Anda di halaman 1dari 19

Makalah Kesetimbangan Kimia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut
keseimbangan kimia akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan Mekanik. Dalam
keseimbangan mekanik, jika resultan gaya

( net force) pada suatu benda sama dengan nol,

sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik jika benda tersebut tidak sedang
mengalami perubahan dalam gerakannya (percepatannya sama dengan nol). Apakah
kesetimbangan kimia itu? Simaklah penjelasan berikut ini!.
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah masuk atau
keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-besaran (kuantitas-kuantitas)
dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah ketika beberapa komponen tersebut digunakan
dan komponen lainnya terbentuk. Akhirnya, ini akan berakhir, setelah komposisinya tetap selam
sistem ter

sebut tidak terganggu, sehingga sistem tersebut kemudian di katakan berada

dalam keadan kesetimbangan atau lebih sederhana berada dalam kesetimbangan dengan kata
lain, sebuah reaksi kimia berada dalam kesetimbanagan ketika tidak ada kecenderungan
kuantitas-kuantitas zat-zat peraksi dan zat hasil reaksi untuk berubah.
Jadi latar belakang penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud
dengan kesetimbangan kimia, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, Tetapan
kesetimbangan, perhitungan tetapan kesetimbangan, dan bagaimana penerapan kesetimbangan
kimia dalam industri.

B. Tujuan
1. Sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mandiri untuk anggota kelompok 1.

2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.


3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia.
4. Untuk mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana
caranya menghitung kesetimbangan kimia.
5. Untuk mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam industri.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia ?
2. Bagaimanakah contoh-contoh kesetimbangan kimia dalam kehidupan seharihari ?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?
4. Bagaimana tetapan kesetimbangan Kimia dan cara untuk menghitungnya ?
5. Bagaimanakah penerapan kesetimbangan kimia dalam industri ?

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.
2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia.
3. Dapat mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana
caranya menghitung kesetimbangan kimia.

4. Dapat mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam indus

BAB II PEMBAHASAN MATERI


KESETIMBANGAN KIMIA
A. Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kita telah mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia yang berlangsung sampai
habis. Misalnya, pita magnesium akan bereaksi dengan oksigen membentuk magnesium oksida
(MgO). Demikian pula sebutir pualam ( CaCO3) di masukan ke dalam laruta asam klorida (HCI)
berlebihan, semua pualam akan habis bereaksi dengan asam klorida.
Reaksinya sebagai berikut:
2 Mg(s) + O2(s)
CaCO3 + 2HCI(aq)

2Mg (s)
CaCI (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi pembuata gas
Amonia
3H2 (g) + N2 (g)

2 NH3 (g)

Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada reaksi ini setiap NH 3
terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H2 dan N2. untuk membuat produk yang di hasilkan
melalui reaksi kesetimbangan di perlukan bebera faktor untuk mengatur arah reaksi seperti:

konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi pada reaksi homogen
dan reaksi heterogen.
1. Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh : H2 (g) + I2 (g)

2HI(g)

K= [ HI]2
[H2][I 2]
2. Reaksi heterogen
Contoh : C(s) + O2 (g)
K= [ CO2]
[O2 ]

CO2 (g)

B. Kesetimbangan Dinamis
Pada keadaan kesetimbangan, reaksi tidak berhenti, tetapi berlangsung dalam dua arah
dengan laju yang sama, oleh karena itu, kesetimbangan tersebut tidak bersifat statis, tetapi
bersifat dinamis, konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi tidak berubah terhadap
waktu, maka reaksi tersebut dianggap selesai.
Keadaan kesetimbangan dikatakan dinamis, bila keadaan kesetaraan laju reaksi maju dan
laju reaksi balik dapat di pertahankan. Sebagai contoh, pada reaksi H 2 dan I2 menghasilkan HI
yang membentuk keadaan kesetimbangan. Sistem tersebut di katakan setimbang dinamis, apabila
gas H2 dengan I2 bereaksi secara kesinambungan membentuk gas HI dan lain pihak dalam
sistem tersebut gas HI terurai secara kesinambungan membentuk gas H 2 dan I2 dengan laju yang
sama. Hubungan laju reaksi zat-zat dengan waktu pada kesetimbangan dinamis dari reaksi H 2
dengan I2 membentuk gas HI atau sebaliknya dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti yang
di tunjukan pada gambar tersebut :

V.maju

H 2(g) + I2

2HI(g)
kesetimbangan

Vmaju=Vbalik

V.balik

2HI(g)

H2(g) + I2(g)

Jadi kesetimbangan reaksi itu di sebut juga kesetimbangan dinamis kesetimbangan


dinamis adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis), tetapi terjadi dua
reaksi berlawanan arah yang mempunyai laju reaksi sama. Pada keadaan tidak setimbang ini
tidak terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem reaksi. Untuk lebih memahami kesetimbangan
dinamis, perhatikanlah asumsi-asumsi dibawah ini.
Air dipanaskan dalam wadah tertutup sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap
air tertahan pada permukaan tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan mengalami
kondensasi,yaitu uap air menjadi cair kembali, kemudian jatuh kedalam wadah. Pada wadah
tersebut terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses penguapan yang arahnya keatas
dan proses kondensasi yang arahnya kebawah. Pada saat tertentu laju proses penguapan dan laju
proses kondensasi akan sama. Hal itu dapat kita lihat volume air dalam wadah tersebut adalah
tetap. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan Dinamis dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal banyak hal dialam yang mengalami kesetimbangan
dinamis. Karena keterbatasan buku yang kami miliki, maka disini hanya diberikan beberapa
proses yang termasuk kedalam proses kesetimbangan dinamis yaitu sebagai berikut.
a. Proses pemanasan air dalam wadah tertutup biasanya dapat kita lihat, hal itu sudah dijelaskan
sebelumnya.
b. Proses pelarutan zat padat dalam air, misalnya garan AgCl dilarutkan dalam air sehingga padatan
AgCl sebagian melarut kedalam air. Pada waktu AgCl sudah melarut, terjadi lagi reaksi
pembentukan padatan AgCl yang disebut proses pengendapan. Hal itu berarti dalam sistem
terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses pelarutan AgCl yang arahnya kekanan dan
proses pengendapan AgCl yang arahnya kekiri. Pada saat tertentu laju proses pelarutan (V 1) akan
sama dengan laju proses pengendapan (V2).

Keada

an seperti itu disebut kesetimbangan dinamis. Hal itu dapat dituliskan sebgai berikut.
AgCl (g)

Ag+ + Cl-

Pada keadaan setimbang V1=V2


c.

Proes penguapan air dari permukaan bumi dengan proses turunnya hujan merupakan
kesetimbangan dinamis. Jika dalam kurun waktu tertentu jumlah air yag menguap dari
permukaan bumi sama dengan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi melalui turunnya hujan,
maka kesetimbangan air di alam dapat ipertahankan. Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi oleh
manusia pada masa sekarang ini sangat berbeda dengan kesetimbangan dinamis yang kita
bicarakan sebelumnya musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan banyak tanaman
mengalami kekeringan,lalu mati sehingga manusia menderita kelaparan.sebaliknya hujan yang
terus menerus menyebabkan bencana banjir yang mengakibatkan banyak manusia meninggal dan
banyak rumah yang hanyut terbawa arus banjir. Hal itu terjadi akibat ulah manusia itu sendiri
yang tidak tahu menjaga kesetimbangan alam ini karena manusia lupa bahwa sebenarnya Tuhan
menciptakan alam semesta dalam kesetimbangn antara yang satu dengan yang lain atau
harmonis.

C. Tetapan Kesetimbangan
Pada tahun 1886, dua orang para ahli kimia Nrwegia, yaitu Cato maxmilian guldberg (18361902) dan Peter waage (1833-1900) mengajukan postulat berdasarkan sejumlah pengamatan
yang mereka lakukan terhadap reaksi kesetimbangan. Ponstulat ini menyatakan bahwa jika hasil

reaksi konsentrasi zat hasil reaksi yang di pangkatkan koefisiennya di bandigkan dengan hasil
kali konsentrasi zat pereaksi yang di pangkatkan koefisiennya, maka akan di peroleh

perbandingan yang tetap. Untuk reaksi yang dinyatakan dengan aA + bB


cC + dD,
dengan A, B adalah pereaksi C, D adalah reaksi ; dan a, b, c, d adalah koefisien reaksi, maka
secara sistematis ponstulat Guldberg dan Waage tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut:

[C]c [D]d
=C
[A]a [B]b
Dengan : C = konstanta
Dalam kasus umum yang didalamnya konsentrasi dapat mempunyai nilai yamg berubakubah (termasuk nol), pernyataan diatas di sebut hasil bagi (quotient) kesetimbangan dan nilainya
di nyatakan dengan Q atau Qc. Jika istilah tersebut berhubungan dengan konsentrasi
keseimbangan, maka pernyataan ini di sewbut tetapan kesetimbangan dan nilainya dinyatakan
dengan K atau Kc.
Nilai konstan dari perbandingan hasil kali konsentrasi hasil reaksi yang di pangkatkan
koefisiennya dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan koefisiennya tersebut
selalu tetap selama suhu sistem tidak berubah. Oleh karena itu, harga perbandingan tersebut di
namakan tetapan keseimbangan yang dinyatakan sebagai berikut:

[C]c [D]d
Kc=
[A]a [B]b
Nilai Q dalam hubungan dengan Kc dapat digunakan untuk menunjukan arah suatu reaksi
berlangsung. Tiga buah kemungkinan dari arah reaksi tersebut adalah sebagai berikut.
1.

Q
>1
Kc

Hal ini berarti konsentrai hasil reaksi terlalu tinggi untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kiri.
2. Q

= 1K

Hal ini berarti sistem berada dalam kesetimbangan, tidak ada perubahan.
3. Q
<1
K
Hal ini berarti konsentrasi hasil reaksi terlalu rendah untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kanan.
a.

Makna Tetapan Kesetimbangan


Berdasarkan harga tetapan kesetimbangan, suatu reaksi dapat diketahui secara kualitatif
bagaimana reaksi tersebut berlangsung

1. Jika KC < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di hasilkan zat hasil reaksi yang cukup
banyak, bahkan melebihi jumlah pereaksi,dan suatu reaksi di katakan sempurna apabila reaksi
tersebut memiliki Kc yang sangat besar.
2. Jika Kc < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di peroleh zat hasil reaksi yang sedikit,
bahkan lebih sedikit di bandingkan dengan jumlah pereaksi,dan apabila harga Kc suatu reaksi
sangat kecil, bisa saja tidak terjadi reaksi.
Harga Kc hanya di pengaruhi oleh suhu, jika suhu tidak berubah, maka harga K c selalu teatp.
Pada reaksi endoterem, harga Kc berbanding lurus dengan suhu, sedangkan pad reaksi eksoterm,
harga Kc berbanding terbalik dengan suhu.
D. Perhitungan Kesetimbangan
Jika konsentrasi masing-masing zat sudah diketahui, maka perhitungan harga Kc dapat
dilakukan secara langsung dengan memasukan nilai konsentrasi zat pada persamaan sebagai
berikut :
[ C]c [ D]d
KC =
[ A]a [ B]b
Contoh soal !

1. Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 terjadi keadaan setimbang yang dinyatakan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

N2O4 (g)

2NO

4(g)

Jika konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut 1,71 M dan 0,58 M, hitunglah harga Kc pada
keadaan tersebut !
Penyelesaian :
N2O4 (g)

2NO4

[ NO2]2

[ 0,58]2
KC =
=0,2
[N2O4]
[1,71]
Jadi nilai Kc untuk eraksi tersebut adalah 0,2
=

Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, maka informasi yang ada di
gambar digunakan untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat dan hasilnya digunakan
untuk menentukan harga Kc.

2.

Jika 0,8 mol HI dimasukkan kedalam wadah 1 liter pada suhu 458 oC, campurkan dalam
kesetimbangan di temukan mengandung 0,088 mol gas I 2. hitung harga Kc untuk reaksi
kesetimbangan :
Untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat,ikuti langkah-langkah berikut!

Kesetimbangan=
Awal
=
Terurai
=

Kesetimbangan =
Pada kesetimbangan
[I2] = [H2] = 0,088 M

[HI] = 0,8-2x

2HI (g)
0,8
2x

0,8-2x

H2 (g) + I2 (g)
0
0
x
x

0,088

= 0,8-2(0,088)
=0,623 M
Karena volume wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan harga
konsentrasi,tetapi jika volum wadah tersebut 1 liter, maka konsenttrasi
mol
sama dengan
volume
sehingga :
[H2] [I2]

(0,08) (0,08)
Kc=
= =0,02
2
[HI]
(0,623)
Jadi harga, harga Kc untuk penguraian HI pada suhu 4580 adalah 0,02
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi diketahui harga
derajat dissosiasi (penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing zat ditentukan
berdasarkan harga derajat dissosiasi tersebut ().

Mol yang terurai


=
Mol mula-mula
Atau

Mol terurai= x mol mula-mula

Dengan
= derajat ionisasi

3.

sebanyak 0,4 mol HI di masukan ke dalam bejana 1 liter, sehingga terjadi kesetimbangan
menurut persamaan berikut:

2HI
H2 + I2
Jika derajat dissosiasi HI diketahui sama dengan 0,25 hitung harga Kc

Penyelesaian
0,4 mol
[HI] mula-mula =

=0,4 M

1 liter
[HI]Terurai

= 0,25 x [HI] mula-mula


= 0,25 x 0,4 M

= 0,1 M
Reaksi kesetimbangan = 2HI (g)
Mula-mula
= 0,4 M
Terurai
= 0,1 M

Kesetimbangan

= 0,3 M

(0,05) (0,05)
Kc=
2
2
[HI]
(0,3)
Jadi, harga Kc adalah 0,028.

H2 (g) + I2 (g)

0,05 M + 0,05 M

[H2] [I2]

= =0,028

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan


Pada reaksi kesetimbangan, jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil reaksi tidak berubah
terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat pereaksi maupun zat hasil reaksi dapat ditambah
atau dikurangi berdasarkan perlakuan tertentu yang diberikan pada reaksi kesetimbangan
tersebut. Berkaitan dengan penambahan atau pengurangan jumlah pereaksi atau hasil reaksi pada
reaksi kesetimbangan tersebut, digunakan istilah pergeseran kesetimbangan.

Untuk menambanh zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus digeser kearah kanan (ke
arah zat hasil reaksi), sedangkan untuk mengurangi zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus
digeser kearah kiri (kearah pereaksi). Untuk menggeser kesetimbangan tersebut diperlukan
perlakuan yang dapat mengganggu keadaan kesetimbangan, yaitu dengan mengubah suhu,
konsentrasi, dan volum, dan tekanan zat dalam sistem kesetimbangan tersebut.
Dalam kaitannya dengan gangguan yang diberikan pada sistem kesetimbangan tersebut,
pada tahun 1888 seorang ahli kimia Prancis Henri Louis Le Chatelier (1850-1936)
mengemukakan bahwa jika pada sistem kesetimbangan diberikan gangguan dari luar, maka
sistem kesetimbangan tersebut akan bergeser untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh
gangguan luar tersebut dan mungkin membentuk sistem kesetimbangan baru. dengan kata lain,
pernyataan ini dapat disederhanakan menjadi jika sebuah sistem pada keadaan setimbang
diberikan perubahan tekanan, suhu, atau konsentrasi, maka akan terdapat kecenderungan pada
keseluruhan reaksi dalam arah yang mengurangi pengaruh dan perubahan ini.
Pernyataan diatas dikenal sebagai Asas Le Chatelier. Bagaimana pengaruh perubahan
suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum terhadap pergeseran kesetimbangan.
1. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan
Pada reaksi kesetimbangan, terhadap reaksi endoterm (menyerap kalor) dan reaksi
eksoterm (melepaskan kalor). Jika reaksi maju bersifat eksotermik, maka reaksi sebaliknya
bersifat endotermik. Perhatikan uraian tentang pengaruh perubahan suhu untuk reaksi
pembentukan gas N2O4 dari gas NO2 berikut ini.
Reaksi kesetimbangan :
2NO2(g)

N2O4(g)

Reaksi maju (eksoterm) :


2NO2(g)

N2O4(g)

H = - 58,8 Kj

Reaksi balik (endoterm)


N2O4(g)

2NO2(g)

H = + 58,8 Kj

Reaksi pembentukan N2O4 dari gas NO2 dapat membentuk keadaan setimbang. Pada
keadaan setimbang tersebut, gas N2O4 dan gas NO2 berwarna coklat muda. Dalam keadaan
terpisah, gas NO2 berwarna cokelat kemerahan, sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.
Jika dalam keadaan setimbang, campuran gas NO2 dan N2O4 tersebut dipanaskan, maka
warna cokelat muda dari campuran kedua gas tersebut lama kelamaan akan berubah menjadi
cokelat kemerahan, artinya gas NO2 dalam reaksi tersebut bertambah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu dapat menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi eksoterm, sedangkan peningkatan suhu dapat
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm. Karena reaksi pembentukan gas
N2O4 dari gas NO2 merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan dalam keadaan
kesetimbangan, suhu campuran diturunkan dengan mengeluarkan kalor dari sistem, maka

menurut Le Chatelier akan mengakibatkan sistem melakukan perubahan dengan cara mengganti
kalor yang dikeluarkan sistem dengan menggeser posisi kesetimbangan kearah reaksi yang
melepaskan kalor (eksoterm).
2. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan
Pembuatan amonia, NH3(g) dari reaksi gas nitrogen (N2) dengan gas hidrogen (H2) dapat
membentuk kesetimbangan yang dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

Apabila gas hidrogen (H2) ditambahkan kedalam campuran gas pada reaksi
kesetimbangan tersebut, maka konsentrasi H2 dalam campuran meningkat (bertambah).
Bagaimana reaksi sistem terhadap penambahan konsentrasi H2 tersebut ?
Menurut Le Chatelier, sistem akan berusaha untuk menghilangkan gangguan tersebut
(penambahan [H2] ) yaitu dengan mengurangi [H 2] yang ditambahkan. Sebagian gas H 2 yang
ditambahkan akan segera bereaksi dengan gas N2, sehingga gas amonia yang terbentuk lebih
banyak. Keadaan ini akan terbalik jika sejumlah gas H 2 dikurangi dari sistem kesetimbangan
tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk penambahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi kedalam campuran yang berada dalam kesetimbangan akan menggeser
kesetimbangan kearah yang berlawanan dengan posisi zat yang ditambahkan, sedangkan untuk
pengurangan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi akan menggeser kesetimbangan kearah zat
yang dikeluarkan dari sistem kesetimbangan tersebut.

3. Pengaruh Tekanan dan Volum terhadap pergeseran kesetimbangan


Reaksi-reaksi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan volum dan tekanan gas. Pada
dasarnya, untuk memperbesar tekanan dapat dilakukan dengan memperkecil volum, sedangkan
untuk memperkecil tekanan dapt di lakukan dengan memperbesar volum.
Jika pada reaksi kesetimbangan gas, tekanan di perbesar, maka menurut Le Chatelier
sistem tersebut akan berusaha mengurangi pengaruh kenaikan tekanan tersebut dengan cara
menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol zat. Pada reaksi kesetimbangan N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g), jika tekanan di perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah NH 3,


sedangkan jika tekana di kurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri (N 2(g) dan H2(g)
).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jika tekanan diperbesar
( volum diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil,
sedangkan jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah mol gas yang lebih besar.

F. Kesetimbangan Kimia Dalam Industri


Konsep reaksi kesetimbangan banyak di terapkan dalam bidang industri. Beberapa
industri yang menerapkan konsep reaksi kesetimbangan adalah industri amonia, asam sulfat, dan
asam nitrat.
1. Industri amonia (NH3)
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan sangat mudah
larut dalam air. Amonia ini biasanya di gunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan pupuk,
bahan peledak, dan plastik serta bahan-bahan kimia lainnya. Selain itu,amonia juga di gunakan
sebagai pelarut.
Amonia dapat di buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N 2) Dengan gas hidrogen (H2) melalui
proses reaksi eksoteren yang dapat membentuk kesetimbagan sebagai berikut:

N2(g)+3H2(g)

2NH3(g)

H= -92,2 Kj

Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N 2 Yang Diperoleh melalui udara
dan gas H2 yang di peroleh dari reaksi antara gas metana dan air. Campuran gas N 2 dan H2
dengan perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di alirkan melaui pompa bertekanan
tinggi(250 atm) kedalam tabung pemurnian gas. Dalam tabung inilah kemudian di peroleh gas N2
dan H2 murni yang di alirkan kedalam reaktor katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk menghasilkan amonia
dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus di lakukan pada suhu yang rendah. Akan tetapi,
pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah. Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka
reaksidalam pembuatan amonia di lakukan pada suhu tinggi (500 oC) dan tekanan yang tinggi
(200-400 atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat
berlangsung cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke
kanan).
Dapat di simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia, suhu yang
tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan tekanan yang tinggi berfungsi
untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi( dalam hal iniamonia)
2. Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)
Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang dapat digunkan sebagai bahan
dasar pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan elektrolit dalam aki.
Berikut ini merupakan tahap-tahap membuat H2SO4(aq)
.
1). Tahap 1

Molekul S yang berwujud padat di bakar di udara untuk membentuk gas SO 2. reaksinya sebagai
berikut.
S (s) + O2 (g)
SO2 (g)
2). Tahap 2
Gas tersebut dibersihkan dari pengotor dengan cara partikulat. Campuaran antara gas SO 2 dan
udara di panaskan hingga suhu 450oC.dan tekanan 101,3-202,6 kPa dengan di tambahkan katalis
V2O5 untuk menghasilkan SO3. SO3 yang diperoleh sebanyak 98 % dengan kecepatan reaksi
maksimal. Reaksi sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g)

2S03(g)

3). Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7, lebih di kenal denagn
nama oleum. Reaksinya sebagai berikut.
SO3(g) + H2S04(l)

H2S2O7(l)

4). Tahap 4
Setelah tahap 3, H2O di tambahkan ke dalam H2S2O7 supaya di hasilkan
sebagai berikut.
H2S2O7(l) + H2O(l)

H 2SO4. reaksinya

2H2SO4(l)

Tahapan penting dalam proses pembuatan H 2SO4 ialah tahap 2. pada tahap 2 terjadi reaksi
kesetimbangan dan reaksi itu berlangsung secara eksoteren (reaksi melepaskan kalor) menurut
asas Le Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini
terjadi karena reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih
sedikit. Jadi jika tekanan di perbesar, jumlah gas SO 3 semakin banyak karena reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.

3. Pembuatan HNO3 (Asam Nitrat)


Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting yang digunakan sebagai bahan baku
untuk peledak. Bahan peledak yang memakai bahan baku HNO 3 dapat menimbulkan ledakan
dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO3, yaitu TNT.
Proses Ostwald merupakan cara yang tepat untuk membuat HNO 3. Proses Ostwald
dikenalkan pertama kali oleh Wilhelm Ostwald, seorang ahli kimia dari Jerman. Wilhelm Ostwald
menemukan proses pembuatan HNO3 yang efektif saat Perang Dunia I berlangsung.
Ada 2 metode yang digunakan dalam pembuatan HNO 3. metode pertama yang memiliki 2
tahap yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini akan menghasilkan NHO 3 encer. Metode kedua

merupakan kombinasi dari dehidrasi, bleaching, kondensasi dan absorpsi. Metode yang kedua
akan menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat daripada HNO 3 yang dihasilkan dari metode
pertama.
Yang akan kami jelaskan disini adalah tentang cara pembuatan dari metode pertama.
a. Oksidasi NH3
Senyawa NH3 berwujud gas dibakar di udara dengan perbandingan 1: 9 (NH 3 : O2) pada suhu
748,8 798,8oC yang dialirkan melalui katalisator. Katalis yang digunakan terdiri atas 90 % Pt
dan 10% Rh. Reaksinya sebagai berikut.
4NH3 (g) + 5O2 (g)

4NO (g) + 6H2O (g)

Reaksi oksidasi NH3 menjadi NO merupakan reaksi eksoterm dengan produk yang diperoleh
sebesar 93 % - 98 %.
b. Oksidasi Nitrogen Oksida
Senyawa NO yang terbentuk harus dioksidasi dengan mengalirkannya melalui kondensator
(pendingin) hingga suhunya mencapai 37,78oC. Senyawa NO bereaksi dengan O2 membentuk
NO2 , reaksinya sebagai berikut :
2NO (g) + O2 (g)

2NO2 (g)

Reaksi ini tergantung pada suhu dan tekanan yang diberikan.


c.

Absorpsi
Tahap terakhir adalah absorpsi, NO2 diabsorpsi setelah didinginka. Gas tersebut dipompakan
masuk ke kolom absorpsi bersamaan dengan cairan N2O4 yang ditambahkan pada suhu tinggi.
Selama proses, air dialirkan melalui atas kolom. Kedua cairan tersebut dialirkan kedalam gas
NO2. reaksi ini merupakan reaksi eksoterm karena pada kolom absorpsi timbul gelembunggelembung gas. Reaksinya sebagaiberikut:
3NO2 (g) + H2O(g)

2HNO3(g) + NO (g)

Gas NO yang terbentuk lalu dioksidasi kembali supaya membentuk gas NO2. banyaknya HNO3
yang terbentuk adalah 55 % sampai 65 % dengan konsentrasi bervariasi dari
30 % sampai 70 %.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Agar suatu reaksi dapat mencapai kondisi setimbang atau dikatakan sebagai kesetimbngan kimia,
diperlukan beberapa syarat, antara lain:
a Berupa reaksi bolak-balik
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan jika reaksi baliknya dapat dengan
mudah terjadi secara bersamaan. Terkadang kita memerlukan adanya pengaruh dari luar agar
suatu reaksi menjadi dapat balik. Pada umumnya, reaksireaksi homogen (reaksi yang fasa-fasa
pereaksi dan hasil reaksinya sama) akan lebih mudah berlangsung bolak balik dibandingkan
dengan reaksi yang heterogen.
Contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Biasanya, reaksi heterogen hanya dapat berlangsung bolak balik pada suhu tinggi.

b. Bersifat dinamis
Suatu reaksi kesetimbangan tidaklah statis, melainkan bersifat dinamis. Artinya, secara
makroskopis reaksi berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan laju yang sama. Karena
laju pembentukan zat ke ruas kanan sama dengan laju pembentukan zat ke ruas kiri, maka pada
keadaan setimbang jumlah masingmasing zat tidak lagi berubah, sehingga reaksi tersebut
dianggap telah selesai. Berlangsungnya suatu reaksi secara makroskopis dapat dilihat dari
perubahan suhu, tekanan, konsentrasi, atau warnanya; sementara perubahan dalam skala
mikroskopis atau molekul tidak dapat teramati.
c. Dilakukan dalam sistem tertutup
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup. Sistem tertutup
adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zatzat hasil reaksi tidak ada
yang meninggalkan sistem. Reaksi antara timbal (II) sulfat dengan larutan natrium iodida tidak
mungkin berlangsung bolak balik jika timbal (II) iodida yang terbentuk pada reaksi tersebut
dibuang atau dihilangkan dari sistem.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah :
a. Suhu
b. Konsentrasi
c. Tekanan dan Volum
Tetapan Kesetimbangan Kimia
Menghitung kesetimbngan kimia dapat dilakukan dengan menggunakan tetapan sebagai berikut :
[C]c [D]d
Kc=
a
[A] [B]b
Penerapan Kesetimbangan Kimia dalam industri :
a. Industri Amonia (Amonia)
b. Industri H2SO4 (Asam Sulfat)
c. Industri HNO3 (Asam Nitrat)

Anda mungkin juga menyukai