Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR”

OLEH

NAMA : FOAROTA HAREFA


NIM : 18031103
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
DOSEN : 1. Dr. LINDA ADVINDA, M.kes
2. SA’DIATUL FUADIYAH, S.Pd, M.Pd
ASISTEN DOSEN : 1. ALIFYA PUTRI DIVA
2. BHILU PRICILIA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

A. Tujuan Praktikum
1. Melihat mekanisme terjadinya peristiwa difusi
2. Melihat mekanisme terjadinya peristiwa osmosis

B. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Selasa, 22 September 2020
Waktu : 09.41 – 12.20 WIB
Tempat : Rumah

C. Dasar Teori

Air merupakan 85-95% berat tumbuhan herba yang hidup di air.Air di dalam sel
diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya
(transportasi).Konsep transportasi pada tumbuhan mengandung beberapa sub-konsep yaitu
pengangkutan zat atau bahan melalui proses difusi, osmosis, imbibisi, dan transport
aktif.Penyerapan dan proses pengangkutan air dan zat terlarut terjadi melalui pembuluh kayu
(xylem), pengangkutan hasil fotosintesis dilakukan melalui pembuluh tapis (floem).
Aspek penting yang perlu diperhatikan adalah arah mengangkut. Pada tumbuhan berakar,
transpor dalam xilem (air dan mineral) adalah dasarnya searah, dari akar ke batang.Organik dan
mineral nutrisi bagaimanapun, menjalani transportasi multidirectional.Senyawa organik yang
disintesis dalam daun fotosintetik diekspor ke semua bagian lain dari tumbuhan termasuk organ
penyimpan.Dari organ penyimpanan mereka kemudian diekspor kembali.Nutrisi mineral diambil
oleh akar dan diangkut ke atas ke batang, daun dan tumbuh daerah (Calvin, 2007).
Ketika setiap bagian tanaman mengalami penuaan, nutrisi mungkin terjadi ditarik dari
daerah tersebut dan pindah ke bagian yang tumbuh.Hormon atau pengatur pertumbuhan tanaman
dan sinyal kimia lainnya juga diangkut, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, kadang-
kadang dalam atau cara searah dari tempat mereka disintesis ke bagian lain.Oleh karena itu,
dalam tanaman berbunga ada lalu lintas senyawa yang kompleks (tetapi mungkin sangat teratur)
bergerak ke arah yang berbeda, setiap organ menerima beberapa zat dan membagikan beberapa
lainnya (Taiz, 2010).
Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan pergerakan
molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah.Contoh-contohnya adalah difusi zat
warna dalam air tenang, difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui membran, difusi
oksigen dalam membran polimer. Bahkan difusi tidak hanya terjadi pada skala mikro tetapi juga
skala makro, seperti difusi gas dan galaksi.Gerakan melalui difusi bersifat pasif, dan mungkin
dari satu bagian sel ke yang lain, atau dari sel ke sel, atau jarak pendek, katakanlah, dari ruang
antar sel daun ke luar.Tidak ada energy yang dikeluarkan pada proses ini.
Dalam difusi, molekul bergerak secara acak, hasil akhirnya adalah zat yang bergerak dari
daerah dengan konsentrasi lebih tinggi ke daerah lebih rendah konsentrasi.Difusi adalah proses
yang lambat dan tidak bergantung pada 'kehidupan sistem'.Difusi terlihat jelas dalam gas dan
cairan, tetapi difusi dalam padatan jelas lebih mungkin daripada padatan. Difusi sangat penting
untuk tanaman sejak itu, itu adalah satu-satunya cara untuk pergerakan gas di dalam tubuh
tumbuhan.Laju difusi dipengaruhi oleh gradien konsentrasi, yaitu permeabilitas membran yang
memisahkan mereka, suhu dan tekanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi diantaranya adalah :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berbanding lurus dengan tingkat kecepatan proses difusi (semakin
besar ukuran partikel, maka semakin lama pula waktu yang diperlukan dalam
proses terjadinya difusi)
2. Ketebalan Membran
Sama seperti halnya ukuran partikel, ketebalan membran juga berbanding lurus
dengan kecepatan terjadinya difusi (semakin tebal membran, maka semakin
banyak pula waktu yang dibutuhkan dalam proses difusi)
3. Luas Suatu Area
Semakin luas ukuran area terjadinya difusi, maka semakin luas pula bagian yang
dapat bersinggungan. Dampaknya, proses perpindahan zat pun berlangsung
dengan lebih cepat
4. Jarak
Sama seperti halnya perpindahan normal, semakin jauh jarak konsentrasi yang
perlu ditempuh dalam perpindahan partikel, maka semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan oleh partikel tersebut untuk berpindah dari satu konsentrasi ke
konsentrasi lainnya.
5. Suhu
Dalam kondisi suhu yang tinggi proses difusi dapat berlangsung dengan lebih
cepat dari kondisi normalnya (Syahidah, 2012)

Osmosis adalah difusi air menembus membran sel atau osmosis adalah perpindahan air
dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semi
permeabel. Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan jalur yang
ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air dan garam mineral
dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplas adalah bergeraknya air dan mineral lewar jalur
dalam sel, yaitu sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma.Sedangkan apoplas
adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel (Astutui, 2019).
Sel tumbuhan dikelilingi oleh membran sel dan dinding sel.Sel dinding bebas permeabel
terhadap air dan zat dalam larutan karenanya tidak penghalang untuk bergerak.Pada tumbuhan sel
biasanya mengandung pusat yang besar vakuola, yang isinya, getah vakuolar, berkontribusi pada
zat terlarut potensi sel.Dalam sel tumbuhan, membran sel dan membrane dari vakuola, tonoplas
bersama-sama merupakan penentu penting pergerakan molekul masuk atau keluar sel.
Osmosis adalah istilah yang digunakan untuk merujuk secara khusus pada difusi air
membran permeabel diferensial atau selektif. Terjadi Osmosis secara spontan sebagai respons
terhadap kekuatan pendorong.Arah bersih dan laju osmosis bergantung pada gradien tekanan dan
gradien konsentrasi.Air akan berpindah dari wilayah dengan potensi kimia (atau konsentrasi)
yang lebih tinggi ke wilayahnya wilayah potensial kimia yang lebih rendah sampai
kesetimbangan tercapai.Pada kesetimbangan kedua ruang tersebut harus memiliki potensi air
yang hampir sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis diantaranya adalah :
1. Ukuran Molekul
Apabila ukuran molekul itu lebih kecil dibandingkan dengan lubang membran,
maka hal tersebut kemudian akan membuat molekul itu lebih mudah meresap
2. Keterlarutan Lipid
Apabila molekul tersebut memiliki tingkat kelarutan lipid lebih besar besar maka
kemudian akan meresap lebih cepat
3. Luas Permukaan Membran
Apabila permukaan yang terdapat dimembran lebih luas maka hal tersebut
kemudian akan membuat penyerapan lebih cepat
4. Faktor Suhu
Suatu pergerakan dari molekul itu sangat dipengaruhi oleh suhu (Yahya, 2015)
D. Alat dan Bahan
I. Difusi
i. Alat
Buah petridish/wadah kaca lainnya, pipet kecil, penggaris, stop watch
ii. Bahan
Air dan sirup berwarna/pewarna kue

II. Osmosis
i. Alat
Botol plastik bekas akua 2 L, pisau, pipet kecil
ii. Bahan
1 Buah kentang ukuran sedang dan sirup yang berwarna

E. Langkah Kerja
I. Difusi
i. Meletakkan kedua petridish/ wadah kaca pada tempat datar
ii. Petridish/wadah kaca pertama diisi dengan air biasa secukupnya
iii. Petridish/wadah kaca kedua diisi dengan air panas secukupnya
iv. Mengambil sirup berwarna/pewarna kue dengan pipet kecil, dan meneteskannya
satu tetes pada petridish/wadah kaca tersebut
v. Memperhatikan gerak difusi sirup berwarna/pewarna kue dalam air dan segera
mengukur diameter sebaran difusi molekul tersebut
vi. Mencatat waktu yang dibutuhkan sirup berwarna/pewarna kue untuk mencapai
diameter 1 cm
vii. Mencatat juga interval waktu 5 menit, selama 15 menit
viii. Mengulangi percobaan untuk mendapatkan kecepatan rata-rata difusi sirup
berwarna/pewarna kue dalam air

II. Osmosis
i. Memotong kentang menyerupai cangkir (cawan)
ii. Memasukkan sirup ke dalam potongan kentang secukupnya (jangan sampai
penuh), dan mengukur tinggi awal sirup dalam potongan kentang
iii. Meletakkan kentang dalam botol plastic bekas yang sudah dipotong bagian
atasnya
iv. Memasukkan air secukupnya ke dalam botol plastik sampai batas kira-kira
setengah tinggi potongan kentang dengan hat-hati
v. Mengukur tinggi awal awal air dalam botol plastik
vi. Mengamatinya hingga beberapa menit(kira-kira 10 menit).Apa yang terjadi pada
kentang
vii. Setelah 30 menit, lakukan kembali pengukuran tinggi sirup dan air dalam gelas
plastic
viii. Lakukan pengukuran kembali setelah 45 menit
F. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

I. Difusi
Data pada percobaan pertama

Air Dingin Gambar


Waktu Diameter
15 detik 1 cm

5 menit 1.5 cm

10 menit 1.8 cm

15 menit 1.9 cm
Air Panas Gambar
Waktu Diameter
5 detik 1 cm

5 menit 1.7 cm

10 menit 1.8 cm

15 menit 2 cm

Data pada percobaan kedua

Air Dingin Gambar


Waktu Diameter
10 detik 1 cm
5 menit 1.8 cm

10 menit 2 cm

15 menit 2.1 cm

Air Panas Gambar


Waktu Diameter
5 detik 1 cm

5 menit 2 cm
10 menit 2.1 cm

15 menit 2.3 cm

Dari hasil percobaan yang pertama dan kedua, maka kita dapatkan rata-rata waktu dan
diameter tetesan pewarna kue pada air panas dan air dingin adalah :
Rata- rata pada Air Dingin Rata-rata pada Air Panas
Waktu Diameter Waktu Diameter
13 detik 1 cm 5 detik 1 cm
5 menit 1.7 cm 5 menit 1.9 cm
10 menit 1.9 cm 10 menit 2 cm
15 menit 2 cm 15 menit 2.2 cm

II. Osmosis
Waktu Sirup Air
Tinggi Gambar Tinggi Gambar
Awal 2.3 cm 3.1 cm

10 menit 2.4 cm 2.9 cm


30 menit 2.5 cm 2.8 cm

45 menit 2.7 cm 2.7 cm


G. Pembahasan

Pada pengamatan peristiwa difusi, dilakukan dua kali percobaan untuk menentukan rata-
rata dari diameter sebaran pewarna kue pada masing-masing wadah, baik itu pada air dingin dan
juga pada wadah berisikan air panas.
Pada percobaan di wadah air dingin, rata-rata waktu yang diperlukan tetesan pewarna kue
untuk mencapai diameter 1 cm adalah sekitar 13 detik.Selanjutnya dengan menggunakan interval
waktu 5 menit selama 15 menit, didapatkan juga rata-rata diameter sebaran pewarna kue dalam
waktu 5 menit adalah sekitar 1.7 cm.Kemudian pada menit ke-10 diukur pula rata-rata dari
diameter sebaran pewarna kue yaitu sekitar 1.9 cm.Terakhir dengan waktu di menit ke-15
didapatkan rata-rata diameter sebaran dari pewarna kue adalah sekitar 2 cm.
Pada percobaan di wadah air panas, rata-rata waktu yang diperlukan tetesan pewarna kue
untuk mencapai diameter 1 cm adalah sekitar 5 detik.Selanjutnya dengan menggunakan interval
waktu 5 menit selama 15 menit, didapatkan juga rata-rata diameter sebaran pewarna kue dalam
waktu 5 menit adalah sekitar 1.9 cm.Kemudian pada menit ke-10 diukur pula rata-rata dari
diameter sebaran pewarna kue yaitu sekitar 2 cm.Terakhir dengan waktu di menit ke-15
didapatkan rata-rata diameter sebaran dari pewarna kue adalah sekitar 2.2 cm.
Dari hasil yang didapatkan ini, dapat kita lihat bahwa difusi yang diamati dengan
menggunakan pewarna kue lebih cepat waktu terjadinya pada air panas dibandingkan dengan air
dingin.Hal ini terbukti dari waktu yang digunakan untuk mencapai diameter 1 cm pada air panas
lebih cepat dibandingkan pada air dingin.Selain itu, dari hasil sebaran pewarna kue juag lebih
banyak atau lebih besar sebaran yang terjadi pada wadah plastik yang berisikan air panas.Hal ini
mengingat bahwa bagaimana peran suhu atau temperatur yang sangat berpengaruh kepada proses
difusi.Dimana apabila suhu tinggi maka proses difusi dapat berjalan dengan cepat, sebaliknya
apabila suhu terbilang relatif rendah, maka proses difusi akan berjalan dengan proses yang relatif
lama dibandingkan dengan difusi pada wadah dengan air panas.
Pada proses osmosis dengan menggunakan media kentang yang telah dibentuk
menyerupai seperti bentuk cawan.Pada proses ini, dapat kitra lihat bahwasanya air dari luar
kentang dapat masuk melalui sel-sel permeabel pada kentang.Hal ini dibuktikan dari pengukuran
pada saat awal memasukkan larutan sirup.Dimana tinggi larutan sirup pada awal memasukkannya
yaitu 2.3 cm dan tinggi larutan di luar kentang yaitu 3.1 cm.Setelah 5 menit, dapat kita amati
bahwa air dari luar kentang sedikit-sedikit telah masuk ke dalam kentang, dibuktikan dengan
tinggi larutan sirup dalam kentang yaitu 2.4 cm dan larutan di luar kentang menjadi 2.9 cm dan
telah berkurang dari tinggi awalnya.
Selanjutnya pada menit ke-10 tinggi larutan sirup yang ada dalam kentang menjadi 2.5 cm
dan tinggi air di luar kentang menjadi 2.8 cm, berangsur-angsur kembali berkurang.Pada menit
ke-15 tinggi larutan sirup dalam kentang menjadi 2.7 cm dan juga tinggi air di luar kentang
menjadi 2.7 cm.
Hal ini menunjukkan bahwa proses osmosis terjadi di dalam tubuh tumbuhan, dimana zat
pelarut yang berkonsentrasi rendah akan masuk melalui membrane sel permeabel kepada tubuh
tumbuhan yang memiliki konsentrasi tinggi.Proses dan peristiwa dari osmosis ini sendiri juga
dipengaruhi oleh banyaknya partikel atau juga zat yang terkandung dalam pelarut tersebut.Dalam
peristiwa osmosis ini, air akan berhenti masuk ke dalam kentang apabila larutan dalam kentang
dan juga larutan di luar kentang telah sama atau biasa juga disebut telah isotonis.
H. Kesimpulan

 Difusi adalah proses perpindahan zat dalam larutan yang berkonsentrasi tinggi ke arah
larutan yang memiliki konsentrasi rendah
 Pada tumbuhan peristiwa difusi dapat kita lihat ketika air dengan zat hara yang tinggi
masuk ke dalam akar sel tumbuhan yang membrannya permeabel dikarenakan konsentrasi
zat hara di dalam tumbuhan relative sedikit atau rendah
 Faktor yang mempengaruhi difusi diantaranya adalah : Ukuran Partikel, Ketebalan
Membran, Luas Suatu Area, Jarak dan Suhu
 Osmosis adalah proses perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah ke larutan dengan
konsentrasi yang tinggi
 Pada tumbuhan proses osmosis dapat dilihat dari masuknya air dengan konsetrasi zat di
dalamnya yang rendah, sehingga masuk ke dalam akar tumbuhan dengan sel membrane
yang permeabel dikarenakan konsentrasi zat dalam tubuh tumbuhan yang tinggi
 Faktor yang mempengaruhi osmosis diantaranya adalah : Ukuran Molekul, Keterlarutan
Lipid, Luas Permukaan Membran dan Suhu
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji. 2019. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: WordPress

Calvin, Melvin. 2007. Biology : Cells of Plants. Cambridge

Syahidah, Ruhama Nuri dkk. 2012. Difusi, Osmosis dan Imbibisi. Tangerang : Jurnal UIN Syarif
Hidayatullah

Taiz, Zeiger. 2010. Plant Physiology 3th Edition. Sunderland : Sinauer Associates

Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solanum tuberosum Dan Daucus
carota. Jurnal Biology Education Vol 4(1) : 196-206

Anda mungkin juga menyukai