Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

BIODIVERCOFFEE: ALTERNATIF PENGELOLAAN KEBUN KOPI


UNTUK KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI BERBASIS
LOCAL KNOWLEDGE

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Disusun oleh:

Anggun Freshelila 1614151016 Angkatan 2016


Popy Pratiwi 1714151030 Angkatan 2017
Karina Gracia Agatha Tambunan 1814151031 Angkatan 2017

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

i
DAFTAR ISI

Halaman
Cover i
DAFTAR ISI ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Program 2
1.3 Keutamaan Penelitian 2
1.4 Temuan yang Ditargetkan 2
1.5 Kontribusi Penelitian 2
1.6 Luaran yang Diharapkan 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Agroforestri Berbasis Kopi 3
2.2 Kearifan Lokal 3
2.3 Konservasi Keanekaragaman Hayati 4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1 Alat dan Objek Penelitian 5
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian 5
3.3 Pelaksanaan Penelitian 5
3.4 Analisis Data 5

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya 7
4.2 Jadwal Kegiatan 7

DAFTAR PUSTAKA 8

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner 11
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata
Dosen Pendamping 13
Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan 21
Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan
Pembagian Tugas 22
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 23

ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perambahan kawasan hutan lindung dan taman nasional telah mewarnai


perkembangan budidaya kopi. Tidak terkecuali budidaya kopi di Lampung yang
telah menimbulkan masalah sosial yang serius (Hafif et al, 2014). Perambahan
hutan ini dilakukan untuk menjadikan perkebunan kopi secara monokultur oleh
masyarakat sekitar hutan. Menurut Afandi (2004), pertanaman kopi di Lampung
pada umumnya bersistem monokultur karena menjadikan penggunaan lahan
efisien sehingga memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat. Lahan
dan daerah penanaman yang terbatas menyebabkan petani harus dapat
meningkatkan produksi tiap lahan penanaman kopi. Segala cara dilakukan untuk
dapat meningkatkan produktifitas kopi. Namun, dengan menggunakan sistem
monokultur secara terus menerus, produksi hasil tanaman akan menurun karena
rentan terhadap penyakit (Margono et al, 2014). Penanaman dengan monokultur
sangat tinggi resikonya sehingga perlu adanya diversifikasi usahatani sehingga
petani tidak hanya bergantung pada hasil kopi saja (sutarno dan Setiawan, 2015).

Hal ini menjadikan mereka untuk belajar dan mencari tahu bagaiman cara
mempertahankan kualitas tanaman kopi yang diadopsi dari pengalaman petani
wilayah lain. Seiring berjalannya waktu, masyarakat menemukan teknik
pengelolaan kebun kopi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu upaya untuk
mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan sistem agroforestri berbasis
kopi (Supriadi dan Pranowo, 2015). Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri
dilakukan berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat mengenai ekologi, pertanian
dan kehutanan yang bersifat dinamis (Mulyoutami et al, 2005). Pengetahuan lokal
ini tumbuh dari pengalaman masyarakat yang kemudian terus dikembangkan
untuk mempertahankan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kondisi ekologi
lingkungan.

Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, agroforestri berbasis kopi ini


dapat mempertahankan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman sumber daya
alam hayati dipandang sebagai fondasi yang mendukung sumber kehidupan bagi
manuisa (Samedi, 2015). Pengelolaan dan pengembangan lahan dilakukan untuk
mempertahankan keberadaan dan keseimbangan yang dinamis bagi flora dan
fauna. Usaha yang dilakukan dapat berupa perlindungan, rehabilitasi dan
pemeliharaan lahan agar konservasi flora dan fauna dapat berlangsung dengan
baik (Puspaningrum, 2015). Eksploitasi flora dan fauna menjadi salah satu
himpunan terpenting dari hubungan manusiawi berdasarkan ketergantungan
manusia dengan perubahan lingkungan (Hastuti, 2015).
2
Schmitt et al (2012) menyatakan agroforestri kopi dengan penaung tanaman kayu,
obat dan buah dapat menghasilkan stok karbon lebih banyak. Taugourdeau et al
(2014) menyatakan sebagai orang yang mengetahui kondisi lingkungannya, petani
memiliki kearifan (farmer wisdom) tersendiri dalam mengelola sumber daya alam.
Kearifan lokal inilah yang kemudian menjadi dasar petani dalam mengadopsi
informasi dan teknologi untuk menghasilkan pengetahuan lokal yang sesuai
dengan kondisi pertanian setempat.

1.2 Tujuan Program

Tujuan dibuatnya PKM ini sebagai berikut.


1. Mengetahui teknik pengelolaan lahan masyarakat.
2. Mengetahui kearifan lokal masyarakat yang dilakukan dalam mengelola hutan
secara lestari dengan agroforestri berbasis kopi.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi keanekaragaman
hayati berupa flora dan fauna.

1.3 Keutamaan Penelitian

Keutamaan dari program ini yaitu lahan pertanian kopi masyarakat menghasilkan
produk yang kualitasnya selalu menurun setiap panen. Hal ini menjadikan
masyarakat berupaya memperbaiki pola atau sistem yang mereka gunakan dalam
menanam kopi. Sehingga produksi yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.
Selain itu, program ini dilakukan agar masyarakat tetap memlihara kelestarian
lingkungan serta tetap menjaga flora dan fauna yang ada agar tidak punah. Oleh
karena itu, salah satu upaya konservasi flora dan fauna dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan kearifan lokal masyarakat dalam melestarikan lingkungan yang
berkelanjutan.

1.4 Temuan yang Ditargetkan

Penelitian ini ditargetkan menemukan alternatif dalam melakukan pengelolaan


lahan untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian flora dan fauna melalui
kerifan lokal masyarakat.

1.5 Kontribusi Penelitian

Bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan, diharapkan menjadi salah


satu alternatif untuk konservasi flora dan fauna agar tetap lestari. Kearifan lokal
masyarakat dalam pengelolaan lahan dapat membantu melestarikan flora dan
fauna serta tetap menjaga fungsi ekologi hutan.
3
1.6 Luaran yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan luaran berupa dokumentasi (narasi)


best practice dari petani, publikasi jurnal yang terakreditasi nasional dan seminar
nasional.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agroforestri Berbasis Kopi

Agroforestri berbasis kopi merupakan model agroforestri yang mampu


menyediakan ekosistem yang hampir sama dengan hutan (Teodora et al, 2010).
Saat yang sama, agroforestri ini dapat memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi
masyarakata serta ekologi (konservasi). Agroforestri berbasis kopi mempunyai
peran dalam konservasi tanah, air dan keanekaragaman hayati, penambahan unsur
hara, modifikasi iklim mikro, penambahan cadangan karbon, menekan serangan
hama dan penyakit kopi dan peningkatan pendapatan petani. Agroforestri berbasis
kopi memiliki keanekaragaman mamalia lebih besar 5% dibandingkan kopi
monokultur (Caudil et al, 2014). Selain itu agroforestri berbasis kopi juga
berperan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Adaptasi perubahan iklim pada agroforestri berbasis kopi diwujudkan dalam


bentuk konservasi lahan, air dan biodiversitas serta pengendalian iklim mikro,
sedangkan mitigasi dalam bentuk penambahan cadangan karbon sehingga emisi
CO2 dapat dikurangi (Hairiah dan Ashari, 2013). Agroforestri berbasis kopi dapat
mengurangi laju aliran permukaan dan erosi tanah. Hasil penelitian Dariah et al.
(2004) menunjukkan bahwa tingkat aliran permukaan (46,36 mm) dan erosi (1,29
ton/ha) pada agroforestri berbasis kopi lebih rendah dibandingkan kopi
monokultur yang mempunyai aliran permukaan dan erosi masing-masing 53,25
mm dan 1,50 ton/ha. Bahkan Utami (2011) melaporkan aliran permukaan pada
sistem agroforestri berbasis kopi lebih rendah dari lahan terbuka dan hutan.
Masnang et al. (2014) juga melaporkan bahwa tingkat erosi pada agroforestri
berbasis kopi 67,67% lebih rendah dibandingkan erosi pada tanaman jagung
monokultur.

2.2 Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan hal penting bagi masyarakat dalam beradaptasi dengan
alam dan menjadi suatu warisan budaya dalam memanfaat dan mengelolah
sumber daya alam dengan pengetahuan atau ide, norma adat, dan nilai budaya
yang terkandung dalam konsep berfikir masyarakat (Henri et al, 2018). Nurdin
4
dan Ng (2013) menyatakan bahwa kearifan lokal bukan hanya menyangkut
pengetahuan atau pemahaman masyarakat adat/lokal tentang manusia dan
bagaimana relasi yang baik diantara manusia, melainkan juga menyangkut
pengetahuan, pemahaman, dan adat kebiasaan tentang manusia, alam, dan
bagaimana relasi diantara semua, dimana seluruh pengetahuan itu dihayati,
dipraktikkan, diajarkan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi. Tamba
(2012) menyatakan bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di masyarakat dapat
berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Bentuk yang
bermacam-macam ini mengakibatkan fungsi kearifan lokal menjadi bermacam-
macam pula.

Kearifan lokal yang berkaitan dengan konservasi flora dan fauna melalui
pengelolaan lahan dapat diartikan sebagai berbagai bentuk pengetahuan baik nilai,
norma, maupun aturan khusus yang sampai saat ini masih dilakukan, ditaati, dan
dijaga kelestariannya oleh masyarakat di suatu tempat untuk menjaga kelestarian
sumber daya air, mencegah kerusakan tanah, serta mengatur penggunaan sumber
daya air dan tanah yang berada di lingkungannya (Taylor dan Loe, 2012).
Kearifan lokal dalam hubungannnya dengan konservasi lahan dalam menjaga
flora dan fauna dapat berupa nilai-nilai yang diwujudkan dalam praktek ritual dan
upacara adat atau norma baik berupa anjuran maupun larangan untuk
menggunakan lahan berlebihan, atau bahkan dapat berupa sanksi bagi yang tidak
menaatinya sehingga kelestarian flora dan fauna tetap terjaga.

2.3 Konservasi Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat dipandang sebagai fondasi ketahanan kesehatan


dan pangan manusia karena mendukung berfungsinya ekosistem di mana manusia
bergantung untuk mendapatkan sumber pangan, air bersih, mengatur iklim, banjir
dan mengendalikan penyakit (Samedi, 2015). Secara eksplisit, konservasi
keanekaragaman hayati juga berfokus pada kontribusi jasa ekosistem terhadap
kesehatan, mata pencaharian dan kesejahteraan. Selain itu, Mora et al (2011)
menambahkan kekayaan ekosistem beserta keanekaragaman spesies dan
genetiknya mempunyai nilai potensial dan aktual sebagai sumber pangan saat ini,
sumber pangan baru maupun alternatif yang dapat didedikasikan untuk
beradaptasi terhadap perubahan iklin.

Namun, saat ini sumber daya ini dihargai terlalu rendah dibandingkan nilai yang
seharusnya dan tidak ada biaya lingkungan sebagai faktor eksternalitas ekonomi
yang semestinya dibayarkan untuk memperbaikinya (Alexander, 2008). Aktifitas-
aktifitas manusia secara progresif menuntut penyediaan sumberdaya yang lebih
besar. Keadaan ini menyebabkan terkurasnya sumber daya alam secara cepat yang
pada akhirnya tidak memberikan manfaat ekonomi bagi siapapun (Suharto et al,
2008). Akibat perubahan ini, sumber keanekaragaman hayati menjadi sangat
sangat mendesak untuk diperlihra.
5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, perekam suara,
binokuler, thermo hydrometer, patok ukur, kompas, buku referensi, alat tulis dan
panduan wawancara. Sedangkan objek yang digunakan dalan penelitian ini yaitu
masyarakat dengan kearifan lokalnya.

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di HKm Bina Wana, Desa Tribudi Syukur,
Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat. Sasaran penelitian ini yaitu
masyarakat petani kopi dan anggota HKm Bina Wana, serta flora dan fauna di
lahan HKm.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode.


1. Metode wawancara mendalam menggunakan beberapa informan yang
berkompeten memberikan gambaran untuk mendapatkan data dan informasi
yang melengkapi pertanyaan lebih detail (Primadesi, 2010). Metode
wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai teknik pengelolaan
lahan yang dilakukan masyarakat sebagai upaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan sumber daya. Wawancara dilakukan dengan sensus di sub
kelompok HKm dengan 25 responden.

2. Metode observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan


aktivitas masyarakat dalam melakukan pengelolaan lahan dan mengamati
secara langsung flora dan fauna yang ada di HKm. Pengamatan dilakukan
dengan plotting ukuran 20 m x 20 m pada tiga blok yang ada, yaitu blok
lindung, blok perbatasan dan blok pemanfaatna. Metode observasi dilakukan
untuk mengukur nilai keanekaragaman hayati berupa flora (burung, mamalia
dan serangga) melaui indeks Shannon-Wienner dan indeks Margalef.
Keragaman flora di ukur melaui Indeks Nilai Penting (INP). Selain itu, untuk
mengukur dominansi dan kemerataan digunakan indeks dominansi dan indeks
kemerataan.

3.4 Analisis Data

1. Analisis Deskriptif
Analisis data dilakukan dengan menggunakan cara deskriptif serta data hasil di
lapangan yang memuat fakta-fakta yang ditemukan saat melakukan penelitian.
6
Data ini kemudian dikontruksikan menjadi hipotesis dan teori (Sugiyono, 2013).
Data dalam wawancara adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis
data untuk menjawab masalah penelitian (Prabowo, 2013). Data yang didapat
kemudian direduksi, dipaparkan dalam bentuk tabel ataupun gambar.

2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas,
yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun
ada gangguan terhadap komponen-komponennya (Indriyanto, 2006).
Keanekaragaman jenis dapat dihitung dengan menggunakan indeks
keanekaragaman Shannon-Wienner (Odum, 1993 ) dengan rumus sebagai berikut:
H’= -Σ Pi ln(Pi), dimana Pi = (ni/N)
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah individu seluruh jenis
Kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H’) adalah sebagai
berikut:
H’ < 1 : keanekaragaman rendah
1<H’≤3 : keanekaragaman sedang
H’> 3 : keanekaragaman tinggi

3. Indeks Kekayaan Jenis


Kekayaan jenis dapat dihitung menggunakan indeks kekayaan Margalef
(Magurran, 1988) dengan rumus sebagai berikut.
DMg = (S-1 )/ ln N
Keterangan :
DMg = indeks kekayaan jenis Margalef
S = Jumlah jenis
N = Total individu dalam sampel
Kriteria nilai indeks kekayaan jenis adalah sebagai berikut.
DMg < 2,5 = menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang rendah
2,5 < DMg >4 = menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang sedang
DMg > 4 = menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang tinggi

4. Indeks Kemerataan Jenis


Nilai indeks kemerataan jenis dapat menggambarkan kestabilan suatu komunitas.
Nilai indeks kemerataan (E) berkisar antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau
mendekati nol, maka semakin tidak merata penyebaran organisme dalam
komunitas tersebut yang didominasi oleh jenis tertentu dan sebaliknya semakin
besar nilai E atau mendekati satu,maka organisme dalam komunitas akan
menyeba rsecara merata. Besarnya indeks kesamarataan menurut Krebs (1989)
yaitu sebagai berikut:
E = H’ / Log S
Keterangan:
H’ = Indeks Shannon
S = Jumlah Spesies
E = Indeks Kemerataan
7
Kriteria komunitas lingkungan berdasarkan indeks kemerataan apabila 0,00 < E <
0,50 komunitas tertekan; 0,05 < E < 0,75 komunitas labil; 0,75 < E < 1,00
komunitas stabil.

5. Indeks Dominansi Jenis


Indeks dominansi dihitung dengan rumus sebagai berikut.
D= Σ Pi2 dimana Pi = ni/N
Keterangan :
D = indeks dominansi
ni = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah individu dari seluruh jenis

6. Indeks Nilai Penting


Menurut Handayani (2006) indeks nilai penting (importance value index) adalah
parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi
(tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas pohon. Dengan
demikian, indeks nilai penting (INP) dan indeks nilai penting untuk spesies ke-i
(INP-i) dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
INP = KR + FR + CR
INP = KR-I + FR-i + CR-i

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Rancangan biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Biaya Program

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Perlengkapan yang diperlukan 6.050.000
2 Bahan habis pakai 850.000
3 Perjalanan 4.960.000
4 Lain-lain 540.000
Jumlah 12.400.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaaan kegiatan ini dilakukan selama 4 bulan. Jadwal kegiatan penelitian


kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan lahan untuk konservasi
keanekaragaman hayati ini disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian


8

No Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4
1 Penelitian pendahuluan
2 Inventarisasi sosial budaya
3 Pelaksanaan penelitian
4 Wawancara ke setiap sasaran
5 Cross check ke lapangan untuk
mengetahui kondisi tumbuhan dan satwa
6 Pengecekan data
7 Pemberian kode atau pengelompokkan
8 Pengklasifikasian dan penyajian data

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, H. 2008. Gap Analisis: Pergeseran Paradigma Kebijakan Konservasi.


Buku. OCSP-USAID. Jakarta.

Bedimo, J. A. M., I. Njiayouom, D. Bieysse, M. N. Nkeng, C. Cilas. dan J. L.


Nottéghem. 2008. Effect of shade on arabica coffee berry disease
development: toward an agroforestry system to reduce disease impact.
Phytopathology. 98(12) : 1320-1325.

Caudill, S.A., F.J.A. DeClerck. dan T. P. Husband. 2014. Connecting sustainable


agriculture and wildlife conservation: Does shade coffee provide habitat for
mammals?. Agriculture, Ecosystems and Environment. 199 : 85–93.

Dariah, A., F. Agus, S. Arsyad, Sudarsoni, dan Maswar. 2004. Erosi dan aliran
permukaan pada lahan pertanian berbasis tanaman kopi di sumberjaya,
lampung barat. Agrivita. 26(1) : 52-60.

Hafif, B., Prastowo, B. dan Prawiradiputra, B. R. 2014. Pengembangan


perkebunan kopi berbasis inovasi di lahan kering masam. Pengembangan
Inovasi Prertanian. 7(4): 199-206.

Hairiah, K. dan S. Ashari. 2013. Pertanian masa depan: agroforestri, manfaat, dan
layanan lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013.
Malang.

Handayani, T. 2007. Petunjuk Praktikum Ekologi I. Universitas Ahmad Dahlan.


Yogyakarta.
9
Hastuti. 2015. Kearifan Lokal Sebagai Penjaga Lingkungan di Lereng Merapi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku. CV Primaprint. Yogyakarta.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta. 224 halaman.

Krebs, C. J. 1989. Ecology : The Experimental Analysis od Disttribution and


Abundance Third Edition. Harper and Row Publisher. New York. 776 pp.

Margono, B. A., Potapov, P. V, Turubanova, S., Stolle, F. dan Hansen, M. C.


2014. Primary forest cover loss in Indonesia over 2000–2012. Nature
Climate Change: 4(6): 1–6.

Masnang, A., N. Sinukaban, Sudarsono, dan N. Gintings. 2014. Kajian tingkat


aliran permukaan dan erosi, pada berbagai tipe penggunaan lahan di sub das
jenneberang hulu. Jurnal Agroteknos. 4(1): 32-37.

Mora, C. dan Sale, P. 2011. Ongoing global biodiversity loss and the need to
move beyond protected areas: a review of the technical and practical
shortcoming of protected areas on land and sea. Marine Ecology Progress
Series. 434: 251–266.

Nurdin, B. V. dan Ng, K. S. F. 2013. Local Knowledge of Lampung People in


Tulang Bawang: An Ethnoecological and Ethnotechnological Study for
Utilization and Conservation of Rivers. Procedia - Social and Behavioral
Sciences. 91: 113–119.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Universitas Gajah Mada.


Yogyakarta.

Prabowo, A. 2013. Analisis pemanfaatan buku elektronik (e-book) oleh


pemustaka di perpustakaan sma negeri 1 semarang. J. Ilmu Perpustakaan.
2 (2) : 1 – 9.

Primadesi, Y. 2010. Peran masyarakat lokal dalam usaha pelestarian naskah-


naskah kuno paseban. Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni. 11(2).

Puspaningrum, P. 2015. Kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam


hutan dan ekosistem (sdhae) pada masyarakat desa penyangga taman
nasional meru betiri. JSEP. 8(1): 11-24.

Samedi. 2015. Konservasi keanekaragaman hayati di indonesia: rekomendasi


perbaikan undang-undang konservasi. Jurnal Hukum Lingkungan. 1(2): 1-
28.
10

Schmitt, M., T.P. Evans, E. Castellanos. dan J. C. Randolph. 2012. Carbon stocks
in coffee agroforests and mixed dry tropical forests in the western highlands
of Guatemala. Agroforest Syst. 86:141–157.

Smith, A. M. S., Kolden, C. A., Tinkham, W. T., Talhelm, A. F., Marshall, J. D.,
Hudak, A. T. and Gosz, J. R. 2014. Remote sensing the vulnerability of
vegetation in natural terrestrial ecosystems. Remote Sensing of Environment.
154: 322–337.

Soeharto, B., Kusmana, C., Darusman, D. dan Suharjito, D. 2011. Perubahan


penggunaan lahan dan pendapatan masyarakat di kecamatan sumberjaya,
kabupaten lampung barat propinsi lampung. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. 16(1): 1-6.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Buku. Alfabeta. Bandung.

Sutarno. dan Setyawan, A. D. 2015. Biodiversitas Indonesia Penurunan dan upaya


pengelolaan untuk menjamin kemandirian bangsa. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon. 1(1): 1–13.

Tamba, I. M. 2012. Kontribusi kearifan lokal terhadap konservasi lahan kritis.


Agrimeta. 1-15.

Taugourdeau, S., G. le Maire, J. Avelino, J.R. Jones, L.G. Ramirez, M.J. Quesada,
F. Charbonnier, F. Gómez-Delgado, J.M. Harmand, B. Rapidel, P. Vaast,
and O.Roupsard. 2014. Leaf area index as an indicator of ecosystem
services and management practices: An application for coffee agroforestry.
Agriculture, Ecosystems and Environment. 192:19–37.

Taylor, B. dan Loe, R. C. D. 2012. Geoforum Conceptualizations of local


knowledge in collaborative environmental governance. Geoforum, 43(6):
1207–1217.

Teodoro, A.V., L. Sousa-Souto, A.-M. Klein, and T. Tscharntke. 2010. Seasonal


contrasts in the response of coffee ants to agroforestry shade-tree
management. Environmental Entomology. 39(6) : 1744-1750.

Utami, M.S. 2011. Korelasi arsitektur pohon model rauh dari rasamala (Altingia
excelsa Noronha.) dan model arsitektur roux dari jenis kopi (Coffea arabica
L.) terhadap konservasi tanah dan air di area PHBM, RPH Gambung, KPH
Bandung Selatan. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

1. Tanaman hutan apa saja yang terdapat di HKm Bina Wana


a. Damar
b. Sengon
c. Merbau
lain-lainnya...........................................................................................................

2. Fungsi tanaman yang terdapat di HKm Bina Wana


a. Menciptakan keindahan
b. Meningkatkan Penghasilan
c. Sebagai sesuatu yang dikeramatkan
lain-lainnya.............................................................................................................

3. Fungsi hutan bagi masyarakat


a. Menciptakan keindahan
b. Meningkatkan Penghasilan
c. Sebagai sesuatu yang dikeramatkan
lain-lainnya.............................................................................................................

4. Pandangan Masyarakat terhadap flora dan fauna


a. sebagai sesuatu yang di keramatkan
b. sebagai peliharaan
c. sebagai bahan konsumsi
lain-lainnya..............................................................................................................

5. Manfaat tumbuhan dan hewan


a. untuk dikonsumsi
b. untuk pajangan atau peliharaan
lain-lainnya...............................................................................................................

6. Bagaimana aktivitas anggota HKm dalam mengelola lahan


a. Pengolahan tanah berjalur
b.Pengolahan tanah rotasi
c. pengolahan tanah intensif
lain-lainnya...............................................................................................................

7. Berapa kali dilakukan pemupukan pada tanaman dalam setahun


a. 1 kali
b. 2 kali
lain-lainnya...............................................................................................................

8. Berapa kali panen yang dilakukan dalam satu tahun


a. 1 kali
b. 2 kali
lain-lainnya...............................................................................................................
12
9. Bagaimana cara pemasaran hasil dari HKm tersebut
a. dijual langsung ke pasar
b. di jual ke tengkulak
lain-lainnya...............................................................................................................

10. Bagaimana keadaan pemuda terkait pengelolaan HKm


a. selalu ikut serta dalam pengelolaan HKm
b. hanya sebagian kecil yang ikut berpartisipasi
lain-lainnya...............................................................................................................
13
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping

Biodata Ketua Pelaksana

A. IdentitasDiri
1 Nama lengkap Anggun Freshelia
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program Studi Kehutanan
4 NPM 1614151016
5 Tempat dan Tanggal lahir Bumiharjo, 11 Agustus 1998
6 E-mail fresheliaanggun@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082289508049

B. Kegiatan Mahasiswa yang Sedang atau Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiata Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional dan Panitia 28 Oktober 2018 di
Musyawarah Wilayah 1 Universitas
Ikatan Senat Mahasiswa Lampung
Pertanian Indonesia
2 Pekan Ilmiah Nasional Panitia 20 September 2018
di Universitas
Lampung
3 Kuliah Umum dan Talk Peserta 19 September 2018
Show Berbagai di Balai Penelitian
Inspirasi oleh Ilmuan Teknologi Mineral
Indonesia Kelas Dunia LIPI, Tanjung
Bintang, Kab.
Lampung Selatan
4 Penanaman Mangrove Peserta November 2018 di
oleh Lindungi Hutan Taman Bahari Kota
Karang
5 Hari Cinta Puspa dan Panitia acara 8-10 november 2019
Satwa Nasional di Universitas
Lampung dan
TNWK

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

Instansi Pemberi
NNo. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Juara 3 Lomba Debat Bahasa
q1 Dinas Pendidikan 2013
Inggris Se-Kota Metro
Harapan 1 Teknologi Tepat
22 Litbang Metro 2014
Guna Kertas Bonggol Jagung
Pemakalah Seminar Lahan
33 LPPM UNILA 2019
Kering 2019
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PSH.

Bandar Lampung, 13 Desember 2019


Ketua,

(Anggun Freshelia)
15
Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Popy Pratiwi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kehutanan
4 NPM 1714151030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Natar, 18 November 1999
6 Email popypratiwi1811@gmail.com
7 No. Telp. / HP 089674041238

B. Kegiatan Mahasiswa yang Sedang atau Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiata Waktu dan Tempat
1 Motivasi Cendekiawan Peserta 30 september 2018
Muslim Berprestasi di Fakultas Pertanian
Universitas
Lampung
2 Latihan Kepemimpinan Peserta 19 November 2018
dan Manajemen Islam di Fakultas Pertanian
Tingkat Dasar Universitas
Lampung
3 Sunday Morning Panitia Juli 2018 di GSG
Universitas Lampung Universitas Lampug
4 Gelora Festival Panitia 3-6 Desember 2018
Universitas Lampung di Universitas
Lampung
5 Sosialisasi 4 Pilar Panitia 17 Desember 2018
MPR-RI di Universitas
Lampung
6 Global Tiger Day Panitia 28 Juli 2019 di Tugu
Adipura Bandar
Lampung
7 Hari Cinta Puspa dan Panitia 8-10 november 2019
Satwa Nasional di Universitas
Lampung dan
TNWK

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PSH.
16

Bandar Lampung, 13 Desember 2019


Ketua,

(Popy Pratiwi)

Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Karina Gracia Agatha Tabunan
2 Jenis Kelamin Perempuan
17
3 Program Studi Kehutanan
4 NPM 1814151031
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pematang Siantar, 17 Februari 2000
6 Email karinagraciatam@gmail.com
7 No. Telp. / HP 082210129832

B. Kegiatan Mahasiswa yang Sedang atau Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiata Waktu dan Tempat
1 Natal FP Unila Panitia 17 Desember 2018,
di GBKP
2 Hari Cinta Puspa dan Peserta 9 November 2019, di
Satwa Nasional Universitas
Lampung

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PSH.

Bandar Lampung, 13 Desember 2019


Ketua,

(Karina Gracia Agatha Tambunan)

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dian Iswandaru., S.Hut., M.Sc.


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 NIDN 0005078604
18
4 Tempat dan Tanggal Lahir Tulang Bawang Barat, 5 Juli 1986
5 E-mail ndaruforest57@gmail.com
6 Nomor Telepon/HP 082133738872

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Instansi Institut Universitas -
Pertanian Gajah Mada
Instiper
Yogyakarta
Jurusan Kehutanan Konservasi -
Sumberdaya
Hutan
Tahun Masuk-Lulus 2005-2010 2011-2013 -

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT

Pendidikan/Pengajaran
No Mata Kuliah Wajib / Pilihan SKS
1. PKSDH Wajib 3 (2-1)
2. Manajemen Hidupan Liar Pilihan 3(2-1)
3. Pengelolaan Jasa Lingkungan Pilihan 3(2-1)
4. Analisis Keanekaragaman Pilihan 2(2-0)
Hayati
5. Inventarisasi Flora dan Fauna Pilihan 3(2-1)
6. Pemberdayaan Masyarakat Pilihan 2(2-0)
7. Manajemen Hutan Mangrove Pilihan 3(2-1)
Klimatologi Wajib 2(2-0)

Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Analisis Lansekap Agroforestri Mandiri 2016
Hutan Damar di Krui Lampung Barat
2. Role of Bird Species of Food Secure Mandiri 2016
(Study Case in Lampung Mangrove
Center, Lampung Province,
Indonesia).
3 Inventarsasi Kekayaan DIPA FP 2016
Keanekaragaman Hayati
4 Keragaman dan sebaran burung Mandiri 2017
pantai di pesisir teluk lampung
5 Keragaman burung di beberapa tipe Mandiri 2017
lansekap pulau pahawang
6 Analisis keanekaragaman flora dan DIPA FP 2017
fauna di sepanjang trase jalan pekon
19
balak-suoh dalam kawasan TNBBS
7 Contibutions of tradisional and SEAMEO 2018
indeginouse practices to ecological BIOTROP
restoration of way besai landsecape,
Indonesia and Tanay Landscape,
Philippines
8 Peran multistkeholder pada Mandiri 2019
Ekowisata Desa Kecapi , Kalianda,
Lampung
9 Peningkatan pemulihan lahan Hibah dikti 2019
gambut terbakar melalui pemahaman
ekologis tradisional masyarakat
sekitar dan keberadaan satwa liar

Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun


Masyarakat
1. Penyuluhan Kewirausahaan Berbasis DIPA FP 2016
Konservasi Hutan Mangrove pada
Siswa SMAN 1 Pasir Sakti,
Lampung Timur.
2. Pemberdayaan Ekowisata Bagi Mandiri 2016
Kelompok Tani SHK LESTARI dari
Desa Hanura, Padang Cermin,
Pesawaran.
3. Penyuluhan Pentinngnya Konservasi Hibah Pasca 2017
Sumberdaya Alam Hayati Kepada Sarjana
OSIS SLTA Se-Bandar Lampung.
4. Pengenalan TOGA di Hutan Mandiri 2017
Pendidikan TAHURA pada Siswa
Pondok Pesantren Sumber Agung.
5. Penyuluhan Konservasi Sumberdaya DIPA FP 2018
Alam pada Petani Agroforestri di
Kecamatan Fajar Baru, Kecamatan
Pringsewu.
6. Pelatihan Budidaya Lebah Madu DIPA FP 2019
pada Masyarakat Desa Kecapi,
Kalianda, Lampung.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PSH.

Bandar Lampung, 13 Desember 2019


20
Dosen Pendamping,

(Dian Iswandaru., S.Hut., M.Sc.)

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Perlengkapan yang Harga Satuan


Volume Nilai (Rp)
Diperlukan (Rp)
Buku referensi 6 buku 50.000 300.000
Flashdisk 16 GB 1 unit 120.000 120.000
Printer 1 unit 1.500.000 1.500.000
Kamera 1 unit 1.000.000 1.000.000
Perekam suara 1 unit 300.000 300.000
21
Binokuler 1 unit 2.500.000 2.500.000
Thermo Hygrometer 1 unit 160.000 160.000
Kompas 1 unit 90.000 90.000
Patok ukur 8 unit 10.000 80.000
Sub Total 6.050.000
Harga Satuan
2. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Kertas HVS 80g 2 rim 55.000 110.000
Tinta Printer 8 Pcs 73.000 584.000
Pulpen 3 pack 24.000 72.000
Tip-x 3 pcs 5.500 16.500
Spidol 3 pcs 8.500 25.500
Materai 3 lembar 8.000 24.000
Tali Rafia 1 gulung 20.000 20.000
Sub Total 850.000
Harga Satuan
3. Perjalanan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Transportasi membeli barang 1 100.000 100.000
Transportasi perjalanan 3 x 9 kali
150.000 4.050.000
penelitian perjalanan
Uang makan dan minum tim
3x9x2 15.000 810.000
selama penelitian
Sub Total 4.960.000
Harga Satuan
4. Lain-lain Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Administrasi (Penggandaan
3 unit 150.000 450.000
proposal dan laporan)
Cetak foto dokumentasi 30 lembar 3.000 90.000
Sub Total 540.000
Total 1+2+3+4 12.400.000
Terbilang Dua Belas Juta Empat Ratus Ribu Rupiah

Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
No Program Bidang Waktu
Nama/NIM Uraian Tugas
. Studi Ilmu (jam/mi
nggu)
1 Anggun SI Kehutanan 20 Ketua pelaksana
Freshelia Kehutanan kegiatan,
(1614151016) bekerjasama
dengan mitra,
memberikan
22
pelatihan.
Popy Pratiwi SI Kehutanan 20 Sebagai sekeraris,
(1714151030) Kehutanan membantu
bekerjasama
2
dengan mitra,
memberikan
pelatihan.
Ahmad Rizaldi SI Kehutanan 20 Bertugas
(1754151004) Kehutanan mengatur keluar
masuknya uang,
sebagain
3
dokumentasi,
membantu dalam
memberikan
pelatihan

Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI,DAN
PENDIDIKANTINGGI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Telp (0721) 701609, 702672, 762971, 701252. Fax. (0721) 702767

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Anggun Freshelia
23
NIM : 1614151016
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-PE/PKM-PSH saya dengan judul


“Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Lahan Hutan Untuk Konservasi
Keanekaragaman Hayati”yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah asli
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari dsitemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Bandar Lampung, 13 Desember 2019


Dosen Pendamping Ketua Pelaksana

Dian Iswandaru., S.Hut., M.Sc. Anggun Freshelia


NIDN. 0005078604 NPM. 1614151016

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dan Alumni Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat. M.P.


NIP. 196118 198902 1 002

Anda mungkin juga menyukai