Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

DIFUSI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Dea Yenita Putri

NIM : 19031004

PRODI/ KELAS : Pendidikan Biologi/ D

DOSEN : Dr. Linda Advinda, M.Kes

ASISTEN DOSEN : 1. Lati Jovanita

2. Nelfia Fitri

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DIFUSI

A. Tujuan praktikum
Untuk melihat mekanisme terjadinya peristiwa difusi.

B. Waktu dan tempat praktikum


Hari/tanggal : Senin/ 27 September 2021
Waktu : 09:41-12:20
Tempat : Di rumah, Nagari Nan Tujuah, Kec.Palupuah, Kab.Agam,
Provinsi Sumatera Barat.

C. Dasar teori
Difusi adalah proses perembesan senyawa kimia tertentu secara
spontan dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang
berkonsentrasi rendah. Proses ini terjadi akibat mobilitas dan energy
kinetic dari molekul atau ion yang berdifusi tersebut. Arah gerakan tidak
tentu, ini dikarenakan adanya hantaman molekul-molekul tersebut.
Mekanisme ini menjadi penting dalam menghubungkan sel dengan
lingkungannya. Proses difusi digerakkan oleh gaya dorong yang terjadi
karena adanya beda potensial dari tinggi ke rendah baik dalam hal
temperature, listrik, tekanan hidrostatik, konsentrasi dan lain-lain.
(Koryati, 2021) Misalnya perpindahan gas oksigen dari alveolus ke kapiler
darah dan perpindahan karbon dioksida dari kapiler ke rongga alveolus.
Difusi dapat juga terjadi pada benda tak hidup, misalnya glukosa dan
visking tube. (SMA, 2021)
Pada gambar merupakan proses difusi dua larutan:

Dua larutan pewarna dipisahkan oleh membran yang bersifat permeable.


Masing-masing zat warna berdifusi ke arah konsentrasi gradiennya. Maka
terjadilah net diffusion dari warna ungu menuju kea rah kiri dan
sebaliknya, walaupun total konsentrasi lebih besar pada sisi kiri
dibandingkan sisi kanan, tetapi terjadi difusi hingga mencapai kondisi
yang equilibrium. (Nursita, 2020)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi:


1. Suhu; makin tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi
2. Konsentrasi; makin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan
yang berdifusi, makin besar terjadinya difusi
3. Ukuran molekul; makin besar uukuran molekul, makin lambat
terjadinya difusi
4. Media; difusi di udara lebih mudah daripada difusi di dalam larutan.
5. Luas permukaan; makin luas permukaan difusi makin besar terjadinya
difusi. (Wardhani, 2019)

Jenis difusi ada dua, yaitu


1. Difusi sederhana
Molekul atau senyawa kecil yang tidak bermuatan (missal O2, CO2,
dan H2O) dan bahan larut lemak (missal hormone steroid) melintasi
membrane dengan difusi sederhana. Saluran yang terbentuk oleh
protein integral dapat secara selektif menyebabkan suatu molekul atau
senyawa yang melewati protein integral, tergantung pada ukuran dan
muatannya. Saluran suatu protein integral dapat terbuka atau tertutup
sebagai respon terhadap perubahan voltase atau pengikatan molekul
pengatur.

2. Difusi terfasilitasi
Laju difusi terfasilitasi merupakan suatu sistem unipor yang dapat
mengalami kejenuhan dan jumlah tempat pengikatan yang erlibat
dalam difusi zat terlarut spesifik terbatas. Banyak sistem difusi
terfasilitasi bersifat stereospesifik tetapi seperti difusi sederhana dan
tidak memerlukan energy. Difusi terfasilitasi disebut juga dengan
difusi dipermudah. Pada proses ini, molekul-molekul seperti asam
amino dan gula tidak dapat melalui membran plasma, tetapi melewati
protein integral. (Bintang, 2020). Difusi difasilitasi mengikuti prinsip
yang sama dari difusi sederhana di bawah partikel secara pasif
bergerak ke gradien konsentrasi. Satu-satunya perbedaan adalah
bahwa, dengan difasilitasi penyebaran, membran transporter
membantu partikel. (Mclntosh, 2013)

Difusi dapat terjadi dalam padatan, cairan, atau gas, dan melintasi
membran plasma. Pergerakan bersih zat-zat dari daerah dengan
konsentrasi yang lebih besar ke daerah konsentrasi yang lebih rendah
disebut bahan yang bergerak “menuju gradient konsentrasi”. Gradient
konsentrasi menunjukkan adanya perbedaan pada konsentrasi molekul
atau ion di dalam sel (intacellular) dibandingkan dengan di luar sel
(extracellular). (Allen, 2016)
D. Alat dan bahan
Alat
1. 2 buah wadah kaca
2. 2 buah pipet kecil
3. Penggaris

Bahan:

1. Pewarna makanan
2. Air biasa
3. Air panas
E. Cara kerja
1. Masukkan ke dalam wadah kaca pertama air biasa secukupnya
2. Masukkan ke dalam wadah kaca kedua air panas secukupnya
3. Meneteskan pewarna makanan dengan ke dalam masing-masing wadah
sebanyak satu tetes
4. Mengamati persebaran molekul
5. Mengukur diameter persebaran pewarna makanan dalam interval
waktu 5 menit, selama 15 menit pada masing-masing wadah.
6. Menghitung rata-rata diameter pada masing-masing wadah
7. Mengulangi percobaan
F. Hasil pengamatan
Percobaan 1:
5 menit pertama air biasa dan air panas (air biasa= 2,5 cm dan air panas= 3
cm)

5 menit kedua air biasa dan air panas (air biasa= 3 cm dan air panas= 3,8
cm)

5 menit kedua air biasa dan air panas (air biasa= 3,5 cm dan air panas= 4
cm)

Percobaan 2:
5 menit pertama air biasa dan air panas (air biasa= 2,3 cm dan air panas= 4
cm)
5 menit kedua air biasa dan air panas (air biasa= 3 cm dan air panas= 4,3
cm)

5 menit kedua air biasa dan air panas (air biasa= 3,5 cm dan air panas= 4,5
cm)
G. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan difusi pada
pewarna makanan di dalam air. Difusi adalah peristiwa perpindahan
molekul-molekul suatu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke
larutan yang berkonsentrasi rendah. Pada difusi, pergerakan molekul
melintasi membran dipengaruhi oleh gradien konsentrasi (membran
bersifat permeabel terhadap molekul tersebut). Jika suatu molekul
terkonsentrasi lebih banyak pada satu sisi suatu membrane dari pada sisi
lainnya, selalu ada kecendrungan molekul tersebut akan berdifusi
menembus membran untuk menurunkan gradient konsentrasi.

Adapun airnya terdiri dari air biasa dan air panas pada wadah kaca.
Satu tetes pewarna makanan diteteskan ke dalam wadah yang berisi
air,setelah itu mengukur diameter air pada masing-masing wadah selama
15 menit dengan rentang waktu 5 menit.

Hasil dari pengamatan didapatkan pada percobaan 1 pada 5 menit


pertama pada air biasa diameternya yaitu 2,5 cm dan pada air panas
diameternya 3 cm. pada 5 menit kedua didapatkan diameter pada air biasa
yaitu 3 cm dan pada air panas 3,8 cm. Sedangkan pada 5 menit ketiga
didapatkan diameter pada air biasa yaitu 3,5 cm dan pada air panas
didapatkan diameter 4 cm. Dalam waktu 15 menit dengan rentang waktu 5
menit persebaran warna pada air bertambah panjang.

Rata-rata kecepatan difusi pada percobaan 1 dengan rumus


d1+d2+d3/n, dimana n adalah banyak perhitungan. d1 adalah diameter
pada 5 menit pertama, d2 adalah diameter pada 5 menit kedua, d3 adalah
diameter 5 menit ketiga. Maka rata-rata kecepatan pada air biasa 2,5 + 3 +
3,5/3 = 3 . Sedangkan kecepatan rata-rata pada air panas adalah 3 + 3,8 +
4/3 = 3,6.
Hasil dari pengamatan didapatkan pada percobaan 2 pada 5 menit
pertama pada air biasa diameternya yaitu 2,3 cm dan pada air panas
diameternya 4 cm. pada 5 menit kedua didapatkan diameter pada air biasa
yaitu 3 cm dan pada air panas 4,3 cm. Sedangkan pada 5 menit ketiga
didapatkan diameter pada air biasa yaitu 3,5 cm dan pada air panas
didapatkan diameter 4,5 cm. Dalam waktu 15 menit dengan rentang waktu
5 menit persebaran warna pada air bertambah panjang.

Rata-rata kecepatan difusi pada percobaan 2 dengan rumus


d1+d2+d3/n, dimana n adalah banyak perhitungan. d1 adalah diameter
pada 5 menit pertama, d2 adalah diameter pada 5 menit kedua, d3 adalah
diameter 5 menit ketiga. Maka rata-rata kecepatan pada air biasa 2,3 + 3 +
3,5/3 = 2,933 . Sedangkan kecepatan rata-rata pada air panas adalah 4 +
4,3 + 4,5 /3 = 4,266

Terdapat perbedaan pada kecepatan rata-rata pada air biasa dan air
panas, air panas lebih cepat berdifusi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
suhu pada air. Semakin tinggi suhu maka sebaran difusi molekul akan
semakin cepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi difusi,
diantaranya suhu dan zat yang berdifusi. Dengan naiknya suhu, energi
kinetik yang dimiliki oleh suatu zat menjadi lebih tinggi, sehingga
pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi: (1) Suhu; makin


tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi (2) Konsentrasi; makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua larutan yang berdifusi, makin besar
terjadinya difusi (3) Ukuran molekul; makin besar uukuran molekul,
makin lambat terjadinya difusi (4) Media; difusi di udara lebih mudah
daripada difusi di dalam larutan. (5) Luas permukaan; makin luas
permukaan difusi makin besar terjadinya difusi.
H. Kesimpulan
1. Difusi adalah proses perembesan senyawa kimia tertentu secara
spontan dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang
berkonsentrasi rendah.
2. Difusi terbagi menjadi 2 yaitu difusi sederhana dan difusi
terfasilitasi/dipermudah
3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi difusi, diantaranya suhu dan
zat yang berdifusi.
4. Dengan naiknya suhu, energy kinetik yang dimiliki oleh suatu zat
menjadi lebih tinggi, sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih
cepat.
5. Pada percobaan 1 rata-rata kecepatan pada air biasa 3 . Sedangkan
kecepatan rata-rata pada air panas adalah 3,6
6. Pada percobaan 2 rata-rata kecepatan pada air biasa 2,933. Sedangkan
kecepatan rata-rata pada air panas adalah 4,266
DAFTAR PUSTAKA

Allen, C. a. 2016. Laboratory Manual for Anatomy and Physiology. Amerika:


Wiley.

Bintang, M. d. 2020. Biokimia Fisik. Bogor: IPB Press.

Koryati, T. d. 2021. Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.

Mclntosh, S. N. 2013. Basic Nutrition and Diet Therapy. Canada: Elsevier.

Nursita, W. N. 2020. Biologi Peternakan . Malang: Tim UB Press.

SMA, T. O. 2021. Raih Mendali Kompetesi Sains Nasional (KSN) Biologi


SMA/MA. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Wardhani, s. P. 2019. Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif


(Klompok Penerbut Diandra).
LAMPIRAN

2buah pipet pewarna makanan

Penggaris air biasa

Air panas 2 buah wadah kaca


LEMBAR KERJA

1. Masukkan ke dalam wadah kaca pertama air biasa secukupnya

2. Masukkan ke dalam wadah kaca kedua air panas secukupnya

3. Meneteskan pewarna makanan dengan ke dalam masing-masing wadah


sebanyak satu tetes

4. Mengamati persebaran molekul

5. Mengukur diameter persebaran pewarna makanan dalam interval waktu 5


menit, selama 15 menit pada masing-masing wadah.
6. Menghitung rata-rata diameter pada masing-masing wadah

7. Mengulangi percobaan

Anda mungkin juga menyukai