PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam semesta. Selain
itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang, dan akar sehingga mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses
fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi
tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh
mahkluk hidup lain (Ferdinand, 2009:23).
Pada Tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu tumbuh-
tumbuhan berbiji keping satu atau monokotil dan tumbuh – tumbuhan berbiji keping dua atau
dikotil.Hal yang melatar belakangi praktikum ini dikarenakan kurangnya pemahaman
mahasiswa dalam memahami struktur morfologi, anatomi, dan histologi sistem organ pada
tumbuhan.
1.2 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan yang ada di dunia ini banyak macam dan jenisnya. Secara kasat mata, tumbuhan
dapat dibagi menjadi tumbuhan yang menghasilkan biji dan tumbuhan yang tidak menghasilkan
biji. Tumbuhan biji disebut juga spermatophyta yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri
dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua
(dikotil).Secara morfologi, biji dapat dibedakan menjadi dua, apakah biji yang dihasilkan oleh
tumbuhan tersebut berupa biji belah atau bukan. Karena karekteristik dari suatu biji sangatlah
mempengaruhi morfologi dan anatomi akar, batang, dan daun yang akan dibentuk pada waktu
pertumbuhan.
Semua tumbuhan yang termasuk dalam filum Angiospermae atau tumbuhan berbiji
tertutup berkembang sejak 100 juta tahun yang lalu. Dengan adanya berkas pengangkutan yang
lebih efisien dan dua karakteristik kunci yang unik, yaitu bunga dan buah,tumbuhan ini cepat
mengalami diversifikasi. Sekarang, hampir 75% dari semua tumbuhan adalah tumbuhan berbunga
dan jumlahnya lebih dari 350.000 spesies. Angiospermae mempunyai habitus bervariasi dari mulai
dari yang kecil, tidak berbatang, sampai yang berupa pohon yang tinggi, serta beerbagai habitat
termasuk habitat akuatik. Penyebaran polle dan biji, banyak dilakukan oleh angin dan hewan.
Angiospermae mempunyai ciri-ciri antara lain menghasilkan bii sebagai alat
perkembangbiakan generatifnya, biji tertutup oleh daun buah, dan membentuk bunga yang
sebenarnya. (Mohammad Natsir, 1993:111). Filum Angiospermae ini dibagi menjadi dua kelas,
yaitu kelas monokotil (berbiji tunggal) dan kelas dikotil (berbiji belah).
1. Tumbuhan Monokotil.
Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar
tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat
berbagai nama seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
Tumbuhan monokotil ada yang berupa tumbuhan akuatik (misalnya, enceng gondok),
semi akuatik (misalnya, genjer), epifit (misalnya, anggrek), semak berdaging (pisang), terna
berkayu yang memanjat atau liana (rotan), dan pohon (bambu, kelapa). (Hartono Sunardi,1996:1).
Jenis – jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri –
ciri berikut:
Berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut dengan
diameter akar satu dengan lainnya relatif sama. Hal ini disebabkan karena tidak
mempunyai akar adventif yang tumbuh dari batang dekat permukaan tanah dan
Daun kebanyakan tunggal, jarang yang majemuk, bertulang daun sejajar atau
Bunga berbilang tiga dan kelipatannya, kelopak dan mahkota kadang-kadang tidak
dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga. Bentuk perhiasan bunga yang sama
tersebut dapat berbentuk seperti sepal (sepaloid) atau petal (petaloid) saja. Pada
bahkan sampai tidak ada sama sekali. Bunga tumbuhan monokotil pada umumnya
terdapat juga anggota yang benang sarinya tereduksi menjadi tiga atau kurang.
Buah denagn biji yang mempunyai endosperm, jarang tidak, lembaga mempunyai
daun lembaga yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm untuk
Baik akar maupun pucuk batang dilindungi oleh suatu sarung, pelindung akar
koleoptil. Pada waktu perkecambahan sarung yang merupakan pelindung tadi akan
384)
b. Ciri-ciri anatomi:
Embrio pada tumbuhan monokotil hanya memounyai keping biji (kotiledon) satu
mempunyai batasan korteks yang jelas. Kambiumnya tidak terbentuk pada batang
sehingga diameter batang pada sebagian besar anggota tumbuhan monokotil tidak
Akar mempunyai sruktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan
silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang
melintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan merupakan pintu
masuknya air dari bagian luar akar ke dalam berkas-berkas pengangkutan. Karena
tidak ad kambium, akar tidak bertambah besar, tidak ada pembentukan jaringan
Perkecualian atau penyimpangan dari ciri-ciri yang telah disebutkan di atas terdapat pada
berbagai jenis tumbuhan pada berbagai jenis tumbuhan yang termasuk Monocotyledoneae.
Misalnya, terdapat batang yang berkambium, bercabang-cabang tanpa ada buku-buku atau ruas
batang yang jelas seperti terdapat pada warga suku Liliaceae (Dracaena, Pleomele ), adanya daun-
daun dengan susunan tulang menjari atau menyirip pada palma (Palmae). Sifat-sifat tersebut
ditambah dengan ditemukannya sifat-sifat yang khas Monocotyledoneae. (bunga yang berbilang
3) pada kelompok-kelompok Dicotyledoneae tertentu. (Gembong Tjitrosoepomo, 2007:384).
Contoh tumbuhan monokotil:
a. Suku anggrek-anggrekan, contoh: vanili, anggrek scorpion, anggrek merpati.
b. Suku padi-padian (Giaminae), contoh: padi, jagung, tebu, rumput.
c. Suku pinang-pinangan (palmae), contoh: salak, palem, kelapa, sagu.
d. Suku bawang-bawangan (Alliaceae)
e. Suku pisang-pisangan (Musaceae), contoh: pisang raja, pisang manila.
2. Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan
berbunga yang memiliiki ciri khas yng sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:
dun yang terbentuk pada embrio). Terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar
anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan sistem Crouquist mengakui kelompok ini sebagai
takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan
akhiran –aceae dalam nama Magnoliopsida dengan akhiran –opsida. Kelas Magnoliopsida dipakai
sebagai nama takson bagi tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang
dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas
Dicityledoneae (kelas “tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”).Tumbuh-
tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu, maupun pohon-
pohon yang mempunyai ciri-ciri:
1) Ciri-ciri morfologi:
Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga
dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak
mempunyai pelindung yang khusus.
Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-
cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan
buku-buku yang tidak jelas.
Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
Daun tunggal atau majemuk, sering kali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang
mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menjari atau menyirip. (Gembong
Tjitrosoepomo, 2007:99)
Pada cabang-cabang ke samping sering kali terdapat 2 daun pertama yang letaknya
tegak lurus pada bidang mediandi kanan kiri cabang tersebut.
Bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
2) Ciri-ciri anatomi:
Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hinga akar maupun batangnya
memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
Pada akar sifat berkas pengangkutannya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan
pertumbuhan menebal. Xylem pada akar tumbuhan dikotil terletak di pusat akar dengan
kaliptra tiddak jelas.
Batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas.
Struktur primer batang dikotil dibangun oleh jaringan-jaringan primer seperti epidermis,
korteks, stele (silinder pusat). Stele tersebut disusun oleh xylem,floem,kambium vaskuler,
dan empelur.
Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xylem di sebelah
dalam dan floem di sebelah luar. Diantara keduanya terdapat kambium. Jadi, berkas
pengangkutannya bersifat koleteral terbuka kambium. Jadi, berkas pengangkutannya
bersifat koleteral terbuka, kadang-kadang bikoleteral.
Hipodermis batang dikotil berupa kolenkim, mempunyai jari-jari empelur, dan dapat
dibedakan antara empelur dan korteks.
a) Tidak mempunyai akar tunggang antara lain tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam suku
Nymphaeceae. Piperaceae.
b) Daun dudknya berseling, misalnya beberapa marga yang tergolong dalam suku
Annonaceae.
Penyimpangan dari sifat-sifat anatomi pun terdapat, misalnya: berkas pengangkut dalam
1. Mangga
2. Rambutan
3. Belimbing
4. Beringin
5. Jati
6. Mahoni
7. Kedelai
8. Ketela pohon
9. Jambu
BAB III
METODE PENELITIAN
TADULAKO
Alat merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu, berupa benda.
Sedangkan bahan adalah sesuatu yang diperlukan dan merupakan bagian dari sesuatu yang akan
dibuat
1.2.1 Alat
Mikroskop
Gelas obyek
Gelas penutup
Pipet
silet
1.2.2 Bahan
Bayam
Jarak
Rumput Teki
Bunga kertas
Kembang Sepatu
Siapkan mikroskop
Siapkan irisan melintang akar, batang, dan daun dari tanaman monokotil
Mematikan mikroskop
BAB IV
PEMBAHASAN
– Mempunyai kambium
– Letak xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)
Secara morfologi, kayaknya antara dikotil dan monokotil tidak ada bedanya. Cuma,
tanaman monokotil akarnya serabut dan tanaman dikotil akarnya tunggang.floem di luar (dengan
kambium sebagai pembatas)
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada
pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk
akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang
fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan
bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun
demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya
pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang
terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan
tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada
tumbuhan monokotil.
Daun pada banyak dikotil (dan sebagian monokotil) bersifat dorsiventral, yaitu
memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis.
1.Epidermis atas
terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula,
dan tidak mengandung kloroplas Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas.
2.Mesofil Palisade.
Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak
sempit, sel–sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel–sel persegi memanjang ke arah
epidermis. Masing– masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada system yang telah terbentuk
dari ruang antar sel melalui jaringan ini.
Terdiri dari sel berdinding Tipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang
antar sel. Kloroplas ada di sel–sel ini, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan
sel palisade.
4.Epidermis bawah,
serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata
terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity.
5.Sistem vaskular.
Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke arah
permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di bawah benang
vaskuler,m di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel–sel
kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau
trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan
dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang,
tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh
terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
1. Bentuk akar
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada penelitian struktur akar, batang, dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil
dapat saya simpulkan bahwa akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil dengan tumbuhan
monokotil mempunyai struktur yang berbeda. Selain itu tumbuhan dikotil dan monokotil
mempunyai perbedaan secara fisik.
Perbedaan ciri fisik itu meliputi : bentuk akar, bentuk sumsum atau pola tulang daun,
kaliptrogen atau tudung akar, jumlah keping biji/katiledon, kandungan akar dan batang, jumlah
kelopak bunga, pelindung akar dan batang lembaga, pertumbuhan akar dan batang.
SARAN
Dalam percobaan ini diharapkan untuk kedepannya lebih dapat memaksimalkan waktu
yang ada dan dalam proses persiapan preparat dilakukan dengan lebih teliti dan rapi.
DAFTAR PUSTAKA
https://cityezen86.wordpress.com/2012/05/25/laporan-struktur-akarbatangdaun-tumbuhan-
monokotil-dan-dikotil/
Syamsuri,Istamar,dkk.2004.BIOLOGI UNTUK SMA KELAS XI.Jakarta:Erlangga.