Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

“PEMBUATAN MEDIUM AGAR”

Disusun Oleh

Nama : Tressia Febri Anggreni

NPM : E1G018051
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : IV (Empat)
Hari/Tanggal : Jum’at/5 April 2019
Dosen : 1. Tuti Tutuarima,STP.M.Si
2. Ir. Hasanudin , M.SC
Koass : Yullya Indah Pangesti ( E1G016036)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam melakukan percobaan ini kita tahu tentang cara mengenal dan mebuat
beberapa media pertumbuhan mikroba, telebih dahulu kita harus menumbuhkan
atau membiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang biak
dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan
oleh manusia diantaranya melalui media. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana
yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya.

Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi


bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya. Karena itu, untuk melihat dengan
jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau
piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril,
artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba
lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.

Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan


(murni) digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat
makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba
tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat,
media setengah padat, media cair
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa Mengenal jenis-jenis media untuk pertumbuhan
mikroorganisme berdasarkan komposisinya.
2. Mahasiswa mampu menyiapkan media untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen.
Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia
(Khaeruni dan Satrah, 2017).
Medium adalah suatu bahan terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara
(nutrien) yang digunakan menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Selain itu, medium dapat dipergunakan pula untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan penghitungan jumlah
mikroorganisme. Hal ini erat kaitannya dengan postulat koch; untuk menetapkan
suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus  terlebih dahulu harus
mendapatkan mikroba dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki sifat-
sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium  (perbenihan)
sebagai tempat tumbuh dan  isolasi mikroorganisme. Makhluk hidup
menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk padat, tetapi ada juga
yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair (larutan). Bila
jasad hidup menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padaat digolongkan
tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan nutrien dalam bentuk cairan
tergolong dalam tipe holofitik. Namun ada hidup holofitik dapat juga
menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat, tetapi bahan tersebut dicerna
dahulu diluar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler ( (Waluyo,2008)
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme.
unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti
senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk, 2014).
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat
hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran
nutrisi atau zatzat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat
juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba (tim penyusun, 2016)
Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penamaan. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu
medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam
medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan
bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan
pemadat. Bahan pemadat dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar.
Agar-agar paling umum digunakan. Jumlah bahan pemadat pada medium semi
solid setengahnya dari medium padat. Pada medium padat jumlah agarnya 1,5% -
1,8% (Ammi, 2009).
BAB III

METODELOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)

 alat  Bahan
1. 200 g Kentang atau 40 g potato 1. Gelas piala 1 liter
extract 2. Gelas piala 200 ml
2. 20 g sukrosa 3. Gelas erlemeyer 250 ml
3. 17,5 tepung agar 4. Tabung reaksi
4. 1 liter aquades 5. Autoklaf
5. Kertas pH 6. Penangas
6. HCl atau asam asetat 7. Batang pengaduk
7. KOH dan NaOH 8. Pisau
9. Kain sorong
10. Corong 7,5 cm
11. Timbangan
12. Pipet ukur

3.1.2. Medium Nutrient Agar (NA)

 Alat  Bahan
1. 3 g ekstrak daging 1. Gelas piala 1 liter
2. 5 g pepton 2. Gelas piala 200 ml
3. 17,5 g tepung agar 3. Gelas erlemeyer 250 ml
4. 1 liter aquades 4. Tabung reaksi
5. Kertas pH 5. Autoklaf
6. HCl atau asam asetat 6. Penangas
7. KOH atau NaOH 7. Batang pengaduk
8. Pisau
9. Kain saring
10. Corong 7,5 cm
11. Timbangan
12. Pipet ukur
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
1. Memasukkan agar, ektrak daging , pepton dan aquades ke dalam gelas piala,
mengaduk hingga larutan menjadi homogen, memanaskan hingga mendidih.
2. Menambah air yang hilang akibat penguapan sehingga air tetap bervolume
1000 ml
3. Menyaring dengan kain saring
4. Mengukur pH , jika kurang dari 7 menambahkan NaOH atau KOH jika lebuh
dari 7 menambahkan HCl atau asam asetat.
5. Memasukan medium kedalam gelas erlemeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan
6. Membungkus tabung dengan kertas dan memasukan ke dalam autoclave
7. Mensterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm dengan suhu 1210C
selama 20-30 menit.
8. Menunggu hingga dingin.dan menyimpan dalam suhu ruang.
3.2.2. Medium Nutrient Agar (NA)
1. Semua bahan dimasukan dalam gelas piala, mengaduk hingga larutan
menjadi homogen, memanaskan hingga mendidih.
2. Menambah air yang hilang akibat penguapan sehingga air tetap bervolume
1000 ml
3. Menyaring dengan kain saring
4. Mengukur pH , jika kurang dari 7 menambahkan NaOH atau KOH jika
lebuh dari 7 menambahkan HCl atau asam asetat.
5. Memasukan medium kedalam gelas erlemeyer atau tabung reaksi yang
telah disterilkan
6. Membungkus tabung dengan kertas dan memasukan ke dalam autoclave
7. Mensterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm dengan suhu 121 0C
selama 20-30 menit.
8. Menunggu hingga dingin.dan menyimpan dalam suhu ruang.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1. Tabel pengamatan

Medium PDA dalam Tabung Medium NA dalam Tabung erlemeyer


erlemeyer

4.2. Bahan Diskusi

1. Perbedaan mendasar antara medium PDA dan medium NA adalah bahan


utamanya yang digunakan, pada pembuatan NA bahan utama yang digunakan
adalah ekstrak daging, sedangkan pada pembuatannya PDA bahan utama yang
digunakan adalah kentang dan glukosa. Media NA kebanyakan digunakan
untuk menumbuhkan bakteri, sedangkan PDA kebanyakan digunakan untuk
menumbuhkan cendawan dan jamur. Selain bahan baku perbedaan antara PDA
dan NA adalah warna nya. Dimana PDA memiliki warna kuning pucat.
Sedangkan NA bewarna sedikit lebih orange dari PDA
2. Selain dua cara di atas terdapat beberapa cara membuat medium untuk
menumbuhkan mikroorganisme.
A. Lactose Broth
 Alat & Bahan

 Bahan 6. Kompor listrik


1. Lactose Borth powder 7. Neraca analitik
oxoid CMO 137 8. Gelas beaker
2. Aquades 9. Autoclave
3. Kertah pH 10. Bola hisap
4. Kertas buram 11. Gelas ukur
 Alat 12. Kapas berlemak
1. Alumunium foil 13. Api bunsen
2. Tabung reaksi 14. Etiket
3. Spatel 15. Pengaduk kaca
4. Tabung durham 16. Tissue
5. Benang pulung 17. Pipet ukur
18. Erlemeyer

 Prosedur kerja
1. Menimbang bubuk laktose borth powder oxoid CMO 137
2. Memasukan kedalam erlemeyer yang berbeda
3. Menambahkan aquades dan mengaduk hingga homogen
4. Memanaskan diatas kompor listrik, larutan dipanaskan sampai larut
sempurna
5. pH larutan diukur dengan menggunakan pH stik (pH = 6,9)
6. Memasukan tabung durham kedalam tabung reaksi
7. Menempel media kedalam tabung menggunakan pipet ukur yang
ukurannya 10 ml
8. Menutup tabung dengan ibu jari kemudian membolak balik agar tabung
durham terisi penuh
9. Menutup tabung dengan kapas berlemak, dibungkus alumunium foil dan
diikat dengan benang pulung
10. Mensterilkan dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit
11. Media siap digunakan.

B. EMBA(Eosin Methylene Blue Agar)


 Alat dan bahan

 Bahan
1. Peptone 10,0g/L
 Alat
2. Lactose 10,0 g/L
1. Erlemeyer
3. Dipotassium hydrogen
2. Petridish
pospate 2,0 g/L
3. Inkubator
4. Etosin 0,4 g/L
4. Gelas beaker
5. Methylene Blue 0,065 g/L
5. Batang pengaduk
6. Agar 15,0 g/L

 Prosedur kerja
1. Memastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan
2. Menimbang media serbuk EMBA sesuai dengan volume yang dibuat
3. Memindahkan media serbuh EMBA kedalam gelas beaker lalu
menambahkan aquades dengan volume, lalu dipindahkan ke dalam
erlemeyer
4. Menghomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan
5. Pelarutan tidak boleh sampai medidih
6. Mengecek pH larutan sesuai petunjuk media
7. Memperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media
8. Menambahkan NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa maka
tambahkan HCl.
9. Menstrilkan suhu kurang lebih 1210C , selama 15 menit. Lalu masukan
petridish steril yang sudah dsterilkan, lalu biarkan media membeku dengan
sempurna
10. Masukan media kedalam inkubator dengan suhu kurang lebih 3500C,
selama 24 jamuntuk kualitas media, dengan posisi terbalik, dan simpan
pada suhu 400C-800C untuk menyimpan medianya.

C. NB (Nutrient Broth
 Alat & bahan

 Bahan  Alat
1. Nutrient broth 8 gram 1. Neraca analitik
2. Aquades 1000 ml 2. Alumunium foil
3. Hotplate stirer
4. Magnetic stirer
5. Autoclave
6. Spatula
7. Gelas ukur
8. Erlemeyer
9. Kapas

 Prsedur kerja
1. Menimbang natrium broth diatas alumunium foil
2. Menyiapkan aquades didalam erlemeyer 1 liter
3. Menuangkan NB ke dalam erlemeyer secara perlahan
4. Mengaduk secara terus menerus dengan menggunakan maqnetitic stirer
5. Apabila campuran telah homogen tutup erlemeyer dengan kapas, lalu tutu
kembali menggunakan kapas dan karet
6. Memasukan kedalam autoclave, dan nyalakan pada suhu 1210C selama 15
menit
7. Lalu matikan autoclave dan dinginkan hingga suhu 1000C
8. Mengeluarkan larutan yang telah steril dari autoclave
9. Mendinginkan dengan cara ditempat yang dingin
D. TryptoneSoya Agar (TSA)
 Alat & bahan

1. TSA 40 g 4. Tabung reaksi


2. Aquades 100 ml 5. Autoclave
3. Erlemeyer 6. Cawan petridish

 Prosedur kerja
1. Larutkan sebanyak 40 g dalam 1 liter aquades , lalu masukan kedalam
erlemeyer. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 15
menit.
2. Tuang media ketabung reaksi (miring) dan kedalam cawan petridis (agar
petri)
3. Setelah mengera inkubator selama 24 jam pada suhu 360C

E. Tryptone Soya Broth (TSB)


 Alat & bahan

 Alat  Bahan
1. Tabung reaksi 1. TSB 30 g
2. Erlemeyer 2. Aquades 1000 ml
3. Autoclave

 Prosedur kerja
1. Melarutkan 30 g TSB kedalam 1 liter aquades, lalu masukan kedalam
erlemeyer
2. Mendiamkan media dan tidak boleh dihomogenkan
3. Memasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
4. Sterilkan media didalam autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit
5. Setelah itu menginkulasi media dalam suhu ruang sampai saat digunakan.
BAB V

PEMBAHASAN

Pada paktikum ini kami melakukan cara pembuatan media tanam untuk
mikroorganisme yaitu PDA dan NA. Pembuatan medium PDA menggunakan
ekstrak daging sedangkan NA menggunakan kentang untuk bahannya, pada kedua
medium sama-sama di campur dengan agar. Selain PDA dan NA terdapat
beberapa cara tanam media yang lainnya seperti Lactose Broth, EMBA, NB, TSA,
dan TSB.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dengan menggunakan agar sebagai pemadat.
Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah
membeku sehingga bentuk dari medium ini yaitu padat. Dalam hal ini ekstrak
daging digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber nutrisi yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna orange. berdasarkan
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya berbahan
daar kentang .Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai nutrisi
dan penambahan glukosa pada PDA, agar sebagai bahan pemadat medium dan
aquadest sebagai pelarut .
Seperti menurut (Khaeruni dan Satrah, 2017) Medium adalah suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba termaksud bakteri pathogen. Dimana pada PDA dan NA
nutrisi yang dimasukan kedalam medium adalah Ekstrak daging dan air rebusan
kentang sebagai makanan atau nutrisi dari mikroorganisme yang akan dibuat.
Menurut Haribi (2008), adapun macam-macam media pertumbuhan yang
digunakan untuk kultur mikroba berdasarkan bentuk adalah Media Cair (Liquid
Media), yaitu media yang berbentuk cair seperti Semi Solid Media. Media ini
digunakan untuk uji motilitas, karena teksturnya yang setengah padat akan
memudahkan pergerakan bakteri. Media ini dibuat di tabung dengan posisi tegak.
Media Padat, yaitu media yang berbentuk padat, media ini dapat berbentuk media
organic. Praktikum kami bentuk dari media yang digunakan yaitu yang berbentuk
padat dimana setelah proses pembuatan PDA dan NA yang masih berbentuk cair
di masukan kedalam erlemeyer kemudian didinginkan pada suhu ruangan
sehingga berbentuk padat.
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari praktikum acara ini dapat disumpulkan bahwa:

1. Jenis media tumbuh untuk mikroorganisme antara lain yaitu, bentuknya.


Dari bentuk dapat di bagi kembali menjadi: padat, semi padat, dan cair.
Berdasarkan komposisinya yaitu media alami, media semi sintesis, dan
media sintesis.
2. Media pertumbuahn mikroorganisme memiliki banyak cara seperti PDA,
NA, TSA,TSB, NB, MRSA,PCA dan masih banyak lagi dengan
penggunaan nutrisi dan cara pembuatan yang berbeda pula
6.2. Saran

Disarankan untuk praktikan melakukan sterilisasi dengan teliti pada saat


membungkus alat menggunakan kertas. Jika saat sterilisasi tidak dilakukan
dengan benar akan menyebabkan mikroorganisme akan sulit tumbuh pada media.
DAFTAR PUSTAKA

Ammi, Yanti.2013. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi. Jurnal Mikrobiologi.


1(1):1.

Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Suardani, Dkk. 2014. Identifikasi E Colli 0157:H7 dari Feses Ayam dan Uji
Profil Hemolisisinya Pada Media Agar Darah. Jurnal kedokteran hewan.
Vol 8. No. 1.

Tim penyusun. 2016. Diktat Mikrobiologi dasar.Fakultas farmasi; universitas


sanata dharma

Waluyo,Lud.2008.Mikrobiologi Umum.UMM Press:Malang

Anda mungkin juga menyukai