitar 95 % dari berat
kering materi hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir.
Nutrisi lainnya yang termasuk nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah
yang relatif lebih sedikit diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.
b. Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit,
tetapi sangat penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang
diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi, tembaga, seng,
karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat proses penghawaan.
2. Siklus Biogeokimia
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur penyusun bahan
organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan tanpa
mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-
unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah atau air.
Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan
komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur biogeokimia. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan antara komponen biotik dengan abiotik dalam
suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air, siklus sulfur, siklus
pospor, siklus nitrogen, siklus karbon dan oksigen.
a. Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas hidupnya.
Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak bagi organisme
hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan, tumbuhan dan hewan
yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air dari air tanah dengan
menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah yang
ada di daratan. Air keluar dari hewan dan manusia berupa urin dan keringat,
sedangkan pada tumbuhan melalui proses transpirasi.
b. Siklus Sulfur (Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan banyak
terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah,

9
sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka
makan.
c. Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor
pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk
pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya.
Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak
melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di
perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua mekanisme untuk
daur ulangnya ke ekosistem darat, salah satunya melalui burung-burung laut yang
mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat
melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan. Perhatikan skema daur
fosfor di samping ini.
d. Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan
berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat
di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di
atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi
nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru
(Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah melalui
fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian
nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah
bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang
ada di dalam tubuh tumbuhan dan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri
pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi
dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak
menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat
(nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion nitrit,
ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap
nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam
bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan

10
yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi
(Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen.
Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat
menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.
e. Siklus Karbon dan Oksigen
Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2), sedangkan
unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). Konsentrasi (CO2) di atmosfer
diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik melalui
organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan kemoautotrop (bakteri
kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian
tersimpan sebagai zat organik dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan
ekskresi ke lingkungan. Sedangkan, oksigen (O2) masuk ke komponen biotik
melalui proses respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon
dioksida (CO2).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Energi adalah faktor utama yang mengndalikan ekosistem. Sedangkan
interaksi antara berbagai spesies dalam ekosistem itu hanya merupakan faktor
ikutan. Energi beredar dalam ekosistem dalam “Bentuk Rantai Makanan dan
Jaring-Jaring Makanan” dari suatu tingkat rofik ke tingkat trofik berikutnya.

11
Aliran energi bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan menggambarkan
suatu piramida tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida ekologi terdiri
dari tiga piramida antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida
energi.
2. Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik
disirkulasikan ke seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Ada
dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu kepentingan nutrisi dalam
ekosistem dan siklus biogeokimia.
B. Saran
jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak
dapat hidup sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

David, T. K. 2001. General Ekology. USA :Brookscole

Hasan, J.B. 1992. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Jakarta: Rajawali

Kristanto, p. 2013. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi

Setyo, Amin. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Bayumedia

Sunarto, Sri Astuty, fan Herman Hamdani. 2004. Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya
Matahari Oleh Fitiplankton dalam Proses Fotosintesis. Jurnal Akuatika. Vol 2. No. 2

13

Anda mungkin juga menyukai