Anda di halaman 1dari 4

BIOENERGITIKA dan SIKLUS ATP

Oleh :
Anisa Nurhuda Utami
140621004

Apa itu bioenergetika?


Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi
selama sistem reksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yanng
lebih rendah. Sebagian besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada sistem nonbiologik
dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah menjadi
energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem biologik bersifat isotermik dan
menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan. Organisme
hidup mengubah energi yang diperolehnya dari makanan untuk berbagai tujuan seperti
pemeliharaan sel, reproduksi dan berbagai kerja baik fisik maupun kimia. Dalam banyak
reaksi biokimia, energi dari reaktan diubah dengan sangat efisien menjadi bentuk yang
berbeda. Dalam fotosintesa, energi cahaya diubah menjadi energi ikatan kimia.
Hukum atau Kaidah termodinamika dalam sistem biologi :
1. Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpangan energi, yang berbunyi: “ Energi
total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan ”. Ini berarti bahwa
saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh.
Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi
bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas,
mekanik dan sebagainya.
2. Kaidah kedua termodinamika:
Kaidah kedua berbunyi: “Entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses
ingin berlangsung spontan”. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan
sistem (random). Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring
sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan
konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (G) pada sebuah sistem yang
bereaksi, dengan perubahan entropi (S), diungkapkan dalam persamaan:
G = H – TS
Keterangan: H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.Di dalam
kondisi reaksi biokimia, mengingat H kurang lebih sama dengan E, yaitu perubahan
total energi internal di dalam reaksi, maka hubungan di atas dapat diungkapkan
dengan persamaan:
G = E – TS
Jika G bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika G sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai
selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).Jika G bertanda positif, reaksi
berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi endergonik). Bila G sangat
besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi reaksi. Bila G adalah nol,
sistem berada dalam keseimbangan dan tidak ada perubahan yang terjadi.

Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
Untuk mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan energi
bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan proses
eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya matahari,
bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe2+ à Fe3+. Sebaliknya organisme heterotrofik,
memperoleh energi bebasnya dengan melakukan metabolisme yaitu pemecahan molekul
organik kompleks.
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat. Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi sebagai kompleks
Mg2+. Energi bebas baku hasil hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam biokimia
tertera pada Tabel 3.1. Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP terbagi
menjadi 2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki G lebih rendah dari
pada G0 pada ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai G lebih tinggi daripada
G0 pada ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat dan
sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup
koenzim A (misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam amino
yang terlibat dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat
glukosa dan 5-fosforibosil-1-pirofosfat.
Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan (~). Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu
akseptor yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih
besar. Oleh karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan
gugus daripada ikatan berenergi tinggi.
ATP merupakan donor fosfat berenergi tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-
senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk
membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus
ATP/ADP menghubungkan proses-proses yang menghasilkan dan proses-proses yang
menggunakan. Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi
dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil dan hanya cukup untuk
mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi, yaitu:
1) Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah sumber terbesar dalam organisme aerobik. Energi bebas
untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
2) Glikolisis
Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua yang terjadi akibat pembentukan
laktat.
3) Siklus asam sitrat
Dalam siklus asam sitrat satu dihasilkan langsung pada tahap suksinil tiokinase.
Adenosin Trifosfat (ATP)

ATP adalah nukleotida yang terdiri dari adenin , ribosa dan trifosfat. Bentuk aktif ATP adalah
kompleksnya bersama dengan Mg 2+ atau Mn2+ Sebagai pengemban energi, ATP kaya
energi karena unit trifosfatnya mengandung dua ikatan fosfoanhidrida. Sejumlah besar energi
bebas dilepaskan ketika ATP dihidrolisismenjadi adenosin difosfat (ADP) dan ortofosfat (Pi)
atau ketika ATP dihidrolisismenjadi adenosin monofosfat (AMP) dan pirofosfat (Ppi).

Struktur Fungsi Adenosin Trifosfat (ATP)

Adenosin Trifosfat (ATP) merupakan senyawa kimia berenergi tinggi, tersusun dari
ikatan adenin purin terikat pada gula yang mengandung 5 atom C, yaitu ribose dan tiga gugus
fosfat. Meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi, ikatan kimianya labil dan
mudah melepaskan gugus fosfatnya. Setiap melepaskan fosfatnya, akan dibebaskan energi
yang langsung dapat digunakan oleh sel. Oleh karena itu, katabolisme disebut juga disimilasi
atau bioenergi atau reaksi eksergonik. Di dalam katabolisme sel organisme, terjadi proses
oksidasi atau reduksi senyawa (biooksidasi). Pada saat sel membutuhkan energi, ATP dapat
segera dipecah melalui reaksi hidrolisis (reaksi dengan air) dan terbentuk energi yang sifatnya
mobil sehingga dapat diangkut dan digunakan oleh seluruh bagian sel tersebut.

Dalam banyak reaksi tubuh, perpindahan energi dilakukan bersamaan dengan


dilepaskan atau dibentuknya senyawa dengan ikatan fosfat. Sumber energi utama yang
mengandung senyawa fosfat adalah ATP (Adenosin trifosfat) yang memiliki 3 gugus fosfat.
Senyawa ini menjadi sumber energi langsung yang dibutuhkan oleh tubuh dalam melakukan
usaha (aktivitas) karena pelepasan satu gugus fosfat akan menghasilkan energi yang besar.
Pada kondisi laboratorium, satu mol ATP menghasilkan energi sebesar 7,3 kkal. ATP terdiri
atas gugus adenin yang mengandung gugus nitrogen, ribosa, menghasilkan 5 molekul karbon
gula, serta 3 molekul fosfat.

Siklus ATP

Proses pembentukan ATP di mitokondria dikenal dengan nama fosforilasi oksidatif (30-36
ATP). Jalur sintesis ini menggunakan energi yang dihasilkan dari oksidasi nutrien untuk
produksi ATP.
Adapun pembentukannya adalah sebagai berikut:
Elektron ditransfer dari donornya (NADH) ke acceptor (cth: O2) dg reaksi redoks.
Di eukariota, proses ini dilakukan oleh kompleks 5 protein yg ada di dlm mitokondria:
NADH-koenzim Q oksireduktase; suksinat-Q oksireduktase; electron transfer
flavoprotein-Q oxireductase; sitokrom C-oksidase; AP sintase.
Energi yg dihasilkan oleh elektron melalui jalur transpor elektron ini digunakan untuk
memindahkan proton melewati membran mitokondria (dari dalam ke luar)
Terbentuk energi potensial dlm bentuk gradien pH dan potensial elektrik disepanjang
membran (potensial gradien di daerah membran luar lebih tinggi)
Konsentrasi proton di membran luar semakin tinggi dan membuat proton kembali ke
membran dlm konsentrasi yg lebih randah
Energi yg tersimpan ini digunakan untuk mengalirkan proton kembali ke membran
luar & menurunkan gradien melalui enzim ATP sintase
Enzim ini menggunakan aliran proton yg melewatinya utk menghasilkan ATP dari
ADP dengan cara reaksi fosforilasi. aliran proton yg melewati ATP sintase memaksa
bagian enzim untuk berotasi.

Peran ATP
Energi ikatan kimia yang terkandung dalam ATP selanjutnya digunakan dalam
berbagai cara dan tujuan. Dalam kontraksi otot, energi ATP diubah oleh miosin menjadi
energi mekanik. Membran dan organel sel mempunyai pompa yang menggunakan ATP untuk
transport molekul dan ion. ATP juga digunakan untuk berbagai aktiviatas sel lainnya.
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik.Proses dimana berlangsungnya reaksi-reaksi yang
melepaskan energi bebas (eksergonik) selalu dirangkaikan dengan proses yang reaksi-
reaksinya memerlukan energi bebas (endergonik). Reaksi eksergonik adalah reaksi dalam
proses katabolisme yaitu reaksi-reaksi pemecahan atau oksidasi molekul bahan bakar
sedangkan reaksi sintesa yang membangun berbagai substansi terdapat dalam proses
anabolisme. Untuk merangkaikan kedua proses eksergonik dan endergonik harus ada
senyawa antara dengan potensial energi tinggi yang dibentuk dalam reaksi eksergonik dan
menyatukan senyawa yang baru dibentuk tersebut kedalam reaksi endergonik, sehingga
energi bebasnya dialihkan antara dua proses tersebut. Senyawa antara yang dibentuk tidak
perlu mempunyai hubungan struktural dengan reaktan-reaktan yang bereaksi.

Siklus Bioenergitika

ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme didalam sel berlangsung dengan suatu
mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi
katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang membutuhkan energi seperti proses
biosintesis,prosrs pengangkutan,proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam sistem
syaraf dan proses pemancaran tertentu seperti kunang kunang. ATP terbentuk dari ADP dan
Pi dengan suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul
penghasil energi.Selanjutnya ATP yang terbentuk inidialirkan ke proses reaksi yang
membutuhkan energi dan dihidrolisis menjadi ADP dan fosfat anorganik Pi.Demikian
seterusnya sehingga terjadilah suatu mekanisme daur ATP – ADP secara kontinu dan
berkeseimbangan. Dalam hal ini gugus fosfat ujung pada molekul ATP secara kontinu
dipindahkan ke molekul penerima gugus fosfat dan secara kontinu pula diganti oleh gugus
fosfat lainnya selama katabolisme.

Anda mungkin juga menyukai