Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

GERAK PADA HEWAN

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ROZA ELVYRA, S.Si., M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

EKA KRISTIANI PURBA


FITRIA NINGSIH
MOLA ENDIKA SARI
SILVIA ANGGRAINI
SINTA FITRIANI
TRI NURDIANA
WULANDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan nikmat serta
hidayahnya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan praktikum mata kuliah Ekologi hewan. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad saw
yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk
keselamatan umat didunia.
Laporan praktikum ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ekologi
Hewan di program studi fkip biologi pada Universitas Islam Riau. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Roza
Elvyra, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekologi Hewan dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan laporan praktikum ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat banyak kekurangankekurangan dalam penulisan laporan praktikum ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.

Pekanbaru, November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 2

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................6
3.1 Alat dan bahan.............................................................................. 6
3.2 Cara kerja...................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................11
4.1 Respon Hewan Terhadap Gravitasi (Geotaksis)...........................11
4.2 Respon Hewan Terhadap Cahaya (Fototaksis).............................16
4.3 Respon Hewan Terhadap Larutan Kimia (Khemotaksis)..............22
BAB V PENUTUP................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisme yang hidup dialam memiliki tingkat dan jenis kepekaan yang
berbeda-beda terhadap suatu rangsangan yang dilakukan. Setiap spesies satu
dengan spesies yang lainnya akan memberikan respon yang berbeda-beda
terhadap suatu rangsangan, hal ini berkaitan erat dengan habitat dan kebiasaan
spesies tersebut. Adanya respon saat terjadinya suatu rangsangan ini merupakan
salah satu cara makhluk hidup mempertahankan diri terhadap rangsangan itu
sendiri. Taksis merupakan salah satu respon sederhana dari tingkah laku hewan
dalam proses penyesuaian diri. Pada praktikum ini sampel hewan uji yang
digunakan adalah Pontoscolex corethurus dengan memberi rangsangan berupa
fototaksis dan geotaksis. Pengamatan dilakukan untuk melihat apakah
Pontoscolex corethurus memberikan respon positif atau negatif terhadap
rangsangan yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana respon Pontoscolex corethurus terhadap rangsangan cahaya
yang diberikan?
2. Bagaimana pengaruh suatu kemiringan tempat terhadap pergerakan
Pontoscolex corethurus?
3. Bagaimana pergerakan Pontoscolex corethurus saat diletakkan pada
cawan petri yang diberi tanah dan kertas zona gelap dan zona terang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui respon Pontoscolex corethurus terhadap rangsangan
cahaya (fototaksis).

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 1

2. Untuk mengetahiu pengaruh suatu kemiringan tempat terhadap pergerakan


Pontoscolex corethurus
3. Untuk mengetahui pergerakan Pontoscolex corethurus saat diletakkan
dalam cawan petri yang memiliki zona gelap dan terang.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hewan

sebagai

komponen

biotic

dari

ekosistem

mempunyai karakteristik yang khas. Struktur tubuh yang sangat


lentur khususnya pada hewan invertebrata memungkinkan
hewan ini memiliki kemampuan mobilitas yang cukup tinggi.
Dengan daya mobilitas yang tinggi, hewan tersebut dapat
bergerak bebas sesuai dengan kemampuan dan nalurinya,
apakah untuk mencari makan, menghindari dari predator,
menjauhi keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan,
mencari pasangan untuk kawin dan lain sebagainya.
Cacing tanah dijumpai hampir disemua jenis tanah kecuali
pada tanah-tanah tergenang dan berpasir. Mereka menyukai
tempat-tempat lembab dan mengandung bahan organik yang
cukup, lebih mudah berkembang biak pada musim hujan
daripada pada musim kemarau. Oleh karena itu mereka banyak
dijumpai pada tanah yang sedang sampai padat , dan beraerasi
baik, seperti pada tanah-tanah yang bertekstur berlempung. Hal
ini disebabkan karena tanah-tanah dapat menyimpan air dalam
jumlah yang besar, sedangkan pada tanah-tanah berpasir, kerikil,
liat berat dan tanah yang troposilnya tipis merupakan media
yang tidak cocok untuk kehidupan cacing ( Hanafiah, A. S., dkk.,
2009)
Cacing tanah mempunyai peranan yang sangat penting
dalam ekosistem tanah dan dalam menjaga kesuburan tanah.
Cacing tanah dikenal sebagai decomposer. Binatang itu berperan

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 3

dalam menggemburkan tanah dan dalam proses dekomposisi


bahan-bahan organik pada lahan tempat hidupnya. Meraka
membantu dalam pensiklusan bahan tanaman yang mati dan
melapuk

dengan

cara

memakanya

dan

ikut

membantu

mengurainya. Mereka meningkatkan kesuburan tanah melalui


perbaikan aerasi tanah dengan menggali tanah dan membuat
liang-liang

sehingga

tumbuhan

dapat

dengan

mudah

memperoleh unsure hara, udara, air dan melalui kotoran mereka


yang kaya unsure hara ( Edwards et al,, 2004,,2005)
Cacing tanah bersarang didalam tanah, mereka memakan
bahan tanaman mati dan bahan organik dari tanah yang
terdapat pada permukaan tanah atau dengan kata lain mereka
hanya terus makan sisa tanaman tanpa tanah. Sebagaian cacing
tanah

menyukai

akar-akar

tanaman lain

yang

telah

mati.

Sebagian cacing tanah menggunakan tanah serta sisa-sisa


makanan

sebagai

bahan

makanannya dengan

mencampurkan terlebih dahulu satu sama lainya. Dengan jalan


menggali tanah masuk ke dalam tanah, cacing menelan tanah
yang bercampur dengan bahan organik dengan cara ini partikelpartikel tanah masuk kedalam pencernaanya, dan dari tanah
tersebut bahan organik tersebut diekstraknya untuk sumber
nutrisi. Melalui proses ini terjadi pencampuran partikel tanah
lapisan

atas

dengan

partikel

tanah

laipisan

bawah

dan

pemindahan bahan organik dari lapisan atas ke lapisan yang


lebih dalam. Ketika cacing tanah berpindah ke lapisan bawah
tanah terbentuk liang-liang/pori-pori yang dapat memperbaiki
aerasi tanah, sehingga tanah menjadi gembur ( Bruno, 2005)
Taksis dapat diartikan sebagai pergerakan suatu organisme
sebagai

respon

terhadap

adanya

stimulus

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 4

eksternal

yang

mengenainya secara langsung. Pergerakan organism ini dapat


berlangsung ke arah stimulus (respon positif); berupa respon
menjauhi arah stimulus (respon negative) maupun bergerak ke
arah tertentu dengan sudut tertentu dari stimulus (Kikkawa,
1971;

Gundevia,

1996).

Sementara

Michael

(1985)

mengemukakan bahwa taksis merupakan arah dari orientasiorientasi dan gerakan-gerakan (positif dan negative) sesuai
dengan

rangsangan-rangsangan

alam.

Kikkawa

(1971)

menyebutkan bahwa perubahan orientasi tubuh suatu organism


sebagai reaksi terhadap stimulus dan mempertahankan posisinya
sebelum melakukan pergerakan disebut respon taksis.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa perilaku taksis
selalu di dahului oleh suatu bentuk respon taksis dan dilanjutkan
dengan suatu pergerakan menuju atau menjauhi atau ke arah
tertentu dari stimulus yang diterima oleh suatu organisme.
Berdasarkan jenis dari stimulus yang diterima oleh suatu
organisme dapat dibedakan menjadi:
1. Foto taksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh
adanya stimulus berupa cahaya.
2. Kemotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh
stimulus berupa zat kimia.
3. Aerotakssis adalaah jenis taksis yang disebabkan oleh
aadanya stimulus berupa kadar O2 di udara.
4. Geotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh adanya
stimulus berupa gaya gravitasi bumi.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 5

5. Rhoeotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh


adanya stimulus berupa daya tahan.
6. Thermotaaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh
adanya stimulus berupa panas.
7. Tigmotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh
adanya stimulus berupa sentuhan.
8. Galvanotaksis adalah jenis taksis yang disebabkan oleh
adanya stimulus berupa listrik.
Sedangkan berdasarkan arahnya (arah respon) taksis dapat
dibedakan menjadi :
1. Taksis

positif

apabila

respon

arahnya

mendekati

rangsang/stimuli.
2. Taksis

negative

apabila

respon

arahnya

rangsang/stimuli.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
Bahan :
1. Tissu
2. Tanah hitam
3. Air detergen
4. Baclin
5. Minyak jelantah

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 6

Alat :
1. Papan ensel
2. Cawan petri
3. Senter
4. stopwacth

menjauhi

3.2 Cara kerja


1. Fototaksis

Siapkan 2 cawan petri masing-masing kelompok:

a. 1 cawan ditaburi tanah pada semua bagian dasarnya, letakkan 3 ekor


cacing tanah di bagian tengah, amati beberapa menit, perhatikan daerah
yang ditempuh cacing tanah dan buatkan gambar arah pergerakannya.
Selanjutnya letakkan kembali cacing tanah pada bagian tengah, tetapi beri
cahaya senter pada bagian tengah tersebut, amati beberapa menit,
perhatikan daerah yang ditempuh cacing tanah dan buatkan gambar arah
pergerakannya (lakukan percobaan ini sebanyak dua kali untuk
meyakinkan analisis anda).

b. 1 cawan lagi dasarnya ditaburi tanah 1/2 bagian saja, letakkan cacing pada
bagian dasar cawan petri yang tidak ditaburi tanah, amati beberapa menit
pergerakan cacing tanah, buatkan gambar arah pergerakannya.
Letakkan kembali cacing pada bagian yang tidak ditaburi tanah, tetapi
berikan cahaya senter pada bagian yang dasarnya diberi tanah, amati
beberapa menit daerah yang ditempuh cacing tanah dan buatkan gambar
arah pergerakannya (lakukan percobaan ini sebanyak dua kali untuk
meyakinkan analisis anda).

c. Letakkan kembali pada bagian yang tidak ditaburi tanah, tetapi berikan
cahaya senter pada bagian yang dasarnya tidak diberi tanah, amati
beberapa menit, perhatikan daerah yang ditempuh cacing tanah dan
buatkan gambar arah pergerakannya (lakukan percobaan ini sebanyak dua
kali untuk meyakinkan analisis anda).

Siapkan lagi 2 cawan petri masing-masing kelompok:

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 7

a). 1 cawan ditaburi tanah pada semua bagian dasar cawan, tetapi 1/3
bagiannya dilapisi dengan kertas karbon bagian atas dan bawahnya,
letakkan 3 ekor cacing tanah di bagian tengah, amati beberapa menit,
perhatikan pergerakan cacing tanah;
Selanjutnya letakkan kembali cacing tanah pada bagian tengah, tetapi beri
cahaya senter pada bagian tengah tersebut, amati beberapa menit,
perhatikan pergerakan cacing tanah (lakukan percobaan ini sebanyak dua
kali untuk meyakinkan analisis anda);

b). 1 cawan lagi dasarnya ditaburi tanah 2/3 bagian saja, 1/3 bagian lagi
yang tidak ditaburi tanah pada bagian dasarnya tetap dilapisi dengan kertas
karbon bagian atas dan bawahnya, letakkan 3 ekor cacing tanah di bagian
yang ditaburi tanah, amati beberapa menit, perhatikan pergerakan cacing
tanah.
Selanjutnya letakkan kembali cacing tanah pada bagian yang ditaburi
tanah, tetapi beri cahaya senter pada bagian yang ditaburi tanah, amati
beberapa menit, perhatikan pergerakan cacing tanah (lakukan percobaan
ini sebanyak dua kali untuk meyakinkan analisis anda);
c). Kemudian caing diletakkan pada bagian yang tidak ditaburi tanah,
amati pergerakan cacing tanah. Selanjutnya beri cahaya senter pada bagian
yang tidak

ditaburi tanah tersebut, amati beberapa menit, perhatikan

pergerakan cacing tanah (lakukan percobaan ini sebanyak dua kali untuk
meyakinkan analisis anda);

d). Ulangi percobaan tersebut dengan melapisi bagian atas dan bawah
cawan petri dengan kertas karbon dengan metode yaitu : melapisi 1/2
bagiannya (caranya seperti pada Gambar 2) dan melapisi 3/4 bagiannya.
Diskusikan dengan sesama anggota kelompok mengenai respon cacing
tanah terhadap cahaya.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 8

Gambar.1
2. Khemotaksis
Siapkan 2 cawan petri masing-masing kelompok:

a. 1 cawan ditaburi tanah pada semua bagian dasarnya, letakkan 3 ekor


cacing tanah di bagian tengah, beri larutan Bayclean 1 tetes pada bagian
tengah tersebut, amati selama beberapa 5 menit, bagaimana respon
cacing tanah?

b. 1 cawan lagi dasarnya ditaburi tanah 1/2 bagian saja. Letakkan 3 ekor
cacing tanah pada bagian yang tidak ditaburi tanah, berikan 1 tetes
larutan Bayclean pada bagian yang dasarnya diberi tanah, amati selama
beberapa 5 menit, apakah cacing tanah tetap menuju ke bagian yang
dasarnya diberi tanah?

b. Ulangi percobaan tersebut dengan mengganti larutannya berupa 1 sendok


larutan Rinso dan 1 sendok minyak jelantah. Diskusikan dengan sesama
anggota kelompok mengenai respon cacing tanah terhadap berbagai
larutan tersebut.

3. Geotaksis

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 9

a. Atur kemiringan alat Geotaksis (misalnya 15)

Alas bidang yang miring dengan kertas tissue yang sudah dilembabkan

Taruh 3 ekor cacing tanah pada bagian bawah bidang miring dengan
kepala cacing menghadap ke atas (amati pergerakan cacing beberapa
menit, gambarkan arah pergerakannya). Ulangi percobaan ini dengan
memberi cahaya senter pada bagian kiri (amati beberapa menit), cahaya
senter pada bagian kanan, cahaya senter pada bagian atas dan cahaya
senter pada bagian bawah (amati masing-masing pergerakan cacing
beberapa menit dan gambarkan arah pergerakannya). Lakukan percobaan
ini masing-masing sebanyak dua kali untuk meyakinkan analisis anda.

b. Lanjutkan percobaan tersebut dengan menaruh 3 ekor cacing tanah pada


bagian tengah bidang miring dengan kepala cacing menghadap ke atas
(dengan metoda yang sama seperti pada nomor 3),

c. Lanjutkan lagi percobaan tersebut dengan menaruh 3 ekor cacing tanah


pada bagian atas bidang miring dengan kepala cacing menghadap ke atas
(dengan metoda yang sama seperti pada nomor 3).

Gambar.2

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 10

d. Ulangi percobaan nomor 3, 4 dan 5, dengan memperbesar sudut bidang


miring menjadi 30, 45, 60, 75 dan 90.

e. Diskusikan dengan sesama anggota kelompok mengenai respon cacing


tanah terhadap gravitasi.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Respon Hewan Terhadap Gravitasi (Geotaksis)
A. Hasil Praktikum
1. Kemiringan 15
Pada kemirigan 15 ketiga cacaing bergerak menuju kearah atas
Ketika diberi cahaya di bagian bawah, arah pergerakan ketiga

cacing tanah menjauhi cahaya dengan menuju ke arah atas.


Ketika diberi cahaya pada bagian atas, arah pergerakan ketiga

cacing tanah menuju ke bawah.


Ketika diberi cahaya pada bagian kiri, arah pergerkan cacing

menuju kekanan menjauhi rangsangan cahaya.


Ketika diberi cahaya pada bagian kanan arah pergerakan cacing
menuju kekiri menjauhi rangsangan cahaya.

Gambar 3. Cacing dengan kemiringan 15


2. Kemiringan 30
Pada kemirigan 30 ketiga cacing bergerak menuju ke arah atas.
Ketika diberi cahaya di bagian bawah, arah pergerakan cacing
menuju ke atas ataupun ke kiri dan ke kanan.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 12

Ketika diberi cahaya pada bagian atas, arah pergerakan cacing

menuju ke bawah.
Ketika diberi cahaya pada bagian kiri, arah pergerakan cacing

menuju ke atas.
Ketika diberi cahaya pada bagian kanan, arah pergerakan cacing
menuju ke atas.

Gambar 4. Cacing dengan kemiringan 30

3. Kemiringan 45
Pada kemiringan 45 ketiga cacing bergerak menuju ke atas.
Ketika diberi cahaya pada bagian bawah, arah pergerakan cacing

naik ke atas menghindari rangsangan.


Ketika diberi cahaya pada bagian atas, arah pergerakan cacing

turun ke bawah menghindari rangsangan.


Ketika diberi cahaya pada bagian kiri, arah pergerakan cacing

menuju ke kanan.
Ketika diberi cahaya pada bagaian kanan, arah pergerakan cacing
menuju ke kiri.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 13

Gambar 5. Cacing dengan kemiringan 45


4. Kemiringan 60
Pada kemiringan 60 pergerakan cacing tanah ke atas
Ketika diberi rangsangan cahaya dari bagian bawah , arah

pergerakan cacing menju ke atas.


Ketika diberi rangsangan cahaya dari bagian atas, arah pergerakan

cacing menuju ke bawah.


Ketika diberi rangsangan dari bagian kiri, arah pergerakan cacing

menuju ke kanan.
Ketika diberi rangsangan dari bagian kanan, arah pergerakan
cacing menuju ke kiri.

Gambar 6. Cacing dengan kemiringan 60

5. Kemiringan 90
Pada kemiringan 90, cacing tidak dapat bergerak naik ke atas.
Ketika diberi cahaya pada bagian bawah, cacing akan bergerak

kesamping kanan dan kiri.


Ketika diberi cahaya pada bagian atas, cacing akan bergerak ke

kanan dan ke kiri.


Ketika diberi cahaya pada bagian kiri, cacing akan bergerak

kedepan menjauhi rangsangan cahaya.


Ketika diberi cahaya pada bagian kanan, cacing akan bergerak ke
kiri menjauhi rangsangan cahaya.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 14

Gambar 7. Cacing dengan kemiringan 90


B. Pembahasan

Berdasarkan
Pontoscolex corethurus

hasil
selalu

pengamatan
bergerak

Pherettima sp. kea rah atas

yaitu

diketahui

kearah
pada

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 15

bahwa

atas, pergerakan

sudut 15, 30, 45,

60 dan 90. Menurut Michel (1994),

geotaksis adalah gerak

taksis yang terjadi karena adanya kemiringan suatu tempat.


Berdasarkan

hasil

pengamatan,

diketahui

bahwa

pergerakan Pontoscolex corethurus merupakan geotaksis negatif


Pontoscolex corethurus selalu bergerak ke arah atas atau menjauhi
sumber gravitasi bumi. Cacing juga akan bergerak menjauhi
rangsangan

cahaya

yang

diberikan.

corethurus dikatakan geotaksis negatif

Pergerakan

Pontoscolex

karena sesuai dengan

pernyataan Virgianti (2005), bahwa suatu gerak taksis dikatakan


taksis negatif jika

respon

yang

terjadi

adalah

rangsangan, sedangkan dikatakan taksis positif

jika

menjauhi
respon

yang terjadi adalah menuju atau mendekati rangsangan.


4.2 Respon Hewan Terhadap Cahaya (Fototaksis)

A. Hasil Pengamatan
Percobaan I
1. Cawan petri yang ditaburi seluruh tanah tanpa cahaya

Cacing bergerak menuju dasar tanah


2. Cawan petri yang ditaburi seluruh tanah dan diberi cahaya.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 16

Cacing bergerak menjauhi cahaya dan masuk ke dalam dasar tanah

Percobaan II
1. Cawan petri yang ditaburi tanah, tanpa diberi cahaya

Cacing bergerak menuju bagian yang ada tanah


2. Cawan petri yang ditaburi tanah, diberi cahaya

Cacing bergerak menuju bagian yang ada tanah

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 17

Percobaan III
1. Pemberian 1/3 kertas karbon atas bawah pada cawan petri

Cacing tanah menuju dasar tanah

2. Pemeberian 1/3 kertas karbon atas bawah pada cawan petri diberi cahaya

Cacing menuju dasar tanah

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 18

Percobaan IV
1. 2/3 bagian ditaburi tanah dan 1/3 bagian diberi kertas karbon tanpa
pemberian cahaya

Cacing menuju tanah mendekati kertas karbon bagian dalam.

2. 2/3 bagian ditaburi tanah dan 1/3 bagian diberi kertas karbon dengan
pemberian cahaya

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 19

Cacing bergerak menjauhi tanah dan menuju ke bagian atas kertas karbon

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 20

Percobaan V
1. bagian cawan petri diberi tanah tanpa pemberian cahaya

Cacing menuju bagian dalam tanah


2. bagian cawan petri diberi tanah dengan pemberian cahaya

Cacing bergerak menjauhi cahaya dan bergerak keluar kecawan petri

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 21

Percobaan VI
1. bagian cawan petri diberi tanah tanpa cahaya

Cacing bergerak menuju bagian yang ada tanah


2. bagian cawan petri diberi tanah dengan pemberian cahaya

Bergerak menuju bagian dalam tanah dan menjauhi cahaya bergerak keluar
cawan petri

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 22

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa Pontoscolex


corethurus

percobaan 1 sampai 6 bergerak menjauhi cahaya.

Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa cacing tanah selalu


bergerak menjauhi cahaya, pada praktikum, cacing tanah ini
selalu bergerak ke tampat yang gelap. Perilaku cacing tanah
sesuai dengan pernyataan bahwa perilaku cacing tanah dengan
membuat liang yang dangkal merupakan respon terhadap
rangsang cahaya. Kelangsungan hidup suatu makhluk hidup
tergantung pada kemampuannya dalam menanggapi rangsang
dan

bagaimana

Pontoscolex

corethurus

menyesuaikan

diri

dengan

lingkungannya (Odum, 1993).

Pontoscolex corethurus selalu menjauhi cahaya karena Pontoscolex


corethurus menyukai lingkungan yang lembab. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Pontoscolex corethurus menyukai lingkungan yang lembab dengan bahan organik
yang berlimpah dan banyak akan kalsium yang teersedia. Akibatnya, cacing tanah
terdapat paling banyak dalam tanah berstruktur halus dan kaya bahan organik dan
tidak terlalu asam. Pontoscolex corethurus pada umumnya membuat liang dangkal
dan hidup mencerna bahan organik yang terdapat di dalam tanah (Nukmal, 2012).
4.3 Respon Hewan Terhadap Larutan Kimia (Khemotaksis)
A. Hasil Pengamatan

1. Percobaan cacing dengan bayclin


Cawan petri dengan setengah tanah
Cacing bergerak menuju ketempat yang ada tanah lalu pergerakannya
melemah
Cawan petri dengan full tanah
Ketika cacing diberi bayclin, cacing bergerak cepat menjauhi area yang
diberi bayclin, lalu cacing tanah melemah dan mati

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 23

2. Percobaan cacing tanah menggunakan minyak


Cawan petri dengan setengah tanah
Cacing beregerak menuju bagain yang ada tanah, bergerak kepinggir
(menjauhi bagian yang terdapat minyak)
Cawan petri dengan full tanah
Cacing bergerak menuju bagian dalam yang ada minyak

3. Percobaan cacing dengan rinso


Cawan petri dengan setengah tanah
Cacing bergerak menuju bagian yang ada tanah
Cawan petri yang full tanah
Cacing bergerak cepat menjauhi bagian tanah yang terkena rinso, cacing
bergerak ke area yang tidak terkena rinso

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 24

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan cacing tanah sangat sensitif
terhadap bahan kimia. Sehingga cacing tanah paling awal berkurang di
dalam tanah. Residu bahan kimia bersama bahan pakan yang ada

di permukaan tanah masuk ke dalam tubuh cacing tanah dan


akan mempengaruhi reproduksi cacing tanah dan daya tetas
kokon cacing tanah itu sendiri. Energi yang ada di dalam tubuh
cacing tanah lebih banyak digunakan untuk memproduksi kokon,
tetapi jika produksi kokon mulai menurun atau terhenti maka
energi tersebut digunakan untuk memproses jaringan tubuh
cacing tanah. Rendahnya produksi kokon diakibatkan energi yang
dimiliki terbatas, selain itu media tanah sebagai pakan telah
terkontaminasi oleh insektisida. Kondisi pencemaran ini dapat
mengakibatkan cacing tanah secara bertahap menurunkan
produksi kokon.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 25

BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

pengamatan

dapat

diambil

beberapa

merupakan

geotaksis

kesimpulan, yaitu:
1. Pergerakan
negatif

Pontoscolex

corethurus

Pontoscolex corethurus selalu bergerak ke arah atas

atau menjauhi sumber gravitasi bumi. Cacing juga akan


bergerak menjauhi rangsangan cahaya yang diberikan.
2. Pontoscolex corethurus selalu bergerak menjauhi cahaya. Sehingga
Pontoscolex corethurus selalu bergerak menuju tempat yang gelap
dan lembab (masuk ke dalam tanah).
sangat sensitif terhadap bahan kimia.

3. Pontoscolex corethurus

Sehingga Pontoscolex corethurus

paling cepat mati jika terkena

bahan kimia.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 26

DAFTAR PUSTAKA

Putra F A. 1999. Ny Kartini Hidup bersama cacing. Jakarta:


Kompas
Suin N. M. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bandung: Bumi Aksara
Rukmana H. R. Budidaya Cacing Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Odum E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada
Hanafiah. 2002. Ilmu Kesuburan dan Penyuburan Tanah. Diktat
Kuliah PS Ilmu Tanah. FP. Unsri, Indralaya, Sumsel.
Campbell,dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Laporan Praktikum Ekologi HewanPage 27

Anda mungkin juga menyukai