Hubungan Budaya
Antar Suku dan Antar Bangsa
Disusun Oleh :
DEVI WIDIA
MISBAH LAELY
SITI UMROH
M. NUR
Kelas XII A
ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
ii
1
1
BAB II.
BAB III.
1.2
Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kebudayaan
2.2
Karakteristik Kebudayaan
2.3
Fungsi Kebudayaan
2.4
Hubungan Kebudayaan, Masyarakat Dan Individu
2.5
Hubungan Antar Budaya Lokal
2.6
Hubungan Budaya Lokal Dengan Budaya Asing
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
2.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
5
5
6
8
9
9
10
12
12
12
13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok individu yang secara langsung atau tidak
langsung saling berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan
yang berkaitan antara sesamanya dalam sebuah satuan kehidupan yang dimana
mempunyai kebudayaan tersendiri, berbeda dari kebudayaan yang dipunyai
oleh masyarakat lain. Sebagai satuan kehidupan, sebuah masyarakat biasanya
menempati sebuah wilayah yang menjadi tempatnya hidup dan lestarinya
masyarakat
tersebut,
karena
warga
masyarakat
tersebut
hidup
dan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dalam wilayah tempat mereka
itu hidup untk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka sebagai manusia.
Maka terdapat semacam keterkaitan hubungan antara sebuah masyarakat
dengan wilayah tempat masyarakat itu hidup. sebuah masyarakat merupakan
sebuah struktur yang terdiri atas saling berhubungan peranan-peranan dan para
warga, peranan-peranan tersebut dijalankan sesuai norma-norma yang berlaku.
Saling berhubungan diantara peranan-peranan ini mewujudkan struktur-struktur
peranan yang biasanya terwujud sebagai pranata-pranata. untuk mewujudkan
peranata-peranata itu dalam kehidupan manusia bermasyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup sebagai manusia, yang dianggap
penting oleh masyarakat yang bersangkutan. Melalui pranata-pranata yang ada,
sebuah masyarakat dapat tetap lestari dan berkembang. Pranata-pranata yang
ada dalam masyarakat, antara lain, adalah pranata keluarga, pranata ekonomi,
pranata politik, pranata keagamaan.
Norma-norma yaitu norma yang mengatur hubungan antara perananperanan, yang berisikan patokan-patokan etika dan moral yang harus ditaati dan
dilakukan oleh para pemegang peranan dalam hubungan antara satu dengan
lainnya dalam kegiatan-kegiatan pemenuhan kebutuhan. Norma-norma yang
berlaku dalam sebuah masyarakat mengacu pada kebudayaan yang dipunyai
oleh masyarakat tersebut.
Profesor Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai wujud
yang mencakup antara gagasan atau ide, kelakuan, dan hasil kelakuan.
kebudayaan yang dikemukakan oleh Profesor Koenjaraningrat, lebih lanjut,
dilihatnya dalam persepektif Taksonomik yaitu kebudayaan dilihat dari unsur-
unsur universal adalah masing-masing terdiri atas unsur yang lebih kecil dan
yang lebih kecil lagi, yang dinamakan sebagai trais dan items. Dalam hal ini
kebudayaan dilihat sebagai sebuah satuan yang berdiri terlepas dari keberadaan
pelakunya ataupun terealisasi dari fungsi dalam struktur kehidupan manusia.
Dalam upaya memahami hubungan antara individu, masyarakat, dan
kebudayaan. dan dalam upaya memahami fungsi kebudayaan dalam struktur
kehidupan manusia, definisi profesor koenjaraningrat sebetulnya tidak relevan.
Dengan mangacu pada karya-karya Malinowski (1961, 1944) mengena
kebutuhan-kebutuhan manusia dan pemenuhannya melalui fungsi dan pola-pola
kebudayaan, dan dengan mengacu pada karya Kluckhohn (1994) yang melihat
kebudayaan sebagai blueprint bagi kehidupan manusia, serta dari Geerts (1973)
yang melihat kebudayaan sebagai sistem-sistem makna, saya melihat
kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia yang secara bersama
dimilik oleh para warga sebuah masyarakat. Atau dengan kata lain kebudayaan
adalah sebuah pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat dan
para warganya.
Dalam perspektif ini kebudayaan dilihat sebagai terdiri atas konsepkonsep, teori-teori, dan metode-metode yang diyakini kebenarannya oleh warga
masyarakat
yang
menjadi
pemiliknya.
Kebudayaan
dengan demikian
sebagai
acuan
interpretasi
mewujudkan
tindakan-tindakan.
(responses)
pelaku
ii
atas
rangsangan-rangsangan
b.
c.
Kebutuhan untuk dapat membedakan yang benar dari yang salah, yang
adil dari yang tidak adil, yang suci dari yang kotor, yang berpahala dari
yang berdosa.
b.
Kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan sentimensentimen perorangan atau kolektif atau kebersamaan.
c.
d.
e.
ii
tersebut
maka
tradisi-tradisi
berkenaan
dengan
sesuatu
Tujuan Penulisan
a. Untuk mempelajari tentang keanekaragaman budaya nasional
b. Agar lebih mengetahui manfaat hubungan kebudayaan baik secara nasional
maupun internasional
c. Agar lebih menghargai nilai-nilai budaya daerah dan nasional sebagai aset
dan kekayaan bangsa.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kebudayaan
Dalam Pendefinisian kebudayaan para Antropolog memiliki devinisi yang
berbeda-beda tentang kebudayaan. Berdasarkan Literature yang ada, definisi
kebudayaan yang dihasilkan Antropolog sudah mencapai lebih dari 170
definisi, namun demikian tidak memiliki hak Eksklusif untuk melakukan klaim
atas istilah kebudayaan.
Istilah kebudayaan atau Culture (bahasa inggris) berasal dari kata Colere
(kata kerja bahasa latin) yang berarti bercocok tanam (Cultivation) Cultivation
atau kultivasi yang berarti pemeliharaan ternak hasil bumi, dan upacara-upacara
religius yang darinya diturunkan istilah kultus atau Kult (Mudji Sutrisno dan
Hendar Putranto,2005:7). Dalam bahasa Indonesia kebudayaan berasal dari kata
Buddhi (budi atau akal), kata budaya juga ditafsirkan merupakan perkembangan
dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta,
karsa, rasa. Menurut Raymond Williams, kata kebudayaan merupakan salah
satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaanya dalam bahasa
Inggris.
Definisi kebudayaan yang paling tua dikemukakan oleh Edward B. Tyloy
pada tahun 1871. kebudayayan oleh Tylor didefinisikan sebagai keseluruhan
yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum ,moral
adat, dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat, Alfret Weber mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu
bentuk Ekspresional Spiritual dan Intelektual dalam subtansi kehidupan, atau
suatu sikap spiritual dan Intelektual terhadap Substansi itu. Dalam Basam Tibi
1999;73.
Dalam pemaknaan sehari-hari perkataan Kebudayaan berarti Kwalitas
tang wajar yang dapat diperoleh dengan mungunjungi, cukup banyak sandiwara
dan konsep tarian dan mengamati karya seni pada sekian banyak gedung
kesenian. Sedangkan menurut Palph Linton, kebudayaan adalah seluruh cara
kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian
dari cara hidup yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tnggi atau
lebih diinginkan.
ii
Karakteristik Kebudayaan
Melalui Study perbandingan terhadap sejumlah kebudayaan, para ahli
Antropologi telah berhasil memperoleh pengertian tentang Karakteristikkarakteristik pokok yang dimiliki bersama oleh semua kebudayaan. Study yang
teliti tentang karakteristik tersebut membantu untuk melihat kepentingan dan
fungsi kebudayaan itu sendiri, dan karakteristik kebudayaan adalah:
a. Kebudayaan adalah milik bersama
Kebudayaan adalah sejumlah cita-cita, nilai dan standart perilaku;
kebudayaan adalah sebutan persamaan (Common Denominator), yang
menyebabkan perbuatan para individu dapat difahami oleh kelompoknya.
Karena mamiliki kebudayaan yang sama, orang yang satu dapat meramalkan
perbuatan orang yang lain dalam situasi tertentu, dan mengambil tindakan
yang sesuai.
kebudayaan
adalah
hasil
belajar,
orang
mempelajari
kepada para anggotanya untuk bertahan hidup dan mengadakan kegiatankegiatan yang perlu untuk kelangsungan hidup itu.
2.4
ingin
lestari,
masyarakat
harus
berhasil
menciptakan
Brahmana (pendeta) dari India untuk memberi konsultasi dan nasihat mengenai
struktur upacara-upacara kenegaraan menurut sistem di India Selatan, mereka
juga membawa serta budaya Hindu yang pada masa itu mendominasi
kebudayaan umat manusia. Terjadilah hubungan antar budaya masyarakat
bangsa Nusantara dengan budaya Hindu.
Babak berikutnya adalah muncul ikatan kerja sama perdagangan dengan
pedagang asing seperti dari Persia dan Gujarat. Kerja sama tersebut
menyebabkan terjadinya hubungan antar budaya, yaitu antara budaya bangsa
Nusantara (Indonesia) dengan budaya yang dibawa oleh para pedagang Persia
dan Gujarat, yaitu agama Islam.
Beberapa orang di kepulauan Nusantara melaksanakan ibadah haji ke
Makkah. Ketika orang-orang tersebut pulang dari sana, mereka kemudian
berusaha menyiarkan dan menerapkan ajaran agama Islam yang lebih murni.
Tidak mengherankan apabila setelah itu masyarakat Indonesia sangat kental
dengan budaya Islam.
Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara untuk urusan perdagangan
rempah-rempah juga menyebabkan terjadinya hubungan antar budaya, yaitu
antara buda Eropa dengan budaya masyarakat Indonesia. Belanda bukan bangsa
Eropa pertama yang datang ke Indonesia. Akan tetapi, pengaruh Belanda di
Indonesia dirasakan paling terlihat.
Hubungan antar budaya yang semakin cepat dan merasuk pada seluruh
aspek kehidupan masyarakat Indonesia menyebabkan perkembangan dan
pertumbuhan budaya masyarakat Indonesia semakin berkembang. Bermula dari
gaya hidup agraris beranjak ke gaya hidup priyayi, buruh, serta usaha-usaha
secara mandiri (wiraswasta) pada berbagai aspek kehidupan. Berawal dari
rumah dan bangunan sederhana, beralih ke rumah dinding tembok dan gedunggedung megah beukuran besar. Berawal dari sedikit aliran, sekarang sudah
menjadi banyak aliran dalam setiap agama yang dianut dan berkembang di
Indonesia. Dari tidak mengenal makanan siap saji menjadi bangsa yang sangat
menyukai makanan siap saji. Dari orang yang tidak mengenal dunia menjadi
orang yang mengenal dunia. Tidaklah mengherankan apabila kita menemui
adanya kesamaan unsur-unsur kebudayaan yang berkembang pada masyarakat
Indonesia dengan unsur kebudayaan di berbagai tempat di dunia ini.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari hasil paparan yang telah dipaparkan diatas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa : :
a. Karakteristik suatu kebudayaan adalah, bahwa kebudayaan merupakan
milik bersama, dan kebudayaan juga muncul dari suatu pross belajar.
b. Tujuan kebudayaan
adalah
untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
Saran
Dari uraian diatas, penyusun mengharapkan pembaca mengetahui
bagaimana kebudayaan itu dan disamping mengetahui bagaimana kebudayaan
juga dapat menambah pengetahuan terhadap para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://satriagembul.wordpress.com/2013/08/18/hubungan-antar-budaya/
http://etnobudaya.net/2013/02/09/teori-dan-konsep-hubungan-antar-suku-bangsamasyarakat-dan-budaya/