A. Latar Belakang
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
mikroba jenis kapang atau jamur. Ragi yang digunakan dalam fermentasi tape
Pediococcus sp., tapi, tidak tertutup kemungkinan jenis lain juga terlibat.
Berbagai jenis fungi yang bekerja dalam proses fermentasi tape. Dari
setiap jenis memiliki fungsi yang berbeda dalam melakukan aktivitasnya. Oleh
tape ini.
berikut ini :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan ragi tape yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan tape ketan yang baik dan benar.
tape
Kegunaan dari praktikum kali ini adalah mahasiwa mampu dan tahu
bagaimana cara membuat ragi dan tape ketan yang baik dan benar dan bisa
A. Ragi Tape
Ragi tape merupakan substrat bagi berbagai jenis mikroba yang terbuat
dari campuran tepung beras dengan berbagai macam bumbu antara lain
laos, kayu manis, bawang putih dan cabe. Peranan bumbu dalam ragi belum
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter
untuk membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat
Ragi tape yang sering kita jumpai dipasar merupakan adonan khusus
berbagai macam bumbu (kayu manis, bawang putih, laos, dan jahe). Bumbu-
bumbu ini dapat bersifat senyawa anti mikroba yang mampu mengurangi
jumlah mikroba non khamir, sebagai sumber nutrien dan sebagai pembentuk
rasa dan aroma pada produk tape. Kualitas tape sangat tergantung pada
kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi anaerob, jenis bahan yang
B. Tape
yang diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagai hasil fermentasi
Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan,
tape tape singkong, tape beras, ubi jalar dan tape sukun,akan tetapi
kebanyakan tape yang sering di kenal atau popular adalah tape singkong dan
tape ketan. Ciri-ciri tape yang baik dan bermutu yaitu harum, enak, lunak dan
sebagai berikut :
matang
lain(baskom). Lalu, air dari daun sager dituangkan ke atas ketan yang
7. Ketan yang sudah matang didinginkan hingga uapnya tidak ada (dingin)
8. Jika ketan sudah dingin, ragi yang sudah di haluskan di taburkan hingga
9. Ketan yang sudah diberi ragi, dimasukkan kedalam toples yang sudah
10. Jika ketan sudah mengeluarkan air atau bau yang sedap (kecut), berarti
3. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan
bahan ketan yang diolah secara fermentasi. Dalam proses fermentasi tape
tape ketan dengan mutu baik. Misalnya, dalam tahap pencucian yang
cita rasanya, hasil dari proses fermentasi juga sangat menentukan komposisi
kimia tape ketan. Tape ketan umumnya memiliki tekstur lembut, rasa manis,
sedikit asam, dan cita rasa yang khas karena mengandung sedikit alkohol.
Komponen utama dalam ketan sendiri adalah pati, yang dalam keadaan utuh
sangat sulit didegradasi dengan zat kimia maupun enzim. Bahkan, pati yang
berbagai bakteri asam laktat yang sangat dibutuhkan untuk fermentasi tape
ketan.
Fermentasi adalah salah satu reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem
organik sebagai donor dan akseptor elektron. Fermentasi tape ketan terjadi
dengan atau tidak ada oksigen. Tetapi, keberadaan oksigen dalam jumlah
Contoh dari teknologi fermentasi yang telah dikenali selama ini adalah
minuman beralkohol, nata de coco, roti, tempe, tauco, dan juga tape ketan.
karena bantuan khamir yang terdapat dalam ragi yang ditambahkan. Khamir
proses fermentasi tape ketan adalah hidrolisis pati menjadi maltosa dan
aroma yang khas serta beraroma sangat kuat. Fermentasi tape ketan yang
a) pH
b) Suhu
c) Oksigen
d) Substrat
enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan
Semakin lama tape itu dibuat , semakin kuat alkoholnya. Banyak ragi
yang terbentuk lembek. Sedangkan jumlah ragi yang terlalus sedikit dapat
Alat - alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
wadah - nampan
baki
berikut :
berikut:
d. Dicampurkan tepung beras dan kayu manis dalam wadah dan diaduk
hingga merata
timbangan
D. Perlakuan Praktikum
sebagai berikut:
Perlakuan 1 = A1B1
Perlakuan 2 = A1B2
Perlakuan 3 = A2B1
Perlakuan 4 = A2B2
E. Parameter Praktikum
Aroma
Tekstur
Rasa
Kenampakan
Warna
Aroma
Tekstur
kenampakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Perlakuan 1 = A1B1
Perlakuan 2 = A1B2
Perlakuan 3 = A2B1
Perlakuan 4 = A2B2
B. Pembahasan
tepung beras dengan penambahan bumbu bawang putih atau kayu manis.
Dimana penambahan bawang putih atau kayu manis ini diduga dapat
substrat bagi berbagai jenis mikroba yang terbuat dari campuran tepung beras
dengan berbagai macam bumbu antara lain laos, kayu manis, bawang putih
dan cabe. Peranan bumbu dalam ragi belum diketahui secara pasti. Diduga
bahan dasar yang dapat diolah menjadi tape. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Khazanah (2004) yang menyatakan bahwa semua bahan pangan
bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape tape
singkong, tape beras, ubi jalar dan tape sukun,akan tetapi kebanyakan tape
yang sering di kenal atau popular adalah tape singkong dan tape ketan.
oryzae. Kedua khamir tersebut adalah mikroba yang memegang peran utama
alkohol dan komponen pembentuk flavor. Hal ini sesuai dengan pernyataan
utama yang terjadi dalam proses fermentasi tape ketan adalah hidrolisis pati
dedak yang mungkin masih tertinggal sangat penting untuk dilakukan. Selain
optimal. Karena jika terlalu banyak atau terlalu sedikit berpengaruh terhadap
cita rasa tape. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana (2001), bahwa
banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila
tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang
fermentasi tape ketan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
memerlukan oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Istamar (2007), yang
ketan adalah pH,suhu, oksigen dan substrat. Dimana pH yang sesuai untuk
pertumbuhan khamir antara 1-2, suhu yang optimal bagi proses fermentasi
adalah 35ºC dan 40ºC, dalam proses fermentasi menggunakan oksigen yang
Istamar (2007), yang menyatakn bahwa mikroba tertentu dapat tumbuh pada
rendah yaitu antara 1-2. Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan
optimal pada proses fermentasi yaitu 35°C dan 40°C. Bila produksi alkohol
yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat
ragi buatan sendiri menunjukkan kenampakan yang ada air dan tidak ada
hasil kenampakan ada jamur dan ada air (baik). Jamur yang terdapat pada
tape. Hal ini sesuai dengan Penuntun Praktikum (2013) yang menyatakan
ini merupakan warna dari tepung beras yang ditambahkan bawang putih
sehingga tak ada bahan tambahan yang kemudian dapat merubah warna
tepung beras yang berwarna putih. Aroma yang dihasilkan berupa aroma
tepung dan aroma bawang putih sebab bahan yang digunakan adalah tepung
beras yang ditambahkan dengan filtrat dari bawang putih yang telah
tercipta akibat adanya tahap penghilangan kadar air selama beberapa hari
hingga kadar airnya hilang sehingga tekstur menjadi keras. Kenampakan yang
dihasilkan adalah adanya sebagian dari ragi yang dibuat ditumbuhi oleh
diperlihatkan pad hasil pembuatan ragi tape terlihat bahwa pada perlakuan
dengan 15 ml bawang putih pada 85 gram tepung beras masih belum cukup
untuk menghasilkan ragi tape yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Setropeloh (2009), bahwa Ciri-ciri ragi yang masih baik antara lain berwarna
putih, butir-butir kecil dan bersih, tidak berjamur dan kering/tidak lembab.
hasil yang berbeda pada aspek perlakuan pembasuhan tangan dengan atau
tanpa daun katuk. Pada perlakuan dengan daun katuk menunjukkan aroma
yang khas tape, berair, bertekstur lunak, dan mempunyai rasa yang manis
serta khas tape. Rasa yang manis dan aroma alkohol serta tekstur lunak ini
dan diubah menjadi alkohol sehingga zat terlarut dalam tape meningkat dan
menunjukkan adanya jamur pada permukaan tape. Adanya jamur ini dapat
yang masih berada pada tahap pemecahan pati menjadi gula sederhana oleh
menyulitkan bagi jamur untuk mengurai kandungan pati pada beras ketan.
Sedangkan, pada perlakuan tanpa katuk hampir sama dengan yang memakai
katuk namun pada parameter aroma perlakuan ini menunjukkan aroma yang
berbau busuk dan tidak beraroma alkohol. Hal ini dapat disebabkan karena
adanya kontaminasi pada wadah serta wadah yang tidak tertutup rapat
(1978) bahwa tape mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan
kadang-kadang asam. Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh
hasil yang berbeda pada perlakuan dengan atau tanpa pembasuhan ekstrak
daun katuk. Pada perlakuan dengan basuhan daun katuk menunjukkan hasil
aroma yang berbau alkohol khas tape, tidak ada jamur, tekstur yang lunak
dan memiliki rasa khas tape. Dari hasil tersebut menunjukkan tape yang
dihasilkan berhasil sebab telah terjadi perombakan pati menjadi gula dan
alkohol ditandai dengan tekstur lunak dan aroma khas tape yaitu beraroma
adanya aroma busuk dan jamur pada permukaan serta tidak adanya
bahwa ragi buatan yang dibuat sebelumnya dapat digunakan untuk membuat
tape ketan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Srimaryati (1978) bahwa tape
asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tape. Mula-
mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan
menjadi alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asan-
asam organic
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
1. Pembuatan ragi tape yang baik dan benar yaitu dengan mengondisikan
2. Pembuatan tape yang baik dan benar yaitu menggunakan air perasan daun
B. Saran